Dahsyatnya Doa Orang Berpuasa

Kenapa secara khusus Allah memerintahkan berdoa di sela-sela ayat puasa? Sebab berdasarkan Hadits di atas, doa orang yang berpuasa itu tidak akan ditolak.

BERTEMU Ramadhan adalah karunia yang tak ternilai. Sayangnya, kenikmatan yang begitu berharga ini tidak diberikan kepada semua orang. Banyak orang mengidamkan bisa bersua dengan Ramadhan, tapi Allah tak memberikannya. Allah mewafatkannya sebelum Ramadhan tiba. Ada juga yang diuji oleh Allah dengan penyakit sehingga tak sanggup menjalankan ibadah di bulan yang mulia ini.

Bersyukur, hal inilah yang mesti dilakukan setiap orang yang dipertemukan dengan Ramadhan dalam keadaaan sehat. Mensyukuri nikmat Ramadhan tentu tidak cukup hanya dengan gembira dan suka cita. Ramadhan menuntut kita untuk memanfaatkannya. Ketika Ramadhan bisa dimaksimalkan, maka itulah hakikat syukur kita pada kenikmatan yang mulia ini.

Satu hal yang membuat kita miris, Ramadhan yang sangat spesial ini kerap menerima perlakukan yang tidak sebagaimana mestinya. Sadar atau tidak, terkadang detik penuh makna dibulan ini terlewatkan tanpa diisi dengan ibadah.

Fenomena ini tentu saja sangat ironis. Sebab Allah menghadirkan Ramadhan untuk diisi dengan ketaatan. Ramadhan bukan sekedar puasa dari makan dan minum. Dalam Ramadhan banyak ibadah yang mesti kita hadirkan. Salah satunya adalah banyak berdoa dan bermunajat kepada Allah.

Doa Orang yang Berpuasa

عن أبي هريرة رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاث لا تُردّ دعوتهم: الصائم حتى يُفطر، والإمام العادل، ودعوة المظلوم

Dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu ia berkata, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda, “Ada tiga golongan yang tidak ditolak doanya,  orang berpuasa sampai berbuka, pemimpin yang adil dan orang yang dizalimi.” (Riwayat Ahmad, Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Sejenak mari kita menoleh ke belakang. Mengingat dan merenungi perjalanan hidup kita sebelas bulan yang telah lewat. Jika kita jujur maka kesimpulannya relatif akan sama. Banyak dosa yang telah kita buat. Tapi istighfar dan taubat yang kita berikan bisa dihitung dengan jari.

Di bulan ini kita berkesampatan menambal dan menutupi kelalaian itu. Dosa yang kita lakukan bisa kita lebur di bulan ini. Tapi tentunya tidak dengan kesantaian atau tidur-tiduran. Yang harus kita lakukan adalah banyak berdoa kepada Allah. Berzikir dan mendekatkan diri kepadanya.

Perintah banyak berdoa di bulan Ramadhan juga sebenarnya sudah disebutkan secara tersirat dalam al-Qur`an. Ketika Allah menyebutkan ayat-ayat tentang puasa, ditengah-tengahnya diselipkan ayat tentang doa. Syaikh Khalid al-Mushlih berkata, di dalam ayat ini terdapat isyarat bahwa doa orang yang berpuasa itu (sangat) layak diharap untuk dikabulkan doanya.

Kenapa secara khusus Allah memerintahkan berdoa di sela-sela ayat puasa? Sebab berdasarkan Hadits di atas, doa orang yang berpuasa itu tidak akan ditolak. Allah akan mengabulkan dengan tiga cara. Dari Abu Said, Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang Muslim berdoa kecuali Allah akan memberikan salah satu di antara tiga perkara ini: bisa dengan disegerakan mewujudkan permintaannya. Atau bisa juga ditabungkan di akhirat atau Allah memalingkan dia dari musibah yang sepadan dengan doa yang ia minta.” (Riwayat Ahmad)

Ada beberapa alasan kenapa doa orang sedang berpuasa mustajab. Salah satunya, karena orang yang berpuasa sedang menjalankan kewajibannya. Allah sangat suka dan mencintai didekati hamba-Nya melalui ibadah-ibadah yang wajib. Ibnu Mas’ud berkata, “Bawalah kebutuhan-kebutuhanmu dalam ibadah wajib.” (Riwayat Abdurrazzaq dalam al-Musannaf)

Penuhi Syarat dan Ketentuannya

Hadits di atas semakin menguatkan betapa berharganya Ramadhan itu. Saat kita butuh ampunan dan kasih sayang Allah, Allah membuka dan memastikan setiap permohonan akan diterima. Tentunya doa ini akan dikabulkan jika kita memenuhi syarat dan ketentuannya.

Syaikh Assyinqiti menyebutkan, “Allah jelaskan pula di ayat yang lain bahwa Allah mengabulkannya bagi mereka yang di kehendaki. Dalam al-Qur`an Allah berfirman, “(Tidak) hanya kepada-Nya kamu minta tolong (berdoa), jika Dia menghendaki Dia hilangkan apa (bahaya) yang kamu mohonkan kepada-Nya)” (al-An’am {6}: 41)

Siapakah yang dikehendaki untuk dikabulkan doanya? Mereka adalah orang yang memenuhi syarat-syarat terkabulnya doa. Di antara syaratnya adalah yakin, sungguh-sungguh dan tidak terburu-buru. Dalam Hadits disebutkan, “Doa seorang hamba akan tetap dikabulkan selama tidak berdoa untuk hal yang dilarang (berdosa) atau untuk memutus tali silaturahmi dan selama tidak terburu-buru.”

Dikatakan, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud terburu-buru (dalam doa)?” Beliau menjawab,  “Yaitu perkataan  ‘Aku telah berdoa akan tetapi aku tidak melihat akan dikabulkan.’ Maka dia akan merasa letih kemudian akan meninggalkan doa.” (Riwayat Muslim)

Jangan Bosan Berdoa

Kita sering mendengar bahwa dibulan Ramadhan setan dibelenggu. Betul, tapi yang dibelenggu adalah setan dari kalangan jin. Adapun setan berwujud manusia tetap bebas berkeliaran di bulan Ramadhan. Bahkan kerja mereka di bulan ini jauh lebih ekstra.

Setan apapun bentuknya tetap tidak berubah statusnya. Ia adalah musuh kita yang nyata. Maka kitapun memperlakukannya sebagai musuh. Dalam konteks Ramadhan, misi setan adalah agar kita lalai dan tidak maksimal di bulan ini.

Bagaimana melawan mereka? Caranya adalah dengan berusaha dan berdoa. Agar kita maksimal dalam beribadah maka kita harus memintanya kepada Allah.  Syaikh Al-Utsaimin berkata dalam tasfsirnya, “(hanya kepada Engkau kami beribadah dan dan hanya kepada Engkau kami meminta pertolongan)“ dan tidak mungkin seseorang bisa menegakkan ibadah kecuali dengan pertolongan dari Allah.” Itulah salah satu hikmahnya kenapa Allah menggandengakan ibadah dan isti’anah (memohon pertolongan).

Bulan Ramadhan adalah bulan ibadah. Kita semua tentu ingin Ramadhan ini memang bisa kita penuhi dengan ibadah. Namun sekali lagi mengandalkan diri sendiri tanpa keterlibatan Allah tidaklah mungkin. Kita selalu butuh pertolongan Allah dalam segala hal.

Meminta kepada Allah bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan kita. Doa adalah ibadah. Karenanya Allah senang kepada hamba-Nya yang banyak meminta. Berapapun yang kita minta Allah akan memberikannya. Sebalikanya, Allah akan murka kepada hamba-Nya yang malas berdoa. Bahkan keengganan berdoa telah ditetapkan oleh Allah sebagai tanda ketakaburan seseorang.  Karenanya kita jangan pernah bosan meminta pada Allah. Waliyyadzu Billahi Min Dzalik!!Ahmad Rifai

HIDAYATULLAH


Apa Hajatmu, Mohonkanlah di Bulan Ramadhan!

Mohonkanlah segala hajat di waktu-waktu tersebut. Makanya, sore hari lebih baik siapkan diri dengan banyak dzikir, tilawah dan berdoa. Bukan malah keluyuran dengan alasan ngabuburit

 

RAMADHAN tidak semata menyediakan banyak ampunan dan pahala, juga memberikan ruang bagi siapa saja yang ingin mendapat pertolongan-Nya dengan segera berdoa kepada-Nya.

Ramadhan juga menjadi kesempatan emas setiap Muslim untuk lebih mengenal Allah, sehingga tidak perlu bertumpu, berharap, bersandar kepada selain Allah.

Dalam Fawaidul Fawaid, Ibn Qayyim Al-Jauziyah menuliskan, “Apabila seorang hamba mampu mengenal Allah beserta asma dan sifat-Nya, maka kehidupannya di dunia ini akan menjadi tenteram. Ia akan merasakan kenikmatan yang tidak dapat dibandingkan kecuali dengna kenikmatan surga di akhirat kelak. Sebab, ia selalu ridha kepada Rabbnya, sedngkan keridhaan merupakan surga duniawi di tempat peristirahatan bagi orang-orang yang mengenal Allah.”

Seperti jamak dipahami bukankah sudah cukup banyak dari umat ini yang mengerti bahwa Allah tidak akan tidak pernah mengabulkan permohonan (doa) hamba-hamba-Nya. Tetapi, kalau mau jujur sudahkah kita benar-benar ikhlas, yakin dan penuh kekhusyukan dalam setiap berdoa kepada-Nya?

Mari kita belajar dari Nabi Ayyub alayhissalam, kala beliau mendapatkan ujian dan tidak berdoa melaikan hanya kepada Allah Ta’ala.

وَأَيُّوبَإِذۡنَادَىٰرَبَّهُۥۤأَنِّىمَسَّنِىَٱلضُّرُّوَأَنتَأَرۡحَمُٱلرَّٲحِمِينَ

“Dan (ingatlah kisah) Ayyub, ketika dia berdoa kepada Rabbnya. (‘Ya Rabbku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Rabb Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.” (QS. Al-Anbiya [21]: 83).

Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziyah, doa Nabi Ayyub alayhissalam itu mengandung lima (5)  hal penting di hadapan Alalh, yakni, hakikat tauhid, ungkapan kefakiran dan kebutuhan seorang hamba kpeada Rabbnya, perasaan cinta hamba di balik sikap lembutnya kepada-Nya, pengakuan terhadap kasih sayang-Nya, serta bahwa Dialah yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.

Jadi, tidak perlu sedih, bingung, apalagi putus asa dalam menjalani kehidupan yang meskipun boleh jadi seperti diri dalam keadaan menderita, tersiksa dan tidak ada yang peduli. Kembalilah kepada Allah. Pertanyaannya kapan waktu yang tepat untuk berdoa selama Ramadhan?

Pertama, saat sahur.

يَنْزِلُرَبُّنَاتَبَارَكَوَتَعَالَىكُلَّلَيْلَةٍإِلَىالسَّمَاءِالدُّنْيَاحِينَيَبْقَىثُلُثُاللَّيْلِالآخِرُيَقُولُمَنْيَدْعُونِىفَأَسْتَجِيبَلَهُمَنْيَسْأَلُنِىفَأُعْطِيَهُمَنْيَسْتَغْفِرُنِىفَأَغْفِرَلَهُ

“Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari).

Jadi, manfaatkanlah waktu tersebut untuk banyak berdoa. Jangan diisi dengan yang tidak berfaedah, apalagi sekedar dengan sahur sembari nonton banyolan di televisi yang kurang edukatif dan tidak simetris dengan makna, hakikat dan tujuan puasa.

Kedua, saat siang hari, selama berpuasa

ثَلاَثَةٌلاَتُرَدُّدَعْوَتُهُمُالصَّائِمُحَتَّىيُفْطِرَوَالإِمَامُالْعَادِلُوَدَعْوَةُالْمَظْلُومِ

“Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad).

Ketiga, saat berbuka puasa

ثَلاَثَةٌلاَتُرَدُّدَعْوَتُهُمُالإِمَامُالْعَادِلُوَالصَّائِمُحِينَيُفْطِرُوَدَعْوَةُالْمَظْلُومِ

“Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi).

Mohonkanlah segala hajat di waktu-waktu tersebut. Makanya, sore hari lebih baik siapkan diri dengan banyak dzikir, tilawah dan berdoa. Bukan malah keluyuran dengan alasan ngabuburit. Sebab, saat jelang berbuka dan saat berbuka adalah saat dimana doa dikabulkan. Jika fisik dan hati kita sibuk dari berbagai tempat, bisa dipastikan doa bisa dilantunkan, namun kesungguhan hati tidak akan bisa dihadirkan.

Tentu, masih ada waktu lain yang mustajab untuk berdoa, seperti kala sujud, dan waktu-waktu lain yang bisa dilakukan di luar Ramadhan. Semoga Allah menjadikan kita hamba yang tidak meminta, memohon dan berharap, kecuali hanya kepada-Nya. Aamiin. Wallahu a’lam.*

 

HDAYATULLAH

Mengapa Doa di Bulan Ramadan Mustajab?

MERASA doa tak kunjung dikabulkan? Cobalah berdoa di bulan Ramadan. Sebab di bulan yang istimewa ini Allah SWT berjanji akan mengabulkannya.

Sebab, sungguh Allah SWT memahami keadaan manusia yang lemah dan senantiasa membutuhkan Rahmat-Nya. Manusia tidak pernah lepas dari keinginan, yang baik maupun yang buruk.

Oleh sebab itu, dalam keadaan berpuasa, Allah SWT memahami hamba-Nya sedang beribadah dan berjuang menahan lapar, haus, dan hawa nafsu. Dalam keadaan sedang lemah inilah menurunkan belas kasih-Nya.

Dari buku saku karangan Uzatad Ma’ruf Khozin dijelaskan bahwa salah satu keunggulan bulan Ramadan adalah dikabulkannya doa. Rasulullah SAW bersabda,

Dari Abu Hurairah, “Ada 3 orang yang tidak ditolak doanya, pemimpin yang adil, orang puasa sampai berbuka, dan doa orang yang dianiaya” (HR Ahmad).

(vin)

 

OKEZONE

Tiga Waktu Terkabulnya Doa di Bulan Ramadhan

Ada tiga waktu terkabulnya doa di bulan Ramadhan. Raihlah keutamaan tersebut dengan terus memperbanyak doa.

Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al-Baqarah: 186)

Ibnu Katsir rahimahullah menerangkan bahwa masalah ini disebutkan di sela-sela penyebutan hukum puasa. Ini menunjukkan mengenai anjuran memperbanyak do’a ketika bulan itu sempurna, bahkan diperintahkan memperbanyak do’a tersebut di setiap kali berbuka puasa. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 2: 66).

Pernyataan yang dikatakan oleh Ibnu Katsir menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah salah waktu terkabulnya do’a. Namun do’a itu mudah dikabulkan jika seseorang punya keimanan yang benar.

Ibnu Taimiyah berkata, “Terkabulnya do’a itu dikarenakan benarnya i’tiqod, kesempurnaan ketaatan karena di akhir ayat disebutkan, ‘dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran’.” (Majmu’ah Al Fatawa, 14: 33-34).

Perihal Ramadhan adalah bulan do’a dikuatkan lagi dengan hadits dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ لِلّهِ فِى كُلِّ يَوْمٍ عِتْقَاءَ مِنَ النَّارِ فِى شَهْرِ رَمَضَانَ ,وَإِنَّ لِكُلِّ مُسْلِمٍ دَعْوَةً يَدْعُوْ بِهَا فَيَسْتَجِيْبُ لَهُ

Sesungguhnya Allah membebaskan beberapa orang dari api neraka pada setiap hari di bulan Ramadhan, dan setiap muslim apabila dia memanjatkan do’a, akan dikabulkan.” (HR. Al Bazaar. Al Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaid, 10: 14 mengatakan bahwa perowinya tsiqoh -terpercaya-. Lihat Jami’ul Ahadits, 9: 224)

Ada tiga waktu utama terkabulnya do’a di bulan Ramadhan:

1- Waktu sahur

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Rabb kita tabaraka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Allah berfirman, “Siapa saja yang berdo’a kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR. Bukhari, no. 1145 dan Muslim, no. 758). Ibnu Hajar juga menjelaskan hadits di atas dengan berkata, “Do’a dan istighfar di waktu sahur mudah dikabulkan.” (Fath Al-Bari, 3: 32).

2- Saat berpuasa

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Tiga orang yang do’anya tidak tertolak: orang yang berpuasa sampai ia berbuka, pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizalimi.” (HR. Ahmad 2: 305. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya)

Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Disunnahkan orang yang berpuasa untuk memperbanyak do’a demi urusan akhirat dan dunianya, juga ia boleh berdo’a untuk hajat yang ia inginkan, begitu pula jangan lupakan do’a kebaikan untuk kaum muslimin secara umum.” (Al-Majmu’, 6: 273)

3- Ketika berbuka puasa

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Ada tiga orang yang do’anya tidak ditolak : (1) Pemimpin yang adil, (2) Orang yang berpuasa ketika dia berbuka, (3) Do’a orang yang terzalimi.” (HR. Tirmidzi no. 2526, 3598 dan Ibnu Majah no. 1752. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan). Dalam Tuhfah Al-Ahwadzi (7: 278) disebutkan bahwa kenapa do’a mudah dikabulkan ketika berbuka puasa yaitu karena saat itu, orang yang berpuasa telah menyelesaikan ibadahnya dalam keadaan tunduk dan merendahkan diri.

Moga Allah memperkenankan setiap do’a kita di bulan Ramadhan.

@ Amaris Hotel Tebet, 20 Sya’ban 1436 H

Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Sumber: Rumaysho.Com