Doa Bebas dari Utang, Dibaca Selepas Shalat Jumat

Anda sedang dililit utang? Utang Anda ada di mana-mana; bank, teman, kantor, pinjol, kantor lelang, dan rentenir. Saban hari Anda dikejar penagih hutang. Atau setiap bulan Anda dihantui oleh utang-utang yang menumpuk.

Lebih parah lagi, saudara, teman, dan tetangga sudah tak percaya pada Anda? Sebab utang yang dulu tak juga dibayar. Semua orang seperti menjauh dari Anda. Akibat utang yang tak kunjung lunas dan kian menumpuk.

Bila keadaan ini dibiarkan begitu saja, akan sangat berbahaya. Depresi bisa akan menimpa seseorang yang dalam hutang banyak. Lebih gawat lagi, bisa jadi mengakhiri hidup. Atau kemungkinan pertengkaran dalam rumah tangga, akibat suami atau istri dikejar utang.

Selain berusaha mencari kerja dan menyisihkan penghasilan, seorang yang dililit utang juga dianjurkan untuk memperbanyak doa agar bebas dari utang. Sebagai seorang muslim, seyogianya kita meminta dan mengharap belas kasih dari Tuhan. Bagaimana tidak? Ketika kita tak berdaya, Allah akan selalu menyapa dan membuka kasih pada hamba-Nya.

Salah satu amalan agar bebas dari hutan terdapat dalam kitab berjudul An Nawadir,  karya Syeikh Qolyubi. Dalam kitab ini, Syekh Qolyubi menjelaskan doa bebas dari utang tersebut dibaca selepas melaksanakan shalat Jumat. Di samping itu, doa ini juga bisa diamalkan selepas melaksanakan shalat fardu.

Simak penjelasan Syekh Qolyubi dalam kitab An Nawadir  berikut;

فائدة } من قال بعد صلاة الجمعة : ياغني يامبدئ يامعيد يارحيم ياودود أغنني بحلالك عن حرامك واكفني بفضلك عمن سواك قضى الله دينه وأغناه الله عن خلقه. قال بعض العلماء : فإن واظب على ذلك بعد كل فريضة فلا تأتيه الجمعة الأخرى إلا وقد أغناه الله تعالى

Artinya; Faedah; Barang siapa saja yang mengamalkan doa ini selepas melaksanakan shalat Jumat, maka Allah akan membebaskan hutangnya dan juga dilapangkan rezekinya.

Dan sebagian ulama mengatakan; apabila doa tersebut sering dibaca atau melaziminya selepas mengerjakan shalat wajib, maka dipastikan sepanjang hari sampai Jum’at yang akan datang, Allah akan memberikan kemudahan rezki bagi yang mengamalkannya.

Adapun doa bebas dari utang tersebut, adalah sebagai berikut ini :

يَاغَنِيُ يَاحَمِيْدُ يَامُبْدِئُ يَامُعِيْدُ يَارَحِيْمُ يَاوَدُوْدُ أَغْنِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاكْفِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Ya Ghaniyu Ya Hamid Yamu’idu Ya Rahim Ya Wadud A’nini bi halalika ‘an Haramika wakfini bi fadhlika

Artinya; Ya Allah, wahai Dzat yang Maha Kaya, Wahai yang Maha Mulia , Wahai zat yang menciptakan sesuatu dari awal dan Dzat yang mengembalikannya, ya Allah yang Maha Pengasih lagi dan Maha Penyayang berikanlah aku kekayaan dari rezeki yang halal sehingga aku terhindar dari rezeki yang haram,

Dan aku pinta cukupkanlah pada aku untuk melakukan ketaatan-Mu sehingga aku menjauhi hal-hal yang Engkau haramkan, dan jadikanlah kami hanya mengharap karunia-Mu sehingga aku terhindar dari mengharap karunia dari selain Engkau.

Demikian penjelasan doa Bebas dari utang yang biasa dibaca selepas Shalat Jumat. Semoga bermanfaat.

BINCANG SYARIAH

Doa dan Dzikir Agar Bebas dari Lilitan Utang Sesuai Tuntunan Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad mengajarkan doa agar bebas dari utang.

Suatu ketika Abu Umamah, salah seorang sahabat dari Anshar, duduk termenung di masjid di luar waktu sholat dengan tatapan mata yang kosong jauh menerawang. Kemudian, tidak beberapa lama, Nabi Muhammad SAW masuk ke dalam masjid dan menghampiri Abu Umamah.  

Rasulullah bertanya, “Wahai Abu Umamah, aku melihatmu duduk di masjid di luar waktu shalat, apa yang terjadi denganmu?” Abu Umamah menjawab, “Ya Rasulullah, saat ini aku dalam kesulitan membayar utang.” 

Nabi Muhammad berkata, “Aku akan mengajarkanmu beberapa perkataan positif, jika engkau mengucapkannya, mudah-mudahan Allah SWT akan menghilangkan segala kesulitanmu dan melunasi utang-utangmu. Bacalah doa ini pada pagi dan sore hari.” 

Doa bebas dari utang

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ 

Kemudian, Rasulullah SAW melafazkan doa, “Allahumma inni a’udzu bika minal hammi wal hazani wa a’udzu bika minal ‘ajzi wal kasali wa a’udzu bika minal jubni wal bukhli wa a’udzu bika min ghalabatid daini waqahrir rijal.” 

Artinya: Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kebingungan dan kesedihan. Aku berlindung kepada-Mu dari kelemahan dan kemalasan. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan utang dan kesewenang-wenangan manusia.  

Menurut pengakuan Abu Umamah RA, setelah ia mengamalkan dan membaca doa yang diajarkan Nabi tersebut, Allah menghilangkan kebingungan, kesedihan, kelemahan, kemalasan, ketakutan, dan utang-utangnya dapat dilunasi. (HR Abu Daud).

Di samping mengamalkan dan membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW ini, ketika seseorang diterpa banyak masalah, dirundung kegundahan, dan impitan hidup, Rasulullah SAW juga mengajarkan dzikir, sebagai berikut.

Dzikir agar bebas dari utang dan saat diterpa masalah

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ

“Hasbunallah wani’mal-wakil, ni’mal-mawla, wani’man-nashir.”

Artinya: Cukuplah Allah tempat berserah diri bagi kami, sebaik-baik pelindung kami, dan sebaik-baik penolong kami.

Sebagaimana terdapat dalam hadits bahwa ketika seseorang datang menghampiri Nabi lalu berkata, “Rasulullah, sesungguhnya orang-orang non-Muslim telah mengumpulkan pasukan untuk menyerangmu, maka takutlah kepada mereka. Kemudian, Nabi SAW mengucapkan, ‘Hasbunallah wani’mal-wakil.‘”

Setelah kejadian ini, Allah menurunkan surah Ali Imran (3) ayat 173: 

اَلَّذِيْنَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ اِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوْا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ اِيْمَانًا ۖ وَّقَالُوْا حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

“Ketika seseorang berkata kepada Rasulullah, orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, ternyata ucapan itu justru menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, ‘Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung.'” (HR Bukhari).

Oleh karenanya, seorang Muslim dianjurkan selalu melibatkan Allah dalam mengatasi kegundahan hidup yang dihadapi. Bukankah Allah menjanjikan: 

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا 

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (QS asy-Syarh [94]: 5-6)

KHAZANAH REPUBLIKA