Tiga Waktu Penjagaan Allah Bagi Orang Saleh

DALAM bahasa arab, kata saleh berasal dari kata Soluha yang artinya “baik”. Dan menurut istilah, orang saleh adalah orang yang baik dan taat kepada Allah swt.

Saleh adalah derajat yang tinggi di sisi Allah swt. Setiap muslim berkesempatan untuk meraih derajat ini. Menjadi saleh tak harus punya catatan hidup yang bersih dan suci sejak kecil. Siapapun bisa menjadi saleh asal punya kemauan yang kuat untuk meraihnya. Karena Allah swt membuka lebar pintu kembali bagi orang-orang yang ingin memperbaiki hubungan dengan-Nya.

Kemudian Alquran pun memberikan kabar gembira kepada mereka yang ingin memperbaiki hubungannya dengan Allah swt, karena Allah akan menjaganya di beberapa waktu :

1. Allah akan menjaganya di masa hidupnya.
“Dia Melindungi orang-orang saleh.” (QS. Al-Araf: 196)

2. Allah akan menjaga keturunannya.
“Dan adapun dinding rumah itu adalah milik dua anak yatim di kota itu, yang di bawahnya tersimpan harta bagi mereka berdua, dan ayahnya seorang yang saleh.” (QS. Al-Kahfi:82)

Bahkan riwayat menyebutkan bahwa keturunan orang saleh dalam ayat ini adalah keturunan generasi ketujuh. Betapa besar pengaruh kesalehan seseorang terhadap anak keturunannya.

3. Pahala yang berlimpah di akhirat.
“Pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan.” (QS. Al-Qashas: 80). Karena itu, mari kita perbaiki hubungan dengan Allah swt. Semoga kita mampu meraih derajat saleh dan mendapatkan penjagaan Allah di setiap waktu.

 

INILAH MOZAIK

Jika Pernah Alami Ini, Anda Dijaga Allah Swt

Demi menghormati ajakan keluarga besarnya, setelah sebelumnya tak pernah ikuti tradisi tahunan di masyarakatnya yang jahiliyah itu, Muhammad bin Abdullah yang belum menjadi Nabi ini akhirnya keluar rumah atas ajakan keluarganya.

Mereka hendak menuju tempat pemujaan terhadap berhala. Festival tahunan. Kebiasaan jahiliyah dengan memberikan persembahan kepada berhala yang notabene benda mati, tak bisa bergerak, mustahil memberikan manfaat kepada diri apalagi orang lain.

Ketika mendekati tempat penghormatan terhadap berhala itu, tiba-tiba Muhammad menghilang. Para keluarga mencarinya. Berkali-kali. Tetapi tidak ada yang bisa menemukan Muhammad.

Singkat kisah, Muhammad bin Abdullah baru terlihat ketika acara sudah kelar. Ia muncul, seperti tiba-tiba, di tengah-tengah keluarganya dengan wajah yang menggambarkan ketakutan.

“Dari mana saja engkau? Mengapa wajahmu seperti itu? Apa yang membuatmu merasa ketakutan?”

“Setiap kali kudekati sebuah patung,” jawab Muhammad sebagaimana dikisahkan Abdul Mun’im Muhammad Umar dalam Khadijah Cinta Sejati Rasulullah yang mengutip riwayat Ibnu Sa’ad dalam Ath-Thabaqat Al-Kubra, “terlihat di hadapanku sesosok lelaki berkulit putih dan berpostur tinggi,”

Lelaki yang tak dikenal oleh Muhammad itu tak hanya diam. Lelaki yang tak lain adalah malaikat itu berteriak, “Menjauhlah Muhammad! Jangan kau sentuh itu!”

Ketika masih anak-anak, Muhammad bin Abdullah juga pernah mengalami hal serupa. Saat ia diajak oleh teman-temannya untuk menghadiri acara festival musik yang mengandung nilai-nilai kesyirikan di dalamnya, Muhammad kecil tertidur hingga tak sedikit pun mendengar alunan musik jahiliyah atau pertunjukan yang jauh dari nilai-nilai Islami. Muhammad terbangun ketika pertunjukan usai, kemudian pulang ke kediamannya.

Pernahkan kita mengalami kejadian-kejadian seperti ini? Pernahkah kita diarahkah menuju kebaikan yang tak pernah direncanakan sebelumnya? Pernahkan kita terhindar dari berbagai jenis keburukan bukan atas kuasa diri kita sendiri?

Tak ada yang kebetulan. Tiada yang terjadi begitu saja. Semua atas Kuasa Allah Ta’ala. Dialah Yang Maha Berkehendak. Dialah yang Maha Mengatur. Dialah Yang Maha Menaqdirkan.

Jika pernah mengalami hal ini, yakinlah bahwa Anda dijaga oleh Allah Ta’ala.

Bersyukurlah dan jagalah diri sebaik-baiknya agar senantiasa berada di jalan kebaikan. (kl/kh)

ERA MUSLIM