Bacaan Doa Setelah Sholat 5 Waktu Lengkap dan Artinya

Berdzikir dan berdoa setelah sholat fardhu adalah anjuran Rasulullah SAW kepada umatnya. Bagaimana bacaan dzikir dan doa setelah sholat fardhu?

Imam Nawawi mengatakan dalam karyanya, kitab Al-Adzkar. Kitab yang menjadi salah satu kitab rujukan, serta buku induk berkenaan tentang doa, dan dzikir yang populer di dunia Islam. Beliau mengatakan dalam kitab tersebut, bahwa ulama telah bersepakat (ijma’) tentang kesunnahan dzikir usai sholat, yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan yang amat beragam.

Berikut ini adalah di antara rangkaian dzikir dan bacaan doa setelah sholat 5 waktu, yang dikutip dari berbagai sumber:

1. Membaca Istighfar Dahulu

Sebelum berdoa, dianjurkan untuk membaca istighfar sebanyak tiga kali:

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِـيْمِ الَّذِيْ لَااِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“ASTAGHFIRULLAH HAL’ADZIM, ALADZI LAAILAHA ILLAHUWAL KHAYYUL QOYYUUMU WA ATUUBU ILAIIH”

2. Dilanjutkan dengan membaca :

لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

“LAA ILAHA ILLALLAH WAKHDAHU LAA SYARIKA LAHU, LAHUL MULKU WALAHUL KHAMDU YUKHYIIY WAYUMIITU WAHUWA ‘ALAA KULLI SYAI’INNQODIIR”

3. Memohon perlindungan dari siksa neraka, dengan membaca berikut 3 kali:

اَللَّهُمَّ أَجِرْنِـى مِنَ النَّارِ
“ALLAHUMMA AJIRNI MINAN-NAAR” 3 x

4. Memuji Allah Dengan Kalimat

للَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلَامُ، وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَارَبَّنَا بِالسَّلَامِ وَاَدْخِلْنَا الْـجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَا ذَاالْـجَلَالِ وَاْلإِكْرَام.
“ALLAHUMMA ANGTASSALAM, WAMINGKASSALAM, WA ILAYKA YA’UUDUSSALAM FAKHAYYINA RABBANAA BISSALAAM WA-ADKHILNALJANNATA DAROSSALAAM TABAROKTA RABBANAA WATA’ALAYTA YAA DZALJALAALI WAL IKRAAM”

5. Membaca surat Al-Fatihah dan ayat kursi

Membaca Surat Al-Fatihah kemudian dilanjutkan dengan membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah : 225)
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. اَللهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَّلَانَوْمٌ، لَهُ مَافِي السَّمَاوَاتِ وَمَافِي اْلأَرْضِ مَن ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَابَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَآءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَلَا يَـؤدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ.

“Allahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Laa ta’khudzuhuu sinatuw wa laa naum. Lahuu maa fis samaawaati wa maa fil ardh. Man dzal ladzii yasyfa’u ‘indahuu illaa bi idznih. Ya’lamu maa bayna aidiihim wa maa khalfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syai-im min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardh walaa ya-uuduhuu hifzhuhumaa Wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim.”

6. Membaca Tasbih, Tahmid, Takbir, dan Tahlil

Membaca kalimat Tasbih 33 kali
سُبْحَانَ اللهِ
“SUBHANALLAH” 33x

Membaca kalimat Tahmid 33 kali
الْحَمْدُلِلهِ
“ALHAMDULILLAH” 33x

Membaca kalimat Takbir 33 kali
اللهُ اَكْبَرُ
“ALLAHU AKBAR”

Membaca kalimat Tahlil 33 kali
لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ
“LAILAHA ILLALLAH”

7. Membaca Doa Berikut

Setelah selesai berdzikir, maka membaca doa setelah sholat berikut

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ

“BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM. ALHAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN, HAMDAN YUWAAFII NI’AMAHU WAYUKAAFII MAZIIDAHU. YA RABBANAA LAKAL HAMDU KAMAA YAN BAGHHI LIJALAALI WAJHIKA WA’AZHIIMI SULTHAANIKA.”

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد

“ALLAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA’ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD”.

اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَـقَـبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَا مَنَا وَرُكُوْ عَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَضَرُّ عَنَا وَتَخَشُّوْ عَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَ نَا يَا اَلله يَا رَبَّ الْعَا لَمِيْنَ

“ALLAHUMMA RABBANAA TAQABBAL MINNAA SHALAATAANA WASHIYAAMANAA WARUKUU’ANAA WASUJUUDANAA WAQU’UUDANAA WATADLARRU’ANAA, WATAKHASYSYU’ANAA WATA’ABBUDANAA, WATAMMIM TAQSHIIRANAA YAA ALLAH YAA RABBAL’AALAMIIN”.

رَبَّنَا ضَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْ حَمْنَا لَنَكُوْ نَنَّ مِنَ الْخَا سِرِ يْنَ

“RABBANA DZHALAMNAA ANFUSANAA WA-INLAMTAGHFIR LANA WATARHAMNAA LANAKUUNANNA MlNAL KHAASIRIIN”.

رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِ يْنَ مِنْ قَبْلِنَا

“RABBANAA WALAA TAHMIL’ALAINAA ISHRAN KAMA HAMALTAHUL’ALAL LADZIINA MIN QABLINAA.”

رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَا لاَ طَا قَتَا لَنَا بِهِ, وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَ نَا فَا نْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَا فِرِيْنَ

“RABBANAA WALAA TUHAMMILNAA MAALAA THAAQATA LANAA BIHII WA’FU’ANNAA WAGHFIR LANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHURNAA ‘ALAL QAUMIL KAAFIRIIN”.

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْ بَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَ يْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَّدُ نْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“RABBANAA LAA TUZIGH QULUUBANAA BA’DA IDZHADAITANAA W’AHABLANAA MIN LADUNKA RAHMATAN INNAKA ANTAL WAHHAAB”.

رَبَّنَا غْفِرْلَنَا وَلِوَالِدِيْنَ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ أَلْأَ حْيَآءِمِنْهُمْ وَاْلأَ مْوَاتِ, اِنَّكَ عَلَى قُلِّ ثَيْءٍقَدِيْرِ

“RABBANAGHFIR LANAA WALIWAALIDINAA WALIJAMI’IL MUSLIMIIN WALMUSLIMAATI WAL MU’MINIINA WALMU’MINATI. AL AHYAA-I-MINHUM WAL AMWAATI, INNAKA ALAA KULI SYAI’N QADIIR”.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآ خِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

“RABBANAA AATINAA FIDDUNYAA HASANATAN WAFIL AAKHIRATI HASANATAN WAQINAA ADZAABAN-NAAR”.

اللهم اغفر لنا ذنوبناوكفرعنا سيئاتنا وتوفنا مَعَ الْأَ بْرَارِ

“ALLAHUMMAGHFIRLANAA DZUNUUBANAA WAKAFFIR ANNAA SAYYIAATINAA WATAWAFFANAA MAALABRAARI”.

سُبْحَانَ رَبِّكِ رَبِّ الْعِزَةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْ سَلِيْنَ، وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

“SUBHAANA RABBIKA RABBIL I’ZZATI AMMAA YASHIFUUNA WASALAAMUN ‘ALAL MURSALHNA WAL-HAMDU LILLAAHI RABBIL’AALAMIINA”.

Artinya: “”Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. Dengan puji yang sebanding dengan nikmat-Nya dan menjamin tambahannya. Ya Allah Tuhan Kami, bagi-Mu segala puji dan segala apa yang patut atas keluhuran DzatMu dan Keagungan kekuasaanMu. “Ya Allah! Limpahkanlah rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad dan sanak keluarganya.

Ya Allah terima sholat kami, puasa kami, ruku kami, sujud kami, duduk rebah kami, khusyu’ kami, pengabdian kami, dan sempurnakanlah apa yang kami lakukan selama sholat ya Allah. Tuhan seru sekalian alam.

Ya Allah, Kami telah aniaya terhadap diri kami sendiri, karena itu ya Allah jika tidak dengan limpahan ampunan-Mu dan rahmat-Mu niscaya kami akan jadi orang yang sesat. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan atas diri kami beban yang berat sebagaimana yang pernah Engkau bebankan kepada orang yang terdahulu dari kami. Ya Allah Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan atas diri kami apa yang di luar kesanggupan kami. Ampunilah dan limpahkanlah rahmat ampunan terhadap diri kami ya Allah. Ya Allah Tuhan kami, berilah kami pertolongan untuk melawan orang yang tidak suka kepada agamaMu.

Ya Allah Tuhan kami, janganlah engkau sesatkan hati kami sesudah mendapat petunjuk, berilah kami karunia. Engkaulah yang maha Pemurah.

Ya Allah Ya Tuhan kami, ampunilah dosa kami dan dosa dosa orang tua kami, dan bagi semua orang Islam laki-laki dan perempuan, orang orang mukmin laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya Engkau dzat Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.

Maha suci Engkau, Tuhan segala kemuliaan. Suci dari segala apa yang dikatakan oleh orang-orang kafir. Semoga kesejahteraan atas para Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam.”

Detik

Kaitan Antara Makanan Halal dan Terkabulnya Doa

Doa tidak diterima kecuali orang makan dari sumber yang halal.

Terdapat sebuah hadits yang mengisyaratkan doa tidak diterima kecuali orang yang berdoa memakan makanan dari sumber yang halal.

Allah SWT juga memerintah para Rasululullah SAW dan umatnya memakan makanan yang baik dan halal kemudian mengerjakan amal saleh. Perintah ini tertulis pada Surah Al-Mu’minuun ayat 51 yang artinya, “Wahai para Rasul makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal saleh.”

Abu Hurairah berkata Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum Mukminin seperti yang Dia perintahkan kepada para Rasul.

Maka Allah Ta’ala berfirman: Wahai para Rasul makanlah dari makanan yang baik-baik dan kerjakanlah amal shaleh (surah al-Mu’minuun Ayat 51). Kemudian Allah Ta’ala berfirman: Wahai orang-orang yang beriman makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu (surat al-Baqarah ayat 172).

Kemudian Nabi Muhammad SAW menyebutkan orang yang lama bepergian, rambutnya kusut, berdebu dan menengadahkan kedua tangannya ke langit (untuk berdoa); Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku. Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan diberi kecukupan dengan yang haram, bagaimana doanya akan terkabul? (HR Muslim).

Mengutip Syarah Arba’in Nawawi, dalam hadis tersebut terdapat isyarat bahwa amal tidak diterima dan tidak berkembang kecuali dengan memakan makanan yang halal. Makanan haram dapat merusak amal dan membuatnya tidak diterima.

KHAZANAH REPUBLIKA

Baca Shalawat Al-Ridha Sebelum Doa, Insya Allah Doa Cepat Diijabah

Dalam kitab Sa’adah Al-Darain fi Al-Shalati ‘ala Sayyidil Kaunain, Syaikh Yusuf bin Ismail Al-Nabhani menyebutkan salah satu shalawat yang disebut dengan shalawat Al-Ridha atau Ridhaiyah. Disebutkan bahwa shalawat ini termasuk kumpulan shalawat Syekh Ahmad Al-Dardir Al-Khalwati.

Adapun keutamaannya, menurut sebagian ulama, siapa saja yang membaca shalawat Al-Ridha ini sebanyak 70 kali, kemudian dia berdoa, maka doanya akan diterima oleh Allah. Syaikh Yusuf bin Ismail Al-Nabhani berkata sebagai berikut;

قال بعضهم : من قال سبعين مرة ، استجيب دعاؤه بعدها

Sebagian ulama berkata; Siapa saja yang membaca sebanyak 70 kali, maka setelah membaca shalawat Ridhaiyah doanya diijabah.

Adapun lafadz shalawat Al-Ridha atau Ridhaiyah ini adalah sebagai berikut;

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاةَ الرِّضا وَارْضَ عَنْ اَصْحَابِه رِضَاءَ الرِّضا

Allohumma sholli ‘alaa muhammadin sholaatar ridhoo wardho ‘an ashaabihii ridhoo-ar ridhoo.

Ya Allah, berilah rahmat atas junjungan kami, Nabi Muhammad, dengan rahmat keridhaan serta ridhailah para sahabatnya dengan sebenar-benar ridha.

BINCANG SYARIAH

Sedang Berselisih? Baca Doa Nabi Syuaib Ini

Doa Nabi Syuaib tentang perselisihan diabadikan dalam Alquran.

Allah SWT mengabadikan doa Nabi Syuaib dalam surat Al-Araf ayat 88. Nabi Syuaib memanjatkan doa ini karena umatnya mendustakannya bahkan akan mengusir Syuaib.

Ancaman pengusiran terhadap Syuaib ini dibadikan Allah SWT dalam ayat 88 yang artinya:

“Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri dari kaum Syu’aib berkata. ‘Wahai Syuaib! Pasti kami usir engkau bersama orang-orang yang beriman dari negeri kami kecuali engkau kembali kepada agama kami. Syuaib berkata apakah kamu akan mengusir kami kendatipun kami tidak suka?”

Atas itulah Syuaib beroda dan doan ini diabadikan Allah ayat 89.

رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ

“Rabbanaftah bainana wabaina qaumina bilhaqqi wa-anta khairul fatihin”

Tarjamah Tafsiriyah adalah. “Wahai Tuhan kami, bukakanlah kebenaran antara kami dan kaum kami. Engkau adalah sebaik-baik pembuka kebenaran.”

“Saudaraku, perseteruan pengikut Nabi Syuaib dengan kaum kafir telah membuat gonjang-ganjing keadaan,” kata Ustaz Rafiq Jauhary saat menyampaikan tausiyah Ramadhan tentang doa-doa di dalam Alqur, Sabtu (1/5).

Oleh karena itu kata Ustadz Rafiq yang juga aktif sebagai Pembimbing Ibadah Haji dan Umrah ini,  Nabi Syuaib pun berdoa kepada Allah untuk membukakan jalan keluar atas permasalahan tersebut.

Membuka kebenaran (futuh) yang dimaksud disini meliputi dua perkara, membuka hidayah (ilmu). Hal tersebut agar dapat mengenali perkara yang haq dan bathil, dan juga membuka taufiq agar mampu menapaki jalan kebenaran.

Allah mengirim Nabi Syuaib kepada penduduk Madyan. Nabi Syu’aib diperintahkan Allah SWT mengajak kaumnya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang merupakan Tuhan yang patut disembah.

Nabi Syuaib seperti dikisahkan dalam ayat 85 Al-Araf diperintahkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala mengajak umatnya untuk menyempurnakan takaran dan timbangan dan jangan merugikan orang sedikitpun.

“Jangan berbuat kerusakan di bumi setelah diciptakan dengan baik. Itulah yang lebih baik bagimu jika kamu orang beriman.” (Al-Araf ayat 85).

KHAZANAH REPUBLIKA

Doa Agar Iman Kuat dan Hidayah Dikekalkan dalam Diri

Allah membanggakan hamba yang berdoa berharap keimanan dan hidayah.

Allah SWT membanggakan hambanya yang beriman ketika berdoa. Apalagi doa yang dipanjatkan itu meminta agar Allah SWT menguatkan iman dan mengekalkan hidayah.

Bagaiamana doa orang yang beriman dibanggakan Allah itu diabadikan dalam surah Ali-Imran ayat 8. Berikut ayat lengkap Arab dan latinnya.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Rabbana la tuzigh qulubana ba’da idz hadaitana wahablana minladunka rahmatan innaka antal wahhab.

Artinya ayat di atas berdasarkan Terjamah Tafsiriyah QS Ali Imran ayat 8 itu adalah.

“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau palingkan hati kami dari Islam setelah Engkau beri hidayah kepada kami. Limpahkanlah keimanan kepada kami dari sisi-Mu. Engkau Maha Pemberi rahmat kepada orang-orang  mukmin.”

Ketua Pengurus Yayasan Dakwah, Pendidikan, dan Sosial Al-Ittihaad Magelang Ustaz Rafiq Zauhary mengatakan, di antara sifat keimanan adalah naik dan turun. Adakalanya iman meningkat seiring dengan meningkatnya ibadah.

“Namun adakalanya iman menurun seiring dengan kemaksiatan yang dilanggar,” katanya saat menyampaikan doa dalam tausiyah daring, Rabu (20/4).

Menurut Ustaz Rafiq yang juga pembimbing ibadah haji para penuntut ilmu syar’i (ar-rasikhuna fil ilmi) mereka akan banyak berdoa kepada Allah dengan doa di atas, inilah doa yang akan meneguhkan keimanan dari berbagai gempuran penyesatan ideologi dan berbagai godaan setan.

KHAZANAH REPUBLIKA

Bermacam Doa dalam Surat Al-Qashas

Doa adalah sebuah ekspresi rasa lemah, hina dan miskin dihadapan Allah Swt.

Sebenarnya manusia memang tidak memiliki apa-apa. Semua urusannya berada ditangan Allah, maka karenanya Rasulullah Saw menjadikan doa sebagai inti ibadah dan senjata bagi orang mukmin.

Di dalam Surat Al-Qashas kita temukan banyak doa yang menemani Nabi Musa as sepanjang perjalanan hidupnya, sebelum beliau menjadi Nabi dan sesudahnya.

Doa-doa ini adalah pegangan bagi setiap orang dalam menjalani kehidupan. Khususnya para aktivis dan pejuang di jalan kebenaran agar memperoleh kekuatan, kesabaran dan keselamatan.

Nah berikut ini adalah doa-doa yang di abadikan di dalam Surat Al-Qashas :

(1).

قَالَ رَبِّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي

Musa mendoa: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri karena itu ampunilah aku”. (QS.al-Qashas:16)

Pengakuan dihadapan Allah bahwa diri kita serba kurang dan sering berbuat dzalim kepada diri sendiri.

(2).

قَالَ رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”. (QS.al-Qashas:21)

Memohon keselamatan dari orang-orang dzalim

(3).

قَالَ عَسَىٰ رَبِّي أَنْ يَهْدِيَنِي سَوَاءَ السَّبِيلِ

ia berdoa : “Mudah-mudahan Tuhanku memimpinku ke jalan yang benar”. (QS.al-Qashas:22)

Memohon kekuatan dan petunjuk dalam setiap kondisi kehidupan.

(4).

فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنْزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

lalu berdoa: “Ya Tuhanku sesungguhnya aku sangat memerlukan sesuatu kebaikan yang Engkau turunkan kepadaku”. (QS.al-Qashas:24)

Adab yang begitu luar biasa, Nabi Musa as tidak membatasi apapun dalam doanya. Karena beliau merasa membutuhkan secara total dengan seluruh kebaikan yang diberikan oleh Allah Swt, apapun bentuknya.

Semoga bermanfaat.

KHAZANAH ALQURAN

Baca Doa Ini Ketika Anda Sakit, Jika Anda Meninggal Tak Akan Tersentuh Api Neraka

Penyakit suatu saat akan menimpa siapa pun makhluk hidup jika ia tidak menjaga kesehatannya dengan baik. Oleh karena itu, kita dianjurkan untuk menjaga pola hidup sehat dan selalu berdoa agar selalu diberi kesehatan. Jika pun nanti sakit, kita juga diajarkan untuk membaca doa.

Dalam riwayat Imam al-Tirdmidzi, Sahabat Nabi Abu Said al-Khudri dan Abu Hurairah pernah mendengar pesan Rasulullah Saw. mengenai bacaan zikiran atau doa yang apabila dibaca saat sakit, kemudian orang yang sakit itu meninggal, maka ia tidak akan terkena api neraka. Berikut ini adalah doa yang didengar Abu Said al-Khudri dan Abu Hurairah:

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

La ilaha illallah wallahu akbar, la ilaha illallah wallahu wahdah, la ilaha illallah wallahu wahdahu la syarika lah, la ilaha illallah wallahu lahul mulku wa lahul hamdu, la ilaha illallah wallahu wa la haula wa la quwwata illa billah.

“Tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Hanya Allah Zat Yang Menjadi Tuhan. Hanya Allah Tuhan Yang tiada tuhan menyainginya. Tiada Tuhan selain Allah, pemilik kerajaan dan pujian. Tiada Tuhan selain Allah, tidak upaya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

BINCANG SYARIAH

Jangan Jadikan Doa hanya Seperti Obat

Salah satu fitrah yang tertanam dalam diri manusia adalah kebergantungannya kepada Dzat Yang Maha Kuat. Namun karena berbagai hal, fitrah ini terkubur dan tertutupi seakan manusia merasa mampu mengendalikan segalanya.

Namun ketika dalam kondisi benar-benar terjepit, cahaya fitrah ini akan menyeruak dan muncul, sehingga ia akan benar-benar memohon pertolongan dan mengemis keselamatan kepada Allah Swt.

Allah Swt Berfirman :

وَإِذَا غَشِيَهُم مَّوۡجٌ كَٱلظُّلَلِ دَعَوُاْ ٱللَّهَ مُخۡلِصِينَ لَهُ ٱلدِّينَ

“Dan apabila mereka digulung ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan tulus ikhlas beragama kepada-Nya.” (QS.Luqman:32)

Seringkali manusia menganggap doa seperti obat yang hanya di minum ketika sakit. Begitupula doa hanya di manfaatkan ketika mereka dalam kondisi tertimpa musibah ataupun dalam kesulitan saja.

Sebenarnya ini adalah masalah mindset atau pola pikir manusia. Banyak orang “merasa” membutuhkan Allah di saat-saat sulit saja, sementara di masa jaya mereka melupakan-Nya, bahkan merasa tidak butuh kepada Allah Swt.

وَإِذَا مَسَّ ٱلۡإِنسَٰنَ ٱلضُّرُّ دَعَانَا لِجَنۢبِهِۦٓ أَوۡ قَاعِدًا أَوۡ قَآئِمٗا فَلَمَّا كَشَفۡنَا عَنۡهُ ضُرَّهُۥ مَرَّ كَأَن لَّمۡ يَدۡعُنَآ إِلَىٰ ضُرّٖ مَّسَّهُۥۚ

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia kembali (ke jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya.” (QS.Yunus:12)

Padahal jika ia mau merenung sejenak, tidak ada sedetik pun waktu tanpa manusia bergantung pada-Nya. Ada berbagai alasan untuk kita tidak bisa bangun di hari ini, namun Allah Swt memberi kita semua anugerah ini sehingga kita masih bisa bangun dan beraktifitas kembali.

Menjadi seorang hamba artinya menyadari bahwa kita sama sekali tidak mampu melakukan apa-apa tanpa bantuan Allah Swt. Semakin kita merasa bergantung maka semakin tinggi tingkat penghambaan kita kepada Allah Swt.

Karena itu, berdoa lah selalu di masa senang ataupun di masa sulit. Mohonlah pertolongan dan keselamatan dari Allah di saat kehidupanmu jaya atau sedang kesusahan.

“Ingatlah Aku ketika engkau senang, maka Aku akan mengingatmu ketika engkau dalam kesusahan.”

Semoga bermanfaat…

KHAZANAH ALQURAN

Ini Doa untuk Orangtua yang Telah Meninggal, Lengkap dengan Latin dan Terjemah

KITA diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah dan taat terhadap segala perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.

Salah satu perintah Allah adalah berbakti kepada orangtua. Saking pentingnya, Rasulullah menempatkan durhaka kepada orangtua urutan dosa besar setelah musyrik kepada Allah.

Oleh karena itu, seseorang dituntut untuk terus berbakti kepada kedua orang tua meskipun kedua orang tuanya telah tiada.

Ia dapat menghadiahkan berupa doa dan permohonan ampunan kepada Allah untuk kedua orang tuanya yang telah meninggal sebagaimana keterangan Syekh M Nawawi Banten berikut ini: “Hadiah orang-orang yang masih hidup kepada orang-orang yang telah meninggal dunia adalah doa dan permohonan ampunan kepada Allah (istighfar) untuk mereka,”

Berikut beberapa doa yang dapat dibaca seseorang untuk mendoakan kedua orang tuanya:

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil.” []

ISLAMPOS

Berdoa antara Adzan dan Iqamah

Salah waktu terkabulnya doa adalah berdoa di antara adzan dan iqamah. Hal ini, wallahu Ta’ala a’lam, karena kemuliaan waktu tersebut. Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim bersegera untuk hadir ke masjid dan berdoa di antara adzan dan iqamah. 

Dia memanfaatkan waktu antara adzan dan iqamah untuk berdoa kepada Allah Ta’ala, dan berharap bahwa Allah Ta’ala akan mengabulkan doanya. Karena siapa saja yang diberikan taufik dan kemudahan dari Allah Ta’ala untuk berdoa, berarti Allah Ta’ala menghendaki untuk mengabulkan doa tersebut.

Hal ini karena Allah Ta’ala mengatakan,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min [40]: 60)

Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الدُّعَاءَ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ، فَادْعُوا

“Sesungguhnya doa yang tidak tertolak adalah doa (yang dipanjatkan) di antara adzan dan iqamah, maka berdoalah (di waktu itu).” (HR. Ahmad no. 12584, sanad hadits ini shahih sebagaimana penilaian Syaikh Syu’aib Al-Arnauth)

Dalam riwayat yang lain disebutkan,

الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ

“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) adzan dan iqamah.” (HR. Tirmidzi no. 212 dan 3595, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Sedangkan dalam riwayat Abu Dawud dengan lafadz,

لَا يُرَدُّ الدُّعَاءُ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ

“Doa itu tidak tertolak (jika dipanjatkan di antara) adzan dan iqamah.” (HR. Abu Dawud no. 521, dinilai shahih oleh Syaikh Al-Albani)

Terkabulnya doa ini tentu saja jika terpenuhi syarat-syarat berdoa dan juga mengamalkan adab-adab ketika berdoa. 

Syaikh ‘Abdurrazaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala mengatakan,

ومن الأوقات التي يُرجى فيها قبولُ الدعاء ما بين الأذان والإقامة لِمَا ثبت عن أنس بن مالك رضي الله عنه …

“Di antara waktu yang diharapkan terkabulnya adalah waktu yang terletak di antara adzan dan iqamah. Hal ini berdasarkan hadits valid yang diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu … “ kemudian beliau pun menyebutkan hadits di atas. (Fiqh Al-Ad’iyyah wal Adzkaar, 2: 102)

Oleh karena itu, hendaknya kaum muslimin memperhatikan hal ini dan tidak menyibukkan dirinya dengan hal-hal yang tidak berfaidah ketika sedang menunggu iqamat. Misalnya, justru ngobrol di luar masjid dan aktivitas sia-sia lainnya. Wallahu Ta’ala a’lam.

[Selesai]

***

Penulis: M. Saifudin Hakim

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/57401-berdoa-antara-adzan-dan-iqamah.html