Studi: Puasa 2 Hari Sepekan Bisa Bantu Turunkan Berat Badan

Para peneliti mengatakan bahwa diet 5:2 atau sejenis diet puasa (intermitten fasting) tidak lebih efektif daripada pendekatan tradisional untuk menurunkan berat badan. Akan tetapi, para peneliti menemukan bahwa pendekatan tersebut, yang melibatkan dua hari pembatasan kalori (500 kalori untuk wanita, 600 kalori untuk pria) dan lima hari makan yang masuk akal, dihargai lebih tinggi oleh orang gemuk dalam penelitian ini karena itu mudah untuk diikuti.

Diet puasa adalah metode untuk mengatur pola makan dengan cara berpuasa makan selama beberapa waktu. Namun di antara waku itu, Anda masih dapat mengonsumsi minuman. Metode ini mengatur kebiasaan makan, bukan berarti mengurangi atau membatasi makan.

“Di sini kami dapat memberikan hasil pertama tentang efektivitas dari saran diet sederhana 5:2 dalam pengaturan kehidupan nyata. Kami menemukan bahwa meskipun diet 5:2 tidak lebih unggul daripada pendekatan tradisional dalam hal penurunan berat badan, pengguna lebih menyukai pendekatan ini karena lebih sederhana dan lebih menarik,” kata psikolog kesehatan dan peneliti senior di Queen Mary University of London, Katie Myers Smith, dalam sebuah pernyataan berita, dilansir di CNN, Ahad (21/11).

Smith merupakan seorang penulis penelitian ini yang diterbitkan di jurnal ilmiah PLOS ONE. Ia mengatakan, dokter mungkin ingin mempertimbangkan untuk memasukkan diet 5:2 tersebut sebagai bagian dari saran manajemen berat badan standar mereka kepada pasien.

Beberapa pakar berpikir bahwa bergantian antara puasa dan makan dapat meningkatkan kesehatan sel dengan memicu peralihan metabolisme. Dalam peralihan metabolisme, sel menggunakan simpanan bahan bakar mereka dan mengubah lemak menjadi energi, yakni “membalik saklar” dari penyimpanan lemak ke penghematan lemak.

Menurut para pakar, diet puasa dapat mengurangi tekanan darah, membantu penurunan berat badan, dan meningkatkan umur panjang. Hal ini berdasarkan sebuah tinjauan penelitian pada hewan dan manusia sebelumnya yang diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine. Namun, metode ini tidak cocok untuk semua orang, terutama wanita hamil dan mereka yang memiliki kondisi medis seperti diabetes atau gangguan makan.

Penelitian Smith melibatkan 300 orang gemuk di Tower Hamlets, sebuah daerah dalam kota yang sangat kekurangan di London. Para peserta mengikuti rejimen 5:2 atau pendekatan yang lebih konvensional untuk menurunkan berat badan yang menekankan makan lebih banyak sayuran dan makanan gandum, meninggalkan makanan tinggi gula dan lemak, makan porsi yang lebih kecil dan olahraga.

Penelitian tersebut lantas menunjukkan bahwa hasil dari kedua pendekatan itu sangat mirip dan sederhana. Pada enam bulan, mereka yang menggunakan diet 5:2 telah kehilangan, rata-rata, 1,8 kilogram (4 pon) dibandingkan dengan 1,7 kilogram (3,7 pon) pada saran diet standar. Pada 12 bulan, angka-angka itu masing-masing adalah 1,9 kilogram (4,2 pon) dan 1,8 kilogram (4 pon).

Sekitar 18 persen dari pelaku diet 5:2 telah kehilangan setidaknya 5 persen dari berat badan mereka setelah satu tahun dibandingkan dengan 15 persen yang menggunakan pendekatan konvensional. Dari kelompok yang mengikuti diet 5:2, setengahnya menghadiri enam sesi dukungan kelompok selama enam pekan pertama setelah sesi informasi awal.

Namun, studi itu menemukan bahwa dampak dari dukungan kelompok berkurang dari waktu ke waktu. Para peserta merasa yakin tentang pendekatan penurunan berat badan yang berbeda, tetapi mereka yang menjalani diet 5:2 lebih cenderung merekomendasikannya kepada orang lain dan mengatakan bahwa mereka lebih mungkin untuk melanjutkan pendekatan tersebut.

Penelitian ini merupakan uji coba kontrol secara acak, yang dianggap sebagai jenis penelitian yang paling ketat. Sedangkan jumlah peserta penelitian ini lebih besar daripada kebanyakan penelitian puasa intermiten sebelumnya.

Para peneliti mengatakan, beberapa temuan penting ambang batas bisa menjadi lebih jelas jika ukuran sampel lebih besar. Orang-orang yang mengikuti panduan penurunan berat badan konvensional juga lebih cenderung mencoba strategi lain seperti Weight Watchers, Slimming World atau diet lainnya. Penulis penelitian ini mengatakan, faktor ini dapat menutupi efeknya, tetapi tidak etis atau praktis untuk menghentikan peserta mencoba pendekatan alternatif.

IHRAM

Gaya Hidup Glamor, Faktor Kehancuran Rumah Tangga Baca

Diantara penyebab keretakan rumah tangga adalah istri yang terlalu banyak menuntut nafkah kepada suaminya seperti pakaian yang berlebihan, rumah yang super nyaman dengan fasilitas mewah, uang belanja yang tinggi, dan lain sebagainya di luar batas kemampuan suami.

Gaya hidup dan perilaku konsumtif ini dipicu iklan penggoda iman yang marak di dunia maya maupun pergaulannya dengan teman-temannya yang strata sosialnya lebih tinggi. Dan faktor lemah iman dan kurangnya rasa bersyukur atas segala pemberian suami menyebabkan wanita atau para istri senantiasa kurang menghargai jerih payah suami. Kiranya hadits mulia ini bisa membuat para wanita lebih menyadari betapa sikap qana’ah sangat dibutuhkan agar kehidupan pernikahan langgeng dunia dan akhirat kemudian beliau bersabda:

إنَّ أوَّلَ ما هلك بنو إسرائيلَ أنَّ امرأةَ الفقيرِ كانت تُكلِّفُه من الثِّيابِ أو الصِّيَغِ أو قال : من الصِّيغةِ ما تُكلِّفُ امرأةُ الغنيِّ ، فذكر امرأةً من بني إسرائيلَ كانت قصيرةً ، واتَّخذت رِجلَيْن من خشبٍ ، وخاتمًا له غلقٌ وطبقٌ، وحشته مِسكًا ، وخرجت بين امرأتَيْن طويليتَيْن أو جسيمتَيْن ، فبعثوا إنسانًا يتبعُهم ، فعرف الطويليتَيْن ولم يعرِفْ صاحبةَ الرِّجلَيْن من الخشبِ

Sesungguhnya awal penyebab kehancuran Bani Isra’il adalah tatkala ada seorang wanita fakir membebani dirinya dalam hal pakaian atau mode sebagaimana wanita kaya”. Beliau sallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan, “Seorang wanita Bani Israil yang berpostur pendek dan ia membuat dua buah kaki dari kayu (agar terlihat tinggi) dan cincin yang mempunyai tutupan yang gantungi minyak wangi misk. Ia keluar berjalan di antara dua wanita yang tinggi. Maka mereka (bani Isra’il) mengutus seseorang untuk membuntuti tiga wanita itu, sehingga mereka mengenali dua orang wanita yang tinggi namun tidak tahu siapa wanita pemilik kaki kayu tersebut.” (HR. Muslim no. 2252).

Berkata Syaikh Sulaiman al-Asyqar, “Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan kepada kita bahwa awal kerusakan yang berakhir dengan kehancuran, di mana orang-orang kaya menghabiskan harta yang banyak untuk mengikuti tren, baik mode, perhiasan maupun pakaian. Di antaranya juga adalah boros dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami sehingga wanita fakir berlagak seperti orang kaya, di mana mereka menuntut suaminya untuk membelikan pakaian maupun perhiasan seperti orang-orang kaya. Kita memahami bagaimana bencana yang ditimbulkan dalam masyarakat karena hal ini. Suami yang fakir akhirnya banting tulang siang malam untuk meloloskan permintaan istrinya. Terkadang ia tak mampu memberikannya, sehingga ia menjual rumah atau tanahnya yang itu merupakan sumber penghasilannya, dan terkadang menyeretnya untuk berhutang, meminta-minta, terlilit riba, sehingga hutangnya menggunung dan tidak bisa dilunasi, dan kenyataan pahit lainnya yang kita lihat di masyarakat sekarang” (Shahih Qashash an-nabawiy hal. 363-365).

Saatnya para istri shalihah lebih bersyukur dengan pemberian suami dan melihat kepada saudaranya sesama Muslimah yang hidup serba sulit dengan nafkah yang sangat terbatas. Rezeki sudah dibagi dan tak tertukar dengan orang lain karenanya tak pantas kita iri hati dan ingin seperti mereka, terlebih lagi menempuh beragam cara agar gaya hidup kita terlihat glamor dan mengikuti tren masa kini.

Bersikaplah realistis dan bersahaja, merasa cukup dengan karunia Allah ta’ala niscaya hati akan diliputi kebahagiaan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ

Allah tidak akan melihat kepada seorang wanita yang tidak bersyukur kepada suaminya, dan dia selalu menuntut (tidak pernah merasa cukup)” (HR. An-Nasai no. 249, al-Baihaqi [VII/294], dan al-Hakim [II/190] dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu. Dishahihkan Al Albani dalam Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no. 289).

Wanita tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia pasti butuh kepada suaminya.
Pesona kehidupan rumah tangga para sahabiyah dan generasi setelahnya yang menawan dalam iman dan amal shahih cukuplah sebagai teladan dalam sikap qana’ah. Gemerlap kemilau dunia tak membuat mereka tergoda dan pudar sifat qana’ah-nya.

Berkata Sa’ad Ibnu Abi Waqqash radhiyallahu ‘anhu berkata kepada Umar, anak beliau: “Apabila engkau mencari kekayaan maka carilah dengan qana’ah karena jika engkau tidak qana’ah maka harta apapun tidak akan membuatmu cukup” (‘Uyun al-Akhbar 3/187).

Wallahu a’lam.
***

Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi:
1. Panduan Keluarga Sakinah, Ust Yazid bin Abdul Qodir Jawas. Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta, 2011
2. Majalah Al-Furqon, tahun ke-18 edisi 2010.

Artikel Muslimah.or.id

Baca selengkapnya https://muslimah.or.id/13924-gaya-hidup-glamor-faktor-kehancuran-rumah-tangga.html

Agar Ibadah Tetap Bermakna di Hidup yang Serba Cepat

Gaya hidup yang serba cepat dapat mengancam kehidupan manusiawi dan iman kita.

Sekarang menjadi tetap sibuk merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Istirahat sejenak dianggap hanya sebagai hadiah setelah seharian bekerja keras.

Ini tidak baik. Coba ingat kapan terakhir kali Anda fokus ketika berdoa? Hidup serba cepat merampas banyak kebajikan Islam dari kita.

Rasa syukur

Rasulullah SAW berkata, “Siapa pun yang tidak bersyukur untuk hal-hal kecil tidak akan bersyukur untuk hal-hal besar.” (Shahih At-Targheeb oleh Al-Albani 976).

Para ahli menemukan jika kita sibuk dengan pekerjaan kita dan menerapkan hidup serba cepat terlalu sering, kita hanya berfokus pada kerjaan. Ini berarti, kita tidak lagi memperoleh kesenangan yang sama dari hubungan dan pengalaman yang lebih kecil.

Refleksi yang dalam

Para peneliti mencatat dorongan hidup serba cepat dapat mengubah cara berpikir orang. Ini mengarah pada pembodohan dalam menerima informasi sehingga orang-orang cenderung tidak menggalinya lebih dalam.

Sementara banyak ayat Alquran memanggil kita untuk iqraa atau membaca dan merenungkan. Kehidupan modern telah membuat kita percaya kemajuan itu sama dengan cepat dan sukses. Misal, orang kota berjalan lebih cepat bukan untuk berolahraga, tapi untuk menghemat waktu.

Penelitian menunjukkan jika dikaitkan dengan peningkatan depresi, kecemasan, dan psikosis, sebanyak 39 persen orang menderita gangguan mood dan gangguan kecemasan 21 persen.


Rentang perhatian kita lebih buruk daripada ikan mas

Bayangkan ketika duduk di taman sambil menatap burung, berapa lama Anda akan melakukannya sampai berkata, “Aku bosan ayo lakukan sesuatu?”

Studi pada 2015 oleh Microsoft Kanada menemukan rentang perhatian rata-rata dalam jumlah waktu terkonsentrasi pada suatu tugas tanpa terganggu adalah 12 detik pada 2008. Lima tahun kemudian, hanya delapan detik atau satu detik kurang dari rentang perhatian ikan mas.

Tanpa fokus, iman kita dalam bahaya

Jika kita memiliki masalah global dengan fokus, doa kita juga bermasalah karena kekurangan kekhusyukan. Khusyuk adalah jiwa dari doa. Ibn Katheer berkata, “Khusyuk terjadi ketika seseorang mengosongkan hatinya untuk itu (ibadah) dan berfokus padanya untuk mengesampingkan yang lainnya …”

Jika kita tidak fokus, khusyuk tidak ada dalam sholat. Jika kita berdoa tanpa khusyuk, kita tidak dapat terhubung dengan Allah dengan benar. Namun, ada cara meningkatkan khusyuk dari perspektif psikologis.

Menurut psikologis, berdoa adalah salah satu bentuk meditasi yang menempatkan otak pada kondisi gelombang otak alfa (khusyuk). Keadaan ini meningkatkan konsentrasi, menginspirasi kreativitas, dan menyebabkan keadaan relaksasi yang dalam.

Klien dalam terapi membutuhkan kondisi mental ini (khusyuk) untuk terhubung dengan pikiran bawah sadar mereka. Terapis memfasilitasi proses ini melalui teknik sederhana.

Keheningan

Tanpa keheningan dan perasaan nyaman, pintu menuju pikiran bawah sadar dan kecerdasannya tetap tertutup. Oleh karena itu, terapis meminimalisir impuls luar yang dapat mengambil perhatian. Sama halnya, kita perlu memilih tempat yang tenang untuk berdoa.

Jadi, Anda bisa memberitahu keluarga untuk mematikan TV ketika akan berdoa atau meminta suami menggendong bayi sampai Anda selesai berdoa. Ciptakan keheningan sebelum berdoa agar Anda lebih khusyuk.

Gerakan lambat

Selama terapi, postur tubuh klien menunjukkan relaksasi. Mereka sering memusatkan perhatian pada titik tertentu, biasanya di suatu tempat di lantai saat mereka menjangkau lebih dalam ke diri mereka. Ucapan dan gerak tubuh mereka juga melambat.

Tanda-tanda ini menunjukkan klien telah memasuki ruangan pikiran bawah sadarnya. Jadi saat Anda berdoa, bergerak perlahan.

Sholat bukanlah rutinitas olahraga. Perbaiki mata Anda pada satu titik di atas sajadah. Luangkan waktu di setiap posisi. Bacalah doa perlahan, rumuskan kata-katanya dengan hati-hati, dan berhentilah untuk mengambil napas dalam-dalam setelah setiap ayat.

Dilansir About Islam, teknik meditasi dalam mengontrol pernapasan juga bisa dilakukan ketika berdoa. Terapis mengajarkan kliennya untuk mengembangkan cara yang sehat dalam merespons stres.

Salah satu cara adalah membangkitkan respons relaksasi. Cara termudah untuk membangkitkan respons dengan menarik napas dalam-dalam.

KHAZANAH REPUBLIKA

Bukan Kaya, Cuma Ingin Banyak Gaya

Mending punya rumah kontrakan,

Mending punya kantor disewa,

Mending punya motor second tahun 90-an,

Mending naik angkot atau ojek.

 

Daripada …

Punya KPR riba,

Punya office berutang ratusan juta,

Punya motor kredit,

Punya mobil perlu DP dan berurusan dengan leasing,

Semuanya diperoleh dengan BERUTANG RIBA.

 

Ingat!

Hidup mewah tidak berarti kita KAYA, sebenarnya kita itu cuma ingin BANYAK GAYA.

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,

‎أنَّ النبيَّ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يقول : (( اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa membaca do’a: “Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaf wal ghina”.” (HR. Muslim, no. 2721)

Ya Allah, berikanlah pada kami KECUKUPAN (GHINA) dan KESABARAN. SABAR DAN CUKUP INILAH SOLUSI DARI RIBA.

 

TUNDALAH KESENANGAN DARIPADA BESOK SUSAH DAN SENGSARA.

ORANG YANG BAHAGIA DI ZAMAN INI, KALAU BEBAS DARI UTANG. TAK PERCAYA?

Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.

 

* Riba = setiap utang-piutang yang di dalamnya ditarik manfaat atau keuntungan. (Kata sepakat ulama sebagaimana disampaikan oleh Ibnul Mundzir dan Ibnu Qudamah)

Sumber : https://rumaysho.com/15189-bukan-kaya-cuma-ingin-banyak-gaya.html

Untuk Hidup Cukup, Untuk Gaya Hidup Terasa Kurang

KALAH sekadar untuk sepiring nasi hari ini, yakinlah mudah didapat tanpa bertarung dan berkhianat. Kalau untuk mendapatkan sepiring emas untuk hari ini, sepertinya harus bertarung dan mengatur selaksa strategi. Kalau hanya sekedar tempat untuk duduk dari kepenatan kerja, yakinlah selalu terbuka ruang dengan mudah.

Tapi kalau untuk berebut kedudukan-kedudukan, sepertinya membutuhkan perjuangan hebat lengkap dengan tips dan tricknya. Kalau sekedar untuk tidur, tak sulit untuk mencari tempat berebah melepas penat. Tapi kalau mengkoleksi seribu satu model tempat tidur, pastilah memerlukan perebutan dan persaingan.

Menarik kalau hari ini kita merenungkan kalimat indah Syakh Musthafa Mahmud: “Di bumi ini tersedia segala apa yang dibutuhkan oleh semua manusia. Tetapi, apa yang ada di bumi ini adalah tak cukup–jika mengikuti–ketamakan mereka.”

Ada bahasa lain yang sudah sering kita dengar namun semakna: “Untuk hidup, sudah cukup. Untuk gaya hidup, masih terasa kurang.” Yang membuat mahal biaya hidup adalah gengsi. Yang membuat orang berebut dan berlomba dengan cara tak sehat adalah gengsi. Yang membuat orang berpamer ria adalah gengsi. Yang banyak membuat masalah dalam hidup adalah gengsi. Padahal, yang paling membuat jiwa tenang dan damai adalah tampil apa adanya dengan semangat syukur dan berbagi.

Hiduplah dalam batas kemampuan diri sendiri, jangan melampaui. Hiduplah di kelasnya masing-masing, jangan di kelas orang lain. Yang terpenting adalah tetaplah saling menyapa dan saling tersenyum walau lain batas dan lain kelas karena senyuman kita dan senyuman mereka adalah sama-sama senyuman yang dibutuhkan alam untuk terus berjalan secara normal.

Hindari kompetisi yang membunuh orang lain. Hindari transaksi yang merugikan orang lain. Terimalah apa yang menjadi bagian diri, berikan kepada yang lain apa yang menjadi bagian orang lain. Lalu, tersenyumlah. Salam, AIM. [*]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2352478/untuk-hidup-cukup-untuk-gaya-hidup-terasa-kurang#sthash.6xq8lUao.dpuf