Kemenag: Pembatalan Haji Bukan Keputusan Terburu-buru

Kemenag membantah penilaian bahwa membatalkan pemberangkatan jemaah haji sebagai keputusan yang terburu-buru. Keputusan itu sudah dilakukan melalui kajian mendalam.

“Keputusan itu tentu berdasarkan kajian mendalam, baik dari aspek kesehatan, pelaksanaan ibadah, hingga waktu persiapan. Tidak benar kalau dikatakan terburu-buru,” tegas Plt Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Khoirizi di Jakarta, Jumat (4/6/2021). “Pemerintah bahkan melakukan serangkaian pembahasan, baik dalam bentuk rapat kerja, rapat dengar pendapat, maupun rapat panja haji dengan Komisi VIII DPR,” sambungnya.

Menurut Khoirizi, Kemenag tentu berharap ada penyelenggaraan haji. Bahkan, sejak Desember 2020, Kemenag sudah melakukan serangkaian persiapan, sekaligus merumuskan mitigasinya. Beragam skenario sudah disusun, mulai dari kuota normal hingga pembatasan kuota 50%, 30%, 25% sampai 5%.

Bersamaan dengan itu, persiapan penyelenggaraan dilakukan, baik di dalam dan luar negeri. Persiapan layanan dalam negeri, misalnya terkait kontrak penerbangan, pelunasan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih), penyiapan dokumen perjalanan, penyiapan petugas, dan pelaksanaan bimbingan manasik.

Demikian pula penyiapan layanan di Saudi, baik akomodasi, konsumsi, maupun transportasi, termasuk juga skema penerapan protokol kesehatan haji, dan lainnya. Namun, semuanya baru bisa diselesaikan apabila besaran kuota haji sudah diterima dari Saudi.

Menag, kata Khoirizi, bahkan sempat berkoordinasi secara virtual dengan Menteri Haji Arab Saudi saat itu, yakni Saleh Benten, tepatnya pada pertengahan Januari 2021 untuk mendiskusikan penyelenggaraan ibadah haji. Sebelumnya, Menag juga bertemu Duta Besar (Dubes) Arab Saudi Esam Abid Althagafi, dan mendiskusikan penyelenggaraan ibadah haji.

“Saya pada 16 Maret lalu juga berkoordinasi dengan Dubes Saudi di kantornya, membicarakan masalah penyelenggaraan ibadah haji. Semua upaya kita lakukan, meski faktanya, sampai 23 Syawwal 1442 H, Kerajaan Arab Saudi belum mengundang Pemerintah Indonesia untuk membahas dan menandatangani Nota Kesepahaman tentang Persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442 H/2021 M,” tegasnya. “Ini bahkan tidak hanya Indonesia, tapi semua negara. Jadi sampai saat ini belum ada negara yang mendapat kuota, karena penandatanganan Nota Kesepahaman memang belum dilakukan,” lanjutnya.

Kondisi ini berdampak pada persiapan penyelenggaraan ibadah haji. Sebab, MoU tentang persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1442H/2021M itu hingga hari ini belum juga dilakukan. Padahal, dengan kuota 5% dari kuota normal saja, waktu penyiapan yang dibutuhkan tidak kurang dari 45 hari.

“Demi melakukan kajian lebih matang sembari berharap pandemi segera berakhir, Kemenag menunda hampir 10 hari untuk mengumumkan pembatalan. Tahun lalu, pembatalan diumumkan 10 Syawwal, tahun ini kami lakukan pada 22 Syawal,” tegasnya. “Dan kondisinya masih sama. Pandemi masih mengancam jiwa, Saudi juga tidak kunjung memberi kepastian. Kita lebih mengutamakan keselamatan jemaah dan memutuskan tidak memberangkatkan,” tandasnya. *

Rep: Ahmad

HIDAYATULLAH

IPHI: Ada Hikmah Dibalik Pembatalan Keberangkatan Haji

Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PP IPHI) Ismed Hasan Putro mengatakan pembatalan keberangkatan haji yang kembali terjadi tahun ini tetap memiliki hikmah. 

“Haji tidak hanya ritual saja tetapi juga ibadah spiritual, disaat mendapat ujian ini, berarti jamaah diminta untuk tawakal dam sabar,” ujar dia kepada Republika.co.id, Jumat (4/6).

Calon jamaah diimbau tetap perbanyak doa agar dipanjangkan usianya untuk sampai waktu dalam menunaikan haji ketika situasi telah memungkinkan. Calon jamaah juga jangan sampai putus harapan dan tetap optimistis meski ada kekecewaan. 

“Ini mungkin ada hikmahnya sehingga calhaj lebih mempunyai waktu mempersiapkan haji,” kata dia.

Selain itu, sembari menunggu waktu menunaikan haji, banyak ibadah lain yang dilakukan, seperti memperbanyak infak, zakat, dan berkontribusi dalam kesejahteraan masyarakat sekitar. Tak hanya calhaj, pemerintah juga membutuhkan waktu untuk kesiapan baik dari sisi teknis dan anggaran. 

Ismed juga menyarankan jika Kemenag terlalu kewalahan mengelola pelaksanaan ibadah haji, pemerintah dapat membentuk badan khusus pengelolaan haji. Hal ini juga dilakukan oleh negara tetangga Malaysia. 

Begitu juga BPKH, perlu pengembangan inovasi sehingga dana haji dapat dikembangkan. Sehingga tidak perlu ada wacana untuk mengumpulkan tambahan biaya dari calhaj.

IHRAM

Calhaj Diminta Siap Terima Keputusan Soal Haji 2021

Calhaj Diminta Siap Terima Keputusan Soal Haji 2021

Kementerian Agama (Kemenag) sampai Ahad (2/5) malam belum mendapat informasi pasti tentang penyelenggaraan haji tahun 2021. Wakil Menteri Agama (Wamenag), KH Zainut Tauhid Sa’adi mengajak calon jamaah haji (calhaj) menata hati untuk menerima keputusan penyelenggaraan haji tahun ini.

“Para calon jamaah haji harus sudah mulai menata hatinya untuk menerima apapun keputusan yang nanti ditetapkan pemerintah, termasuk keputusan yang paling pahit sekalipun yaitu misalnya tidak memberangkatkan haji tahun ini,” kata Kiai Zainut kepada Republika, Ahad (2/5) malam.

Wamenag menyampaikan, pihaknya belum mendapatkan informasi yang pasti tentang penyelenggaraan haji. Serta belum mendapatkan kepastian dari pemerintah Arab Saudi tentang penyelenggaraan ibadah haji tahun 2021.

Belum adanya kepastian soal penyelenggaraan haji, ia menerangkan, ini tidak hanya terkait dengan pemerintah Indonesia saja tapi seluruh negara di dunia. Mereka juga masih belum ada akses untuk masuk ke Tanah Suci atau Arab Saudi.

“Jadi belum ada satupun negara yang mendapatkan kepastian bisa memberangkatkan jamaah hajinya,” ujarnya.

Wamenag meminta semua pihak untuk tidak mengembangkan isu-isu menyesatkan terkait ibadah haji tahun 2021. Misalnya mengaitkan ibadah haji dengan vaksin Covid-19 yaitu Sinovac atau Indonesia tidak boleh memberatkan haji karena banyak hutang di Arab Saudi. Wamenag menegaskan, isu itu semuanya bohong.

Belum adanya kepastian penyelenggaraan haji, dijelaskan dia, murni karena masalah situasi pandemi Covid-19 yang memang belum melandai di seluruh dunia. Bahkan di India, pandemi masuk ke fase kedua yang lebih membahayakan.

“Ini memang dalam kondisi pandemi yang tidak bisa kita hindari, jangan ada isu yang membingungkan masyarakat, yang bisa menimbulkan hal-hal yang tidak baik,” jelasnya.

KHAZANAH REPUBLIKA

Update Aplikasi Cek Porsi Haji Anda!

Cek Porsi Haji Kembali Aktif, Segera Perbarui Aplikasi Anda!

Assalamu’alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh

Melalui laman ini, tidak lupa kami haturkan Selamat Idul Fitri 1442 H kepada Anda semua. Semoga kita semua memenangi satu bulan berpuasa Ramadhan, dan hasil dari puasa itu membekas untuk kehidupan kita sebelas bulan ke depan. Aamiin.

Sahabat semua, ada kabar gembira yang perlu kami sampaikan berkaitan dengan salah satu fitur dari Aplikasi Cek Porsi Haji ini, yakni Cek Jadwal Keberangkatan Haji yang disesuaikan Nomor Porsi Haji. Fitur itu kini sudah bisa Anda gunakan kembali setelah ada beberapa pembenahan sebelumnya.

Ya, Anda semua kini bisa kembali mengecek Jadwal Haji Anda. Namun, jangan lupa untuk segera melakukan pembaruan (update) aplikasi Android tersebut. Bagi Anda yang belum mengundu dan menginstalnya, segera klik link Cek Porsi Haji ini!

Untuk diketahui, Aplikasi Cek Porsi Haji yang dibuat Albani Studio ini merupakan aplikasi Cek Porsi Haji yang paling populer di Playstore, sehingga kami harapkan kepopuleran ini bisa terus dinikmati kaum muslimin se-Indoneisa, bahkan juga untuk beberapa fitur bisa dinikmati saudara-saudara kita di luar Indonesia, seperti fitur artikel keislaman.

Wassalamu’alaikum warahmatulahi wabarakatuh

Albani Studio

Doa Nabi Ibrahim untuk Cepat Pergi Haji

Alquran surat Al-Baqarah ayat 128 mengabadikan doa Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail. Doa ini bagus dipanjatkan bagi setiap orang yang beriman yang ingin cepat dipanggil Allah sebagai tamunya (bisa berangkat haji).

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabbana waj’alna muslimaini laka wamin dzurriyyatina ummatan muslimatan laka wa arina manasikana watub ‘alaina innaka antat-tauwwabur rahim”

Artinya. “Wahai Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang taat kepada-Mu, begitu pula anak keturunan kami. Jadikanlah mereka ummat Islam, ajarkanlah cara-cara beribadah haji kepada kami, ampunilah dosa-dosa kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang kepada semua makhluq-Mu.”

Ustaz Rafiq Jauhary Lc mengatakan, doa itu juga baik digunakan umat Islam yang ingin segera berangkat ke baitullah. Karena dalam doa itu ada kalimat “ajarkanlah cara-cara beribadah haji kepada kami”

“Doa ini juga boleh dibacakan untuk para jamaah dan calon jamaah haji,” katanya melalui tausiyah darinya, Kamis (15/4).

Ustaz Rafiq yang juga pemilik travel haji dan umrah Taqwa Tours mengatakan ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari doa Nabi Ibrahim bersama dengan putranya, Nabi Ismail. Setidaknya ada tiga permohonan penting yang disampaikan dalam doa beliau berdua. Pertama, memohon agar menjadikan mereka dan anak turunnya tetap istiqamah dalam keislaman. Inilah doa yang selalu dipanjatkan oleh hampir setiap Nabi.

“Karena di antara amanah terberat bagi seorang kepala keluarga adalah menjaga anggota keluarganya agar tidak terjerumus dalam siksa neraka; tentu caranya dengan mengamalkan Islam secara kaffah,” katanya.

Kedua, memohon kepada Allah agar diberi ilmu dalam menjalankan ibadah. Ilmu menjadi hal yang penting karena tanpanya perjuangan untuk menjalankan ibadah seberat apapun sangat beresiko membuatnya tertolak, sia-sia. Ketiga taubat. Sangat mungkin seorang yang telah berilmu pun memiliki peluang berbuat kesalahan.

Ustaz Rafiq mengatakan, Nabi Ibrahim mengajak putranya dan mengajarkan bagaimana beribadah dan berdoa. Nabi Ibrahim juga menjelaskan apa visi besar yang diusung dalam keluarga.

“Hal ini sangat penting mengingat visi haruslah disampaikan dalam keluarga dan diperjuangkan bersama,” katanya.

IHRAM

Nabi Muhammad Mengerjakan Umroh Sebelum Haji

Nabi Muhammad umroh di sepanjang hayatnya sebanyak empat kali. Peristiwa ini diabadikan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin malik.

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم اعتمر أربع عمر كلهن في ذي القعدة إلا التي مع حجته : عمرة من الحديبية أو زمن الحديبية في ذي القعدة ، وعمرة من العام المقبل في ذي القعدة ، وعمرة من جعرانة حيث قسم غنائم حنين في ذي القعدة

“Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berumroh empat kali, semuanya dilakukan di bulan Dzulqa’dah kecuali umroh yang dilakukan bersamaan dengan haji; yaitu umroh dari Hudaibiyah atau saat peristiwa Hudaibiyah di bulan Dzulqa’dah, umrah pengganti di tahun selanjutnya bulan Dzulqa’dah, dan umrah dari Ji’ranah bersamaan di antara waktu pembagian Ghanimah (harta rampasan perang) pada perang Hunain di bulan Dzulqa’dah.” (HR Bukhari dan Muslim).

Pembimbing Ibadah Haji dan Umroh Ustaz Rafiq Jauhary Lc, mengatakan, tiiga kali umrohnya Rasulullah dilakukan sebelum beliau berhaji dan satu kali bersamaan dengan pelaksanaan Haji secara Qiran. Ini sekaligus membantah pernyataan yang menyatakan bahwa tidak diperbolehkan umroh sebelum berhaji.

“Hadits di atas mengingat Rasulullah dan para sahabat pun melakukannya,” katanya.

Ustaz Rafiq menyampaikan, merujuk pada kitab Zadul Ma’ad, Ibnu Qayim menerangkan bahwa peristiwa umroh pertama dilakukan oleh Rasulullah pada bulan Dzulqa’dah tahun 6 hijriyah. Saat itu Rasulullah bermimpi dapat memasuki Kota Makkah dalam keadaan rambutnya digundul habis dan sebagian sahabat ada pula yang memendekkannya.

“Mimpi ini diabadikan dalam Alquran surat al-Fath ayat ke 27,” katanya.

Ustaz Rafiq mengatakan, perjalanan umroh perdana ini belum dapat berjalan sesuai rencana. Rasulullah dihadang pasukan kafir Quraisy di perbatasan Kota Makkah, tepatnya di daerah Hudaibiyah. Beliau bersama ummat Islam harus rela membatalkan niatannya beribadah umroh dengan menyembelih unta.

Di tahun selanjutnya, masih sama di bulan Dzulqa’dah Rasulullah kembali mengulang perjalanan umroh yang sama. Bedanya di perjalanan kali ini Rasulullah dapat menyelesaikan umroh dengan sempurna tanpa hambatan berarti.

“Ini adalah perjalanan umroh kedua bagi beliau dan para sahabat,” katanya.

Perjalanan umroh ketiga dilakukan oleh Rasulullah bersama para sahabat di tahun ke-8 hijriyah tepatnya setelah beliau selesai memenangkan perang Hunain. Hunain adalah sebuah lembah yang terletak sekitar 40 kilometer sisi Timur Kota Makkah, disana ummat Islam berperang melawan kabilah Hawazin dan Tsaqif dari Kota Thaif.

Peperangan pun dimenangkan ummat Islam. Setelah berperang Rasulullah membagi ghanimah (harta rampasan perang) di Ji’ranah perbatasan Kota Makkah. Di sela waktu pembagian ghanimah ini Rasulullah mengajak ummat Islam untuk mewujudkan rasa syukurnya dengan beribadah umroh.

Pada tahun ke-9 hijriyah Rasulullah kembali melakukan perjalanan ke Kota Makkah, namun yang membedakan perjalanan kali ini dengan sebelumnya adalah Makkah telah dikuasai oleh ummat Islam (telah dilakukan Fathu Makkah pada tahun 8 hijriyah) dan Rasulullah tidak sebatas berniat menjalankan umroh, melainkan beliau menjalankan haji secara Qiran .

Haji Qiran adalah menggabungkan antara pelaksanaan ibadah haji dan umroh secara bersamaan. Walaupun praktik pelaksanaannya mirip dengan Haji Ifrad namun di sini Rasulullah juga mendapatkan pahala umrah. Maka dapat dikatakan ini sebagai perjalanan umrah keempat sekaligus sebagai penutup bagi beliau.

IHRAM

MAU Cek Porsi Haji? Silakan gunakan aplikasi Android ini,… https://s.id/cekporsihaji

Ibadah Haji Berat, Allah Memberi Banyak Keringan

Ibadah haji merupakan ibadah yang paling berat karena banyak mengeluarkan waktu, tenaga dan biaya. Untuk itu Allah SWT hanya mewajibkan ibadah ini dilaksanakan kepada hambanya yang mampu secara fisik dan finansial.

“Dalam ibadah haji mulai dari perintah sampai pelaksanaannya, sebetulnya banyak kita temukan indikasi takhfif (keringanan) dan takhyir (pilihan),” kata KH Ahmad dan Chodri Romli dalam bukunya Ensiklopedia Haji dan Umrah.

Keringan ini kata KH Ahmad ditegaskan dalam Alquran surah Ali Imran ayat 97 (…yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.”

Rasulullah SAW bersabda, “Menunaikan ibadah haji wajib bagi orang yang mampu melakukan perjalanan ke Baitullah.” (HR. Muslim).

KH Ahmad mengatakan, bahwa Firman Allah SWT dan sabda Nabi Muhammad SAW tersebut jelas mengisyaratkan adanya tujuan memberi kemudahan dan tidak menyulitkan di dalam pelaksanaan ibadah haji. Kata dia banyak ditemukan yang pada dasarnya pelaksanaan haji mulai dari pilihan kemudahan dan dispensasi. 

Di antaranya pertama.

Waktu untuk menunaikan Haji cukup longgar. Menurut Mazhab Syafi’i bisa ditunda, bahkan dalam syariat, Haji para jamaah diperkenankan memilih sesuka hati bentuk pelaksanaannya. Ada haji tamattu, Ifrad atau Qiran. “Ini disepakati oleh semua mazhab,” katanya.

Kedua dalam membayar Fidyah pun, diberi pilihan. Mau berkurban, berpuasa atau bersedekah sesuai (QS al-baqarah ayat 156).

Ketiga dalam hal mabit di Muzdalifah ternyata ada riwayat bahwa Rasulullah SAW telah menyuruh keluarganya untuk berangkat terlebih dahulu setelah lewat tengah malam sebelum berjudulnya manusia. Demikian juga mabit di mina, beliau mengizinkan para pekerja dan pengembala untuk mabit di luar mana. 

Keempat kita tahu bahwa perbuatan Nabi Muhammad di dalam Haji Wada ada yang dikategorikan oleh fuqoha sebagai rukun wajib dan Sunah. Akan tetapi, hal ini menimbulkan perselisihan: mana yang rukun mana yang wajib. “Sebab sifatnya jasmani dan ihtimal (kemungkinan-kemungkinan),” katanya.

Kelima pada hari Nahar Rasulullah SAW melontar jumroh aqobah lalu mencukur rambut, kemudian menyembelih hadyu, selanjutnya menuju Makkah untuk tawaf ifadah. Akan tetapi setelah kembali ke Mina dan mengadakan halaqah beliau selalu memberi jawaban yang sama atas pertanyaan berbeda ( Kerjakanlah, tiada dosa). 

“Itulah jawaban beliau tentu saja, sahabat yang bertanya itu karena merasa apa yang telah terjadi di dia kerjakan tidak sama persis dengan apa yang dilakukan Rasulullah SAW,” katanya.

IHRAM

Raja Salman Setuju Dukung Operator Layanan Haji dan Umroh

Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud, menyetujui serangkaian inisiatif yang bertujuan membantu perusahaan dan individu yang beroperasi dalam mendukung ziarah umroh dan haji.

Hal ini diberitakan kantor berita negara Saudi, SPA, Senin (8/3) malam.

Inisiatif tersebut diambil dengan tujuan mengurangi efek finansial dan ekonomi dari pandemi Covid-19, di seluruh sektor yang memberikan dukungan layanan dan kemudahan untuk pelaksanaan haji dan umroh.

Dilansir di Reuters, Selasa (9/3), beberapa bantuan yang diberikan termasuk pembebasan perusahaan layanan akomodasi dari biaya tahunan untuk izin kegiatan komersial kota. Pembebasan ini berlaku di kota Makkah dan Madinah, tempat ziarah Islam berlangsung.

Tak hanya itu, perusahaan yang bekerja di sektor layanan tersebut juga akan dibebaskan dari biaya pekerja asing selama enam bulan. Mereka juga dapat memperbarui izin dari Kementerian Pariwisata untuk fasilitas akomodasi gratis di dua kota selama satu tahun, yang dapat diperpanjang.

Di sisi lain, SPA menyebut bagi ekspatriat yang bekerja dalam kegiatan yang berkaitan dengan haji dan umroh, penagihan biaya perpanjangan tempat tinggal akan ditunda selama enam bulan. Hal ini berlaku asalkan jumlah biaya perpanjangan tersebut dibayar dengan cicilan selama setahun.

Izin bus yang beroperasi di layanan pengangkutan jamaah akan tetap berlaku tanpa biaya selama satu tahun. Pemungutan bea cukai untuk bus baru akan ditunda untuk musim haji mendatang selama tiga bulan.

Keringanan lainnya yang diberikan Raja Salman adalah pemungutan bea cukai tersebut akan diangsur selama empat bulan sejak tanggal jatuh tempo. 

https://www.reuters.com/article/us-saudi-haj-initiatives/saudi-king-approves-support-for-islamic-pilgrimage-operators-after-covid-19-spa-idUSKBN2B02MI?rpc=401&

IHRAM

Jangan Pernah Maksiat Depan Kabah, Ini Kisah-Kisah Teguran

Dikisahkan Syekh Muhammad Zakariyya dalam kitabnya Fadhilah Haji bahwa Wahb bin Al-Wirid seorang wali, pernah bercerita suatu hari dia sedang sholat di Hathim. Tiba-tiba dia mendengar suara dari dalam kelambu Ka’bah Masjidil Haram dan suara itu berkata: 

“Pertama-tama aku mengadukan kepada Allah SWT, kemudian aku mengadukan kepadamu wahai Jibril, bahwa orang-orang bersanda gurau dan berbicara sia-sia di sekelilingku.” 

“Kalau orang-orang ini tidak berhenti dari perbuatannya, maka aku akan memecahkannya sehingga setiap batu akan terpisah-pisah.” 

Suatu ketika Umar bin Khattab ra berkata kepada orang-orang Quraisy, “Sebelum kalian, yang mengurus Baitullah ada Kabila Amaliqah. Mereka tidak memuliakan Baitullah dan tidak mengagungkannya sebagaimana haknya. “Maka Allah SWT membinasakan mereka.” 

Setelah itu, kata Umar, ada kabilah Jurhum yang juga diberikan kepercayaan menjaga Baitullah. Dan ketika mereka tidak menghormatinya, Allah SWT juga membinasakan mereka. 

“Oleh karena itu, kalian harus mengagungkannya dan janganlah bermalas-malasan dalam memeriahkannya,” katanya. 

Seorang wali Musa bin Muhammad,  mengisahkan suatu ketika ada orang saleh yang melakukan tawaf, dia mendengar suara perhiasan seorang wanita cantik yang sedang melakukan tawaf juga.  

Kemudian orang itu melihat terus wanita itu. Maka sebuah tangan keluar dari rukun yamani dan menamparnya dengan keras sehingga air matanya keluar, dan terdengar suara dari dinding Ka’bah yang mengatakan: 

“Kamu tawaf di rumah kami, sedangkan kamu melihat selain kami. Tamparan ini adalah ganti dari pandangan itu, dan apabila kamu melakukannya lagi pada masa mendatang, maka kami pun akan membalasnya.” 

Dari Umar bin Khattab, dia berkata, “Melakukan 70 dosa di Ruqyah (di luar Makkah) lebih aku sukai daripada melakukan satu dosa di Makkah.” 

Syekh Muhammad Zakariyya mengatakan sebagaimana melakukan kebaikan di Makkah itu besar pahalanya, begitu juga melakukan perbuatan dosa di sana juga besar azabnya. Untuk itu Umar menyatakan pernyataannya di atas.  

Apa yang dikatakan Umar bin Khattab sama juga diucapkan Ibnu Abbas dan banyak sekali perkataan yang semakna dengannya dikatakan Umar. 

Oleh karena itu, sebagaian ulama tidak suka tinggal di Makkah karena susahnya menjaga adab-adabnya dan menunaikan hak-haknya. 

Imam Abu Hamid Al-Ghazali menyatakan melakukan dosa disana dilarang keras dan menyebabkan dekatnya kemurkaan Allah SWT.  

IHRAM

Kemiripan Bekal Berhaji dengan Persiapan Menuju Kematian

Persiapkanlah semua keperluan yang ahsan (baik halal) harta ketika akan menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Begitupun persiapkanlah bekal berupa amal saleh agar mudah menuju perjalanan ke kampung akhirat. 

Syekh Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi, dalam kitabnya Fadilah Haji mengatakan, banyak sekali orang kaya yang diberi Allah SWT harta yang melimpah ruah yang sampai ke tanah Hijaz dengan cepat.

Setelah semua perbekalan siap orang itu calon jamaah haji diberikan paspornya tanpa pemeriksaan ketat. “Begitulah keadaannya jenazah yang mempunyai simpanan amal yang melimpah ruah,” katanya.

Jenazah itu tidak takut akan seluruh keadaan di dalam kubur. Karena dia tinggal di dalamnya dengan tenang seperti seorang pengantin sehingga massa yang panjang sampai hari kiamat akan berlalu untuknya dalam waktu beberapa menit atau beberapa jam saja. 

“Dia akan tidur di dalam kubur seperti sepasang pengantin yang tidur di atas ranjang dengan berselimut kain sutra dan selimut yang sangat halus pada malam pertama,” katanya. 

Jamaah haji harus mengingat ketika melihat dua helai kain ihram yang putih dibalutkan pada tubuh. Selalu bayangkan bahwa kain ihram ini merupakan kain kafan yang akan kita gunakan pergi ke alam kubur. 

“Lihatlah dengan pandangan ‘ibrah’ maka selama dia memakai pakaian ihram hendaknya ia ingat bahwa tubuhnya dibungkus dengan kain kafan putih dan ucapkanlah ‘Labbaik‘ (saya hadir). Pada saat ihram mengingat berlarian yang semua orang ketika mendengar suara orang malaikat yang menyeru pada hari kiamat,” katanya. 

Keadaan ini kata Maulana Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi, sesuai dengan surat Toha ayat 108 Allah SWT berfirman: 

يَوْمَئِذٍ يَتَّبِعُونَ الدَّاعِيَ لَا عِوَجَ لَهُ ۖ وَخَشَعَتِ الْأَصْوَاتُ لِلرَّحْمَٰنِ فَلَا تَسْمَعُ إِلَّا هَمْسًا “Pada hari itu manusia mengikuti (menuju kepada suara) penyeru dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan Yang Mahapemurah, maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.”

Dan bayangkan ketika masuk ke Makkah seakan-akan kita masuk ke alam kubur. Di Makkah, ada harapan untuk mendapatkan rahmat Allah SWT karena Makkah adalah Darul Aman, akan tetapi, karena amal buruknya, orang hendaknya selalu merasa takut kalau-kalau di tempat yang aman pun ia tidak mendapatkan keamanan. “Jamaah haji yang tinggal di Makkah selalu memperbarui ingatan tentang harapan itu,” katanya.

Adanya Makkah sebagai tempat yang aman selalu mengingatkan kita kepada rahmat Allah. Ampunan karunia-Nya, dan pemberian-Nya. Dengan mengingat seluruh amal buruknya yang telah dia kerjakan semasa hidupnya maka dia akan teringat satu bait syair yang berbunyi. “Jika setelah mati tidak hidup tenang maka mau lari kemana.”

Dan ketika memandang Baitullah mengingatkan kita ketika melihat rumah al-Malik pada hari kiama. Dan karena Baitullah adalah tempat munculnya kehebatan, keagungan dan kebesaran Allah SWT hendaknya kita datang ke Baitullah dengan penuh adab sebagaimana menerapkan adab pada waktu hadir di istana raja. 

Tawaf di Baitullah mengingatkan tawafnya para malaikat di Arsy Mualla di mana mereka selalu mengerjakan tawaf di sana. Menangis dengan selimut kelambu Kabah dan menangis di Multazam adalah seperti perbuatan seorang yang bersalah kepada seorang tuan yang baik telah memenuhi segala keperluannya. 

“Dia menangis dengan memegang ujung bajunya supaya dimaafkan, dan menangis sambil memegang dinding Baitullah karena inilah satu-satunya jalan agar dosanya dimaafkan,” katanya. 

Dan ini juga merupakan gambaran menangis pada hari kiamat karena teringat akan dosa. Kemudian antara Safa dan Marwah mengingatkan ketika kita berlari kesana dan kemari pada hari Mahsyar. Allah SWT dalam Alquran surat Al-Qamar ayat 7:  

خُشَّعًا أَبْصَارُهُمْ يَخْرُجُونَ مِنَ الْأَجْدَاثِ كَأَنَّهُمْ جَرَادٌ مُنْتَشِرٌ

“Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan.”  

IHRAM