Berdoa Tak Perlu Terlalu Diperinci

ABDULLAH bin Mughoffal pernah mendengar puteranya berdoa, “Ya Allah, jika aku masuk surga berikanlah kepadaku istana berwarna putih di sebelah kanan surga.”

Abdullah lalu berkata pada puteranya, “Wahai anakku jika berdoa mintalah pada Allah surga dan mintalah agar dijauhkan dari neraka karena aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan datang pada umat ini orang-orang yang berlebihan dalam bersuci dan dalam berdoa.” (HR. Abu Daud, no. 96; Ibnu Majah, no. 3864. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.)

Doa yang terbaik adalah doa yang jawamiul kalim, yang singkat namun sarat makna seperti doa-doa yang dicontohkan dalam Al-Quran dan yang dicontohkan oleh Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam.

(Catatan ini diambil dari Fatwa Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid dalam fatwa Islamqa, no. 41017)

Semoga tujuh catatan ini menjadi ilmu yang berharga dan bermanfaat. [Muhammad Abduh Tuasikal]

 

INILAH MOZAIK

Kenapa Berdoa Harus Mengangkat Tangan?

Sering dijumpai umat Islam ketika berdoa baik usai salat mau dalam suatu acara, ada yang tidak mengangkat kedua tangannya. Apakah hukumnya berdoa dengan mengangkat tangan, dan tidak mengangkat tangan. Adakah dalilnya?

Membentangkan kedua tangan ke arah wajah atau mengarah ke atas dalam berdoa, menurut Ustadz Abduh Zulfidar Akaha, adalah sunnah dan termasuk salah satu sebab dikabulkannya sebuah doa.

Dalam hadits disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, “Sesungguhnya Tuhanmu Tabaraka wa Taala itu Mahamalu lagi dermawan. Dia malu jika ada hamba-Nya yang mengangkat kedua tangan kepada-Nya, lalu orang itu mengembalikan kedua tangannya dalam keadaan kosong.” [HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah dari Umar bin Al-Khathab] Hadits shahih. Dishahihkan Al-Iraqi, Ibnu Hajar, dan Al-Albani.

Ibnu Rajab Al-Hambali berkata, “Membentangkan tangan ke langit adalah salah satu adab berdoa yang diharapkan bisa menjadi sebab dikabulkannya sebuah doa.” [Jami Al-Ulum wa Al-Hikam I/191]

Imam An-Nawawi berkata, “Sesungguhnya hadits yang menyebutkan Beliau Shallallahu Alaihi wa Sallam mengangkat kedua tangannya dalam berdoa dalam banyak kesempatan selain salat istisqa adalah shahih. Dan, haditsnya tak terhitung banyaknya.” [Syarh Shahih Muslim VI/190]

Ibnu Hajar Al-Haitami berkata, “Disunnahkan bagi orang yang berdoa untuk mengangkat kedua tangannya dalam berdoa di luar salat sebagai ittiba.” [Fatawa Al-Fiqhiyyah Al-Kubra I/252]

Syaikh Bin Baz berkata, “Sesungguhnya mengangkat kedua tangan dalam berdoa adalah sunnah dan merupakan salah satu faktor terkabulnya doa. Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, … (hadits di atas). Dan, hadits-hadits shahih dalam hal ini banyak sekali.” [Majmu’ Fatawa XI/178]

Namun demikian, ada saat dimana Rasulullah tidak mengangkat tangannya ketika berdoa, yaitu dalam khutbah Jumat. Beliau memberikan isyarat dengan jari telunjuknya. Disebutkan dalam hadits shahih,
“Bahwasanya Bisyr bin Marwan mengangkat kedua tangannya pada hari Jumat di atas mimbar. Maka, Umarah bin Ruwaibah Ats-Tsaqafi pun menegurnya. Dia (Umarah) berkata; “Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam tidak pernah melakukan lebih dari ini. Dia (Umarah) memberikan isyarat dengan jari telunjuknya.” [HR. Muslim dan An-Nasa`i dari Umarah Ats-Tsaqafi]

Imam An-Nawawi berkata, “Sesungguhnya yang sunnah adalah hendaknya tidak mengangkat tangan dalam khutbah. Ini adalah pendapat Malik, sahabat-sahabat kami, dan selain mereka.” [Syarh Shahih Muslim VI/162]

Imam Al-Haitami berkata, “Dan tidak disukai bagi khatib mengangkat kedua tangannya pada waktu khutbah, sebagaimana yang dikatakan Al-baihaqi.” [Fatawa Al-Fiqhiyyah Al-Kubra I/253]

Terkait (tidak) mengangkat tangan dalam berdoa selepas salat, banyak hadits yang menjelaskan keutamaan berdoa setelah salat fardhu. Di antaranya, adalah riwayat Abu Umamah Al-Bahili, bahwa ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam,

“Doa apakah yang paling didengar (oleh Allah)?” Beliau bersabda, “(Doa pada) akhir tengah malam dan selepas salat wajib.” [HR. At-Tirmidzi]

Akan tetapi, sebagian ulama menganggap tidak ada satu pun hadits shahih yang menyebutkan bahwa Beliau mengangkat kedua tangannya dalam berdoa selepas salat wajib. Karena itulah, mereka (para ulama) berbeda pendapat dalam hal ini. Ada yang mengatakan bolehnya mengangkat tangan berdasarkan keumumam hadits mengangkat tangan. Dan ada juga yang mengatakan tidak boleh, dikarenakan Nabi tidak pernah melakukannya.

DR. Abdullah Al-Faqih berkata, “Sesungguhnya berdoa selepas salat setelah selesai dari berdzikir itu ada ketetapan syariatnya. Dan, bahwasanya mengangkat kedua tangan dalam berdoa juga disyariatkan. Oleh karena itu, barangsiapa yang berdoa setiap kali selesai salat dengan mengangkat kedua tangannya, dia tidak boleh disalahkan, sekalipun dia selalu melakukannya.”

Dalam fatwa Lajnah Da’imah Saudi disebutkan, “Berdoa setelah salat fardhu bukanlah sunnah jika dilakukan dengan mengangkat kedua tangan, baik itu oleh imam, makmum, maupun semuanya bersama-sama. Bahkan, itu (berdoa dengan mengangkat tangan setelah salat fardhu) adalah bid’ah. Sebab, hal ini tidak pernah dilakukan oleh Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya Radhiyallahu ‘Anhum. Adapun berdoa dengan tanpa mengangkat tangan (selepas salat wajib), maka itu tidak apa-apa, karena terdapat hadits-hadits dalam hal ini.” [Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, fatwa nomor 3901]

Kesimpulannya tidak mengangkat tangan saat berdoa selepas salat fardhu adalah benar, karena tidak ada petunjuk dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya Radhiyallahu ‘Anhum dalam hal ini. Namun, orang yang mengangkat tangannya selepas shalat fardhu pun tidak bisa disalahkan, karena secara umum berdoa dengan mengangkat tangan adalah sunnah.[]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2279962/kenapa-berdoa-harus-mengangkat-tangan#sthash.RqlGNwub.dpuf