Zakir Naik Yakin Indonesia Jadi Simbol Perdamaian Dunia

Cendekiawan Muslim asal India Dr Zakir Naik mengatakan, Indonesia memiliki jumlah penduduk dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia. Ia pun yakin Indonesia dapat menjadi kekuatan serta simbol perdamaian dunia Islam.

“Indonesia harus menjadi contoh bagi dunia Islam, apalagi dengan penduduk Muslim terbanyak di dunia,” kata dia baru-baru ini di Bandung.

Saat ini, kata dia, negara Islam tengah terpecah oleh berbagai konflik yang terjadi, sehingga Islam sering kali mendapat stigma buruk. Oleh karena itu, Indonesia dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, kata dia, harus menjadi titik awal bersatunya negara Muslim. “Jika Muslim bersatu, tidak ada yang berani menantang kita. Sayangnya kita terpecah. Saya yakin Indonesia memiliki kekuatan Muslim yang kuat,” kata dia.

Selain itu, dia mengatakan, berdakwah menjadi tugas seorang Muslim dalam memberikan kebenaran informasi terkait Islam. Sebab, saat ini banyak non-Muslim yang tidak mempunyai pemahaman yang tepat tentang Islam.

“Media internasional banyak memberitakan hal yang keliru, jadi sebuah kewajiban setiap Muslim menyampaikan pesan tentang Islam kepada yang tidak memahaminya,” kata Dr Zakir Naik saat menyampaikan ceramahnya di aula Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kota Bandung, Ahad (2/4).

Zakir menuturkan, salah satu cara agar dapat meyakinkan non-Muslim agar tidak terpengaruh oleh berita yang tidak tepat yakni dengan cara berdakwah. Dengan langkah tersebut maka segala stigma negatif tentang Islam dapat terkikis. “Kita punya tanggung jawab, karena kita dianjurkan untuk menjalankan perintah-Nya dan menjauhi hal yang dilarang. Apabila salah, kita koreksi. Itu tugas Muslim,” katanya.

 

sumber:RepublikaONline

Inilah Kecerdasan Dr. Zakir Naik!

Zakir Naik masuk dalam daftar “10 guru spiritual terbaik di India”. Namanya juga dimasukkan ke dalam daftar “100 orang India terkuat 2009” oleh surat kabar Indian Express. Ia juga ditempatkan dalam 62 teratas dalam daftar “500 Muslim paling berpengaruh di Dunia” yang diterbitkan oleh George Washington University, Amerika Serikat.

Dia juga dijuluki “Ahmed Deedat Plus” karena kemampuannya berdakwah mirip dengan kemampuan yang dimiliki Ahmed Deedat. Bahkan, dapat dikatakan bahwa pencapaian Dr. Zakir Naik dalam bidang dakwah dan studi perbandingan agama telah melampaui gurunya, Ahmed Deedat. Pada tahun 2000, Syekh Ahmed Deedat, memberikan plakat yang dipersembahkan kepada Dr. Zakir Naik sebagai hadiah karena pencapaiannya di bidang dakwah dan studi perbandingan agama. Terukir di plakat tersebut kata-kata sebagai berikut: “Putraku (Dr. Zakir Naik), kau telah melakukan dalam waktu 4 tahun hal-hal yang butuh 40 tahun bagiku untuk melakukannya, alhamdulillah”.

Sebagai seorang murid, Dr. Zakir Naik mempunyai persamaan dengan gurunya Syekh Ahmed Deedat. Keduanya mampu mempunyai hafalan yang kuat terhadap ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang kemudian digunakan sebagai referensi dalam berceramah dan berdiskusi. Tidak hanya kitab al-Qur’an dan Hadits saja yang mereka hafal dan digunakan sebagai referensi, mereka juga menghafal kitab-kitab agama lain yang juga mereka gunakan sebagai referensi dalam ceramah dan berdiskusi. Oleh karenanya, ulama sekelas Yusuf Estes menyebut Syekh Ahmed Deedat dan Dr. Zakir Naik sebagai ulama yang mempunyai memori ingatan besar seperti komputer penyimpan data.

Zakir Naik merupakan pendiri dan presiden direktur IRF (Islamic Research Fondation), sebuah organisasi nirlaba yang salah satu tujuannya untuk mengembangkan dakwah Islam. Dia juga pendiri Peace TV, Peace TV Bangla, dan Peace TV Urdu. Melalui Peace TV inilah kemudian dakwah-dakwahnya disiarkan dan ditonton oleh orang banyak di berbagai penjuru dunia. Melalui situs Youtube, yang sebagian besar sumber siarannya dari Peace TV, dakwah Dr. Zakir Naik disampaikan dengan berbahasa Inggris, dan beberapa telah disertai terjemahan bahasa Indonesia.

Saat ini Dr. Zakir Naik sangat gencar dalam menyampaikan dakwahnya. Menurutnya, adalah tugas setiap Muslim untuk meluruskan kesalahpahaman tentang Islam, guna melawan apa yang dia anggap sebagai biar anti-Islam oleh media Barat, terutama setelah serangan teroris 11 September 2001 terhadap Amerika Serikat. Untuk itu, ceramah yang dia sampaikan bertujuan membuka wawasan non-Muslim bahwa sesungguhnya Islam adalah agama yang damai. Menurut, Dr. Zakir Naik, medialah yang memiliki andil besar dalam membentuk citra Islam di mata dunia. Sayangnya kebanyakan media, terutama media Barat, berusaha membentuk imej Islam menjadi citra yang negatif. Oleh karena itu, melalui media pula Dr. Zakir Naik berusaha menyampaikan ajaran-ajaran Islam secara lebih objektif.

Sejak Dr. Zakir Naik aktif mengadakan ceramah dan dialog, banyak jurnalis dari India dan luar India yang menulis mengenai Dr. Zakir Naik, rata-rata mereka menulis kata-kata yang biasa dikeluarkan oleh Dr. Zakir Naik seringkali “kejam”, ada juga yang mengatakan bahwa Dr. Zakir Naik terkadang sering mencerca kepercayaan lain dan dunia Barat secara umum. Namun, dalam sebuah ceramah dia pernah mengatakan bahwa dia tidak pernah menghina agama atau kepercayaan lain, dia hanya menyalahkan dan berusaha memberi pemahaman yang benar berdasarkan al-Qur’an, hadits, dan ilmu pengetahuan. Zakir Naik berpesan, bahwa agama itu masuk akal, terlebih agama Islam, semua ajarannya pasti masuk akal.

Pada Selasa malam, tanggal 4 April 2017, Dr. Zakir Naik dijadwalkan mengisi acara “International Public Lecture” di Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor. Berdasarkan informasi valid dari Panitia UNIDA Gontor, check-in untuk peserta yang telah terdaftar dimulai pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Peserta diharuskan membawa ID-Card saat check-in nanti. Adapun nomor registrasi peserta untuk mendapatkan ID-Card dapat dilihat di unida.gontor.ac.id/zakirnaik/hutama

Sumber: Diambil dari buku berjudul “Dr. Zakir Naik: Dokter yang Mengislamkan Ratusan Ribu Orang” oleh Albi K. dkk.

 

GONTOR.AC.ID

Ceramah di Bandung, Zakir Naik Ditanya Tentang Kelahiran Tuhan

Hadirin acara Zakir Naik Visit Indonesia 2017 di Bandung ada yang menanyakan soal kelahiran Tuhan kepada penceramah asal India itu. Zakir Naik pun menjawabnya dengan lugas. “Allah SWT tidak diciptakan,” katanya saat tanya jawab dengan hadirin di gedung Gymnasium Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Ahad, 2 April 2017.

Sepanjang acara, Zakir berbicara dengan bahasa Inggris berlogat India. Selain didampingi anaknya, Fariq Naik, yang juga ikut berceramah pada bagian awal acara tersebut, sejumlah penerjemah membantunya termasuk ke hadirin yang bertanya.

Pada sesi tanya jawab, Zakir memprioritaskan hadirin dari kalangan non-muslim. Para penanya umumnya berusia antara 20 hingga 30 tahun.

Seorang perempuan bernama Theodore bertanya, darimana Tuhan dilahirkan. Zakir awalnya mengibaratkan pertanyaan itu seperti kabar seorang lelaki telah melahirkan. Lalu muncul pertanyaan berikutnya, apakah bayinya perempuan atau lelaki.

“Ketika seorang lelaki tidak bisa melahirkan seorang anak, pertanyaan apakah anaknya lelaki dan perempuan jadi tidak relevan,” kata Zakir.

Ilustrasi itu kemudian dipakainya untuk menjawab pertanyaan Theodore. “Allah SWT tidak diciptakan. Anda bertanya, siapa yang melahirkan? Pertanyaan itu menjadi tidak logis,” kata Zakir.

Dalam ceramahnya dan tanya jawab yang dimulai pukul 09.30 WIB hingga selewat tengah hari, Zakir Naik membawakan tema berjudul Da’wah or Destruction. Pertanyaan dibebaskan di luar tema tersebut, namun Zakir menolak berdebat dengan hadirin penanya di forum tersebut.

Zakir Naik rencananya akan berada di Indonesia selama 10 hari untuk ceramah keliling lima kota dengan beragam topik. Setelah di Bandung, acaranya berlanjut ke Yogyakarta, Ponorogo, Bekasi, dan Makasar.

 

sumber: TEMPO

Harapan MUI dengan Kedatangan Zakir Naik Ke Indonesia

Ulama kondang asal India, Dr Zakir Abdul Karim Naik akan melakukan safari dakwah ke Indonesia akhir Maret hingga April 2017 mendatang.

Safari dakwah bertajuk ‘Zakir Naik Visit Indonesia 2017’.

Ketua Komisi Dakwah dan Pengembangan Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis, Selasa (14/3/2017), berbincang dengan Tribunnews.com mengaku sering menonton zakir Naik di televisi dan Youtube.

Namun, secara pribadi KH Cholil Nafis tidak mengenal sosok Zakir Naik.

“Beberapa kali saya melihat di televisi saat berkunjung ke Bangladesh tahun 2011 dan belakangan ini saya acapkali membuka di youtube ceramah dan debatnya,” ucap KH Cholil Nafis.

Menurutnya, Zakir Naik sebagai ahli di bidang perbandingan agama.

Sehingga, orangnya dinilai senang mendiskusikan antar keyakinan.

Meskipun menurut KH Cholil tak semua keyakinan dapat didialogkan.

“Mungkin hal-hal logika dan spiritualitas dapat diperdebatkan tapi kesadaran atau hidayah dalam beragama sepenuhnya adalah kewenangan Allah SWT,” ucapnya.

Menurut dia, cara dakwah model Dr Zakir Naik baik bagi kalangan intelektual, akademisi, atau antar pimpinan umat beragama.

“Namun, bagi kalangan masyarakat awam dapat disalahpahami sebagai penghinaan bagi keyaninan umat lain,” katanya.

Menurutnya safari dakwah Zakir Naik di Indonesia baik sebagai sarana menjalin ukhuwah Islamaiyah dan ukhuwah insaniyah.

Hadirnya Dr Zakir Naik menjadi sarana transfer ilmu dan pengalam bagi aktivis dakwah di Indonesia.

“Indonesia punya konsep Islam Wasathi yang bisa dikenalkan kepada Dr Zakir Naik agar dibawa ke negerinya dan disiarkan ke seluruh dunia,” ujar dia.

Sementara, bagi yang hendak melakukan dialog antar iman bisa menjadi sarana untuk mengasah pengetahuan tentang rasionalisasi ajaran agama dan saling memahami tentang konsep keyakinan antar masing-masing umat beragama.

Ia berharap kunjungan Dr Zakir Naik ke Indonesia menjadi sarana tukar menukar ilmu dan pengalaman aktifitas dakwah yang menyejukkan dan mendamaikan umat muslim dan menjadi sarana untuk menepis tuduhan Islam teroris.

“Kami berharap jangan sampai kehadiran Dr Zakir Naik menjadi kontra produktif sehingga menyinggung perasaan apalagi menistakan keyakinan umat beragama lain,” katanya.

sumber:TribunNews

Ceramah Zakir Naik Jadi Ajang Bersyahadat

Cendekiawan Muslim bertaraf Internasional Dr Zakir Naik memberikan ceramah di hadapan puluhan ribu jamaah yang hadir di Gymnasium UPI, Kota Bandung, Ahad (2/4), selama sekitar satu setengah jam. Selesai berceramah, Zakir Naik mempersilakan peserta yang hadir untuk bertanya. Namun, Ia memprioritaskan peserta non-Muslim untuk memberikan pertanyaan.

Beberapa orang yang beragama non-Muslim beragama Katolik, Kristen Protestan, ateis, dan Buddha melontarkan banyak pertanyaan tentang Nabi Isa, tentang Allah SWT, dan tentang Islam. Dari belasan orang yang bertanya, ada sekitar empat orang yang langsung bersyahadat menyatakan diri masuk Islam. Di antaranya adalah Danalia Permata Sari (26 tahun) beragama Buddha, Novita Luciana (25) beragama Katolik, Kevin beragama Katolik, dan Deni Saputra seorang ateis.

Saat mualaf tersebut membacakan syahadat, banyak peserta yang tak bisa menahan tangisnya. Begitu juga, para mualaf, mereka terbata-bata membacakan dua kalimat syahadat sambil menangis.

Salah satu mualaf yang terus menangis setelah membacakan syahadat adalah Novita Luciana (25). Menurut Novi, Ia tak bisa menahan rasa harunya karena akhirnya bisa memeluk Islam dan membaca syahadat.

Menurut Novi, dirinya mengenal Islam awalnya dari pacarnya yang Muslim. Namun, selama ini pacarnya tak pernah memaksa dirinya untuk masuk Islam. Rasa penasaran justru timbul dari dirinya sendiri. Ia pun, melihat  video Zakir Naik di Youtube yang membandingkan tentang Bibel dan Alquran.

“Saya semakin yakin untuk memeluk Islam, setelah melihat video Zakir Naik. Sudah dua tahun, saya nggak ke gereja,” katanya.

Novita mengatakan, sudah dua tahun ini mulai mempelajari Islam. Semakin dipelajari, ia merasa cocok karena agama Islam masuk akal dan mudah dipahami. Ia pun, mulai mengomunikasikan keinginan kuatnya untuk masuk Islam kepada orang tuanya.

“Alhamdulillah, saya bisa bertanya langsung ke Zakir Naik dan dibimbing bersyahadat langsung oleh beliau,” ujar Novi sambil terus menangis tak bisa menahan harunya.

Bagi Novi, adanya ceramah Zakir Naik di Youtube bisa memudahkan non-Muslim yang ingin mencari tahu tentang Islam. Karena kalau harus membaca buku biasanya Ia susah paham.

“Tadi saya pun dapat jawaban dari Zakir Naik, agar jangan khawatir kehilangan pekerjaan setelah masuk Islam karena Allah yang memberikan rezeki,” kata Novi seraya mengatakan bahwa ia sebernarnya sudah belajar shalat dan sudah hapal surah al-Ikhlas, an-Nas, dan al-Falaq.

Sementara menurut Deni Saputra, dia sebenarnya lahir dari orang tua beragama Islam. Namun, kedua orang tuanya bercerai. Jadi, dia pun mempelajari banyak paham. Yakni, dari mulai paham komunis, sosialis, Kristen, Buddha, dan agama yang lainnya.

Namun, sampai sekarang dia belum meyakini satu agama pun. “Saya ke sini untuk menguatkan keyakinan saya, agama apa yang harus saya pilih. Soalnya, saya sering lihat Zakir Naik di Youtube memang masuk akal,” katanya.

Deni mengatakan, ia sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Zakir Naik, yang selama ini mengganjal pikirannya. Ternyata, Zakir Naik bisa menjawab semua pertanyaannya dan menjelaskannya. “Ya, saya mengikrarkan kembali untuk masuk Islam,” katanya.

 

sumber:republika Online

Panitia Zakir Naik Buka Jalur VIP Gratis untuk Non-Muslim

Ulama asal India Zakir Abdul Karim Naik, siap untuk menjalani rangkaian safari dakwah di Indonesia. Safari dakwah bertajuk “Zakir Naik Visit Indonesa 2017” itu akan berbentuk kuliah umum di lima kota di Indonesia.

Menurut Ketua Humas Panitia Zakir Naik Visit Indonesia 2017 Budhi Setiawan, panitia pusat dan lokal telah siap menyambut kedatangan Zakir Naik. Ribuan peserta di Kota Bandung, telah siap mengikuti kuliah umum Zakir Naik di Gymnasium UPI, besok Ahad (2/4).

Budhi mengatakan, kegiatan ini tidak hanya diikuti kalangan Muslim. Tapi, diikuti juga kalangan non-Muslim. Bahkan, untuk kalangan non-Muslim ada tiket jalur khusus.

“Untuk kalangan non-Muslim panitia telah membuka pendaftaran khusus dengan tiket VIP gratis,” ujar Budhi dalam siaran persnya, Sabtu (1/4).

Pada kesempatan yang sama, Budhi juga meluruskan dugaan sejumlah kalangan yang menyebut Zakir Naik akan melakukan debat. Zakir Naik akan menyampaikan materinya dengan metode ceramah biasa, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan peserta. “Jadi kesempatan tanya jawab akan lebih lama,” katanya.

Terkait dengan tema kuliah umum, Budhi mengatakan tema untuk tiap-tipa lokasi berbeda sesuai hasil diskusi langsung antara panitia dengan Zakir Naik. “Kalau tema itu hasil diskusi antara beliau dengan panitia. Di UPI Bandung, temanya “Da’wah or Destruction” yang akan diikuti 10 ribu orang,” kata Budhi.

Zakir Abdul Karim Naik, adalah seorang cendekiawan Muslim, dai, dan mubaligh asal India. Ia juga penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama. Secara profesi, sejatinya ia seorang dokter medis.

Sejak 1991, Zakir telah menjadi seorang dai yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Di India, Zakir adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

Zakir Naik lahir pada 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St Peter’s High School (ICSE) di Kota Mumbai. Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College and Nair Hospital di Mumbai.

Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Pada 1991, Ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan pada akhirnya fokus dalam dunia dakwah.

Ia telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama juga hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.

Tentang pengaruh Zakir Naik, Indian Express dalam terbitan 22 Februari 2009 memasukkan dia ke dalam peringkat 82 dari “100 Orang India Terkuat 2009” di antara satu miliar penduduk India. Sementara dalam daftar khusus “10 Guru Spiritual Terbaik India”, Zakir Naik berada di peringkat tiga, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar. Ia menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Pada Ahad, 1 Maret 2015, Zakir Naik mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Arab Saudi, King Faisal International Prize (KFIP). KFIP merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima katagori yakni Dakwah Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan. Penghargaan itu disampaikan secara langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz.

 

sumber:republkaOnline

Mengenal Zakir Naik, Salah Satu Orang Berpengaruh di India

Dr Zakir Abdul Karim Naik adalah seorang cendekiawan Muslim, dai, dan mubaligh asal India. Ia juga penulis buku-buku keislaman dan perbandingan agama. Secara profesi, sejatinya ia seorang dokter medis.

Zakir Naik lahir pada 18 Oktober 1965 di Mumbai (Bombay pada waktu itu), India dan merupakan keturunan Konkani. Ia bersekolah di St. Peter’s High School (ICSE) di kota Mumbai.

Kemudian bergabung dengan Kishinchand Chellaram College dan mempelajari kesehatan di Topiwala National Medical College dan Nair Hospital di Mumbai. Ia kemudian menerima gelar MBBS-nya di University of Mumbai. Pada 1991 ia berhenti bekerja sebagai dokter medis dan pada akhirnya fokus dalam dunia dakwah.

Sejak saat itu, ia  menjadi seorang dai yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama. Di India, Zakir adalah pendiri sekaligus Presiden Islamic Research Foundation (IRF), sebuah organisasi nirlaba yang memiliki dan menyiarkan jaringan saluran TV gratis Peace TV dari Mumbai, India.

Zakir Naik telah berceramah dan menulis sejumlah buku tentang Islam dan perbandingan agama juga hal hal yang ditujukan untuk menghapus keraguan tentang Islam. Sejumlah artikelnya juga sering diterbitkan di majalah India seperti Islamic Voice.
Karena karyanya tersebut, Zakir Naik memperoleh beberapa penghargaan. Baik di India maupun penghargaan internasional.

Salah satu media India, Indian Express yang terbit pada 22 Februari 2009 menjadikan Zakir Naik ke dalam peringkat 82 dari “100 Orang India Terkuat 2009” di antara satu miliar penduduk India.

Sementara dalam daftar khusus “10 Guru Spiritual Terbaik India”, Zakir Naik berada di peringkat tiga, setelah Baba Ramdev dan Sri Sri Ravi Shankar. Ia menjadi satu-satunya Muslim di daftar ini.

Selain itu, pada  01 Maret 2015 lalu, Zakir Naik juga mendapatkan penghargaan tertinggi dari Pemerintah Saudi Arabia, King Faisal International Prize (KFIP).

KFIP merupakan penghargaan terhadap karya-karya luar biasa dari individu dan lembaga dalam lima katagori yakni Dakwah Islam, Studi Islam, Bahasa dan Sastra Arab, Kedokteran dan Ilmu Pengetahuan. Penghargaan itu disampaikan secara langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz
zAtas penghargaan tersebut, Zakir Naik menerima sertifikat, medali kenang-kenangandari emas 24 karat seberat 200 gram dan cek sebesar 200.000 ribu dollar Amerika. Dalam acara penganugerahan penghargaan itu, Zakir menyatakan dirinya akan menyumbangkan semua hadiah uang untuk digunakan oleh Peace TV.

 

sumber: Republika Online