Pasca bom WTC, banyak gereja disulap menjadi masjid

Tragedi pemboman World Trade Center (WTC) dan WTC7, Negara Bagian Manhattan, Kota New York, Amerika Serikat, pada 11 September 2001 lalu menuai banyak hikmah di Amerika. Saat itu nama Islam diopinikan negatif namun karena hal itu banyak orang Amerika mulai ingin mempelajari Islam.

Orang Amerika mulai terbuka pada Islam karena menyadari ajaran Muhammad ini tidak pernah mengajarkan teror. Bahkan para jamaah gereja mulai menyerahkan bangunan mereka untuk dijadikan masjid.

Ini mengingat sulitnya umat muslim di Amerika untuk mendapatkan tempat ibadah. Salah satu gereja yang disulap menjadi masjid adalah, Masjid Imaam di Maryland, Washington DC, Amerika Serikat.

Masjid yang didirikan pada 26 September 2014 dengan luas 1,5 hektar ini, dipelopori oleh komunitas Indonesia di Washington DC.

“Susah berjuangnya panas dingin tapi sudah dilewati karena semangat dakwah komunitas. Ini lahir dari segelintir orang Indonesia di Paman Sam bagaimana menjaga aqidah ketika jauh dari Indonesia,” ungkap salah satu pengurus Masjid Imaam Arif Mustofa dalam program Muslim Traveller Net TV di America Culture Center, Jakarta, Kamis (9/7).

Penulis ternama, Ahmad Fuadi yang pernah menimba ilmu di Amerika menjadi salah satu saksi perubahan perilaku orang Amerika terhadap muslim.

Dulu Fuadi dan mahasiswa muslim di George Washington University memimpikan adanya masjid yang luas dan strategis untuk salat jumat.

“Ada sebuah gereja di tengah kampus kita ngomong ke pengurus gereja dan mereka setuju mengizinkan masyarakat kampus untuk salat Jumat di basement gereja. Setelah 9-11 gereja itu tetap jumatan dan semakin besar,” terang Fuadi panjang lebar.

Fuadi juga mengaku mengalami hal yang menakjubkan selepas tragedi tersebut. “Mereka jadi lebih tahu Islam, buku Islam menjadi best seller. Waktu 9-11 terjadi orang-orang berhijab menyumbang darah, yang lain malah respek dan engga menyalah-nyalahkan,” tuturnya.

 

sumber: Merdeka.com