Waspada! Azab Kubur Kebanyakan Sebab Air Kencing

DARI Abu Hurairah radiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,

“Bersucilah dari air kencing, karena kebanyakan azab kubur disebabkan olehnya.” (HR Ad Daroquthni)

Fawaid Hadits:

1. Anjuran untuk berhati-hati dari cipratan air kencing.

2. Penetapan akan adanya adzab kubur.

3. Salah satu sebab seseorang di azab di kuburnya adalah akibat tidak memperhatikan masalah ini.

[Bulughul maram/Ust. Badrusalam Lc]

INILAH MOZAIK

Amalan Sederhana yang Selamatkan Muslim dari Siksa Kubur

Terdapat amalan sederhana yang menyelematkan manusia dari siksa kubur.

Azab kubur merupakan salah satu sanksi Allah SWT bagi mereka yang selama hidup di dunia melakukan tindak perbuatan dosa. 

Imam Al Baihaqi dalam kitab Al Ahwal memberikan resep sederhana agar terhindar dari azab kubur. Menurutnya, kunci yang bisa menyelamatkan seseorang dari siksa kubur adalah amal saleh yang dikerjakan sepanjang hidupnya di dunia.

“Dan, barang siapa yang beramal saleh, maka untuk diri mereka sendirilah mereka menyiapkan (tempat yang menyenangkan).” (QS ar-Ruum [30]: 44). Merujuk pada pendapat mujahid, tempat menyenangkan yang dimaksud ialah “kediaman” yang nyaman selama di alam barzah.

Fakta ini juga dipertegas dalam hadits riwayat Abu Hurairah. Disebutkan bahwa ketika mayat telah diletakkan di kuburannya, ia mendengar gesekan sandal handai tolan yang meninggalkannya sendirian.

Bila ia orang beriman maka amalan sholat akan berada di atas kepalanya, puasa di sebelah kanannya, dan zakat ada di samping kirinya. Sedangkan, amalan lainnya, seperti sedekah, silaturahim, dan perbuatan baik ada di sekitar kedua kakinya. Masing-masing akan menjadi saksi dan pelindung baginya.

Pada pengujung karyanya, Al Baihaqi yang terkenal dengan mahakaryanya, as-Sunan al-Kubra dan Dalail an-Nubuwwah, menukil beberapa riwayat yang mengisahkan tentang rasa takut dan harapan besar dari para salaf agar terhindar dari siksa neraka.

Padahal, melihat hitungan matematis, tingkat kesalehan spiritual mereka terbilang mumpuni. Ini tak lain menggambarkan ketaatan mereka terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Sebut saja, misalnya, pendiri mazhab teolog Asy’ariyah, Abu Musa al-As’yari. Ia meminta agar dijauhkan dari siksa neraka. Ia bahkan memerintahkan agar kedalaman kuburnya kelak ditambahkan. “Dalamkanlah liang lahatku,” katanya.

Al-Baihaqi yang tutup usia pada umur 74 tahun itu mengutip kisah Abu ad-Darda’. Ketika sahabat Nabi tersebut menderita sakit, seorang sahabatnya datang. Lelaki itu berkata, “Wahai Abu ad-Darda’, sesungguhnya engkau hampir meninggal dunia maka perintah kanlah aku suatu perkara yang ber manfaat bagiku dan akan mengingatkanmu.”

Abu ad-Darda’ menjawab, “Sungguh, engkau di antara umat yang diampuni maka dirikanlah sholat, tunaikan zakat hartamu, berpuasa Ramadhan, dan jauhilah perkara keji, kemudian beritakanlah kabar gembira.” Merasa tidak puas, lelaki itu pun bertanya ulang. Abu ad-Darda’ membalas dan memintanya duduk dan merenungkan perkataannya.

“Bayangkan ketika engkau berada di hari, tatkala tak ada lagi ruang kecuali liang lahat yang luasnya dua hasta sedang kan panjangnya empat hasta. Ke luarga yang konon tak bisa berpisah denganmu hari itu meninggalkanmu sendiri, kolegamu yang dulu membuat megah rumahmu kelak akan menimbunmu dengan tanah lantas beranjak pergi darimu.”

Pada saat itu, sambung Abu ad-Darda’, dua malaikat berwarna hitam biru berambut keriting datang. Mereka adalah Munkar dan Nakir. Ia akan menanyakan identitasmu, agama, Tuhan, dan nabi.

“Jika jawabanmu tidak tahu-menahu maka demi Allah engkau telah tersesat dan merugi. Sedangkan, bila jawabanmu adalah Muhammad Rasulullah dengan kitab sucinya Alquran maka demi Allah engkau selamat dan mendapat petunjuk. Kesemua itu tidak akan mampu engkau ucapkan kecuali dengan peneguhan yang dikaruniakan Allah SWT.

KHAZANAH REPUBLIKA

Inilah Dalil Tentang Azab dan Nikmat Kubur

Di antara hal yang termasuk dalam kategori iman kepada hari Akhir adalah beriman dan percaya kepada azab dan nikmat kubur. Dalil tentang hal ini adalah, firman Allah Ta’ala,

كَذَٰلِكَ يَجْزِي اللَّهُ الْمُتَّقِينَ- الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ طَيِّبِينَ ۙ يَقُولُونَ سَلَامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang yang bertakwa. (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), “Salamun alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan. (QS. An-Nahl: 31-32).

Dasar penetapan dalil di atas adalah firman-Nya, (yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada mereka), “Salamun alaikum, masuklah ke dalam surga”. Meski mereka belum masuk ke dalam surga yang luasnya seluas langit dan bumi, akan tetapi mereka telah ke dalam masuk kubur yang di dalamnya terdapat kenikmatan surga.

Allah Ta’ala berfirman,

فَلَوْلَا إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ – وَأَنتُمْ حِينَئِذٍ تَنظُرُونَ – وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنكُمْ وَلَٰكِن لَّا تُبْصِرُونَ – فَلَوْلَا إِن كُنتُمْ غَيْرَ مَدِينِينَ – تَرْجِعُونَهَا إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ – فَأَمَّا إِن كَانَ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ- فَرَوْحٌ وَرَيْحَانٌ وَجَنَّتُ نَعِيمٍ

Maka kalau begitu mengapa (tidak mencegah) ketika (nyawa) telah sampai di kerongkongan, dan kamu ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu memang tidak dikuasai (oleh Allah), kamu tidak mengembalikannya (nyawa itu) jika kamu orang yang benar?Jika dia (orang yang mati) itu termasuk yang didekatkan (kepada Allah), maka dia memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga (yang penuh) kenikmatan.(QS. Al-Waaqi’ah: 83-89).

Hal ini terjadi ketika ruh sudah sampai di kerongkongan, dan inilah bagian dari kenikmatan kubur. Sesungguhnya manusia diberi kabar gembira sebelum ruh keluar dari jasadnya, dikatakan kepada ruhnya, “Keluarlah wahai jiwa yang tenang, keluarlah menuju ampunan dan keridhaan dari Allah.” Dengan perintah itu maka keluarlah ruh dengan mudah.

[Abu Syafiq/BersamaDakwah]

 

Tahukah Kamu Perbedaan Azab Kubur & Fitnah Kubur?

ADA perbedaan antara azab kubur dan fitnah kubur. Azab kubur adalah diazab dan dipukulnya manusia di dalam kuburnya, serta dibukakan baginya pintu neraka.

Adapun fitnah kubur adalah cobaan dan ujian. Maka, datanglah malaikat Nakir dan Munkar kepadanya yang akan mengujinya dengan pertanyaan: “Siapakah tuhanmu? Apa agamamu? Siapakah nabimu?” Kemudian datanglah hukuman setelah itu. Ia diberikan fitnah dengan adanya pertanyaan, kemudian ia diazab karena tidak mampu menjawabnya.

Azab adalah suatu hal, dan fitnah adalah hal yang lain. Azab merupakan akibat/hasil dari fitnah. Setelah diberikan fitnah, maka diazab. Dan fitnah adalah ujian yang menimpa baik mukmin maupun kafir. Seorang mukmin diberikan fitnah, lalu ia berhasil melaluinya. Allah selamatkan ia sehingga mampu menjawabnya. Adapun orang kafir, akan diberikan fitnah dan ia binasa karenanya.

Allah Taala berfirman:

“Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” (QS. Ibrahim: 27)

Kita mohon kepada Allah agar Dia meneguhkan kami dan kalian dengan ucapan yang teguh.

Kemudian, fitnah itu umum bagi setiap orang. Tidak hanya kepada umat Rasulullah melainkan seluruh umat sejak Nabi Adam. Allah Taala berfirman:

“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami)” (QS. Al-Araaf : 6)

“Dan (ingatlah) hari (di waktu) Allah menyeru mereka, seraya berkata: “Apakah jawabanmu kepada para rasul?” (QS. Al-Qashshaash: 65)

 

 

[Asy-Syaikh Abdul-Aziiz Ar-Raajihiy]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2313113/tahukah-kamu-perbedaan-azab-kubur-fitnah-kubur#sthash.33AdySqP.dpuf