Hak Tuhan dan Hak Manusia

Sesungguhnya badanmu punya hak atasmu, dan Tuhanmu pun punya hak atasmu dan kepada semua manusia

SUATU  hari, Salman Alfarisi menyambangi keluarga Abu Darda. Alangkah terkejutrya dia, tatkala mendapati Ummu Darda dalam keadaan kucel.

“Mengapa engkau begitu kusut, Ummu Darda,” sapa Salman.

“Abu Darda, saudaramu itu, sekarang sudah tidak tertarik lagi pada dunia,” jawab Ummu Darda kesal.

Salman tersenyum. la lalu mengajak Abu Darda menginap di rumahnya.

Di rumah Salman, tuan rumah menjamu dan mengajak makan tamunya.

Tapi Abu Darda menolak. Saya sedang puasa (sunah). Makanlah sendiri, tidak apa-apa,” katanya.

“Tidak, saya tidak akan makan kecuali engkau pun makan, ucap Salman, yang membuat Abu Darda tak berkutik lagi. Dan mereka pun makan bersama.

Malamnya, usai bertahajud secukupya, Salman melihat saudaranya tak henti-henti shalat malam. Ketika Abu Darda menyelesaikan rakaat yang kesekian puluhnya, Salman memperingatkan. “Tidurlah,” katanya, sambil membimbing Abu Darda ke pembaringan.

Abu Darda menurut. Tapi, setelah Salman keluar dari bilik, Abu Darda bangkit lagi untuk sholat.

Kembali Salman yang mengintip kelakuan Abu Darda, mengajak saudaranya itu tidur. Bahkan sontak mengawasi Abu Darda, Salman turut berbaring di sisinya, hingga mereka tertidur sampai Subuh tiba.

Ketika sarapan, Salman berkata kepada Abu Darda, “Sesungguhnya badanmu punya hak atasmu, dan Rabbmu pun punya hak atasmu. Tamumu juga punya hak atasmu, demikian juga istrimu punya hak atasmu. Maka berikanlah kepada yang berhak sesuai haknya masing-masing.”*(dimuat di Jurnal ISLAMIA)

HIDAYATULLAH