Kumpulan Amalan Ringan #31: Membaca Surah Al-Ikhlas (Sepertiga Al-Qur’an)

Apa yang dimaksud membaca surah Al-Ikhlas sama dengan sepertiga Al-Quran? Apakah membacanya tiga kali berarti khatam Al-Quran?

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ رَجُلاً سَمِعَ رَجُلاً يَقْرَأُ ( قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ ) يُرَدِّدُهَا ، فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ ، وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – « وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ»

Dari Abu Sa’id Al-Khudri bahwa seorang laki-laki mendengar seseorang membaca dengan berulang-ulang ’Qul huwallahu ahad’. Tatkala pagi hari, orang yang mendengar tadi mendatangi Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut dengan nada seakan-akan merendahkan surah al Ikhlas. Kemudian Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya surah ini sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Bukhari, no. 6643) [Ada yang mengatakan bahwa yang mendengar tadi adalah Abu Sa’id Al-Khudri, sedangkan membaca surah tersebut adalah saudaranya Qatadah bin Nu’man].

عَنْ أَبِى الدَّرْدَاءِ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَقْرَأَ فِى لَيْلَةٍ ثُلُثَ الْقُرْآنِ ». قَالُوا وَكَيْفَ يَقْرَأُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ قَالَ « (قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ) يَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ».

Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al-Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan, “Bagaimana kami bisa membaca seperti Al-Qur’an?” Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, “Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al-Qur’an.” (HR. Muslim, no. 1922)

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, dalam riwayat yang lainnya dikatakan, “Sesungguhnya Allah membagi Al-Qur’an menjadi tiga bagian. Lalu Allah menjadikan surah Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash) menjadi satu bagian dari 3 bagian tadi.” Lalu Al-Qadhi mengatakan bahwa Al-Maziri berkata, “Dikatakan bahwa maknanya adalah Al-Qur’an itu ada tiga bagian yaitu membicarakan (1) kisah-kisah, (2) hukum, dan (3) sifat-sifat Allah. Sedangkan surah Qul huwallahu ahad (surah Al-Ikhlash) ini berisi pembahasan mengenai sifat-sifat Allah. Oleh karena itu, surah ini disebut sepertiga Al-Qur’an dari bagian yang ada. (Syarh Shahih Muslim, 6:94)

Nantikan kumpulan amalan ringan berikutnya berserial, dan insya Allah akan menjadi sebuah buku.

Bahasan ini dikembangkan dari kitab “Al-Ajru Al-Kabir ‘ala Al-‘Amal Al-Yasir” karya Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Cetakan pertama, Tahun 1415 H, Penerbit Dar Ibnu Hazm.


Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Ingin tahu selengkapnya. 
Yuk KLIK: https://rumaysho.com/21145-kumpulan-amalan-ringan-31-membaca-surah-al-ikhlas-sepertiga-al-quran.html

Kumpulan Amalan Ringan #11: Puasa Syawal

Amalan ringan lainnya adalah melakukan puasa syawal, berikut keterangan singkat dan keutamaannya.

 

Dari Abu Ayyub radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ

 

Siapa yang melakukan puasa Ramadhan lantas ia ikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka itu seperti berpuasa setahun.” (HR. Muslim, no. 1164)

Imam Ibrahim Al-Baijuri rahimahullah memberikan alasan kenapa sampai puasa enam hari Syawal mendapatkan pahala puasa setahun, “Karena puasa satu bulan Ramadhan sama dengan berpuasa selama sepuluh bulan. Sedangkan puasa enam hari di bulan Syawal, itu sama dengan puasa selama dua bulan. Sehingga totalnya adalah berpuasa selama setahun seperti puasa fardhu. Jika tidak, maka tidak ada kekhususan untuk hal itu. Karena ingat satu kebaikan diberi ganjaran dengan sepuluh kebaikan yang semisal.”

Mengenai cara puasa Syawal, Imam Ibrahim Al-Baijuri menyebutkan, “Yang lebih afdal, puasa Syawal dilakukan muttashil, langsung setelah sehari setelah shalat ied (2 Syawal). Puasa tersebut juga afdalnya dilakukan mutatabi’ah, yaitu berturut-turut. Walaupun jika puasa tersebut dilakukan tidak dari 2 Syawal (tidak muttashil), juga tidak dilakukan berturut-turut (tidak mutatabi’ah), tetap dapat ganjaran puasa setahun. Termasuk juga tetap dapat ganjaran puasa Syawal walau tidak berpuasa Ramadhan (misalnya karena di Ramadhan punya udzur sakit), hal ini dikatakan oleh ulama muta’akhirin (ulama belakangan).” (Hasyiyah Asy-Syaikh Ibrahim Al-Baijuri, 1:579-580)

 

Cara melaksanakan puasa Syawal adalah:

  1. Puasanya dilakukan selama enam hari.
  2. Lebih utama dilaksanakan sehari setelah Idul Fithri, namun tidak mengapa jika diakhirkan asalkan masih di bulan Syawal.
  3. Lebih utama dilakukan secara berurutan namun tidak mengapa jika dilakukan tidak berurutan.
  4. Usahakan untuk menunaikan qadha’ puasa terlebih dahulu agar mendapatkan ganjaran puasa setahun penuh. Dan ingatlah puasa Syawal adalah puasa sunnah sedangkan qadha’ Ramadhan adalah wajib. Sudah semestinya ibadah wajib lebih didahulukan daripada yang sunnah.

 

Nantikan kumpulan amalan ringan berikutnya berserial, dan insya Allah akan menjadi sebuah buku.

 

  • Bahasan ini dikembangkan dari kitab “Al-Ajru Al-Kabir ‘ala Al-‘Amal Al-Yasir” karya Muhammad Khair Ramadhan Yusuf, Cetakan pertama, Tahun 1415 H, Penerbit Dar Ibnu Hazm.

Sumber https://rumaysho.com/19776-kumpulan-amalan-ringan-11-puasa-syawal.html

Amalan Ringan untuk Orang Sibuk (4)

SEKARANG kita akan melihat beberapa amalan ringan untuk orang sibuk namum tak kalah dari sisi pahala.

Amalan #04: Shalat Berjamaah di Masjid bagi Pria

Dari Anas radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada suatu malam mengakhirkan shalat Isya sampai tengah malam. Kemudian beliau menghadap kami setelah shalat, lalu bersabda, “Shalat jamaah lebih baik 27 derajat dibanding shalat sendirian.” (HR. Bukhari, no. 645 dan Muslim, no. 650)

Amalan #05: Memperbanyak Sujud (Memperbanyak Shalat Sunnah)

Madan bin Abi Thalhah Al-Yamariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsaubanbekas budak Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, lalu aku berkata padanya, Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga. Atau Madan berkata, Aku berkata pada Tsauban, Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah. Ketika ditanya, Tsauban malah diam.

Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Beliau bersabda,

Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu. Lalu Madan berkata, Aku pun pernah bertemu Abu Darda dan bertanya hal yang sama. Lalu sahabat Abu Darda menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku. (HR. Muslim, no. 488)

Hadits di atas menunjukkan keutamaan (fadhilah) memperbanyak shalat khususnya shalat sunnah. Itulah maksud memperbanyak sujud. Imam Nawawi rahimahullah berkata bahwa maksud memperbanyak sujud adalah memperbanyak sujud dalam shalat. (Syarh Shahih Muslim, 4:184)

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Amalan Ringan untuk Orang Sibuk (3)

SEKARANG kita akan melihat beberapa amalan ringan untuk orang sibuk namum tak kalah dari sisi pahala.

Amalan #03: Shalat Wanita di Rumah

Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik masjid bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka.” (HR. Ahmad, 6: 297. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan dengan berbagai penguatnya)

Istri dari Abu Humaid As-Saidi, yaitu Ummu Humaid pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, saya sangat ingin sekali shalat berjamaah bersamamu.” Beliau shallallahu alaihi wa sallam lantas menjawab,

“Aku telah mengetahui hal itu bahwa engkau sangat ingin shalat berjamaah bersamaku. Namun shalatmu di dalam kamar khusus untukmu (bait) lebih utama dari shalat di ruang tengah rumahmu (hujrah). Shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih utama dari shalatmu di ruang terdepan rumahmu. Shalatmu di ruang luar rumahmu lebih utama dari shalat di masjid kaummu. Shalat di masjid kaummu lebih utama dari shalat di masjidku ini (Masjid Nabawi).” Ummu Humaid lantas meminta dibangunkan tempat shalat di pojok kamar khusus miliknya, beliau melakukan shalat di situ hingga berjumpa dengan Allah (meninggal dunia, pen.). (HR. Ahmad, 6:371. Syaikh Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Namun jika wanita ingin melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutup aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang.

Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia.” (HR. Muslim, no. 442)

 

INILAH MOZAIK

Amalan Ringan untuk Orang Sibuk (2)

SEKARANG kita akan melihat beberapa amalan ringan untuk orang sibuk namum tak kalah dari sisi pahala.

Amalan #02: Dua Rakaat Shalat Sunnah Fajar

Dari Aisyah radhiyallahu anha; Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Dua rakaat fajar (shalat sunnah qabliyah shubuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim, no. 725).

Dalam lafal lain, Aisyah radhiyallahu anha berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam berbicara mengenai dua rakaat ketika telah terbit fajar shubuh, “Dua rakaat shalat sunnah fajar lebih kucintai daripada dunia seluruhnya.” (HR. Muslim, no. 725).

Hadits terakhir di atas juga menunjukkan bahwa shalat sunnah fajar yang dimaksud adalah ketika telah terbit fajar shubuh. Karena sebagian orang keliru memahami shalat sunnah fajar dengan mereka maksudkan untuk dua rakaat ringan sebelum masuk fajar. Atau ada yang membedakan antara shalat sunnah fajar dan shalat sunnah qabliyah shubuh. Ini jelas keliru.

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Shalat sunnah Shubuh tidaklah dilakukan melainkan setelah terbit fajar Shubuh. Dan dianjurkan shalat tersebut dilakukan di awal waktunya dan dilakukan dengan diperingan. Demikian pendapat Imam Malik, Imam Syafii dan jumhur (baca: mayoritas) ulama.” (Syarh Shahih Muslim, 6:3)

 

INILAH MOZAIK

Amalan Ringan untuk Orang Sibuk (1)

SEKARANG kita akan melihat beberapa amalan ringan untuk orang sibuk namum tak kalah dari sisi pahala.

Amalan #01: Dua Rakaat Shalat Sunnah Wudhu

Dari Uqbah bin Amir Al-Juhaniy radhiyallahu anhu; ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang berwudhu dan menyempurnakan wudhunya, lalu shalat dua rakaat dengan sepenuh hati dan jiwa melainkan wajib baginya (mendapatkan) surga.” (HR. Muslim, no. 234)

Dari Utsman bin Affan radhiyallahu anhu; ia berkata, “Barangsiapa yang berwudhu seperti wudhuku ini kemudian berdiri melaksanakan dua rakaat dengan tidak mengucapkan pada dirinya, maka dia akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari, no. 160 dan Muslim, no. 22)

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan shalat dua rakaat setelah berwudhu meskipun pada waktu yang dilarang, hal itu dikatakan oleh Syafiiyyah.” (Al-Fatawa Al-Kubra, 5:345)

Zakariya Al-Anshari dalam kitab Asna Al-Mathalib (1:44) mengatakan, “Dianjurkan bagi yang berwudhu, shalat dua rakaat setelah wudhu pada waktu kapan pun.”

 

INILAH MOZAIK