4 Keutamaan Ayat Kursi

Sudah tahukah Anda keutamaan ayat kursi?

Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”

Di dalamnya terdapat pemaparan 3 macam tauhid: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid nama dan sifat Allah.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, “ayat kursi ini memiliki kedudukan yang sangat agung. Dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa ia merupakan ayat teragung yang terdapat dalam Al-Quran” (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim).

Banyak sekali keutamaan dari ayat kursi. Penulis akan memaparkan beberapa saja dari keutamaan dari ayat kursi.

Ayat yang Paling Agung dalam Al-Quran

Sebagaimana yang ada pada pertanyaan yang diajukan oleh Rasulullah kepada Ubay bin Ka’ab, “Ayat mana yang paling agung dalam kitabullah?” Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dada Ubay kemudian berkata, “Wahai Abu Mundzir, semoga engkau berbahagia dengan ilmu yang engkau miliki.” (HR. Muslim).

Ayat Kursi dikategorikan sebagai ayat yang paling agung karena di dalamnya terdapat nama Allah yang paling agung, yaitu Al Hayyu dan Al Qayyum. Namun ulama berselisih pendapat manakah nama Allah yang paling agung.

Keagungannya Melebihi Langit dan Bumi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi (karena di dalam ayat tersebut telah mencakup Nama dan Sifat Allah)”

Sufyan ats-Tsauri berkata, “Sebab ayat kursi merupakan (salah satu) kalamullah (perkataan Allah), sedangkan kalamullah itu lebih agung dari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi” (HR. At-Tirmidzi)

Salah Satu Bacaan Dzikir Sebelum Tidur

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi” (HR. Al-Bukhari).

Jadikanlah ayat kursi sebagai dzikir rutin yang dibaca ketika hendak tidur. Selain itu, ayat kursi juga termasuk bacaan dzikir pagi dan petang.

Salah Satu Sebab Masuk Surga

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa-i, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Beberapa hadits di atas menunjukkan keutamaan Ayat Kursi. Apabila kita merutinkannya, maka kita akan mendapatkan keutamaan yang sangat banyak. Hendaknya setiap muslim bersemangat untuk hal yang bermanfaat bagi dirinya, terkhusus untuk akhiratnya. Ayat Kursi sendiri bukanlah ayat yang panjang dan sulit untuk dihapal. Semoga Allah mudahkan kita untuk mengamalkannya. Wallahul Muwaffiq.

***

Referensi: Terjemahan tafsir ayat kursi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

Penulis: Wiwit Hardi P.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/24531-4-keutamaan-ayat-kursi.html

Pelajaran dari Hadis tentang Ayat Kursi

Perlu diketahui bahwa dahulu sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ternyata pernah diberikan sebuah ilmu dari setan dari kalangan jin. Beliau radhiyallahu ‘anhu diajarkan suatu ayat dan diberikan faedah jika membaca ayat tersebut. Mari kita simak hadis selengkapnya sebagai berikut.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

وكَّلَني رسولُ اللَّهِ ﷺ بحِفْظِ زَكَاةِ رمضانَ، فَأَتَاني آتٍ، فَجعل يحْثُو مِنَ الطَّعام، فَأخَذْتُهُ فقُلتُ: لأرَفَعَنَّك إِلى رسُول اللَّه ﷺ، قَالَ: إِنِّي مُحتَاجٌ، وعليَّ عَيالٌ، وَبِي حاجةٌ شديدَةٌ، فَخَلَّيْتُ عنْهُ، فَأَصْبحْتُ، فَقَال رسُولُ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ علَيْهِ وآلهِ وسَلَّمَ: يَا أَبا هُريرة، مَا فَعلَ أَسِيرُكَ الْبارِحةَ؟ قُلْتُ: يَا رسُول اللَّهِ شَكَا حَاجَةً وعِيَالًا، فَرحِمْتُهُ، فَخَلَّيْتُ سبِيلَهُ. فَقَالَ: أَما إِنَّهُ قَدْ كَذَبك وسيعُودُ

فَعرفْتُ أَنَّهُ سيعُودُ لِقَوْلِ رسُولِ اللَّهِ ﷺ فَرصدْتُهُ. فَجَاءَ يحثُو مِنَ الطَّعامِ، فَقُلْتُ: لأَرْفَعنَّكَ إِلى رسولُ اللَّهِ ﷺ، قالَ: دعْني فَإِنِّي مُحْتاجٌ، وعلَيَّ عِيالٌ لاَ أَعُودُ، فرحِمْتُهُ فَخَلَّيتُ سبِيلَهُ، فَأَصبحتُ، فَقَال لي رسُولُ اللَّهِ ﷺ: يَا أَبا هُريْرةَ، مَا فَعل أَسِيرُكَ الْبارِحةَ؟ قُلْتُ: يَا رسُول اللَّهِ شَكَا حَاجَةً وَعِيالًا فَرحِمْتُهُ، فَخَلَّيتُ سبِيلَهُ، فَقَال: إِنَّهُ قَدْ كَذَبكَ وسيَعُودُ.

فرصدْتُهُ الثَّالِثَةَ. فَجاءَ يحْثُو مِنَ الطَّعام، فَأَخَذْتهُ، فقلتُ: لأَرْفَعنَّك إِلى رسولِ اللَّهِ ﷺ، وهذا آخِرُ ثَلاثٍ مَرَّاتٍ أَنَّكَ تَزْعُمُ أَنَّكَ لاَ تَعُودُ، ثُمَّ تَعُودُ، فَقَالَ: دعْني فَإِنِّي أُعلِّمُكَ كَلِماتٍ ينْفَعُكَ اللَّه بهَا، قلتُ: مَا هُنَّ؟ قَالَ: إِذا أَويْتَ إِلى فِراشِكَ فَاقْرأْ آيةَ الْكُرسِيِّ، فَإِنَّهُ لَن يزَالَ عليْكَ مِنَ اللَّهِ حافِظٌ، وَلاَ يقْربُكَ شيْطَانٌ حتَّى تُصْبِحِ، فَخَلَّيْتُ سبِيلَهُ فَأَصْبحْتُ، فقَالَ لي رسُولُ اللَّهِ ﷺ: ما فَعلَ أَسِيرُكَ الْبارِحةَ؟ فقُلتُ: يَا رَسُول اللَّهِ زَعم أَنَّهُ يُعلِّمُني كَلِماتٍ ينْفَعُني اللَّه بهَا، فَخَلَّيْتُ سبِيلَه. قَالَ: مَا هِيَ؟ قُلْتُ: قَالَ لي: إِذا أَويْتَ إِلى فِراشِكَ فَاقرَأْ آيةَ الْكُرْسيِّ مِنْ أَوَّلها حَتَّى تَخْتِمَ الآيةَ: اللَّه لاَ إِلهَ إِلاَّ هُو الحيُّ الْقَيُّومُ [البقرة:255] وقال لِي: لاَ يَزَال علَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ، وَلَنْ يقْربَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ. فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ: أَمَا إِنَّه قَدْ صَدقكَ وَهُو كَذوبٌ، تَعْلَم مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذ ثَلاثٍ يَا أَبا هُريْرَة؟   قُلْتُ: لاَ، قَالَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ رواه البخاري.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mewakilkan kepadaku untuk menjaga zakat Ramadan (zakat fitrah). Lalu, ada seseorang yang datang dan menumpahkan makanan dan mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Demi Allah, aku benar-benar akan mengadukanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”

Lalu, ia berkata, “Aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku pun sangat membutuhkan ini.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun membiarkannya”. Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata padaku, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?”

Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku melepaskannya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.“

Aku tahu ia akan kembali sebagaimana yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam katakan. Aku pun mengawasinya, ternyata ia datang dan menumpahkan makanan, lalu ia mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”

Lalu ia berkata, “Biarkanlah aku, aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku tidak akan kembali setelah itu.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun menaruh kasihan padanya, aku membiarkannya”. Lantas di pagi hari, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata padaku, “Wahai Abu Hurairah, apa yang dilakukan oleh tawananmu?”

Aku pun menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga. Oleh karena itu, aku begitu kasihan padanya sehingga aku pun melepaskannya pergi.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia telah berdusta padamu dan dia akan kembali lagi.“

Pada hari ketiga, aku terus mengawasinya. Ia pun datang dan menumpahkan makanan lalu mengambilnya. Aku pun mengatakan, “Aku benar-benar akan mengadukanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ini sudah kali ketiga, engkau katakan tidak akan kembali, namun ternyata masih kembali.”

Ia pun berkata, “Biarkan aku. Aku akan mengajari suatu kalimat yang akan bermanfaat untukmu.”

Abu Hurairah bertanya, “Apa itu?”

Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di kasurmu, bacalah Ayat Kursi ‘Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum …‘. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.”

Abu Hurairah berkata, “Aku pun melepaskan dirinya dan ketika pagi hari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya padaku, ‘Apa yang dilakukan oleh tawananmu semalam?’”

Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, ia mengaku bahwa ia mengajarkan suatu kalimat yang Allah akan memberi manfaat padaku jika membacanya. Sehingga aku pun melepaskan dirinya.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apa kalimat tersebut?”

Abu Hurairah menjawab, “Ia mengatakan padaku, jika aku hendak pergi tidur di ranjang, hendaklah membaca ayat kursi hingga selesai, yaitu bacaan ‘Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qayyum’. Lalu, ia mengatakan padaku bahwa Allah akan senantiasa menjagaku dan setan pun tidak akan mendekatimu hingga pagi hari. Dan para sahabat lebih semangat dalam melakukan kebaikan.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, tapi asalnya dia pendusta. Engkau tahu siapa yang bercakap denganmu sampai tiga malam itu, wahai Abu Hurairah?”

“Tidak”, jawab Abu Hurairah. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia adalah setan.” (HR. Bukhari).

Pelajaran dari hadis di atas:

Pertama: Dari kalimat “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mewakilkan padaku untuk menjaga zakat Ramadan (zakat fitrah).”

Menunjukkan bahwa membayar zakat itu tidak harus langsung kepada penerima (fakir miskin), tetapi zakat boleh diwakilkan. Harta zakat juga boleh dikumpulkan terlebih dahulu sebelum disalurkan.

Kedua: Abu Hurairah mengatakan, “Demi Allah, aku benar-benar akan mengadukanmu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” Lalu, setan meminta agar dibebaskan.

Perkataan Abu Hurairah tersebut menerangkan bahwa setan akan takut dan lari dari hamba-hamba Allah yang saleh dan mempunyai keimanan yang kuat. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Umar bin Al-Khaththab, “Sesungguhnya setan takut kepadamu, wahai Umar.” (HR. Tirmidzi no. 2913)

Jin juga tidak dapat menembus pintu yang tertutup sehingga dapat ditangkap Abu Hurairah dan ketahuan saat mencuri. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذَا كَانَ جُنْحُ اللَّيْلِ أَوْ أَمْسَيْتُمْ فَكُفُّوا صِبْيَانَكُمْ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْتَشِرُ حِينَئِذٍ ، فَإِذَا ذَهَبَ سَاعَةٌ مِنْ اللَّيْلِ فَخَلُّوهُمْ ، وَأَغْلِقُوا الْأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لَا يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا

Jika hari mulai gelap, tahanlah anak-anak kalian (untuk keluar rumah) karena saat itu setan sedang berkeliaran. Jika telah lewat sebagian malam, biarkanlah mereka. Tutuplah pintu-pintu dan ucapkanlah bismillah, karena sesungguhnya setan tidak akan bisa membuka pintu yang tertutup.(HR. Bukhari dan Muslim)

Ketiga: Setan (Jin) berkata, berkata, “Aku ini benar-benar dalam keadaan butuh. Aku memiliki keluarga dan aku pun sangat membutuhkan ini.”

Perkataan setan tersebut menunjukkan bahwa jin juga mempunyai keluarga dan ia membutuhkan makanan sehingga jin bisa mencuri makanan manusia. Jin sebagaimana manusia, ada yang kaya dan ada yang miskin. Mereka juga menikah dan mempunyai keturunan.

Dikarenakan jin juga memakan makanan manusia, maka dianjurkan menutup makanan dan minuman dengan membaca basmalah saat makan, minum, dan menutup wadahnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

فإن لم يجد أحدكم إلا أن يعرض على إنائه عودا ، ويذكر اسم الله ، فليفعل

“Jika kalian tidak mendapatkan penutupnya, kecuali dengan membentangkan sepotong batang kayu kecil di atas bejananya dan menyebut nama Allah, maka lakukanlah.” (HR. Muslim)

Keempat: Abu Hurairah berkata, “Aku pun membiarkannya.”

Beliau membiarkannya pergi karena yang mengambil makanan pokok tersebut memang berhak menerima zakat (fakir/miskin).

Kelima: Abu Hurairah menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengadukan bahwa dia dalam keadaan butuh dan juga punya keluarga.”

Dari jawaban Abu Hurairah tersebut menerangkan bahwa ada gibah yang diperbolehkan. Salah satunya mengadukan kejelekan (aib) seseorang kepada penguasa atau hakim untuk memberikan keputusan dan menghilangkan kezaliman.

Keenam: Pada kalimat “Aku tahu ia akan kembali sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam katakan.”

Menunjukkan betapa besarnya keimanan para sahabat terhadap sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang langsung dibenarkan dan diikuti.

Ketujuh: Ia pun menjawab, “Jika engkau hendak tidur di kasurmmu, bacalah Ayat Kursi ‘Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum …‘ hingga engkau menyelesaikan ayat tersebut. Faedahnya, Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.”

Di antara sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah membaca ayat kursi sebelum tidur agar tidak diganggu setan. Dianjurkan juga dibaca pada zikir pagi petang dan setelah selesai salat wajib.

Kedelapan: Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Adapun dia kala itu berkata benar, tapi asalnya dia pendusta.”

Dapat kita ketahui bahwa setan itu pendusta. Namun, setan yang mencuri di atas ketika menyampaikan sesuatu yang benar, maka Nabi menerima (mengiyakan). Oleh karenanya, prinsip menerima kebenaran itu bisa dari siapapun asal yang dikatakan benar. Hal ini berbeda dengan prinsip memilih guru. Dalam agama Islam, diwajibkan menuntut ilmu agama dan dalam belajar agama harus selektif untuk memilih guru, ustaz, atau kiyai.

Kesembilan: Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dia adalah setan.”

Dari sabda Nabi tersebut memberitahukan kepada kita bahwa jin dapat berubah bentuk dengan izin Allah. Sebagaimana hadis di atas jin menyamar menjadi manusia.

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الْجِنُّ ثَلَاثَةُ أَصْنَافٍ صِنْفٌ لَهُمْ أَجْنِحَةٌ يَطِيرُونَ فِي الْهَوَاءِ وَصِنْفٌ حَيَّاتٌ وَكِلَابٌ وَصِنْفٌ يُحلُّونَ ويظعنونَ

Jin itu ada tiga jenisnya: (1)  jenis yang memiliki sayap dan mereka terbang di udara, (2) jenis yang berbentuk ular dan anjing (riwayat lain kalajengking), dan (3) satu jenis lagi yang tidak menetap dan berpindah-pindah. (HR. Thabrani, lihat Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fish-Shahihain’, 1213)

***

Penulis: Arif Muhammad Nurwijaya, S.Pd.

© 2023 muslim.or.id
Sumber: https://muslim.or.id/87359-pelajaran-dari-hadis-tentang-ayat-kursi.html

Bacaan Ayat Kursi, Artinya, Keutamaan dan Manfaatnya

Ayat kursi merupakan ayat paling agung dalam Al Quran. Bagaimana arti dan tafsirnya, serta apa saja keutamaan dan manfaatnya? Berikut ini pembahasannya.

Ayat kursi yang tidak lain adalah Surat Al Baqarah ayat 255 ini keutamaannya luar biasa, dimulai dari kandungan maknanya. Ia berisi penjelasan kalimat tauhid yang darinya terumus pendirian dan pegangan seorang muslim sehingga berani menghadapi segala tantangan hidup.

Bacaan Ayat Kursi dan Artinya

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

(Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim)

Artinya:
Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Mengapa Disebut Ayat Kursi

Mengapa disebut ayat kursi? Karena di dalam ayat ini ada kata kursiyyuhu. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, makna asal Al Kursi adalah Al ‘Ilmu(ilmu). Oleh karena itu para ulama disebut juga dengan sebutan al karaasi sebab mereka adalah orang-orang yang dijadikan pegangan atau sandaran. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Al Kursi dalam ayat ini adalah keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jadi tidak ada apa namanya al kursi (kursi atau tempat duduk), tidak ada al qu’ud (duduk) dan tidak ada al qaa’id (yang duduk). Hal ini seperti firman Allah Az Zumar ayat 67.

Pendapat lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Al Kursi di sini adalah kerajaan dan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hasan Al Bashri berpendapat yang dimaksud Al Kursi di dalam ayat ini adalah arsy. Sedangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “yang benar adalah bahwa Al Kursi bukanlah arsy karena arsy lebih besar dari al kursi sebagaimana dijelaskan oleh beberapa hadits dan atsar.

Keutamaan Ayat Kursi

Keutamaan ayat kursi cukup banyak dan sungguh luar biasa. Mulai dari kedudukan ayat kursi sebagai pemimpin ayat Al Qur’an, untuk perlindungan, hingga rezeki dan balasan surga.

Berikut ini beberapa keutamaan ayat kursi yang bersumber dari sejumlah hadits:

1. Pemimpin ayat Al Quran

لِكُلِّ شَىْءٍ سَنَامٌ وَإِنَّ سَنَامَ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِىَ سَيِّدَةُ آىِ الْقُرْآنِ هِىَ آيَةُ الْكُرْسِىِّ

Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Alquran ialah surat al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat al-quran yaitu Ayat Kursi. (HR. Tirmidzi)

2. Doa mustajabah

Siapa yang membaca ayat kursi lalu berdoa, doanya akan dikabulkan Allah karena di dalam ayat kursi ada asma Allah yang paling agung, yakni al hayyu al qayyuum.

اسْمُ اللَّهِ الأَعْظَمُ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ فِى سُوَرٍ ثَلاَثٍ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَطَهَ

Asma Allah yang paling Agung yang apabila dibaca dalam doa pasti dikabulkan ada dalam tiga tempat yaitu surat al-baqarah surat al-imron dan surat Thaha. (HR. Ibnu Majah)

Tiga ayat yang dimaksud dalam hadits ini adalah Surat Al Baqarah ayat 255 (ayat kursi), Surat Ali Imran ayat 1-2, dan Surat Thaha ayat 111.

3. Kunci masuk surga

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْتُ

Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati. (HR. Thabrani)

4. Ayat yang paling agung

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”

Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, “Ayat kursi.”

Lalu Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Selamatlah dengan ilmu yang kamu miliki, Hai Abu Mundzir. Demi Tuhan yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai lisan dan sepasang bibir yang selalu menyucikan Tuhan yang maha kuasa di dekat pilar arsy.” (HR. Ahmad)

5. Perlindungan dari jin dan sihir

Dari Abdullah bin Ubay bin ka’ab, ayahnya (Kaab) pernah menceritakan kepadanya bahwa ia memiliki sebuah wadah besar yang berisi kurma. Ayahnya biasa menjaga tong berisi kurma itu tetapi ia menjumpai isinya berkurang.

Pada suatu malam saat ia menjaganya, tiba-tiba ia melihat seekor hewan yang bentuknya mirip dengan anak laki-laki berusia baligh. Lalu Kaab mengucap salam kepadanya. Makhluk itu pun menjawab salam Kaab.

“Siapa kamu, jin atau manusia?” tanya Kaab.

“Aku jin” jawabnya,

“Kemarikanlah tanganmu ke tanganku.”

Makhluk itu mengeluarkan tangannya ke Ka’ab, ternyata tangannya seperti kaki anjing begitu pula bulunya.

“Apakah memang demikian bentuk jin itu?” tanya Kaab lagi.

“Kamu sekarang telah mengetahui jin. Di kalangan mereka, tidak ada yang lebih kuat daripada aku.”

“Apa yang mendorong berbuat demikian?”

“Telah sampai kepadaku bahwa kamu adalah seorang manusia yang suka bersedekah, maka kami ingin memperoleh sebagian dari makananmu.”

“Hal apakah yang dapat melindungi kami dari gangguan kalian?”

“Ayat ini, yakni ayat kursi,” jawab jin tersebut.

Keesokan harinya, Kaab berangkat menemui Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam lalu menceritakan hal itu kepada beliau. Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benarlah apa yang dikatakan oleh si jahat itu.” (HR Hakim, dikutip Ibnu Katsir saat menafsirkan ayat kursi)

6. Seperempat Al Quran

Rasulullah pernah bertanya kepada salah seorang lelaki dari kalangan sahabatnya, “Hai Fulan, apakah kamu sudah menikah?” Laki-laki itu menjawab, “Belum, karena aku tidak mempunyai biaya untuk menikah.” Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bertanya, “Bukankah kamu telah hafal qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas)?” Lelaki itu menjawab, “Memang benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah hafal qulya ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah hafal idzaa zulzilati (surat al zalzalah)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah hafal idzaa jaa’a nashrullah (surat an nashr)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR. Ahmad, dikutip Ibnu Katsir saat menjelaskan tafsir ayat kursi)

7. Kunci rezeki dan jodoh

Hal ini tersirat dari hadits di atas. Ketika seorang sahabat mengatakan belum menikah karena alasan tidak memiliki biaya, Rasulullah menyuruhnya membaca surat Al Ikhlas, surat Al Kafirun, surat Al Zalzalah, surat An Nashr dan ayat kursi.

Siapa yang banyak membaca ayat kursi, insya Allah dimudahkan mendapatkan rezeki dan mendapatkan jodoh.

8. Pahala mati syahid

Siapa yang rutin membaca ayat kursi setelah sholat fardhu, ia akan mendapat pahala mati syahid.

من قرأ آية الكرسى دبر كل صلاة كان الذى يلى قبض روحه ذو الجلال والإكرام وكان كمن قاتل عن أنبياء الله ورسله حتى يستشهد

Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat, maka yang akan mencabut nyawanya adalah Allah sendiri dan ia bagaikan orang yang berperang bersama para nabi hingga mendapatkan mati syahid. (HR. Hakim)

Manfaat Ayat Kursi

Keutamaan-keutamaan ayat kursi di atas sebenarnya sudah cukup untuk mengetahui betapa ajaibnya ayat kursi. Dengan izin Allah, ayat kursi menjadi doa perlindungan, kunci rezeki, kunci jodoh, hingga kunci surga.

Selain itu, dua hadits lagi yang menunjukkan manfaat ayat kursi. Satu hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi. Satu hadits lain yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Imam Bukhari.

Kedua hadits ini menunjukkan manfat ayat kursi. Mari kita simak intisari hadits-hadits tersebut:

1. Tak Ada yang Berani Mengganggu

Abu Ayyub sering didatangi jin yang mengganggu dalam tidurnya. Ia kemudian melaporkan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Nabi bersabda kepadanya, “apabila kamu melihatnya maka ucapkanlah:

بسم الله اجيبي رسول الله

Bismillah, tunduklah kepada Rasulullah

Ketika jin itu datang, Abu Ayyub mengucapkan kalimat tersebut dan akhirnya ia dapat menangkapnya. Tetapi jin itu berkata “Sesungguhnya aku tidak akan kembali lagi.”

Maka Abu Ayyub melepaskannya. Abu Ayyub datang menghadap Nabi dan beliau bertanya “Apa yang telah dilakukan oleh tawananmu?” Abu Ayyub menjawab, “Aku dapat menangkapnya dan ia berkata bahwa dirinya tidak akan kembali lagi, akhirnya kulepaskan.” Nabi menjawab, “Sesungguhnya dia akan lagi.”

Abu Ayyub melanjutkan kisahnya: aku menangkapnya kembali sebanyak dua atau tiga kali. Setiap kutangkap, ia mengatakan, “aku sudah kapok dan tidak akan kembali menggoda lagi.” Aku datang lagi kepada Nabi dan beliau bertanya, “Apakah yang telah dilakukan oleh tawananmu?” Aku menjawab, “Aku menangkapnya dan ia berkata bahwa dia tidak akan kembali lagi.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya dia akan kembali lagi.”

Kemudian aku menangkapnya kembali dan ia berkata, “Lepaskanlah aku dan aku akan mengajarkan kepadamu satu kalimat yang jika kamu ucapkan niscaya tidak ada sesuatu yang berani mengganggumu yaitu ayat kursi.”

Abu Ayyub datang kepada Nabi dan menceritakan hal itu kepada beliau. Lalu Nabi bersabda, “Engkau benar, tetapi dia banyak berdusta.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dikutip Ibnu Katsir saat menjelaskan tafsir ayat kursi)

2. Setan Tak Berani Mendekat

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah memerintahkannya untuk menjaga zakat Ramadhan. Tiba-tiba datang seseorang mengambil sebagian dari zakat yang dijaganya itu. Lalu Abu Hurairah menangkapnya.

“Sungguh aku akan melaporkan kamu kepada Rasulullah.”

“Lepaskanlah aku, sesungguhnya aku orang yang miskin dan banyak anak serta aku dalam keadaan sangat memerlukan makanan.”

Abu Hurairah lantas melepaskannya.

Paginya, Rasulullah bersabda, “Abu Hurairah, apa yang telah dilakukan oleh tawananmu tadi malam?”

“Wahai Rasulullah, dia mengatakan tentang kemiskinan yang sangat dan banyak anak hingga aku kasihan kepadanya maka kulepaskan dia.”

“Ingatlah sesungguhnya dia akan telah berdusta kepadamu dan dia pasti akan kembali lagi.”

Abu Hurairah yakin pencuri itu akan kembali sebagaimana sabda Nabi. Maka diintailah pencuri itu. Saat ia datang, Abu Hurairah pun kembali menangkapnya. Paginya, Rasulullah memberitahukan bahwa pencuri itu akan kembali lagi.

Malamnya, Abu Hurairah kembali mengintai pencuri itu. Ternyata dia datang lagi lalu mengambil sebagian dari zakat itu. Abu Hurairah kembali menangkapnya.

“Sungguh aku akan menghadapkan dirimu kepada Rasulullah kali ini. Untuk yang ketiga kalinya kamu katakan bahwa dirimu tidak akan kembali lagi tetapi ternyata kamu kembali lagi.”

“Lepaskanlah aku. Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang akan membuatmu mendapat manfaat dari Allah karenanya.”

“Kalimat-kalimat apakah itu?”

“Apabila kamu hendak pergi ke peraduan, maka bacalah ayat kursi. Sesungguhnya engkau akan terus menerus mendapat pemeliharaan dari Allah dan tiada setan yang berani mendekatimu hingga pagi hari.” Maka aku lepaskan dia.

Abu Hurairah pun lantas melepaskannya.

Pada pagi harinya, Rasulullah bertanya kepada Abu Hurairah. Setelah Abu Hurairah menceritakan semuanya, maka Nabi bersabda, “Ingatlah sesungguhnya dia percaya kepadamu tetapi dia sendiri banyak berdusta. Hai Abu Hurairah, tahukah kamu siapa yang kamu ajak bicara selama tiga malam itu?” Abu Hurairah menjawab, “Tidak.” Nabi bersabda, “dia adalah setan.”

Tafsir Surat Al Baqarah Ayat 255

Ayat Kursi yang tidak lain adalah Surat Al Baqarah ayat 255 ini dimulai dengan pemberitahuan yang menyatakan keesaan Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia. Dialah yang hidup kekal abadi, tidak akan pernah mati. Dia terus menerus mengurus seluruh makhluk-Nya, tanpa pernah lelah dan lalai. Dia juga tidak pernah mengantuk dan tidak pernah tidur.

Segala yang ada di langit dan di bumi adalah milik Allah. Segala yang ada di alam semesta ini, di planet dan di galaksi mana pun adalah milik-Nya. Seluruhnya dalah makhluk Allah dan kepunyaan-Nya.

Sebagai pemilik dan penguasa, Allah kuasa untuk bertindak sekehendak-Nya dan memberikan pertolongan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Sebaliknya, tidak ada yang bisa memberikan syafaat atau pertolongan kecuali dengan izin-Nya.

Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Baik apa yang ada di depan mereka maupun di belakang mereka. Baik dalam pengertian secara harfiah maupun secara majazi, yakni masa depan dan masa lalu. Allah mengetahui semuanya.

Sedangkan manusia, pada hakikatnya mereka tidak memiliki pengetahuan apa pun kecuali dengan kehendak-Nya. Semua pengetahuan dan ilmu itu dari Allah dan manusia tidak mengetahui sedikitpun dari ilmu Allah itu kecuali atas kehendak-Nya.

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Quranmenjelaskan, kursi itu identik dengan kekuasaan. Bahwa kekuasaan Allah itu adalah kekuasaan yang sempurna, meliputi seluruh alam semesta termasuk langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat untuk memelihara langit dan bumi itu.

Surat Al Baqarah ayat 255 ini kemudian ditutup dengan dua sifat Allah. Mahatinggi lagi Mahabesar. Dua sifat yang hanya dimiliki Allah Azza wa Jalla dan menunjukkan kesempurnaan-Nya.

Demikian bacaan ayat kursi, artinya, keutamaan dan manfaatnya. Semoga kita semakin mencintainya, suka membacanya, mempelajari tafsirnya dan mengamalkannya. Wallahu a’lam bish shawab.

[Muchlisin BK/BersamaDakwah]



Bacalah Ayat Kursi Setelah Shalat

TERHINDAR dari neraka dan tentu masuk surga adalah idaman setiap orang. Karena setiap Muslim pasti bercita-cita menjadi penghuni surga. Setiap muslim juga mengimani bahwa hari akhir adalah benar dan dunia hanyalah sementara. Sedangkan kehidupan sesudah hari pembalasan adalah kekal abadi.

Berulangkali dan dalam banyak kesempatan kita memohon pada Allah agar melindungi kita dari siksa api neraka, dan memasukkan kita ke dalam surgaNya yang penuh kenikmatan. Bahkan pada beberapa kesempatan mungkin kita meminta surga Firdaus-Nya.

Ragam amal yang bisa mendekatkan kita ke surga dan menghindarkan kita dari neraka pun kita lakukan dengan penuh keimanan dan keikhlasan. Rasulullah dalam banyak kesempatan menjelaskan ragam amal shalih yang pelakunya akan diganjar surga kelak. Seperti shalat, zakat, puasa, haji, memperbanyak berdzikir (mengingat Allah) berakhlak terpuji, bersedekah, dan lain-lain.

Salah satu amalan yang akan mendekatkan kita dengan surga adalah merutinkan membaca ayat kursi (ayat 255 surat Al Baqarah) selepas shalat fardhu. Hal ini sebagaimana Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sabdakan, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian,” (HR. An Nasai).

Sungguh kematian tak ada yang akan menyangka kedatangannya. Mungkin lebih dekat dari yang kita kira. Maka dari itu mari jadikan surga semakin dekat dengan kita, dan kita dapat melewati penghalang antara kita dengan surga (yakni kematian) dengan sukses.

Setelah kita mengetahui dan memahami ini. hendaknya kita mengamalkannya. Agar kita mendapat fadhilah atau keutamaannya. Apabila kita belum dapat menghafalnya, maka segera hafalkan. Ayat kursi ini hanya satu ayat. Dan ini sebuah ayat yang tidak panjang. Namun kandungannya lengkap.

Semoga Allah mudahkan kita menghafalkannya dan membacanya setiap selesai shalat fardhu. [*]

INILAH MOZAIK

Ketika Setan Mengajari Abu Hurairah Ayat Kursi

Abu Hurairah RA bercerita : Suatu hari Rasulullah SAW menugaskanku untuk menjaga harta zakat pada bulan Ramadhan. Tiba-tiba datanglah seorang laki-laki melihat-lihat makanan dan langsung mengambilnya.

Aku lalu menegurnya, “Jangan dulu mengambil, sebelum kusampaikan tentangmu kepada Rasulullah”.

Laki-laki itu menjawab, “Aku sudah berkeluarga dan saat ini betul-betul membutuhkan makanan untuk mereka”. Mendengar itu aku akhirnya mengizinkan dia mengambil makanan itu.

Ketika pagi tiba, Rasulullah bertanya, “Wahai Abu Hurairah, apa yang kau lakukan kemarin?”

Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, seorang laki-laki mengadukan kesusahan keluarganya dan dia memohon harta zakat pada saat itu juga, lalu aku persilahkan dia mengambilnya”.

Rasulullah SAW bersabda kembali, “Dia telah mengelabuimu, wahai Abu Hurairah, dan besok akan kembali lagi”.

Karena tahu dia akan kembali lagi, keesokan harinya aku mengawasi secara teliti dan ternyata betul apa yang disampikan Rasulullah, dia telah berada di ruang harta zakat sambil memilih-milih harta zakat yang terkumpul lalu ia mengambilnya.

Melihat itu, aku berkata kembali, “Jangan kau ambil dulu harta itu sampai ada izin dari Rasulullah SAW”.

Laki-laki itu menjawab, “Aku betul-betul sangat membutuhkan makanan itu sekarang, keluargaku kini sedang menunggu menahan lapar. Aku berjanji tidak akan kembali lagi esok hari.” Mendengar itu, aku merasa kasihan dan akhirnya aku persilahkan kembali dia mengambil harta zakat.

Keesokan harinya Rasulullah bertanya kembali, “Apa yang kau lakukan kemarin, wahai Abu Hurairah?”

Aku menjawab, “Orang kemarin datang lagi dan meminta harta zakat. Karena keluarganya sudah lama menunggu kelaparan, akhirnya aku kembali mengizinkan dia mengambil harta zakat tersebut.”

Mendengar itu, Rasul bersabda kembali, “Dia telah membohongimu dan besok akan kembali untuk yang ke tiga kalinya.”

Besoknya ternyata laki-laki itu kembali lagi. Seperti biasanya, dia mengambil harta zakat yang telah terkumpul di dalam gudang. Melihat itu, kembali aku menegur, “Jangan mengambil dahulu, aku akan memohon izin kepada Rasulullah SAW terlebih dahulu. Bukankah kau berjanji tidak akan kembali lagi, tapi kenapa kini kembali juga?”

Laki-laki itu menjawab, “Izinkanlah untuk terakhir kalinya aku mengambil harta zakat ini dan sebagai imbalan aku akan ajarkan kepadamu sebuah kalimat yang apabila kamu membacanya, Allah akan selalu menjagamu dan kau tidak akan disentuh dan didekati oleh setan sehingga pagi hari”.

Aku tertarik dengan ucapannya. Aku pun menanyakan kalmat apa itu. Dia menjawab, “Apabila kau hendak tidur, jangan lupa membaca Ayat Kursi terlebih dahulu karena dengannya Allah akan menjagamu dan kau tidak akan didekati setan hingga pagi tiba.” Kali inipun aku mengizinkannya mengambil harta zakat.

Keesokan harinya Rasulullah kembali menanyakan apa yang telah kulakukan kemarin dan kukatakan, “Ya Rasulullah, aku terpaksa membolehkannya kembali mengambil harta zakat setelah dia mengajarkanku kalimat yang sangat bermanfaat dan berfaedah.”

Rasul bertanya, “kalimat apa yang diajarkannya?”

Aku menjawab bahwa dia mengajarkan ayat Kursi dari awal sampai akhir dan dia katakan bahwa kalau aku membacanya Allah akan menjagaku sampai pagi hari.

Rasulullah SAW lalu bersabda,”Kini apa yang dia sampaikan memang betul namun tetap saja dia sudah berhasil mengelabuimu dengan mengambil harta zakat. Tahukah kau siapa laki yang mendatangimu tiga kali itu?”

Aku menjawab, “Tidak, aku tidak tahu”

Rasulullah SAW kembali bersabda, “Ketahuilah, dia itu setan.” (HR. Bukhari).

 

INILAH MOZAIK

Ayat Kursi Arab, Latin, Terjemahan, Keutamaan dan Keajaibannya

Ayat kursi merupakan ayat yang istimewa. Tentu semua ayat dalam Al Quran istimewa, tapi ayat kursi adalah pemimpin ayat Al Quran, yang keutamaan dan keajaibannya sungguh luar biasa.

Ayat kursi yang tidak lain adalah Surat Al Baqarah ayat 255 ini keutamaannya luar biasa, dimulai dari kandungan maknanya. Ia berisi penjelasan kalimat tauhid yang darinya terumus pendirian dan pegangan seorang muslim sehingga berani menghadapi segala tantangan hidup.

Mengapa disebut ayat kursi? Karena di dalam ayat ini ada kalimat (kata) kursiyyuhu. Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, makna asal Al Kursi adalah Al ‘Ilmu (ilmu). Oleh karena itu para ulama disebut juga dengan sebutan al karaasi sebab mereka adalah orang-orang yang dijadikan pegangan atau sandaran. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan Al Kursi dalam ayat ini adalah keagungan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Jadi tidak ada apa namanya al kursi (kursi atau tempat duduk), tidak ada al qu’ud (duduk) dan tidak ada al qaa’id (yang duduk). Hal ini seperti firman Allah Az Zumar ayat 67.

Pendapat lainnya menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Al Kursi di sini adalah kerajaan dan kekuasaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Hasan Al Bashri berpendapat yang dimaksud Al Kursi di dalam ayat ini adalah arsy. Sedangkan Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengatakan, “yang benar adalah bahwa Al Kursi bukanlah arsy karena arsy lebih besar dari al kursi sebagaimana dijelaskan oleh beberapa hadits dan atsar.

Bacaan Ayat Kursi

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Alloohu laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum, laa ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardli man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa biidznih, ya’lamu maa baina aidiihim wamaa kholfahum wa laa yuhiithuuna bisyai’im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa’ wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardlo walaa ya’uuduhuu hifdhuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘adhiim.

Terjemahan Ayat Kursi

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Keutamaan Ayat Kursi

Keutamaan ayat kursi cukup banyak dan sungguh luar biasa. Mulai dari kedudukan ayat kursi sebagai pemimpin ayat Al Qur’an, untuk perlindunga, hingga rezeki dan balasan surga.

Berikut ini beberapa keutamaan ayat kursi yang bersumber dari sejumlah hadits:

1. Pemimpin ayat Al Quran

لِكُلِّ شَىْءٍ سَنَامٌ وَإِنَّ سَنَامَ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِىَ سَيِّدَةُ آىِ الْقُرْآنِ هِىَ آيَةُ الْكُرْسِىِّ

Segala sesuatu itu mempunyai puncaknya dan puncak Alquran ialah surat al-Baqarah, di dalamnya terdapat sebuah ayat pemimpin semua ayat al-quran yaitu Ayat Kursi (HR. Tirmidzi)

2. Doa mustajabah

Siapa yang membaca ayat kursi lalu berdoa, doanya akan dikabulkan Allah karena di dalam ayat kursi ada asma Allah yang paling agung, yakni al hayyu al qayyuum.

اسْمُ اللَّهِ الأَعْظَمُ الَّذِى إِذَا دُعِىَ بِهِ أَجَابَ فِى سُوَرٍ ثَلاَثٍ الْبَقَرَةِ وَآلِ عِمْرَانَ وَطَهَ

Asma Allah yang paling Agung yang apabila dibaca dalam doa pasti dikabulkan ada dalam tiga tempat yaitu surat al-baqarah surat al-imron dan surat Thaha (HR. Ibnu Majah)

Tiga ayat yang dimaksud dalam hadits ini adalah Surat Al Baqarah ayat 255 (ayat kursi), Surat Ali Imran ayat 1-2, dan Surat Thaha ayat 111.

3. Kunci masuk surga

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ، إِلا الْمَوْتُ

Barang siapa membaca ayat kursi sehabis setiap sholat fardhu maka tiada penghalang baginya untuk memasuki surga kecuali hanya mati (HR. Thabrani)

4. Ayat yang paling agung

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya kepada Ubay Bin ka’ab, “Ayat kitab Allah manakah yang paling agung?” Ubay menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui.”

Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam mengulang-ulang pertanyaannya, maka Ubay menjawab, “Ayat kursi.”

Lalu Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Selamatlah dengan ilmu yang kamu miliki, Hai Abu Mundzir. Demi Tuhan yang jiwaku berada di tanganNya, sesungguhnya ayat kursi itu mempunyai lisan dan sepasang bibir yang selalu menyucikan Tuhan yang maha kuasa di dekat pilar arsy.” (HR. Ahmad)

5. Perlindungan dari jin dan sihir

Dari Abdullah bin Ubay bin ka’ab, ayahnya (Kaab) pernah menceritakan kepadanya bahwa ia memiliki sebuah wadah besar yang berisi kurma. Ayahnya biasa menjaga tong berisi kurma itu tetapi ia menjumpai isinya berkurang.

Pada suatu malam saat ia menjaganya, tiba-tiba ia melihat seekor hewan yang bentuknya mirip dengan anak laki-laki berusia baligh. Lalu Kaab mengucap salam kepadanya. Makhluk itu pun menjawab salam Kaab.

“Siapa kamu, jin atau manusia?” tanya Kaab.
“Aku jin” jawabnya,
“Kemarikanlah tanganmu ke tanganku.”
Makhluk itu mengeluarkan tangannya ke Ka’ab, ternyata tangannya seperti kaki anjing begitu pula bulunya.

“Apakah memang demikian bentuk jin itu?” tanya Kaab lagi.
“Kamu sekarang telah mengetahui jin. Di kalangan mereka, tidak ada yang lebih kuat daripada aku.”
“Apa yang mendorong berbuat demikian?”
“Telah sampai kepadaku bahwa kamu adalah seorang manusia yang suka bersedekah, maka kami ingin memperoleh sebagian dari makananmu.”
“Hal apakah yang dapat melindungi kami dari gangguan kalian?”
“Ayat ini, yakni ayat kursi,” jawab jin tersebut.

Keesokan harinya, Kaab berangkat menemui Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam lalu menceritakan hal itu kepada beliau. Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benarlah apa yang dikatakan oleh si jahat itu.” (HR Hakim, dikutip Ibnu Katsir saat menafsirkan ayat kursi)

6. Seperempat Al Quran

Rasulullah pernah bertanya kepada salah seorang lelaki dari kalangan sahabatnya, “Hai Fulan, apakah kamu sudah menikah?” Laki-laki itu menjawab, “Belum, karena aku tidak mempunyai biaya untuk menikah.” Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bertanya, “Bukankah kamu telah hafal qul huwallahu ahad (surat Al Ikhlas)?” Lelaki itu menjawab, “Memang benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah hafal qulya ayyuhal kaafirun (surat Al Kafirun)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah hafal idzaa zulzilati (surat al zalzalah)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah hafal idzaa jaa’a nashrullah (surat an nashr)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.”

“Bukankah kamu telah ayat kursi (Allahu laa ilaha illa huwa)?” Laki-laki itu menjawab, “Benar.” Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “seperempat Al Quran.” (HR. Ahmad, dikutip Ibnu Katsir saat menjelaskan tafsir ayat kursi)

7. Kunci rezeki dan jodoh

Hal ini tersirat dari hadits di atas. Ketika seorang sahabat mengatakan belum menikah karena alasan tidak memiliki biaya, Rasulullah menyuruhnya membaca surat Al Ikhlas, surat Al Kafirun, surat Al Zalzalah, surat An Nashr dan ayat kursi.

Siapa yang banyak membaca ayat kursi, insya Allah dimudahkan mendapatkan rezeki dan mendapatkan jodoh.

 

Keajaiban Ayat Kursi

Keutamaan-keutamaan ayat kursi di atas sebenarnya sudah cukup untuk mengetahui betapa ajaibnya ayat kursi. Dengan izin Allah, ayat kursi menjadi doa perlindungan, kunci rezeki, kunci jodoh, hingga kunci surga.

Selain itu, dua hadits lagi. Satu hadits diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi. Satu hadits lain yang cukup panjang, diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Kedua hadits ini menunjukkan keajaiban ayat kursi. Mari kita simak terjemah hadits-hadits tersebut:

Abu Ayyub selalu kedatangan jin yang mengganggu dalam tidurnya. Ia kemudian melaporkan hal tersebut kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Nabi bersabda kepadanya, “apabila kamu melihatnya maka ucapkanlah:

بسم الله اجيبي رسول الله

Bismillah, tunduklah kepada Rasulullah

Ketika jin itu datang, Abu Ayyub mengucapkan kalimat tersebut dan akhirnya ia dapat menangkapnya. Tetapi jin itu berkata “Sesungguhnya aku tidak akan kembali lagi.”

Maka Abu Ayyub melepaskannya. Abu Ayyub datang menghadap Nabi dan beliau bertanya “Apa yang telah dilakukan oleh tawananmu?” Abu Ayyub menjawab, “Aku dapat menangkapnya dan ia berkata bahwa dirinya tidak akan kembali lagi, akhirnya kulepaskan.” Nabi menjawab, “Sesungguhnya dia akan lagi.”

Abu Ayyub melanjutkan kisahnya: aku menangkapnya kembali sebanyak dua atau tiga kali. Setiap kutangkap, ia mengatakan, “aku sudah kapok dan tidak akan kembali menggoda lagi.” Aku datang lagi kepada Nabi dan beliau bertanya, “Apakah yang telah dilakukan oleh tawananmu?” Aku menjawab, “Aku menangkapnya dan ia berkata bahwa dia tidak akan kembali lagi.” Maka beliau bersabda, “Sesungguhnya dia akan kembali lagi.”

Kemudian aku menangkapnya kembali dan ia berkata, “Lepaskanlah aku dan aku akan mengajarkan kepadamu satu kalimat yang jika kamu ucapkan niscaya tidak ada sesuatu yang berani mengganggumu yaitu ayat kursi.”

Abu Ayyub datang kepada Nabi dan menceritakan hal itu kepada beliau. Lalu Nabi bersabda, “Engkau benar, tetapi dia banyak berdusta.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dikutip Ibnu Katsir saat menjelaskan tafsir ayat kursi)

 

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugasi diriku untuk menjaga zakat Ramadhan. Datanglah kepadaku seseorang yang langsung mengambil sebagian dari makanan. Maka aku menangkapnya dan kukatakan kepadanya, “Sungguh aku akan melaporkan kamu kepada Rasulullah.” Ia menjawab, “Lepaskanlah aku, sesungguhnya aku orang yang miskin dan banyak anak serta aku dalam keadaan sangat memerlukan makanan.”

Aku melepaskannya dan pada pagi harinya, Nabi bersabda kepadaku, “Abu Hurairah, apa yang telah dilakukan oleh tawananmu tadi malam?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, dia mengatakan tentang kemiskinan yang sangat dan banyak anak hingga aku kasihan kepadanya maka kulepaskan dia.” Nabi bersabda, “Ingatlah sesungguhnya dia akan telah berdusta kepadamu dan dia pasti akan kembali lagi.”

Aku mengetahui bahwa dia pasti akan kembali karena sabda rasul yang mengatakan bahwa dia akan kembali. Untuk itu aku mengintainya. Ternyata dia datang lagi lalu mengambil sebagian dari makanan itu. Maka aku tangkap dia dan aku berkata kepadanya, “Sungguh aku akan melaporkan kepada Rasulullah.” Ia berkata, “Lepaskan lah aku karena sesungguhnya aku orang yang miskin dan banyak tanggungan anak-anak. Aku kapok tidak akan kembali lagi.”

Aku merasa kasihan kepadanya dan kulepaskan dia. Pada pagi harinya, Rasulullah bertanya kepadaku, “Ya Abu Hirairah, apa yang telah dilakukan oleh tawananmu tadi malam?” Aku menjawab, “Ya Rasulullah, dia mengadukan keadaannya yang miskin dan banyak anak. Aku merasa kasihan kepadanya sehingga terpaksa kulepaskan dia.” Nabi bersabda, “Ingatlah sesungguhnya dia telah berdusta kepadamu dan dia pasti akan kembali lagi.”

Kuintai untuk yang ketiga kalinya. Ternyata dia datang lagi lalu mengambil sebagian dari makanan maka. Aku tangkap dia dan kukatakan kepadanya, “Sungguh aku akan menghadapkan dirimu kepada Rasulullah kali ini. Untuk yang ketiga kalinya kamu katakan bahwa dirimu tidak akan kembali lagi tetapi ternyata kamu kembali lagi.” Ia menjawab, “Lepaskanlah aku. Aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat yang akan membuatmu mendapat manfaat dari Allah karenanya.”

Aku bertanya, “Kalimat-kalimat apakah itu?” Ia menjawab, “Apabila kamu hendak pergi ke peraduan, maka bacalah ayat kursi. Sesungguhnya engkau akan terus menerus mendapat pemeliharaan dari Allah dan tiada setan yang berani mendekatimu hingga pagi hari.” Maka aku lepaskan dia.

Pada pagi harinya, Rasulullah bertanya kepadaku, “Apakah yang telah dilakukan oleh tawananmu tadi malam?” Aku menjawab, “Wahai Rasulullah, dia menduga bahwa dirinya mengajarkan kepadaku beberapa kalimat yang menyebabkan aku mendapat manfaat dari Allah karenanya, maka dia kulepaskan.”

Rasulullah bertanya, “Apa kalimat-kalimat itu?” Aku menjawab, “Dia mengatakan kepadaku apabila engkau hendak pergi ke peraduan, bacalah ayat kursi dari awal hingga akhir. Dia mengatakan kepadaku, “engkau akan terus menerus mendapat pemeliharaan dari Allah dan tidak ada setan yang berani mendekatimu hingga pagi hari.” Sedangkan para sahabat adalah orang-orang yang paling suka kepada kebaikan.”

Maka Nabi bersabda, “Ingatlah sesungguhnya dia percaya kepadamu tetapi dia sendiri banyak berdusta. Hai Abu Hurairah, tahukah kamu siapa yang kamu ajak bicara selama tiga malam itu?” Aku menjawab, “Tidak.” Nabi bersabda, “dia adalah setan.” (HR. Bukhari)

Demikian keutamaan dan keajaiban ayat kursi. Semoga kita semakin mencintainya, suka membacanya, mempelajari tafsirnya dan mengamalkannya. Allahumma aamiin. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]

Maraji’ Ayat Kursi:

  • Tafsir Al Qur’anil Adhim karya Ibnu Katsir
  • Tafsir Fi Zilalil Qur’an karya Sayyid Qutb
  • Tafsir Al Munir karya Syaikh Wahbah Az Zuhaili
  • Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka
  • Tafsir Al Misbah karya Quraisy Syihab

 

BERSAMA DAKWAH

Ayat Kursi

Dalam kitab Khawashul Quran karya al-Ghazali disebutkan, Ibnu Qutaibah menuturkan bahwa seorang laki-laki bani Ka’ab pernah memasuki Kota Basrah untuk menjual kurma tetapi belum juga menemukan tempat untuk berjualan. Lama mencari, akhirnya ia menemukan sebuah rumah yang sudah lusuh dan dipenuhi sarang laba-laba.

Laki-laki itu kemudian bertanya kepada orang di sekitarnya, “Apakah rumah ini ada pemiliknya?” Orang yang ditanya itu menjawab, “Ya, ada.” Orang itu lalu menunjukkan si pemilik rumah tersebut. Laki-laki itu pun bergegas menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah si pemilik rumah tadi, laki-laki itu bertanya, “Maukah engkau menyewakan rumah tersebut kepadaku?” Si pemilik rumah menjawab, “Boleh, tetapi berhati-hatilah. Rumah itu dihuni jin Ifrit jahat. Setiap orang yang masuk ke dalamnya selalu mengalami nasib buruk dan celaka.”

Laki-laki itu pun berkata, “Sewakanlah kepadaku, aku siap menempati rumah itu bersamanya. Semoga Allah menolong dan melindungiku dari kejahatannya.” Dengan perasaan khawatir, si pemilik rumah itu pun mengizinkannya menempati rumah itu. Laki-laki itu pun masuk ke dalam rumah tadi lalu membersihkannya.

Saat malam tiba, ada sesosok makhluk hitam legam dengan sorot mata merah menyala seperti obor melihatnya tajam. Laki-laki itu pun membaca ayat Kursi. Namun, setiap kali ia membaca ayat Kursi itu, makhluk tersebut juga mengikutinya. Laki-laki itu terus membaca ayat Kursi hingga makhluk itu menghilang.

Selanjutnya, ia pun bisa tidur dengan tenang. Pagi harinya, ia menemukan bekas terbakar dan abu di tempat kejadian semalam. Ia pun menanyakan kepada orang di sekitarnya.

Mereka menanggapi, “Engkau telah membakar jin Ifrit! Dengan apa engkau melakukannya?” Laki-laki itu pun menceritakan kejadian semalam. Dalam kisah lain, Abu Hurairah pernah ditugasi Nabi menjaga gudang harta zakat fitrah. Tiga malam berturut-turut ia kedatangan pencuri yang mengambil sesuatu dari gudang itu.

Abu Hurairah melaporkan kepada Nabi perihal pencuri tadi dan menceritakan saran pencuri tersebut perihal ayat Kursi. Beliau kemudian berkata, “Apa yang disarankannya itu benar. Namun, tahukah kamu siapa sesungguhnya pencuri itu? Ia adalah setan yang menyerupai manusia. Ia sejatinya makhluk pendusta besar.” (HR al-Bukhari)

Dengan membaca ayat Kursi pada malam hari, seseorang akan terhindar dari hal buruk. Sebab, pada ayat itu dikatakan bahwa Allah Mahahidup, terus mengurus makhluk-Nya, serta tidak pernah mengantuk apalagi tidur. Dia juga mengetahui semua hal di dunia ini. Dia sama sekali tidak berat menjaga ciptaan-Nya. Ayat ini menegaskan keberadaan-Nya Yang Mahakuat tak tertandingi. Dialah yang layak dimohonkan perlindungan.

 

Oleh: Nur Farida

REPUBLIKA

4 Keutamaan Ayat Kursi

Ayat kursi adalah ayat yang terletak dalam surat Al Baqarah ayat 255:

اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar

Di dalamnya terdapat pemaparan 3 macam tauhid: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah, dan tauhid nama dan sifat Allah.

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan, “ayat kursi ini memiliki kedudukan yang sangat agung. Dalam hadits shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam disebutkan bahwa ia merupakan ayat teragung yang terdapat dalam Al-Quran” (Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim).

Banyak sekali keutamaan dari ayat kursi. Penulis akan memaparkan beberapa saja dari keutamaan dari ayat kursi.

1. Ayat yang Paling Agung dalam Al-Quran

Sebagaimana yang ada pada pertanyaan yang diajukan oleh Rasulullah kepada Ubay bin Ka’ab, “Ayat mana yang paling agung dalam kitabullah?” Ubay menjawab, “Ayat kursi.” Maka beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menepuk dada Ubay kemudian berkata, “Wahai Abu Mundzir, semoga engkau berbahagia dengan ilmu yang engkau miliki.” (HR. Muslim).

Ayat Kursi dikategorikan sebagai ayat yang paling agung karena di dalamnya terdapat nama Allah yang paling agung, yaitu Al Hayyu dan Al Qayyum. Namun ulama berselisih pendapat manakah nama Allah yang paling agung.

2. Keagungannya Melebihi Langit dan Bumi

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah Allah menciptakan langit dan bumi melebihi agungnya Ayat Kursi (karena di dalam ayat tersebut telah mencakup Nama dan Sifat Allah)

Sufyan ats-Tsauri berkata, “Sebab ayat kursi merupakan (salah satu) kalamullah (perkataan Allah), sedangkan kalamullah itu lebih agung dari ciptaan Allah yang berupa langit dan bumi” (HR. At-Tirmidzi)

3. Salah Satu Bacaan Dzikir Sebelum Tidur

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila engkau mendatangi tempat tidur (di malam hari), bacalah Ayat Kursi, niscaya Allah akan senantiasa menjagamu dan setan tidak akan mendekatimu hingga waktu pagi” (HR. Al-Bukhari).

Jadikanlah ayat kursi sebagai dzikir rutin yang dibaca ketika hendak tidur. Selain itu, ayat kursi juga termasuk bacaan dzikir pagi dan petang.

4. Salah Satu Sebab Masuk Surga

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca Ayat Kursi setelah selesai shalat, maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian” (HR. An Nasa-i, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani).

Beberapa hadits di atas menunjukkan keutamaan Ayat Kursi. Apabila kita merutinkannya, maka kita akan mendapatkan keutamaan yang sangat banyak. Hendaknya setiap muslim bersemangat untuk hal yang bermanfaat bagi dirinya, terkhusus untuk akhiratnya. Ayat Kursi sendiri bukanlah ayat yang panjang dan sulit untuk dihapal. Semoga Allah mudahkan kita untuk mengamalkannya. Wallahul Muwaffiq.

***

Referensi: Terjemahan tafsir ayat kursi karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin

 

Penulis: Wiwit Hardi P.

Artikel Muslim.Or.Id