Ka’bah, Multazam, Ebiet G Ade: Di Sudut Rumah-MU

Memasuki bulan haji, kiranya ada satu yang  tak bisa dilewatkan terkait perenungan diri seorang hamba Allah di depan Kabah. Ali Syariati mengatakan: Tuhan memang tidak ada di sana (Ka’bah), sebab yang ada dan bisa kau temui hanyalah jejaknya.

Nah, Ebiet G Ade (Abid Ghoffar bin Aboe Dja’far ) seorang penyanyi legedaris Indonesia ternyata punya lagu khusus soal hubungan emosionalnya ketika berdoa di depan Multazam. Ebiet yang semenjak awal kariernya di tahun 1979 menyatakan diri sebagai seorang Muslim dan berasal dari keluarga Muslim, menggambarkan suasana kebatinan itu dengan sebuah lagu yang diberi judul ‘Di Sudut RumahMu’.

Dalam sebuah perbincangan, beberapa waktu silam, Ebiet menceritakan betapa lagu ini sudah tersimpan atau direkam begitu lama. Bahkan, beberapa syair dan melodinya sudah ditambahkan dan diseleraskan.

‘’Lagu itu sebenarnya lagu lama. Memang sengaja saya simpan sampai kemudian datang waktunya yang saya rasa tepat kalau lagu ini diperdengarkan ke publik,’’ katanya Ebiet pada sebuah perbincangan di suatu sore di rumahnya di kawasan Jagakarsa, jakarta Selatan.

Lagu ‘Di Sudut RumahMu’ ini kemudian dipublikasikan di dalam album ‘Serenade’ (album spesial ketika Ebiet memperingati hari ulang tahun perkawinannya  bersama isteri tercintanya, Yayuk Sugianto). Serenade adalah album ke-22 yang diproduksi oleh Ega Productions yang dirilis 31 Desember 2013

Sebenarnya lagu ‘Serenade’ pun sudah lama diperdengarkan ke publik. Misalnya, di pertengahan dekade awal 1990-an, Ebiet menyanyikan lagu ini dalam sebuah acara  memperingati Nuzulul Quran di  auditorium RRI Yogyakarta. Ebiet saat itu tampil bersama penyair Sutardji C Bachri. Seperti biasa, Ebiet menyanyikan lagu ini sembari memetik gitar akustiknya.

Syair lagu ‘Di  Sudut Rumahmu’ memang menyentuh. Lagu ini menceritakan keharuan dan kepasrahan diri seorang Ebiet G Ade setelah melakukan tawaf memutari Ka’bah sebanyak tujuh putaran.

 

 

Di Sudut RumahMu

Ebiet G Ade

 

Disudut rumahMu aku bersujud

Seusai ber keliling tujuh putaran

Tubuhku aku pasrahkan

Jiwaku aku ikhlaskan

 

Di Multazam aku rentangkan doa

Memohon ampun dari timbunan dosa

Sujudku aku rekatkan

Airmataku tak tertahankan

Dan aku tumpahkan

Disini, aku merasa kecil dan tak berarti

Ya Robbi tunjukkan

Kemana langkah mesti kubawa

 

Disini

Aku merasa tak berdaya

Menunggu uluran tanganMu

Melepaskan aku dari kesombongan

dan takabur

 

Tibalah saat aku harus pamit

Kukecup Hajar Aswad dengan hidmat

Dalam doaku semoga seluruh umat

Datang bersujud ke haribaanMu

Dan atas panggilanMu

 

IHRAM