Jemaah Haji Bertato?

Badan bertato tidak bisa menghalangi keinginan seseorang untuk berhaji. Siapapun yang telah terpenuhi syaratnya wajib menunaikan rukun Islam kelima, meskipun badannya dipenuhi gambar tato.

Kejadian Jemaah haji Indonesia yang badannya bertato bukan hanya sekali ini terjadi, seperti banyak diberitakan dalam berbagai media setelah kedatangan kloter UPG-20 beberapa waktu lalu. Namanya Tajuddin asli Kendari umurnya hampir genap 60 tahun. Nampak bagian atas lengan tangan kanannya tato jaring laba-laba dan motif tribal di situ. Penuh dan baru berhenti menjelang tiba di siku.

“Waktu bikinnya saya belum kepikiran bakal ke sini,” kata pria tersebut terkait tatonya sembari tertawa saat ditanyai Tim MCH Daker Airport.

Motif serupa juga memenuhi bagian atas tangan kirinya. Di kampungnya, ia mendaku, banyak yang kenal. “Boleh dibilang saya dulu memang preman,” kata dia.

Tahun 2011 silam juga terdapat Jemaah haji asal Madura bernama Syaiun badannya diselimuti berbagai gambar permanen yang didapatkan saat mendekam dalam penjara. Tragisnya dia sering ditolak saat hendak masuk ke dalam beberapa masjid, karena dikira non muslim. Melalui penjelasan rekannya yang satu rombongan Syaiun tetap diizinkan beribadah di dalam masjid.

Konsultan Pembimbing Ibadah Haji, Ahmad Kartono menjelaskan keabsahan orang bertato dalam berhaji. Menurutnya boleh-boleh saja orang bertato berhaji.

“Ngga apa-apa secara hukum sah ibadah hajinya selagi yang bersangkutan memenuhi ketentuan syarat haji, wajib haji, dan rukun haji,” kata Kartono melalui sambungan telepon, Sabtu (11/8/2018).

Ibadah haji memang untuk siapapun yang mampu melaksanakan. Selagi syarat berhaji dipenuhi maka dia wajib berhaji. Beragama Islam, baligh, sehat jasmani/rohani, merdeka, dan mampu. (ab/ab).

 

KEMENAG RI

Ingin Tarwiyah? Ini Pesan Kadaker Makkah

Jemaah Haji Indonesia yang melaksanakan tarwiyah setiap tahunnya selalu terjadi. Tarwiyah sendiri memang tidak dilarang, namun jemaah harus bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.

Tarwiyah merupakan melakukan napak tilas perjalanan yang pernah dilakukan Nabi Muhammad SAW. Tarwiyah sendiri dilaksanakan pada 8 Dzulhijjah, jemaah tarwiyah akan melakukan perjalanan dari Makkah ke Mina sejauh 14 kilometer. Lalu, setelah itu perjalanan berlanjut keesokan harinya dari Mina ke Arafah untuk bergabung dengan jemaah lainnya yang berangkat dari Makkah, langsung ke Arafah untuk menjalani wukuf.

Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah membuat ketentuan mengenai pelaksanaan ibadah ini. Kepala Daerah Kerja Makkah Endang Jumali pun mengeluarkan surat edaran mengenai ketentuan ibadah tarwiyah. Ada 4 poin dalam edaran itu.

Poin pertama disebutkan, pada prinsipnya pemerintah Indonesia tidak melaksanakan program Tarwiyah. Bagi jemaah haji yang melaksanakannya agar mempertimbangkan faktor kesiapan fisik dan risiko keselamatan diri mengingat masih banyaknya rangkaian ibadah haji yang bersifat wajib dan rukun haji yang belum dilaksanakan.

Kemudian di poin kedua, Endang meminta jemaah yang ingin melaksanakan tarwiyah untuk berkoordinasi dengan maktab. Selanjutnya, maktab harus berkoordinasi lebih lanjut dengan muasasah.

Lalu di poin tiga, jemaah tarwiyah diminta untuk mengajukan permohonan kepada ketua kloter dengan persetujuan dari kepala sektor. Dan laporan mengenai izin ini disampaikan ke Kadaker Mekah.

Di poin keempat atau terakhir, disebutkan pelaksana tarwiyah diminta untuk membuat surat pernyataan bahwa segala aktivitas yang berakibat pada keselamatan dan kerugian material, menjadi tanggung jawab diri sendiri.

“Saya sudah membuat surat edarannya. Sudah disampaikan ke jemaah melalui sektor-sektor,” ujar Endang di kantornya, di Syisyah, Makkah, beberapa waktu lalu.(mch/ha)

 

KEMENAG RI

H-5 Closing Date 448 Kloter Mendarat, 57 Jemaah Wafat

Jeddah (PHU)—Jumlah kedatangan jemaah haji pada 12 Agustus telah sampai dengan pukul 10.00 WAS sebanyak 11 kloter. Jemaah yang tergabung dalam kloter-kloter tersebut sebanyak 4.439 orang terdiri dari jemaah haji sebanyak 4.383 orang dan petugas kloter 56 orang.

Total kloter yang tiba di Arab Saudi melalui airport Madinah dan Jeddah Arab sebanyak 448 kloter. Rincian dari 182.547 penumpang terdiri dari jemaah haji 180.306 orang dan petugas kloter 2.241 orang. Sedangkan jemaah gelombang dua yang landing di airport Jeddah sampai dengan hari ini sebanyak 230 kloter. Terdapat 93.594 orang tiba di Jeddah yang berasal dari unsur jemaah haji 92.443 orang dan petugas kloter 1.151 orang.

Sedangkan jumlah jemaah wafat sampai dengan Ahad (12/8) telah mencapai 57 orang dari hari sebelumnya dilaporkan 52 jemaah wafat. Berikut daftar nama 5 jemaah yang wafat dari Sabtu (11/8) sampai dengan Ahad (12/8) pukul 11.30 waktu Arab Saudi.

1. Mariso Bakri Mat Busri (56), kloter BPN 07, wafat pada Sabtu (11/8).

2. Aty Yuliana Kasmidi (62), kloter UPG 14, wafat pada Sabtu (11/8).

3. Sara Basiru Duke (70), kloter UPG 39, wafat pada Ahad (12/8).

4. Manyuzar Young Mansyur (69), kloter MES 10, wafat pada Ahad (12/8).

5. Utin Risnarti Idris (55), kloter BTH 26, wafat pada Ahad (12/8).

 

KEMENAG RI

Berangkat Melalui Jalur Ilegal, 116 WNI Calon Haji Ditangkap Pihak Keamanan Arab Saudi

Sebanyak 116 warga negara Indonesia dipulangkan bertahap ke Tanah Air, setelah mencoba berangkat haji melalui jalur illegal.

Dilansir Banjarmasinpost.co.id, Konsul Jenderal RI di Jeddah Arab Saudi, Mohammad Henry mengatakan 116 WNI yang berhaji secara illegal itu, ditangkap otoritas keamanan Arab Saudi di hotel yang ada di kawasan Misfalah, Mekkah, Jumat (27/7/2018).

“Beberapa sedang menunggu penerbangan, 32 sudah dideportasi dan 72 akan dipulangkan besok. Lainnya berangsur hingga Sabtu besok supaya sudah selesai semua,” kata Henry di ruang Media Center Haji di Mekkah, Kamis (2/8/2018).

Sebagian besar WNI itu tergolong muda karena tahun kelahiran 1970-an dan 1980-an.

Adapun asal WNI tersebut, menurut Mohammad Henry, terbanyak dari Lombok, Madura, Banjar, dan Jawa Barat.

116 WNI yang ditangkap keamanan Arab Saudi itu berupaya berhaji secara ilegal dengan memanfaatkan visa nonhaji, yaitu visa kerja, visa umrah, visa ziarah, visa bisnis, dan visa kunjungan keluarga.

Padahal untuk melakukan ibadah haji dibutuhkan visa khusus yakni visa haji.

Kementerian Agama mengusut kemungkinan adanya keterlibatan travel umrah resmi dalam pemberangkatan 116 WNI tersebut.

“Jika terbukti ada WNI yang menggunakan visa umrah dan dia overstay, maka kita lacak hal tersebut kesalahan PPIU atau jemaah,” ujar Nizar Ali di Kantor Daerah Kerja (Daker) baru Makkah di kawasan Syisyah, Makkah.

“Kalau kesalahan PPIU akan kita cabut izin operasionalnya,” sambung Nizar didampingi Kabiro Humas Data dan Informasi Mastuki.

WNI yang berhaji melalui jalur illegal bukan pertama kali, sebelumnya pada 3 Oktober 2016 lalu, sebanyak 106 anggota jemaah haji asal Indonesia terdiri atas 27 pria dan 79 wanita juga tertangkap di Filipina, dilansir TribunWow.com dari Kompas.com (6/10/2016).

Mereka melakukan memalsukan identitas dengan paspor Filipina, karena terbatasnya kuota haji di Indonesia.

Retno Marsudi, selaku Menteri Luar Negeri Indonesia mengungkapkan proses pemulangan WNI yang berada di Filipina selesai pada 10 Oktober 2016 lalu. (TribunWow.com/ Roifah Dzatu Azmah)

TRIBUN NEWS

 

Kemenag Pastikan Berita Masjidil Haram Ditutupi Payung Raksasa, Hoax

Makkah (Kemenag) — Satu lagi kabar bohong (hoax) menerpa terkait haji di Tanah Suci. Kalau kemarin tentang bus jemaah kecelakaan—kabar beredar bus jemaah Indonesia, faktanya jemaah Turki—kali ini dikabarkan Masjidil Haram ditutupi payung raksasa.

“Masjidil Haram memasang payung seperti Nabawi itu hoax,” tandas Kepala Daerah Kerja Makkah Endang Jumali di kantornya, Syisyah, Senin (30/7) siang waktu Saudi.

Kabar bohong akan semakin ramai menjelang puncak haji. Misalnya hoax terkait jemaah keracunan katering, jemaah telantar, biaya dam naik, angin puyuh robohkan tenda di Arafah, ataupun paket ziarah yang seharusnya gratis dikabarkan bayar.

“Insya Allah jemaah tidak sembarangan menanggapi berbagai informasi. Kami di sini juga sering menerima telepon dari Tanah Air menanyakan kondisi jemaah haji. Kami sampaikan kepada mereka tentang kondisi sebenarnya. Mereka paham,” kata Endang.

Dia mengimbau masyarakat tidak sembarangan mencerna berbagai informasi yang tersebar luas. Ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama adalah memverifikasi info yang didapat. “Fakta harus menjadi acuan,” imbuhnya.

Untuk layanan pengaduan juga memastikan kebenaran informasi masyarakat bisa hubungi WhatsApp Center Haji pada nomor 050 350 0017 atau Call Center Haji 9200 13210. Selain itu juga mengikuti perkembangan berita haji melalui laman resmi Kemenag RI: kemenag.go.id.

Di sisi lain, masyarakat diimbau tidak mudah menyebarkan informasi yang belum terverifikasi melalui media sosial. “Kita ingin penyelenggaraan haji berjalan lancar, semua jemaah mendapat predikat mabrur,”  pungkas Endang.

Sumber : MCH
Penulis : Bramma Aji Putra
Editor : Bramma Aji Putra
Keterangan Foto: Kadaker Makkah Endang Jumali 

7 Hal yang Perlu Diingat Jemaah Haji Saat di Berada di Arab Saudi

Jemaah haji dari Indonesia terus berdatangan ke Arab Saudi. Kepala Kantor Daerah Kerja Mekah Endang Jumali mengingatkan 7 hal yang perlu diingat jemaah, yaitu:

  1. Selama berada di Tanah Suci, jemaah diminta waspada terhadap keamanan di sekitar.
  2. Yang lebih penting, selalu kenakan gelang identitas dan pengenal dari maktab/muasasah.
  3. Jika bepergian meninggalkan hotel, pastikan kamar dalam keadaan terkunci.
  4. Jemaah haji diminta untuk jangan membawa uang dalam jumlah berlebihan.
  5. Jika ingin berpergian, sebaiknya bepergian selalu berkelompok. Itu perlu dilakukan untuk mencegah ada jemaah yang tertinggal.
  6. Jika ada jemaah yang ingin memasak hendaknya di dapur umum yang telah disediakan hotel. Jangan memasak di dalam kamar.
  7. Agar jemaah senantiasa menjaga kadar cairan dalam tubuh. Waktu pelaksanaan haji di tahun 2018 ini jatuh pada musim panas di Arab Saudi.

    Untuk layanan pengaduan, selama di Tanah Suci jemaah dapat hubungi WhatsApp Center Haji pada nomor 050 350 0017 atau Call Center Haji 9200 13210. Jemaah haji Indonesia yang saat ini sudah berada di Madinah direncanakan akan masuk ke Makkah pada Kamis (26/7).

DETIK.com

Sebelum Layani Jemaah, Petugas PPIH Arab Saudi Lakukan Umrah Wajib

Jeddah (Kemenag) — Pesawat GA-980 yang membawa sebagian besar petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah mendarat mulus di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, Kamis (19/07) Pukul 16.40 WAS. Mereka terbang dari Bandara Soekarno Hatta Jakarta pada Pukul 11.30 WIB. Penyambutan kedatangan petugas dipimpin Kepala Daker Makkah Endang Jumali dan panitia lainnya yang memang telah berada di Tanah Suci beberapa hari sebelumnya.

Setelah mendarat, seluruh petugas mendapatkan pemeriksaan paspor dan pengecekan buku kesehatan haji. Juga dilakukan perekaman sidik jari dan biometrik di imigrasi bandara. Proses ini relatif singkat hanya lima menit tiap petugas.

Kemudian seluruh petugas mengenakan kain ihram untuk menunaikan umrah wajib di Masjidil Haram Pukul 19.30 WAS dengan terlebih dahulu mampir kantor Daker Makkah yang berada di Al Adel, Unnamed Road, Makkah 24244.

Tiba di komplek Masjidil Haram sekitar Pukul 00.30 WAS. Usai thawaf dan sa’i, para petugas tetap berada di Masjidil Haram menunggu datangnya waktu subuh.

KEMENAG RI

Masjid Nabawi Mulai Ramai, Petugas Pengamanan Jemaah Indonesia Ditambah

Madinah (Kemenag) — Jemaah haji seluruh dunia hari ini, Jumat (20/07), melakukan salat jumat pertama di Masjid Nabawi, Madinah. Jumlahnya mencapai 20 ribu lebih.

Mengantisipasi semakin banyaknya jemaah Indonesia yang lupa jalan dan untuk membantu memudahkan jemaah yang akan balik ke pemondokan, kekuatan pengamanan di sekitaran masjid Nabawi ditambah menjadi 12 orang, yang semua itu di bawah komando Kepala sektor khusus Masjid Nabawi.

“Sehingga total kesuluruhan menjadi 29 orang petugas,” ujar Kepala Daker Madinah Muhammad Khanif.

Bukan hanya konsentrasi kemanan, kata Khanif,  petugas juga mengantisipasi semakin banyaknya jamaah yang kehilangan alas kaki dengan memberikan sandal gratis.

“Bila kehilangan, segera hubungi atau cari petugas terdekat dan meminta sandal gratis,  agar bisa kembali ke pemondokan dengan aman,” ujar Khanif.

Ia sudah meminta kepada petugas di lapangan untuk tidak pernah bosan mengingatkan jamaah agar selalu membawa sandal atau alas kaki baik berangkat maupun pulang.

Peralatan lain yang juga wajib  dibawa jamaah selama bepergian adalah untuk selalu membawa payung atau kenakan topi,  karena penutup kepala bisa menghindari langsung dari sengatan matahari.

Menurut Khanif,  jamaah harus terus diingatkan agar senantiasa membawa bekal air minum setiap saat membawa air minum.

“Kita sudah senantiasa memberikan arahan para petugas kloter yang ada di daker madinah imbauan kepada para jemaah,” tuturnya. (MCH Madinah)

KEMENAG RI

Cuaca Arab Saudi Panas, Jamaah Haji Diminta Tak Perlu Keluar Penginapan

Kementerian Agama Kota Palembang menyarankan agar calon jamaah haji (CJH) tidak keluar penginapan bila tidak perlu atau untuk beribadah karena cuaca di Arab Saudi cukup panas. Suhu di Arab Saudi lebih dari 47 derajat celcius sehingga bila tidak diantisipasi bisa saja menganggu kesehatan,

“Jadi bila tidak perlu jangan sering keluar rumah karena bisa menguras tenaga,” kata Kepala Kantor Kementerian Agama Palembang Deni Priansyah di Palembang, Kamis (12/7/2018).

Namun, bila ingin beribadah atau pergi ke masjid harus membawa pelindung diri. Bisa saja memakai payung dan semprotan air saat berpergian atau keluar rumah untuk beribadah. Lebih lanjut, CJH dalam jaga kesehatan memerlukan fisik yang prima.

“Selain itu harus banyak minum air putih untuk mengantisipasi cuaca panas tersebut,” ujar dia.

Sementara itu, Kasubag Informasi dan Humas Kanwil Kementerian Agama Sumatera Selatan, Saefudin Latief menyebutkan Embarkasi Palembang memberangkatan 19 kelompok terbang (Kloter). Kloter tersebut terdiri 16 dari jamaah Sumsel dan tiga calon haji dari Provinsi Bangka Belitung.

CJH mulai berangkat ke tanah suci pada 18 Juli 2018 dan sehari sebelumnya harus masuk asrama terlebih dahulu.

OKEZONE

Ini Fasilitas Khusus Jamaah Haji Indonesia dari Arab Saudi yang Tak Didapat Negara Lain

Jamaah haji Indonesia patut bersyukur, lantaran tahun ini pemerintah melalui Kementerian Agama berhasil melobi Arab Saudi, sehingga jamaah haji Indonesia mendapat fasilitas khusus.

Lukman menuturkan, hubungan diplomatik Indonesia dan Arab Saudi membuat sejumlah fasilitas ‘khusus’ jamaah haji Indonesia.

Menurut Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, jamaah haji Indonesia harus bersyukur atas fasilitas yang disediakan Arab Saudi. Sebab, kata politisi PPP itu, fasilitas itu tak didapat negara lain.

“Tidak ada didapat negara lain (fasilitas tersebut), hanya Indonesia,” ujar Lukman di kantor Kementerian Agama, Senin (2/7/2018).

Kata Lukman, fasilitas ‘khusus’ yang diterima jamaah haji Indonesia yaitu dibukanya sejumlah gerbang Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz Jeddah dan Bandar Udara Internasional Prince Mohammad bin Abdul Aziz di Arab Saudi.

“Kita mendapatkan gate di bandara paling banyak,” ucap dia.

Persoalan bandara ini pula yang disebut Lukman membuat masa jamaah haji Indonesia tinggal selama 40 hari. “Keterbatasan bandara untuk jamaah menjadi masalah,” kata dia.

Melihat masalah keimigrasian di bandara ini, tahun ini jamaah haji Indonesia mendapatkan pelayanan verifikasi imigrasi dari Arab Saudi. Jamaah haji dari embarkasi Jakarta dan Surabaya, akan mendapatkan perekaman biometrik di Tanah Air.

Selain fasilitas itu, pemerintah Saudi juga memberikan izin didirikannya balai-balai kesehatan di Arafah, Mina, dan Madinah.

Lukman mengatakan, sebetulnya berdirinya balai-balai itu dilarang Arab Saudi. Sebab, semua fasilitas kesehatan sudah ditanggung Arab Saudi.

“Tapi sebagai bentuk komunikasi dengan jamaah (Indonesia) Arab Saudi memahami itu dan memberikan izin klinik setingkat rumah sakit kelas C,” pungkasnya.

 

OKEZONE