Menurut Ibnu Qayyim, Inilah Keterkaitan antara Doa dan Musibah

SAAT ini dunia sedang menghadapi musibah berupa wabah Covid-19. Wabah penyakit ini tak hanya mempengaruhi kesehatan manusia tapi juga mempengaruhi segala aspek kehidupan.

Segala cara dilakukan untuk mencegah pandemi Covid-19 ini menyebar lebih luas. Mengingat banyaknya korban dan cepatnya virus corona penyebab Covid-19 ini menyebar, usaha keras untuk mencegahnya memang sangat diperlukan. Namun, tentu saja sebagai orang yang beriman, kita tidak boleh melupakan kekuatan doa.

Dalam buku berjudul Terapi Penyakit Hati, Ibnu Qayyim Al Jauziyyah mengungkapkan perihal doa tersebut. Menurutnya, doa mampu menangkal bala dan cobaan serta mencegah dan menghilangkan musibah. Doa juga dapat meringangkan musibah yang datang.

Seperti diketahui, doa merupakan senjata orang mukmin. Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Hakim dari Ali bin Abi Thalib, Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya doa itu adalah senjata bagi orang yang beriman, tiang agama, dan sinar langit dan bumi.”

Menurut Ibnu Qayyim, terdapat tiga kategori keterkaitan doa dengan musibah yang menimpa:

1. Apabila doa lebih kuat, musibah bisa ditolak.
2. Apabila doa lebih lemah daripada musibah, seseorang akan terus dirundung musibah. Meskipun demikian, walaupun lemah, doa masih bisa sedikit meringankan.
3. Apabila sama-sama kuat, musibah dan doa akan saling menolak.

Dalam Kitab Al Hakim juga diriwayatkan sebuah hadits dari Aisyah, Rasulullah SAW bersabda:

“Kewaspadaanmu tidak ada gunanya dalam menghadapi takdir. Doalah yang berguna untuk mengantisipasi musibah yang turun maupun yang belum turun. Sesungguhnya musibah ketika turun dihadapi oleh doa dan keduanya bertarung hingga Hari Kiamat.”

Dalam kitab tersebut, pun diriwayatkan hadits dari Tsauban, Rasulullah SAW bersabda:

“Tidak ada yang menolak takdir kecuali doa. Dan tidak ada yang menambah amal pahalanya kecuali kebaikan. Sesungguhnya seseorang tidak memperoleh rezeki, mungkin saja karena dosa yang ia lakukan.”

Dalam kitab yang sama, diriwayatkan pula hadits dari Ibnu Umar. Rasulullah SAW bersabda:

“Doa itu bermanfaat bagi musibah yang telah turun dan yang belum turun. Karena itu, wahai hamba Allah, kalian harus berdoa.”

Maka, di tengah pandemi Covid-19 yang belum usai ini, alangkah baiknya mengoptimalkan segenap ikhtiar dan memanjatkan doa terbaik kita. []

ISLAMPOS

Saran Ibnu Qayyim dalam Mendidik Anak

Dalam kitab yang ditulisnya, Ibnu Qayyim berbagi tip praktis dalam mengurus dan mendidik anak. Menurut dia, tiap perlakuan yang diberikan oleh orang tua baik secara fisik maupun nonfisik bisa memberikan dampak bagi pertumbuhan si buah hati.

Ibnu Qayyim menyarankan beberapa langkah dasar yang mesti ditempuh secara periodik dalam mendidik anak.

Di antaranya sebagai berikut:

  1. Hendaknya menahan diri tidak membawa anak keluar rumah ataupun bepergian jauh sebelum lewat usia tiga bulan atau lebih. Selain untuk lebih mendekatkan bayi dengan si ibu, kondisi fisik si bayi masih rentan karena masih terlalu lemah.
  2. Pemberian asupan nutrisi bagi si bayi mesti dilakukan secara berjenjang sesuai dengan usianya. Nutrisi pertama yang baik diberikan adalah air susu ibu (ASI), lalu biskuit yang diseduh dengan air hangat, kemudian bisa berikan pula susu murni. Apabila kondisi telah memungkinkan, bisa diberikan menu masakan atau kuah. Hindari pemberian daging secara utuh karena pencernaannya belum sempurna. Daging bisa dikonsumsi setelah pencernaannya membaik.
  3. Mendekati usia si bayi hendak berbicara, tapi masih mengalami kesulitan, bisa dioleskan madu dengan sedikit garam di lidah mereka. Baik madu maupun garam, mempunyai zat yang bisa membantu memperlancar bicara.
  4. Tradisikan menalqin dan memperkenalkan kalimat tauhid atau syahadat sejak dini. Dengan memperkenalkan kalimat tauhid sejak awal, Allah senantiasa mendengar perkataan dan menjaga mereka. Dengan demikian, kelak ketika dewasa anak akan terbiasa dekat dan mengingat Allah. Inilah mengapa Bani Israel memberikan nama Imanuel bagi buah hati mereka. Imanuel berarti Tuhan bersama kami. Dan, dalam Islam, nama yang paling disukai oleh Allah adalah Abdullah dan Abdurrahman.
  5. Jangan mencegah balita berhenti menangis atau berteriak termasuk mencegahnya minum asi tatkala lapar. Menangis bagi bayi mempunyai manfaat yang baik, terutama untuk membugarkan raga, melebarkan dadanya, menjaga suhu badannya yang natural, serta menghindarai penumpukan dahak.
  6. Jangan anggap remeh balita yang enggan belajar berjalan. Karena itu, latihlah selalu sekalipun, misalnya, badannya belum bisa berdiri tegak karena hanya bisa duduk. Biasakanlah melatihnya perlahan.
  7. Hindarkan balita dari suara-suara berisik dan keras yang mengagetkan. Begitu pula pemandangan dan gerakan-gerakan negatif yang mengganggu pikiran. Faktor kebisingan dan suara gaduh yang buruk tersebut bisa jadi berakibat pada ketidakseimbangan akal. Jika menemukan kondisi gaduh seperti ini, segerakan menyusui dan menenangkannya.
  8. Perhatikan perkembangan perilaku anak. Perkembangan anak dipengaruhi oleh perlakuan orang tua kepada anak. Pola seperti apakah yang diterapkan dalam mendidik mereka? Kehangatan, sikap pemarah, kasar, atau terburu-buru kah? Kesemuanya bergantung pada pola didikan yang digunakan oleh pendidiknya.

    Karena itu, tak sedikit anak yang gagal karena pola pendidikan keliru yang mereka terima. Termasuk pula hindarkan anak dari perkara tidak bermanfaat dan batil.

    Jika tidak, anak akan terbiasa menikmatinya hingga dewasa kelak.

 

REPUBLIKA