Mengapa Sangat Benci Muslim Rohingya? Alasan Biksu Wirathu Ini Sangat Mengejutkan

Mengapa Biksu Wirathu sangat benci terhadap Muslim Rohingya hingga kemudian melancarkan kampanye provokatif yang menyulut pembantaian, padahal dalam teorinya agama Budha mengajarkan kedamaian dan kasih sayang? Pria pencetus gerakan anti-Islam 969 itu berdalih, muslim Rohingnya adalah anjing gila.
Hal itu tidak disebutkan Wirathu secara sembunyi-sembunyi tetapi langsung dikatakannya dalam khutbah yang diliput media internasional, menggambarkan betapa secara terang-terangan ia memproklamirkan diri sebagai musuh Islam.

 

“Anda bisa berikan kebaikan dan rasa kasih, tetapi Anda tidak bisa tidur di samping anjing gila,” kata Wirathu seperti dikutip The New York Times, 21 Juni 2013. Yang dimaksud “anjing gila” oleh Wirathu adalah Muslim Rohingya sebagaimana tema khutbahnya.
Telah dua tahun pidato anti-Islam itu didengungkan Wirathu dan hingga kini ia tidak berubah. Masih memusuhi Muslim Rohingya, bahkan memprovokasi kaum Budha untuk memboikot dan membantai mereka.
Seperti dirangkum BersamaDakwah, Biksu Wirathu lahir pada 10 Juli 1968. Ashin Wirathu, nama lengkapnya. Ia yang mencetuskan gerakan ‘969’; sebuah gerakan anti-Islam yang kemudian membantai muslim Rohingya dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.
Catatan hitam Wirathu mencuat sejak tahun 2001. Waktu itu ia menghasut kaum Budha untuk membenci muslim. Hasilnya, kerusuhan anti-Muslim pecah pada tahun 2003. Wirathu sempat mendekam di penjara. Namun ia dibebaskan tepatnya pada tahun 2010 atas amnesti amnesti yang juga diberikan untuk ratusan tahanan politik.
Wirathu kini menjabat sebagai kepala di Biara Masoeyein Mandalay. Di kompleks luas itu Wirathu memimpin puluhan biksu dan memiliki pengaruh atas lebih dari 2.500 umat Budha di daerah tersebut. Dari basis kekuatannya itulah Wirathu memimpin gerakan anti-Islam “969”.
Entah sejak kapan Wirathu mendengungkan kampanye. Namun kampanye provokatif itu mulai meluas pada awal 2013. Ia berpidato di berbagai tempat, menyalakan kebencian kaum Budha atas umat muslim. Selain melalui pidato, gerakan 969 juga menyebar dengan cepat melalui stiker, brosur dan sebagainya. Kebencian dan anti-Islam meluas dengan cepat, berbuah pembantaian dan pengusiran Muslim Rohingya.
Ribuan muslim Rohingya dilaporkan terbunuh dalam pembantaian selama beberapa tahun terakhir. Sisanya bertahan hidup dengan keterbatasan dan ketertindasan. Ratusan orang mencoba pergi menyelamatkan diri, pada Mei 2015 sampai di Aceh setelah mengarungi laut lepas dengan kapal sederhana.

Dan pekan ini, militer Myanmar dilaporkan telah menghancurkan desa-desa yang dihuni Muslim Rohingya. Serangan itu dilakukan pada Oktober lalu namun citra satelit yang menunjukkan hancurnya desa baru tersebar pada pekan ini.

[Ibnu K/Tarbiyah.net]

Jejak Rekam Radikalisme Biksu Wirathu Pembenci Etnis Rohingya

Biksu radikal Budha, Ashin Wirathu, menjadi figur yang saat ini dinilai paling bertanggungjawab atas krisis SARA yang melanda etnis minoritas Rohingya.

Diketahui biksu Ashin Wirathu adalah pemimpin kampanye para biksu mendukung usulan Presiden Myanmar, Thein Sein, untuk mengirim etnis Muslim Rohingya ke negara ketiga yang entah di mana.

Sebelum krisis Rohingya mengemuka saat ini, silsilah radikalisme yang pernah dilakukan Wirathu ternyata telah berlangsung sejak lama.

Dikutip dari berita yang dimuat berbagai media, Wirathu sejak tahun 2001 diketahui telah mempromosikan kampanye nasionalis kelompok “969” yang di antaranya memboikot bisnis Muslim Myanmar.

Seperti terpapar paranoia, Wirathu melancarkan aksinya secara massif. Karena kampanyenya itu pada tahun 2003 pria berkepala plontos ini dipenjara selama 25 tahun karena menghasut kebencian agama.

Saat itu, Wirathu membagikan selebaran anti-Muslim yang menyebabkan 10 Muslim dibunuh di Kyaukse. Namun pada tahun 2010 Wirathu dibebaskan karena amnesti umum.

Pada Juni 2012 kekerasan pecah antara Muslim Rohingya etnis Rakhine dengan umat Budha di negara bagian Rakhine.

September 2012 Wirathu memimpin kampanye para biksu mendukung usulan Presiden Thein Sein untuk mengirim Rohingya ke negara ketiga. Akhirnya pada Oktober 2012 kekerasan lebih besar pecah di Rakhine

Maret 2013 terjadi pertempuran antaragama di Meiktila yang menewaskan 40 orang dan memaksa 13.000 orang mengungsi. Saat itu, stiker dan plakat kelompok 969 yang dipimpin Witathu didistribusikan ke seluruh Myanmar.

Biksu radikal berwajah dingin ini lahir pada tahun 1968 di Kyaukse, dekat Mandalay. Ia mulai bergabung dengan kebiksuan di tahun 1984.*

 

sumber: Hidayatullah.com