Doa agar Kita Terhindar dari Penyakit Hati

SETELAH sebelumnya kita membahas hati yang sehat menurut Alquran. Kali ini kita akan menyebutkan 12 tipe hati yang sakit. Apa saja hati yang sakit menurut Alquran?

1. Hati yang Berpenyakit. Yaitu hati yang tertimpa penyakit seperti keraguan, kemunafikan dan suka memuaskan syahwat dengan cara yang haram. “Sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya.” (QS.al-Ahzab:32)

2. Hati yang buta. Yaitu hati yang tidak dapat melihat dan menemukan kebenaran. “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS.al-Hajj:46)

3. Hati yang alpa. Yaitu hati yang lalai dari Alquran. Karena terlalu disibukkan dengan hal-hal duniawi dan syahwat yang menyesatkan. “Hati mereka dalam keadaan lalai.” (QS.al-Anbiya:3)

4. Hati yang berdosa. Yaitu hati yang menutupi kesaksian atas sebuah kebenaran. “Dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan kesaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya.” (QS.al-Baqarah:283)

5. Hati yang sombong. Yaitu hati yang congkak dan enggan mengakui Ke-Esaan Allah. Ia semena-mena melakukan kedzaliman dan permusuhan. “Demikianlah Allah mengunci mati hati orang yang sombong dan sewenang-wenang.” (QS.Ghafir:35)

6. Hati yang kasar. Yaitu hati yang tidak memiliki kasih sayang dan belas kasihan. “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS.Ali Imran:159)

7. Hati yang terkunci. Yaitu hati yang tidak mau mendengarkan hidayah dan enggan merenungkannya. “Dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya.” (QS.al-Jatsiyah:23)

8. Hati yang keras. Yaitu hati yang tidak dapat diluluhkan oleh keimanan. Tak dapat terpengaruh oleh nasihat dan peringatan. Dan ia berpaling dari mengingat Allah. “Dan Kami jadikan hati mereka keras membatu.” (QS.al-Maidah:13)

9. Hati yang lalai. Yaitu hati yang menolak untuk mengingat Allah dan mendahulukan hawa nafsu dibanding ketaatan kepada-Nya. “Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami.” (QS.al-Kahfi:38)

10. Hati yang tertutup. Yaitu hati yang tertutup rapat sehingga tidak dapat ditembus oleh ayat-ayat Allah dan sabda-sabda Nabi. Dan mereka berkata: “Hati kami tertutup”. (QS.al-Baqarah:88)

11. Hati yang jauh (dari kebenaran). Yaitu hati yang melenceng jauh dari cahaya kebenaran. “Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan.” (QS.Ali Imran:7)

12. Hati yang ragu. Yaitu hati yang selalu diombang-ambingkan oleh keraguan. “Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya.” (QS.at-Taubah:45)

Inilah 12 tipe hati yang sakit menurut Alquran. Semoga hati kita terhindar dari 12 tipe ini. Karena itu perbanyaklah berdoa, “Duhai yang membolak-balikkan hati. Tetapkan hati kami diatas agama-Mu.” [Khazanahalquran]

 

INILAH MOZAIK

 

Baca juga:  Nilai Manusia Terletak pada Hatinya

10 Ciri Hati yang Sehat

APAKAH hati kita sehat? Ternyata Ibn Qayyim Al-Jauziyah dalam kitabnya “Ighatsatul Lahfan min Mashayidisy Syaithan” memberikan paparan lengkap, termasuk ciri-ciri, apakah hati kita sehat, sakit atau telah mati.

Sayangnya terhadap perkara hati, banyak manusia kurang perhatian. Sangat berbeda dengan perkara fisik. Setitik jerawat di wajah saja, langkah untuk mengobatinya sedemikian luar biasa. Namun, sekali lisan kita merendahkan sesama, menjatuhkan kehormatannya, sama sekali diri tak merasa hati sedang dalam masalah.

Padahal, noda yang dibiarkan terus menutupi kejernihan hati akan berdampak pada buruknya pemikiran dan perbuatan. Oleh karena itu sangat penting bagi setiap Muslim mengenali ciri-ciri hati yang sehat. Menurut Ibn Qayyim Al-Jauziyah, ciri-cirinya ada 10 macam.

Pertama, hati yang sehat lebih menyukai hal yang bisa memberi manfaat dan kesembuhan daripada terhadap hal yang membahayakan dan menyakitkan, sedangkan hati yang sakit sebaliknya. Untuk itu, mesti dipahami bahwa makanan yang baik bagi hati adalah iman, sedangkan obat terbaik baginya adalah Al-Qur’an. Dan, keduanya (iman dan Al-Qur’an) sama-sama mengandung gizi dan obat sekaligus.

Kedua,menjauhi dunia dan menempatkan diri di akhirat, sehingga seakan-akan merupakan salah satu putra dan penghuni akhirat yang datang ke dunia sebagai perantau yang mengambil sekedar kebutuhannya saja, kemudian kembali ke negeri asalnya.

Hal ini didasarkan pada hadits Nabi, “Jadilah di dunia ini seakan-akan dirimu adalah orang asing atau orang yang singgah dalam erjalanan. Dan anggaplah dirimu sebagai seorang ahli kubur.” (HR. Bukhari).

Kemudian, Sayyidina Ali bin Abi Thalib Karamallahu Wajhah berkata, “Dunia telah beranjak pergi, sedangkan akhirat telah beranjak datang dan masing-masing memiliki anak-anak. Maka, jadilah anak-anak akhirat, jangan menjadi anak-anak dunia, karena hari ini adalah masa beramal, bukan masa berhitung, sedangkan esok adalah masa berhitung, bukan masa beramal.”

Ketiga, senantiasa memacu pemiliknya ber-inabah dan tunduk kepada Allah Ta’ala. Hatinya senantiasa diajak untuk nikmat dalam mengingat Allah, sebab hanya dengan mengingat Allah semata, hati akan tenteram.

ٱلَّذِينَءَامَنُواْوَتَطۡمَٮِٕنُّقُلُوبُهُمبِذِكۡرِٱللَّهِ‌ۗأَلَابِذِڪۡرِٱللَّهِتَطۡمَٮِٕنُّٱلۡقُلُوبُ

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 28).

Imam Abu Husain Waraq berkata, “Kehidupan hati terletak pada mengingat Yang Mahahidup dan Yang tidak akan mati, kehdiupan yang bahagia adalah kehidupan bersama Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.

Keempat, tidak berhenti mengingat Allah, tidak bosan berbakti kepada-Nya serta tidak merasakan kebahagiaan dengan selain-Nya kecuali dengan orang yang membimbing dan mengingatkan kepada-Nya, serta mengajari hal ini.

Kelima, apabila terlewatkan dari wiridnya, ia merasakan kepedihan yang melebihi kepedihan orang rakus yang kehilangan hartanya.

Keenam, merindukan kebakitan sebagaimana orang lapar yang merindukan makanan dan minuman.

Ketujuh, apabila memasuki waktu sholat, kecemasan dan kesedihannya terhadap dunia menjadi lenyap, ia betul-betul keluar dari dunia dan menemukan ketenangan dan kebahagiaan dalam sholat tersebut.

Kedelapan, hanya Allah satu-satunya perhatian dalam hidupnya.

Kesembilan, pelit terhadap waktu agar tidak berlaku sia-sia, melebihi kepelitan orang yang paling pelit terhadap hartanya.

Kesepuluh, senantiasa memperhatikan perbaikan amal, melebihi perhatiannya terhadap amal itu sendiri. Ia berkeinginan kuat untk merealisasikan keikhlasan dan mutaba’ah (mengikuti sunnah Rasul). Selain itu, ia tetap menyadari karunia Allah di dalamnya dan kekurangannya dalam memenuhi hak Allah.

Demikian itulah ciri-ciri hati yang sehat, yang tidak bisa disaksikan kecuali oleh hati yang sehat pula. Hati yang kelak akan dipanggil dengan ridha dari Allah Ta’ala.

يَـٰٓأَيَّتُہَاٱلنَّفۡسُٱلۡمُطۡمَٮِٕنَّة

ٱرۡجِعِىٓإِلَىٰرَبِّكِرَاضِيَةً۬مَّرۡضِيَّةً۬

Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.” (QS. Al-Fajr [89]: 27-28).

Ayat di atas sangat baik jika diulang-ulang dalam keseharian kita, agar tumbuh kesadaran dan motivasi untuk mengamalkan apa yang menjadikan hati sehat, sehingga Allah kelak memanggil kita dengan ridha-Nya yang sangat luar biasa. Semoga Allah menolong kita semua, sehingga sepanjang hayat hati kita senantiasa dalam kondisi terbaiknya (sehat).*

 

sumber: Hidayatullah