Awas! Cemburu yang Merusak dan Membinasakan

BARANGKALI, di antara para istri ada yang membantah dan berkata, adalah kebodohan apabila seorang istri tidak memiliki rasa cemburu pada suaminya, padahal cemburu ini merupakan ungkapan cintanya kepada suaminya, sekaligus sebagai bumbu penyedap yang bisa menimbulkan keharmonisan, kemesraan dan kepuasan batin dalam kehidupan rumah tangga.

Ya benar! Akan tetapi, apakah pantas seorang istri yang berakal sehat, jika ia tenggelam dalam rasa cemburunya, sehingga menenggelamkan bahtera kehidupan rumah tangganya, mencabik-cabik jalinan cinta dan kasih sayang dalam keluarganya, bahkan ia sampai terjangkiti penyakit psikis yang kronis, perang batin yang tidak berkesudahan, dan akhirnya merusak akal sehatnya?

Memang sangat tipis, perbedaan antara yang benar dengan yang salah, antara yang sakit dengan yang sehat, antara cemburu yang penuh dengan kemesraan dengan cemburu yang membakar dan menyakitkan hati dikarenakan penyakit kejiwaan yang berat.

Namun, tetap ada perbedaan antara cemburu dalam rangka membela kehormatan diri dan kelembutan karena didasari rasa cinta kepada suami, dengan cemburu yang merusak dan membinasakan. Kalau begitu, cemburulah wahai para istri, dengan kecemburuan yang membahagiakan suamimu, dan menampakkan ketulusan cintamu kepadanya!

Tetapi hindarilah kecemburuan yang merusak dan menghancurkan keluargamu. Cemburulah demi memelihara harga diri dan kehormatan suami. Dan lebih utama lagi, cemburu untuk membela agama Allah.

Istri yang selalu memantau kegiatan suaminya, mencari-cari berita tentangnya, serta selalu menaruh curiga pada setiap aktivitas suaminya, bahkan cemburu kepada teman dan sahabatnya, maka inilah istri yang bodoh. Dengan sifatnya tersebut, maka kehidupan rumah tangganya, rasa cinta, kepercayaan di antara keduanya akan terputus dan hancur.

Dan bagi wanita yang rasa cemburunya tersulut karena suatu sebab, kemudian ia merasa hal itu tidak pada tempatnya, hendaklah ia menyadari kesalahannya, lalu melakukan perbaikan atas sikapnya tersebut. Dan yang paling penting adalah, tidak mengulangi lagi kesalahan serupa di kemudian hari. [alsofwah]

 

INILAHMOZAK

Cemburu, Tabiat setiap Wanita

SEBAGAIMANA fenomena yang kita lihat dalam kehidupan tangga pada umumnya, tampaklah bahwa sifat cemburu itu sudah menjadi tabiat setiap wanita, siapapun orangnya dan bagaimanapun kedudukannya.

Akan tetapi, hendaklah perasaan cemburu ini dapat dikendalikan sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan masalah yang bisa menghancurkan kehidupan rumah tangga.

Berikut beberapa nasihat yang perlu diperhatikan oleh para istri untuk menjaga keharmonisan kehidupan rumah tangga, sehingga tidak ternodai oleh pengaruh perasaan cemburu yang berlebihan.

Seorang isteri hendaklah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bersikap pertengahan dalam hal cemburu terhadap suami. Sikap pertengahan dalam setiap perkara merupakan bagian dari kesempurnaan agama dan akal seseorang. Dikatakan oleh Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha:

“Hai ‘Aisyah, bersikaplah lemah-lembut, sebab jika Allah menginginkan kebaikan pada sebuah keluarga, maka Dia menurunkan sifat kasih-Nya di tengah-tengah keluarga tersebut.”

Dan sepatutnya seorang isteri meringankan rasa cemburu kepada suami, sebab bila rasa cemburu tersebut melampaui batas, bisa berubah menjadi tuduhan tanpa dasar, serta dapat menyulut api di hatinya yang mungkin tidak akan pernah padam, bahkan akan menimbulkan perselisihan di antara suami dan melukai hati sang suami. Sedangkan isteri akan terus hanyut mengikuti hawa nafsunya.

Wanita pencemburu, lebih melihat permasalahan dengan perasaan hatinya daripada indera matanya. Ia lebih berbicara dengan nafsu emosinya dari pada pertimbangan akal sehatnya. Sehingga sesuatu masalah menjadi berbalik dari yang sebenarnya. Hendaklah hal ini disadari oleh kaum wanita, agar mereka tidak berlebihan mengikuti perasaan, namun juga mempergunakan akal sehat dalam melihat suatu permasalahan.

Dari kisah-kisah kecemburuan sebagian istri Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam, bisa diambil pelajaran berharga, bahwa sepatutnya seorang wanita yang sedang dilanda cemburu agar menahan dirinya, sehingga perasaan cemburu tersebut tidak mendorongnya melakukan pelanggaran syariat, berbuat zhalim, ataupun mengambil sesuatu yang bukan haknya. Maka janganlah mengikuti perasaan secara membabi buta.

Seorang istri yang bijaksana, ia tidak akan menyulut api cemburu suaminya. Misalnya, dengan memuji laki-laki lain di hadapannya atau menampakkan kekaguman terhadap laki-laki lain di hadapannya atau menampakkan kekagumman terhadap laki-laki lain, baik pakaiannya, gaya bicaranya, kekuatan fisiknya dan kecerdasannya. Bahkan sangat menyakitkan hati suami, jika seorang isteri membicarakan tentang suami pertamanya atau sebelumnya.

Rata-rata laki-laki tidak menyukai itu semua. Karena tanpa disadarinya, pujian tersebut bermuatan merendahkan kejantanannya, serta mengurangi nilai kelaki-lakiannya, meski tujuan penyebutan itu semua adalah baik. Bahkan, walaupun suami bersumpah tidak terpengaruh oleh ungkapannya tersebut, tetapi seorang istri jangan melakukannya. Sebab, seorang suami berat melupakan itu semua.

Ketahuilah wahai para istri! Bahwa yang menjadi keinginan laki-laki di lubuk hatinya adalah jangan sampai ada orang lain dalam hati dan jiwamu. Tanamlah dalam dirimu bahwa tidak ada lelaki yang terbaik, termulia, dan lainnya selain dia.

Wahai para istri! Jadikanlah perasaan cemburu kepada suami sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepadanya. Jangan menjadikan ia menoleh kepada wanita lain yang lebih cantik darimu. Berhias dirilah, jaga penampilan di hadapannya agar engkau selalu dicintai dan disayanginya.

Cintailah sepenuh hatimu, sehingga suami tidak membutuhkan cinta selain darimu. Bahagiakan ia dengan seluruh jiwa, perasaan dan daya tarikmu, sehingga suami tidak mau berpisah atau menjauh darimu. Berikan padanya kesempatan istirahat yang cukup. Perdengarkan di telinganya sebaik-baik perkataan yang engkau miliki dan yang paling ia senangi.

Wahai, para istri! Janganlah engkau mencela kecuali pada dirimu sendiri, bila saat suamimu datang wajahnya dalam keadaan bermuram durja. Jangan menuduh salah kecuali pada dirimu sendiri, bila suamimu lebih memilih melihat orang lain dan memalingkan wajah darimu. Dan jangan pula mengeluh bila engkau mendapatkan suamimu lebih suka di luar daripada duduk di dekatmu.

Tanyakan kepada dirimu, mana perhatianmu kepadanya? Mana kesibukanmu untuknya? Dan mana pilihan kata-kata manis yang engkau persembahkan kepadanya, serta senyum memikat dan penampilan menawan yang semestinya engkau berikan kepadanya? Sungguh engkau telah berubah di hadapannya, sehingga berubah pula sikapnya kepadamu, lebih dari itu, engkau melemparkan tuduhan terhadapnya karena cemburu butamu.

Dan ingatlah wahai para istri! Suamimu tidak mencari perempuan selain dirimu. Dia mencintaimu, bekerja untukmu, hidup senantiasa bersamamu, bukan dengan yang lainnya. Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ikutilah petunjuk-Nya dan percayalah sepenuhnya kepada suamimu setelah percaya kepada Allah yang senantiasa menjaga hamba-hamba-Nya yang selalu menjaga perintah-perintah-Nya, lalu tunaikanlah yang menjadi kewajibanmu.

Jauhilah perasaan was-was, karena setan selalu berusaha untuk merusak dan mengotori hatimu. [alsofwah]

 

INILAH MOZAIK

Cemburu itu Pintu Perceraian, Berhiaslah

ADA ulama terkenal di bidang gramatika bahasa Arab, namanya Abu al-Aswad al-Du’ali. Setiap pengkaji ilmu nahwu biasanya kenal dengan nama ini, bahkan kenal dengan personalitinya. Orangnya sopan, penuh hikmah kalau bicara, tak mau menyela-nyela omongan orang lain dan pintar menempatkan diri dalam setiap momen yang dihadiri.

Pintar menempatkan diri memang menjadi salah satu kunci dasar menjadi orang yang terhormat dan dihargai. Kata para kakek jaman dulu: “Bersekolahlah pada kehidupan kalau Anda ingin mulia. Mulailah dari TK (tahu kondisi), SD (sadar diri), SMP (sadar menganai posisi) dan SMA (sadar mengenai akibat)”. Nasehat ini sederhana sekali, tapi tokcer sekali untuk menjadi tips penjagaan martabat diri.

Ada nasehat baik dari Syekh Abu al-Aswad kepada puterinya yang ingin saya share saat ini. Lain waktu akan saya share nasehat beliau kepada kaum putera. Kepada puterinya beliau berkata: Janganlah engkau cemburu. Cemburu itu pintu perceraian. Berhiaslah, dan ketahuilah bahwa paling baiknya adalah celak mata. Berharum-harumlah, dan ketahuilah bahwa sebaik-baiknya parfum adalah air wudlu’ yang sempurna.

Apa makna beliau tentang celak mata? Mungkin saja adalah celak yang biasa dipakai itu. Bisa jadi juga yang dimaksud adalah pandangan penuh cinta yang membahagiakan suami. Apa yang dimaksud dengan wudlu’ sebagai parfum? Biasakan taat kepada Allah SWT. Niatkan semua ketaatan kepada suami sebagai bentuk ketaatan kepada Allah dan Rasulullah. Salam, AIM. [*]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2317371/cemburu-itu-pintu-perceraian-berhiaslah#sthash.CfZC293j.dpuf

Tidak Bolehkah Cemburu dalam Islam?

BARANGKALI, di antara para istri ada yang membantah dan berkata, adalah kebodohan apabila seorang istri tidak memiliki rasa cemburu pada suaminya, padahal cemburu ini merupakan ungkapan cintanya kepada suaminya, sekaligus sebagai bumbu penyedap yang bisa menimbulkan keharmonisan, kemesraan dan kepuasan batin dalam kehidupan rumah tangga.

Ya benar! Akan tetapi, apakah pantas seorang istri yang berakal sehat, jika ia tenggelam dalam rasa cemburunya, sehingga menenggelamkan bahtera kehidupan rumah tangganya, mencabik-cabik jalinan cinta dan kasih sayang dalam keluarganya, bahkan ia sampai terjangkiti penyakit psikis yang kronis, perang batin yang tidak berkesudahan, dan akhirnya merusak akal sehatnya?

Memang sangat tipis, perbedaan antara yang benar dengan yang salah, antara yang sakit dengan yang sehat, antara cemburu yang penuh dengan kemesraan dengan cemburu yang membakar dan menyakitkan hati dikarenakan penyakit kejiwaan yang berat.

Namun, tetap ada perbedaan antara cemburu dalam rangka membela kehormatan diri dan kelembutan karena didasari rasa cinta kepada suami, dengan cemburu yang merusak dan membinasakan. Kalau begitu, cemburulah wahai para istri, dengan kecemburuan yang membahagiakan suamimu, dan menampakkan ketulusan cintamu kepadanya!

Tetapi hindarilah kecemburuan yang merusak dan menghancurkan keluargamu. Cemburulah demi memelihara harga diri dan kehormatan suami. Dan lebih utama lagi, cemburu untuk membela agama Allah.

Istri yang selalu memantau kegiatan suaminya, mencari-cari berita tentangnya, serta selalu menaruh curiga pada setiap aktivitas suaminya, bahkan cemburu kepada teman dan sahabatnya, maka inilah istri yang bodoh. Dengan sifatnya tersebut, maka kehidupan rumah tangganya, rasa cinta, kepercayaan di antara keduanya akan terputus dan hancur.

Dan bagi wanita yang rasa cemburunya tersulut karena suatu sebab, kemudian ia merasa hal itu tidak pada tempatnya, hendaklah ia menyadari kesalahannya, lalu melakukan perbaikan atas sikapnya tersebut. Dan yang paling penting adalah, tidak mengulangi lagi kesalahan serupa di kemudian hari. [alsofwah]

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2305642/tidak-bolehkah-cemburu-dalam-islam#sthash.2gtI7PHm.dpuf

5 Alasan Pria Tidak Boleh Buat Pasangannya Cemburu

Beberapa pria yang sedang menjalani hubungan percintaan sering kali sengaja membuat perempuan cemburu. Salah satu alasannya adalah mereka ingin melihat seberapa besar cinta yang dimiliki kekasih.

Terkandang, hal tersebut memang berhasil dalam sebagian hubungan. Namun, tetap saja cara yang digunakan pria untuk membuktikan rasa cinta perempuan dengan membuatnya merasa cemburu bukanlah pilihan bijak.

Bahkan, bisa saja hal itu justru berbahaya dan membuat hubungan percintaan retak. Dilansir Boldsky inilah alasan mengapa Anda para pria sebaiknya tidak pernah berpikir sengaja membuat perempuan cemburu.

Perempuan sangat sensitif

Jika Anda memiliki kekasih yang sensitif, membuat mereka cemburu bukanlah pilihan tepat. Perempuan seperti ini akan dengan mudah menangis dan justru tidak memeberi hasil seperti yang Anda harapkan. Satu yang pasti, Anda dipastikan hanya akan merasa bersalah.

Berpikir untuk putus

Jika Anda para pria ingin agar perempuan yang dibuat cemburu justru berusaha mempertahankan hubungan, hal ini sangat keliru. Tak sedikit perempuan yang justru merasa Anda tidak pantas dipertahankan dan mencari sosok yang jauh lebih baik.

 

Kehilangan kepercayaan
Sebagian pria yang mencoba untuk membuat kekasih merasa cemburu mungkin berhasil membuat mereka semakin menyayangi Anda. Namun, tak sedikit dari perempuan yang juga kehilangan kepercayaan terhadap kekasihnya, sekalipun alasan mengapa Anda melakukan hal itu sudah sangat jelas.

Karenanya, meski hubungan percintaan Anda dan kekasih tetap berlanjut, ia tak akan lagi mudah percaya. Biasanya, perempuan akan cenderung merasa curiga dan pada akhirnya menimbulkan ketidaknyamanan dalam jalinan kasih tersebut.

Tidak menghargai pria

Bukan tidak mungkin perempuan yang sengaja dibuat cemburu oleh kekasihnya merasa dikhianati. Ia tidak mudah percaya dengan alasan Anda melakukan hal itu dan pada akhirnya saat hubungan percintaan tetap berlanjut, mereka tidak lagi menghargai Anda.

Perempuan akan melakukan hal yang sama
Saat Anda para pria mencoba membuat kekasih merasa cemburu dan mereka mengetahuinya, bersiap-siaplak menghadapi pembalasan dendam. Perempuan yang mengetahui bahwa pria sengaja melakukan hal itu juga bisa bertindak serupa. Pada akhirnya, kehancuran hubungan yang telah dijalin semakin dekat.

 

sumber: Republika Online