Pencariaan Jamaah Haji Temui Titik Terang

Ada temuan jenazah yang mempunyain persamaan ciri dengan jamaah hilang.

Pencarian dua jamaah haji Indonesia perlahan menemui titik terang.

“Ada informasi semalam tetapi ini sedang diidentifikasi, konon ada temuan seorang jenazah yang punya persamaan ciri dengan salah satu (jamaah hilang), saya nggak usah sebutkan dulu, nanti saya kira bidang linjam (perlindungan jamaah) aja ya,” kata Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag) Arsad Hidayat di Madinah, Ahad (16/7/2023). 

Sejak puncak haji di Arafah 27 Juni, dua jamaah haji Indonesia belum ditemukan. Mereka adalah Idun Rohim Zen (87) dari Embarkasi Palembang Kloter 20 (PLM 20) dan Suharja Wardi Ardi (69) dari Embarkasi Kertajati Kloter 10. 

Arsad mengatakan, saat ini layanan linjam PPIH Arab Saudi sedang mengonfirmasi keberadaan jenazah salah satu terduga jamaah hilang dengan pihak keluarga korban. Adapun istri jamaah hilang itu masih berada di Arab Saudi. “Ini sedang dipanggil dari keluarga dan istrinya untuk melihat apakah jenazah yang ditemukan itu adalah si A atau bukan. Kebetulan yang bersangkutan (istrinya) ikut haji,” kata Arsad. 

Arsad mengatakan, jenazah tersebut berada di rumah sakit (RS) Muasyim, Mina, Makkah. Pencocokan dilakukan melalui ciri-ciri khusus fisik yang bisa dilihat, bukan DNA. “Kebetulan yang ditemukan itu tanpa gelang identitas, makanya perlu ada saksi langsung dari keluarga terdekat, mudah-mudahan mudah-mudahan, nanti tinggal tunggu lah,” kata dia. 

Arsad mengatakan PPIH Arab Saudi saat ini belum bisa memastikan soal jenazah itu. “Kalau ternyata betul, berarti sudah kita temukan, seandainya bukan, berarti masih ada sisa,” kata dia. 

Menurut Arsad, layanan linjam PPIH Arab Saudi secara intensif terus melakukan penelusuran ke tempat-tempat yang diidentifikasi berkaitan keberadaan jamaah hilang seperti rumah sakit di Makkah, Thaif, bahkan sampai ke Jeddah. 

“PPIH Arab Saudi melacak juga lokasi-lokasi yang dulu pernah disinggahi jamaah, khawatirnya mungkin tertinggal di toilet Arafah, Muzdalifah, atau Mina,” kata dia. 

Dia mengatakan PPIH Arab Saudi juga berkoordinasi dengan kepolisian Arab Saudi untuk memastikan bahwa jamaah tersebut bisa ditemukan. “Ini langkah-langkah kita lakukan semaksimal mungkin untuk bisa menemukan jamaah yang diidentifikasi, ” kata dia. 

Selain dua jamaah masih dalam pencarian, satu jemaah haji yang hilang sejak di Mina 29 Juni 2023 Niron Sunar Suna (77) dari Embarkasi Surabaya Kloter 65 (SUB 65) ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di RS An Noor, Makkah, Selasa (11/7/2023). 

Dengan demikian sejak puncak haji, dari total 10 jamaah hilang, delapan sudah ditemukan dan dua dalam pencarian. 

IHRAM

Antisipasi Pneumonia, Jamaah Haji Diimbau Hidup Bersih

Jamaah haji harus mengonsumsi makanan bergizi dan jaga kesehatan.

Kondisi sebagian jamaah haji masih kelelahan setelah menjalani puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina). Sementara, suhu di Tanah Suci saat ini bisa berpengaruh pada kondisi fisik dan kesehatan jemaah, dan bisa meningkatkan kasus Pneumonia (radang paru-paru).  

Untuk mengantisipasi terkena penyakit itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kementerian Agama mengimbau kepada jamaah haji Indonesia untuk disiplin dalam menjalani pola hidup bersih.

“PPIH khususnya bidang kesehatan mengimbau jamaah haji untuk disiplin pola hidup bersih dan sehat,” ujar Juru Bicara PPIH Pusat, Akhmad Fauzin dalam keterangan persnya di Media Center Haji (MCH) Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

“Disarankan jamaah untuk memakai masker, menghindari kontak fisik terutama dengan jamaah haji lain yang batuk atau pilek, serta mencuci tangan pakai sabun,”  ucap Fauzin.

Karena cuaca panas di Madinah juga, kata Fauzin, jamaah khususnya saat ziarah agar menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa payung atau topi, pelembab bibir dan  tabir surya.

“Selalu membekali dengan air mineral, minum yang cukup, jangan menunggu haus. Jangan sungkan meminta bantuan petugas khususnya petugas kesehatan untuk konsultasi dan penanganan kesehatan bila dibutuhkan,” kata Fauzin.

Terkait fase kepulangan jamaah sendiri, menurut dia, hingga Rabu (12/7/2023) kemarin pukul 24.00 WIB jamaah gelombang I yang telah tiba di Tanah Air sebanyak 57.251 orang, tergabung dalam 149 kelompok terbang (kloter).

“Hari ini, 13 Juli  2023 jamaah  gelombang I yang diberangkatkan ke Tanah Air dari Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah berjumlah 6.325 jamaah atau 17 kloter,” jelas dia.  

Sementara, rencana keberangkatan Jamaah dan petugas dari Tanah Suci ke Tanah Air pada Jumat (14/7/2023) besok berjumlah 8.093 orang yang terbagi dalam 21 kloter. “Jamaah yang wafat hingga tanggal 12 Juli 2023 pukul 24.00 Wib sebanyak 588 orang. Suhu di Madinah hari ini 30°C s.d. 44°C dan di Makkah berkisar antara 31°C s.d. 41°C,” kata Fauzin.

IHRAM

Tersesat yang Seru dan Disyukuri saat Haji, ini Ceritanya

Cerita jamaah haji asal Tasikmalaya tersesat di Muzdalifah.

Sebanyak 392 jamaah haji asal Kota Tasikmalaya telah kembali ke tanah air pada Rabu (12/7/2023). Kedatangan mereka disambut antusias oleh sanak keluarga yang telah menunggu di Gedung Dakwah Kota Tasikmalaya. 

Sesampainya di Tasikmalaya, raut wajah para jamaah haji itu terlihat ceria. Beberapa jamaah juga tak kuasa menahan haru saat kembali bertemu keluarganya di Indonesia setelah menunaikan ibadah haji. 

“Alhamdulillah dari kloter 23 tidak ada yang tertinggal di Arab Saudi. Semua selamat, sehat, dan bisa kembali ke Indonesia,” kata salah seorang jamaah haji asal Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Dadang Surahman (61 tahun).

Ia mengaku mendapatkan banyak pengalaman saat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Salah satu pengalaman yang paling berharga baginya adalah saat berada di Muzdalifah. 

Sebagai orang awam di Arab Saudi, Dadang mengaku sering tersesat saat akan melakukan perjalanan ke Jamarat. Pasalnya, terdapat banyak jalan yang ada di daerah itu. 

“Memang ada istilah, kalau tidak nyasar di Arab itu bukan jamaah haji. Namun itu dinikmati dan menjadi happy ending. Alhamdulillah semua sehat dan sukses,” kata jamaah dari KBIH As Surur itu.

Tak hanya Dadang jamaah haji yang sempat tersesat ketika berada di Arab Saudi. Salah seorang jamaah lainnya, Adam Alamsah (65), juga beberapa kali tersesat saat berada di Muzdalifah. 

Ia mengisahkan, perjalanan dari Muzdalifah ke Mina itu sekitar 7 kilometer dari tendanya. Namun, dalam perjalanan, ia tak jarang tersesat. Bahkan, menurut dia, ada temannya yang tersesat sampai 28 kilometer. 

“Memang capek, tapi tetap ada kepuasan dalam hati,” kata lelaki asal Kecamatan Mangkubumi, Kota Tasikmalaya, itu.

Selain tersesat, kendala lain yang dirasakan Adam saat berada di Arab Saudi adalah faktor cuaca. Pasalnya, kondisi cuaca di Tanah Suci hampir dua kali lipat dengan kondisi di Indonesia. 

Karenanya, Adam sempat dua kali menjalani perawatan medis saat di Arab Saudi. Jamaah lainnya juga tak sedikit yang harus menjalani perawatan. 

“Alhamdulillah saya hanya sebentar, meski dua kali dirawat. Namun tetap semangat,” kata dia.

Ia menambahkan, peran petugas selama pelaksanaan ibadah haji juga sangat membantu para jamaah. Bahkan petugas yang bukan berasal dari rombongannya pun tak segan membantu para jamaah. 

Meski demikian, menurut Adam, pelayanan selama pelaksanaan ibadah haji ke depan tetap harus ditingkatkan. Sebab, masih terdapat beberapa hal minor yang dirasakan para jamaah dari sisi pelayanan. 

“Salah satunya itu tempat wudhu, saat di Mina itu tak ada penerangan. Lalu makanan juga kadang masih ada yang belum masak sudah disajikan. Itu yang perlu diperbaiki,” ujar dia.

Senada dengan Adam, Dadang juga menilai peran para petugas dalam pelaksanaan ibadah haji telah maksimal. Namun, bukan berarti pelayanan yang dirasakan selama ini tanpa kekurangan. 

“Mudah-mudahan ke depan ada peningkatan,” kata dia.

Sebelumnya, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tasikmalaya Supriana mengatakan, para jamaah telah tiba dengan selamat. Namun, berdasarkan informasi yang diterimanya, terdapat satu jamaah dari rombongan itu yang masih sakit dan dirawat di sebuah rumah sakit, Tangerang. 

“Hanya memang ada jamaah dari Kota Tasikmalaya sakit, sekarang masih dirawat di rumah sakit di Tangerang. Mudah-mudahan besok pulang,” kata dia di Gedung Dakwah Kota Tasikmalaya, Rabu.

Menurut dia, kembalinya para jamaah itu merupakan yang pertama di Kota Tasikmalaya pada musim haji kali ini. Masih ada ratusan jamaah haji asal Kota Tasikmalaya lainnya yang berada di Arab Saudi. 

Supriana mengatakan, jamaah haji asal Kota Tasikmalaya yang masih berada di Arab Saudi adalah mereka yang tergabung dalan kloter 24 sebanyak 40 orang, kloter 67 sebanyak 208 orang, kloter 68 sebanyak 48 orang, dan kloter 72 sebanyak 39 orang. “Informasi yang kami terima, mereka masih sehat,” kata dia.

Ia menambahkan, hingga saat ini tak ada jamaah haji asal Kota Tasikmalaya yang meninggal dunia di Arab Saudi. Ia mengakui, sempat ada beberapa jamaah asal Kota Tasikmalaya yang sakit dan harus dirawat, tapi mereka bisa kembali sehat.

IHRAM

14 Jamaah Haji Bakal Ikuti Tanazul Awal

Kriteria jamaah haji yang dapat menerima layanan tanazul adalah memiliki kesadaran.

Sebanyak 14 jamaah haji Indonesia direncanakan bakal ditanazulkan. Penanggung Jawab Evakuasi dan Tanazul Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah dr. Faridah Muhammad menjelaskan, tanazul adalah pemulangan jamaah haji yang tidak mengikuti kloternya. Bisa dilakukan di awal, artinya bisa dipulangkan lebih dahulu dari kloternya.

 “Atau Tanazul akhir artinya jamaah diberangkatkan pada kloter yang belakangan dari kloternya,” ujar Faridah, Rabu (5/7/2023).

Menurut Faridah, kriteria jamaah haji yang dapat menerima layanan tanazul adalah memiliki kesadaran baik, Hemodinamik stabil (Mean Arterial Pressure > 65 mmHg), Saturasi oksigen > 92%. Selain itu, tekanan darahnya lebih dari 65, dan transportable saat dilakukan tanazul tidak memperberat kondisi fisik dan mampu menempuh perjalanan selama 14 jam.

Termasuk tidak menimbulkan kecacatan, dan mengancam keselamatan jamaah haji sakit. Tidak mengidap penyakit menular atau infeksius serta tidak dalam krisis hipertensi “Tanazul di KKHI ini untuk jamaah yang sakit. Jadi jamaah yang sakit dan tidak memungkinkan dia pulang lebih lama menunggu kloternya pulang maka jamaah itu akan kami tanazul awalkan,” ujarnya.

Faridah menyebut hingga saat ini jumlah jemaah haji yang diusulkan untuk ditanazulkan awal ada 14 orang. “Tapi tidak menutup kemungkinan ada pengajuan lagi, ini masih dinamis terus,” kata Faridah. 

Bagi jamaah haji yang tanazul dan bisa duduk maskapai penerbangan mengajukan syarat yakni, diajukan tiga hari sebelum keberangkatan. Sedangkan tanazul untuk jemaah haji yang posisi baring atau membutuhkan oksigen paling tidak pengajuannya 6 atau 7 hari. “Ke 14 jamaah haji ini ada yang posisi baring dan duduk. Jadi kami yang mengajukan nanti penentuannya oleh pelayanan dan kepulangan (Yanpul),” ujarnya.

IHRAM

Jumlah Jamaah Haji Lansia Tahun Ini Terbanyak dalam Dekade Terakhir

Pada ibadah haji tahun ini, lonjakan lansia hampir mencapai 100 persen.

Jumlah jamaah haji lansia alami peningkatan setiap tahunnya. Pada ibadah haji tahun ini, lonjakan lansia hampir mencapai 100 persen.

Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat, lebih 61.000 lansia dari 209.782 jamaah haji yang tahun ini tiba di Arab Saudi. Ini merupakan angka lansia terbesar dalam 10 tahun terakhir penyelenggaraan ibadah haji.

Pada 2014, jumlah jamaah haji lansia pada angka 22.022. Jumlah ini terus meningkat menjadi 23.928 (2015), 25.471 (2016), dan 33.732 (2017). Sempat turun menjadi 32.499 pada 2018, lalu naik lagi pada angka 39.659 di 2019. Kalau melihat data ini, lonjakan lansia hampir mencapai 100 persen pada 2023.

“Sesuai dengan amanat UU Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah (PIHU), jamaah haji Indonesia perlu mendapatkan pelayanan kesehatan,” kata anggota Amirul Hajj perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Sundoyo, di Madinah, Selasa (4/7/2023).

Dalam rangka mendukung pelayanan kesehatan bagi jamaah, Kementerian Kesehatan pada penyelenggaraan haji 2023, telah merekrut 2.113 tenaga kesehatan. Mereka terdiri atas tenaga dokter, termasuk dokter spesialis, dan perawat.

Selain dokter dan perawat, ada juga Tenaga Promosi Kesehatan. Tugasnya, memberikan pelayanan di luar gedung dengan cara memberikan edukasi dan imbauan agar jamaah menjaga kesehatan dengan cara banyak minum dan makan makanan yang sehat.

“Kami juga siapkan pelayanan kesehatan di kloter, sektor, dan Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), baik Makkah maupun Madinah. Disiapkan juga, pelayanan kesehatan pada Pos Kesehatan Arafah dan Pos Kesehatan Mina,” ujarnya.

Jika ada jamaah yang tidak dapat diberikan pelayanan kesehatan di KKHI karena peralatan kesehatan yang terbatas, Sundoyo memastikan mereka dirujuk ke RS Arab Saudi. Selama menjalani perawatan di RS Arab Saudi, jamaah akan didampingi oleh tenaga kesehatan Indonesia.

“Hal ini untuk memudahkan komunikasi antara pasien dengan tenaga kesehatan RS Arab Saudi,” ujarnya.

Layanan kesehatan yang disiapkan Kemenkes juga didukung dengan obat-obatan dan alat kesehatan, termasuk alat kesehatan habis pakai. Kementerian Kesehatan terus berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk memastikan jamaah haji mendapatkan hak akses terhadap pelayanan kesehatan dengan mutu yang baik.

“Penanganan kesehatan menjadi bagian dari usaha menjaga kesehatan jamaah,” ujarnya.

IHRAM

Jamaah Lansia dan Disabilitas Diupayakan Pulang Lebih Awal

Jamaah haji lansia dan disabilitas sudah semuanya kembali ke hotel.

ementerian Agama mengupayakan pemulangan lebih awal jamaah lansia dan disabilitas. Upaya ini bagian dari bentuk kepedulian terhadap jamaah haji.

 “Kami sedang mengupayakan agar jamaah lansia dan disabilitas bisa dipulangkan lebih awal (tanazul) ke Tanah Air dengan mengisi kursi pesawat yang kosong saat pemulangan,” kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief, Ahad (2/7/2023).

Menurut Hilman, setelah menjalani Wukuf di Padang Arafah, Mabit di Muzdalifah, dan Mina serta melempar jumrah Ula, Wustha, Aqobah jamaah haji kini berada di Makkah.”Seluruh jamaah haji lansia dan disabilitas kini sudah kembali ke hotel asalnya masing-masing dan berkumpul bersama jemaah yang satu kloter (kelompok terbang),” ujarnya.

Hilman mengatakan, proses kepulangan jemaah haji gelombang pertama akan berlangsung mulai 4 Juli 2023 melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Penimbangan barang bagasi mulai dilakukan pada 2 Juli 2023. Untuk jamaah haji gelombang kedua, akan mulai diberangkatkan ke Madinah pada 10 Juli 2023. 

“Alhamdulillah, bersama ini kami tegaskan kembali bahwa fase puncak haji di Armina hari ini sudah berakhir,” tandas Hilman. 

IHRAM

Sebelumnya, Kepala Daerah Kerja (Daker) Bandara Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Haryanto mengatakan rencana kepulangan jemah haji Indonesia akan dimulai 4 Juli, sebanyak 18 kloter.

Kloter pertama yang akan kembali ke Tanah Air yakni dari embarkasi Batam (BTH). Mereka akan terbang dari Bandara Internasional King Abdul Azis Jeddah pada pukul 00.05 waktu Arab Saudi (WAS).

 “Setelah itu, menyusul jemaah haji dari embarkasi Jakarta Pondok Gede (JKG) kloter 1, yang terbang pada pukul 00.10 WAS,” ujarnya. 

Catatan dari Puncak Ibadah Haji

Puncak ibadah haji telah selesai diselenggarakan.

Jamaah haji Indonesia telah melaksanakan tahapan puncak ibadah haji. Saat ini, jamaah telah berada di Makkah guna melaksanakan tahapan terakhir yakni tawaf dan sai. 

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief mengatakan, sebanyak 156.730 jamaah haji Indonesia atau sekitar 74 persen mengambil pilihan Nafar Awal, kembali dari Mina pada 12 Zulhijah. Sebanyak 55.386 jamaah atau sekitar 26 persen lainnya, mengambil pilihan Nafar Tsani, kembali dari Mina pada 13 Zulhijah.

“Alhamdulillah, seluruh jamaah haji Indonesia sudah diberangkatkan dari Mina menuju hotel mereka masing-masing di Makkah. Ini sekaligus mengakhiri fase puncak haji di Armina,” katanya di Makkah, Ahad (2/7/2023). Hilman Latief mengatakan, dari 209.782 jamaah haji reguler yang tiba di Tanah Suci, sebanyak 198.373 orang menjalani Haji Tamattu’, sedangkan 3.233 orang dengan Haji Ifrad, sementara 31 orang lainnya dengan Qiran.

Sekitar 98% jamaah haji reguler menjalankan ibadah haji Tamattu’, jumlahnya mencapai 198.373 orang. Sebanyak 138.082 jemaah (68%) tergabung dalam Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), lainnya adalah jemaah mandiri,” kata dia.

Sebelum puncak haji, lanjut Hilman, tercatat ada 154 jamaah yang wafat. Rinciannya, sebanyak 10 jemaah wafat di Tanah Air, 143 wafat di Arab Saudi, 1 jemaah haji khusus.

“Mereka semua sudah dibadalhajikan. Selama fase puncak haji, ada 112 jemaah yang meninggal. Di Arafah sebanyak 14 orang, Mina sebanyak 58, Makkah sebanyak 39, dan Madinah sebanyak 1. Baik yang meninggal di Makkah maupun Madinah, sudah menjalani wukuf baik dengan skema badal maupun safari wukuf,” ujarnya.

Tahun ini ada dua kelompok safari wukuf. Pertama, safari wukuf yang digelar Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI). Total ada 238 jemaah yang memenuhi syarat secara kesehatan untuk disafariwukufkan.

Kedua, safari wukuf yang digelar PPIH Arab Saudi. Ada 129 lansia dan disabilitas yang sangat terbatas pergerakannya sehingga tidak bisa melakukan apa-apa. Selama masa puncak haji, mereka ditempatkan pada lima hotel transit yang berada di empat wilayah, yaitu Syisyah (2 hotel), Jarwal, Raudhah, dan Misfalah.

Layanan konsumsi disiapkan untuk mereka selama di hotel transit. Selain itu, ada 55 petugas yang mendampingi dan melayani mereka selama di hotel transit.

“Seluruh jemaah haji lansia dan disabilitas ini sudah dikembalikan ke hotel asalnya masing-masing. Mereka kembali berkumpul dengan jemaah yang satu kloter (kelompok terbang). 

IHRAM

Banyak Jamaah Haji Indonesia Terkena Heatstroke

Jamaah haji terpapar heatstroke karena tidak menggunakan pelindung diri.

Jamaah haji Indonesia yang dirawat di RSAS yang berada di Mina Al Wadi kurang lebih ada 56 orang termasuk di Mina Azzasir. Sementara jamaah haji yang diobservasi di rumah sakit Mina ini ada 189 orang.

“Ini merupakan data hari kedua dari tanggal 28 Juni selama jamaah berada di Mina. Penyebab terbanyak itu penyakit heatstroke. Mereka rata-rata berusia di batas 55 tahun,” ungkap Kasi Kesehatan Satgas Mina Thafsin Alfarizi, Rabu (29/6/2023).

Thafsin menyebut, ada tiga jenis penyakit yang menyerang jamaah. Di antaranya, heatstroke sebanyak 39 jamaah, penyakit pernapasan sebanyak 19 orang, dan kelelahan 17 orang.  “Ini adalah penyakit tiga terbesar dari angka kunjungan pos pelayanan selama dua hari di Mina hingga pukul 10.00 ini,” ucapnya.

Tahfsin menjelaskan, jamaah haji heatstroke karena kena sengatan atau terpapar cukup lama panas tanpa menggunakan pelindung diri dan juga kurangnya cairan.

“Imbauan untuk melontar sebaiknya ikutilah aturan yang sudah diatur pemerintah Indonesia, jam-jam tertentu sehingga untuk kepadatan maupun cuaca apabila ada cuaca cukup panas menggunakan penutup kepala atau payung kemudian kaca mata,” katanya.

Selain itu, kata Thafsin, jangan lupa minum oralit dengan air sebanyak 300 ml sekali dalam sehari sebelum pergi. “Siapkan minum selama di perjalanan dan semprotan-semprotan yang mungkin bisa mengurangi dehidrasi selama melempar di jamarat. Ya itu jadi pemicu hit steoke,” katanya.

Untuk itu, Thafsin menyarankan agar jamaah yang tidak bisa melontar jumrah karena kondisi kesehatan sebaiknya dibadalkan saja.

IHRAM

Arab Saudi Obati 500 Jamaah Haji Menderita Kelelahan Akibat Panas

Jamaah haji telah menyelesaikan ibadah di Arafah pada Selasa malam.

Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengonfirmasi pada Selasa (27/6/2023), jumlah jamaah yang mengalami kelelahan akibat panas mencapai 500 orang. Sebanyak 166 ribu jamaah di antaranya telah diberikan layanan kesehatan.

Juru bicara resmi kementerian Mohammed Al-Abdali, mengatakan jamaah telah menyelesaikan ibadah di Arafah pada Selasa malam dan melanjutkan untuk melakukan ritual tersisa, termasuk bermalam di Muzdalifah. Dia menyoroti keberhasilan persiapan Kementerian Kesehatan dan rencana operasinya untuk Arafah, yang merupakan puncak ibadah haji tahunan.

Ia mencontohkan, persiapan kementerian memiliki beberapa aspek, antara lain partisipasi semua sektor dengan menerjunkan sekitar 36 ribu kader, 32 ribu di antaranya dari Kementerian Kesehatan saja. Jumlah relawan yang berpartisipasi dalam memberikan layanan kesehatan melebihi 7.600 tahun ini.

Al-Abdali mengatakan Kementerian Kesehatan telah melengkapi beberapa rumah sakit lapangan di Arafah. Dia juga mengapresiasi upaya kesehatan Kementerian Pertahanan yang menghasilkan tiga rumah sakit lapangan. 

Sedangkan Kementerian Garda Nasional berfokus pada melengkapi pusat penanganan kasus kelelahan akibat panas. Dilansir dari Saudi Gazette, Rabu (28/6/2023) juru bicara Kementerian Kesehatan menunjukkan 400 jamaah dengan kondisi kesehatan yang lebih buruk diberikan dukungan untuk bergabung dengan konvoi kesehatan yang membawa mereka untuk tinggal di Arafah.

Sementara itu, Juru Bicara Keamanan Kementerian Dalam Negeri Kolonel Talal Al-Shalhoub mengumumkan bahwa tahap pertama rencana keamanan haji telah berhasil dilaksanakan setelah pengangkutan jamaah haji dari Makkah ke tempat-tempat suci selama 24 jam terakhir.

Dia mengatakan kenaikan jamaah ke Arafah dan sholat mereka di sana dilakukan dengan tenang dan damai setelah mereka menghabiskan Hari Tarwiyah di Mina.

Juru bicara menambahkan fase kedua dari rencana sedang dilaksanakan untuk mengangkut jamaah dari Arafah ke Muzdalifah untuk bermalam di sana. Setelahnya, mereka melanjutkan perjalanan mereka kembali ke Mina untuk melakukan lempar jumroh secara simbolis di Jamarat.

Kemudian, jamaah akan kembali ke Masjidil Haram untuk melakukan Tawaf Al-Ifadah, mengelilingi Ka’bah. Al-Shalhoub memuji peran personel keamanan dalam melaksanakan tahap kedua dari rencana haji, yang memerlukan pengaturan lalu lintas dan pergerakan pejalan kaki antara Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Juru bicara itu meminta para peziarah untuk mematuhi peraturan selama pergerakan mereka di tempat-tempat suci.

IHRAM

Menteri Arab Saudi: 1,8 Juta Jamaah dari 150 Negara Tunaikan Ibadah Haji

Saudi mengembangkan dan memperluas layanan kartu pintar untuk jamaah.

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah mengatakan jumlah jamaah yang datang untuk menunaikan ibadah haji tahun ini mencapai 1.845.045 orang dari lebih dari 150 negara. Hal ini disampaikan Al-Rabiah dalam konferensi pers yang digelar di Makkah, Selasa (27/6/2023).

Al-Rabiah juga mengumumkan keberhasilan rencana membantu jamaah menuju Arafah. Menurut dia, seluruh jamaah haji datang ke Arafah tepat pukul 10.00 waktu setempat karena tingkat kepatuhan dalam pergerakan jamaah mencapai 98 persen.

Dia pun menekankan persiapan awal telah dilakukan untuk haji tahun ini, melalui pembentukan pusat untuk mengelola semua tugas dan proyek yang berkoordinasi dengan semua sektor pemerintah.

“Tahun ini kita melihat rencana pengelompokan dan penaikan jamaah dilakukan dengan mudah, dan hasilnya sudah terlihat lebih awal,” ujar Al-Rabiah dikutip dari laman Saudi Gazette, Rabu (28/6/2023)

Sedangkan, terkait dengan penggunaan teknologi pintar atau smart technology, menurut Al-Rabiah, ia telah mengembangkan dan memperluas layanan kartu pintar untuk jamaah. Jamaah dapat mengakses lokasi mereka di dalam tempat suci.

“Kami juga telah bekerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang peta untuk memastikan bahwa lokasi kampanye tercermin dalam sistem elektronik,” ucap Al-Rabiah.

Untuk diketahui, Otoritas Umum Statistik mengumumkan jumlah jamaah haji asing yang berasal dari negara-negara Arab tahun ini berjumlah 346.214 yang mewakili 21 persen. Sementara, jamaah dari negara-negara Afrika (tidak termasuk negara-negara Arab), mencapai 221.863 (13,4 persen).

Sedangkan jumlah jamaah dari Eropa, Amerika, Australia, dan negara-negara lain yang tidak terklasifikasi mencapai 36.521 atau 2,1 persen. Di antara jamaah haji, sebanyak 1.593.271 jamaah tiba melalui bandara, dan 60.813 jamaah tiba melalui jalur darat. Sedangkan jamaah yang tiba melalui pelabuhan laut berjumlah 6.831 jamaah.

IHRAM