Cara Agar Masjid Lebih Ramah untuk Mualaf

Penting menyediakan mentor di masjid untuk mengembangkan hubungan dengan mualaf.

Institute for Social Policy & Understanding (ISPU) melakukan penelitian penting terkait masjid di Amerika. Reimagining Muslim Spaces membahas bagaimana membuat masjid lebih ramah bagi wanita, pemuda, dan mualaf.

Peneliti ISPU bertanya kepada Muslim Amerika seperti apa masjid yang dinamis, inklusif, dan ramah. Selain itu, ketika pintu masjid kembali dibuka setelah aturan karantina, mereka bertanya bagaimana cara membuat masjid yang lebih ramah untuk mualaf.

Dalam webinar yang mereka lakukan, ISPU mendiskusikan temuan dari para mualaf dan mewawancarai tiga pembicara dari Amerika Serikat. Mereka adalah Ihsan Bagby, Tamara Gary dan Sheikh Abdullah Oduro, yang memberikan wawasan dan ide kreatif tentang bagaimana membuat masjid nyaman dan inklusif untuk mualaf.

Dilansir di About Islam, Jumat (4/11/2022), disampaikan pula terkait keluhan dari para pemimpin masjid atas kurangnya relawan untuk mengorganisir acara dan program khusus untuk mualaf. Mereka juga melihat kurangnya komitmen dari jamaah ke masjid.

Tak hanya itu, jamaah masjid mengeluhkan kurangnya persatuan dan kurangnya rasa memiliki terhadap masjid. Jadi bagaimana kita memperbaiki situasi saat ini?

Salah satu penolakan terbesar bagi mualaf adalah saat mereka mengunjungi masjid, mereka malah menerima kritikan, cemooh, atau koreksi dengan cara yang kasar. Sementara, lingkungan yang ramah, inklusif dan mendukung sangat diperlukan, untuk membangun persahabatan yang langgeng dan membantu mereka merasa benar-benar terhubung.

Ihsan Bagby, sebagai pembicara pertama, berupaya membagikan apa yang dia anggap sebagai faktor paling penting bagi mualaf agar merasa diterima dan terlibat dalam masjid. Pertama adalah menyediakan seorang mentor di masjid yang akan mengembangkan hubungan dengan mualaf baru.

“Sosialisasi adalah aspek terpenting dalam kehidupan seorang mualaf. Tugas seorang mentor adalah bersama seorang mualaf selama setahun, menghubungi mereka, bertemu dan berteman, lalu mendidik mereka. Kembangkan kelompok pendukung untuk orang yang insyaf, baik formal maupun informal,” ucap dia.

Selanjutnya, mentor disebut harus mengidentifikasi mualaf yang tertarik untuk membantu mereka. Kelompok ini lantas menyediakan dukungan dan bertemu setidaknya sebulan sekali.

Langkah ketiga adalah memastikan setiap masjid memiliki materi pendidikan yang tepat, situs web yang direkomendasikan, maupun fasilitas yang baik untuk pengalaman pendidikan para mualaf. Terakhir, ia menyebut masjid bisa mengadakan acara sosial untuk mualaf, terutama di sekitar hari libur besar yang dapat memberi mereka rasa memiliki kelompok.

Pembicara kedua, Tamara Gary, kemudian menyarankan tiga faktor kunci untuk membuat masjid lebih ramah bagi mualaf. Hal pertama adalah merefleksikan seperti apa konsep yang dimiliki tentang ruang suci dan apa tujuan masjid.

“Tujuan utama dari aula atau tempat ibadah adalah doa, ibadah dan khutbah. Kita harus memastikan orang yang bertobat memiliki akses ke ruang utama itu,” katanya.

Kedua, ia menyebut keakraban budaya dan pemicu nostalgia positif bisa menjadi langkah lain yang ditempuh. Mualaf datang ke masjid dengan harapan menemukan budaya tertentu, yang sangat sering tidak terpenuhi.

Ia pun mengajak setiap pihak, utamanya pengurus masjid, untuk memikirkan hal-hal apa saja yang bisa memicu nostalgia dan mualaf bisa merasakan perasaan yang baik selama di masjid. Hal ini bisa dilakukan dengan makanan atau aroma yang enak.

“Ingat bahwa masjid adalah pusat sosial. Sangat penting untuk memasukkan kegiatan dan acara yang membahas kebutuhan sosial dan emosional para mualaf,” kata dia.

Pembicara terakhir, Syekh Abdullah Oduro, mengenang pengalamannya dengan masjid selama belajar di Madinah, Arab Saudi. Ia merekomendasikan untuk menyediakan video, seminar dan presentasi bagi mereka yang masih dalam tahap awal belajar dan mengamalkan dasar-dasar Islam. Juga, relevansi budaya sangat penting karena itulah lensa di mana orang melihat untuk menerima sesuatu secara umum. 

KHAZANAH REPUBLIKA