Empat Pendidikan Prenatal yang Harus Ibu Hamil Tahu

Pendidikan pranatal adalah suatu usaha untuk memberi pendidikan pada anak sebelum anak atau bayi lahir ke dunia. Pendidikan prenatal sangat dibutuhkan untuk mendapatkan keturunan yang baik nan istimewa. Seperti contoh KH Abdurrahman Wahid, atau yang biasa dikenal dengan Gus Dur, sosok yang dikagumi banyak kalangan karena kecerdasan intelektual dan kesederhanaannya bersama rakyat minoritas. Beliau terlahir dari sosok ibu yang mulia, yang disebut-sebut sebagai avant garde Muslimah di garis depan, yaitu Ibunyai Solichah Wahid Hasyim.

Adapaun proses ini dimuali sejak pemilihan jodoh, kemudian nikah, dan akan menjadi pasangan suami istri yang sah. Maka baik suami maupun istri dituntut untuk bisa melaksanakan kewajiban masing-masing jika kedua suami istri sholeh selalu rukun dan damai dalam kehidupan rumah tangganya, saling mencintai maka akan lahirlah anak-anak yang diberkahi Allah SWT, yakni anak-anak yang sholeh dan sholehah. Dengan tegas Allah berfirman dalam QS. Al Baqarah ayat 221:

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّىٰ يُؤْمِنَّ ۚ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ

Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. (QS. Al Baqarah: 221)

Pendidikan prenatal Selanjutnya adalah hasil dari sebuah proses yang sistematis dengan merangkaikan langkah, metode, dan materi yang dipakai oleh kedua orang tuanya dalam melakukan pendidikan (stimulasi edukatif) dan orientasi serta tujuan kemana keduanya mengarahkan dan mendidik anak dalam kandungan.

Dalam Islam pendidikan prenatal hendaknya dimulai sajak awal pembuahan. Jadi jika seseorang menginginkan anak yang cerdas, sholeh hendaknya dipersiapkan sedini mungkin hingga akan menghasilkan apa yang diinginkan.

Baihaqi A.K megungkapkan dalam buku Mendidik Anak dalam Kandungan, bahwa ibu hamil dianjurkan melakukan lima langkah pendidikan prenatal sebelum melahirkan agar bayi tumbuh kuat baik secara spikis atau fisik, yaitu sebagai berikut :

Pertama. Membaca, menghafal, dan berfikir.

Membaca sebagaimana Allah menganjurkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Alaq ayat pertama yang berbunyi : “Iqro” artinya bacalah. Maksud ayat ini sangat luas, bisa jadi untuk membiasakan hambanya untuk membaca Al-Qur’an dan kitab-kitab yang lain dan bisa juga “membaca” apa yang ada di alam sekitar manusia untuk dimanfaatkan demi kesejahteraan umat manusia. Ibu hamil disarankan untuk membaca guna “mengisi” otak dari si jabang bayi sehingga nantinya si anak akan senang membaca.

Sedang menghafal, aktivitas ini sangatlah berguna bagi ibu hamil guna “mengingat” terutama untuk “menyimpan memory” dalam otak anak. Manakala ada seorang anak yang tidak kuat dalam berpikir lama kemungkinan disebabkan karena kurangnya aktivitas ini. Sedangkan aktivitas berfikir, aktivitas ini membantu “logika” berfikir bagi ibu hamil untuk isi otak si bayi agar anak mampu membedakan mana perbuatan yang baik atau buruk.

Kedua. Mendengarkan Al-Qur’an, Shalawat dan Musik.

Aktivitas tersebut untuk menghilangkan kecemasan dan kejenuhan dalam rutinitas atau menghilangkan stress dan sangat berguna bagi Ibu hamil untuk merespon daya kreativitas sejak dini pada si bayi.

Ketiga. Pendidikan Psikologis.

Aktivitas ini berkaitan dengan perasaan dan perbuatan, dimana sifat psikologi ibu akan mengisi “perasaan” si bayi, sehingga manakala ibu hamil sedang sedih alangkah baiknya untuk menahan perasaan hatinya sehingga anak tidak mudah cengeng. Aktivitas ini juga berkaitan dengan si Ibu atau Ayah yang harus berhati-hati terhadap perilaku di sekitarnya.

Keempat. Komunikasi dan humor.

Aktivitas ini dilakukan ibu hamil dengan cara mengelus-elus perut si ibu hamil dengan bercerita atau mendongeng atau memberitahu kondisi si Ibu. Sedang aktivitas humor ini membantu ibu hamil untuk mengaktifkan otak kanan si bayi berkhayal atau bermimpi masa depan dengan cara ibu hamil bercanda dengan suami atau anak, atau menonton acara humor atau membaca buku humor. Humor juga berfungsi untuk “memecah” kebisuan dan menghilangkan stres yang dihadapi.

BINCANG MUSLIMAH

Kumpulan Doa Alquran untuk Ibu Hamil

BANYAK metode yang digunakan dalam menjaga kesehatan janin selama kehamilan. Senam kehamilan, yoga bagi ibu hamil ataupun beberapa terapi yang disarankan oleh ahli medis berfungsi dalam kelangsungan janin dan mempersiapkan persalinan. Semua metode tersebut bisa anda sempurnakan dengan doa-doa baik selama kehamilan atau mempersiapkan persalinan.

Berikut adalah doa yang memiliki manfaat untuk ibu hamil:

1. ” Bismillahhirrahmaanir rahiim, Robbi inni nadzartu laka maa fii bathnii muharroron fataqobbalminnii, Innaka antas sami’ul alim”. (QS. Ali Imran 35-36)
Artinya : Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku manjadi hamba yang saleh dan berkhidmat karena itu terimalah (nazar) itu daripadaku. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan aku mohon perlindungan untuknya dan keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau dari setan yang terkutuk.

2. “Rabbii habli miladunka dzurriyyatan thoyyibah. Innaka sammiudduaa”. (QS. Ali Imran 38)
Artinya: Ya Allah berikanlah kepadaku dari sisi-Mu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau adalah pendengar permohonan (doa).

3. “Rabbii hablii minash shoolihin”
Artinya : Ya Allah berikanlah kepadaku anak yang saleh.

4. “Robbijalnii muqiimash sholaati wa min dzurriyatii robbanaa wa taqobbal duaa”. ( QS. Ibrahim 40 )
Ya Tuhanku jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat. Ya Tuhan kami perkenankanlah doaku.

 

5. Beberapa surat di dalam alquran memiliki keutamaan untuk ibu hamil adalah sebagai berikut:

– Al-Muminuun ( Surat ke-23, ayat 12-14 )
– Lukman (Surat ke-31, ayat 14)
– Yusuf (Surat ke 12, ayat 1-16)
– Maryam (Surat ke-19, ayat 1-15)
– Ar Rahmaan (Surat ke-55, ayat 1-78)

[Bidanku.com]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2338780/kumpulan-doa-alquran-untuk-ibu-hamil#sthash.4g8eB9yy.dpuf

Ibu Hamil atau Menyusui Ingin Puasa? Ini Pendapat Ustazah

Islam memberikan kemudahan dalam ibadah puasa bagi perempuan yang hamil dan menyusui. Jika dikhawatirkan akan mengganggu janin atau kondisi anak yang sedang disusui, tidak mengapa bagi mereka untuk berbuka lebih awal.

“Perempuan hamil dan menyusui diperbolehkan untuk tidak berpuasa,” kata pengajar fikih Ponpes Rahmaniyah Depok Ustazah Uswatun Hasanah kepada Republika, Rabu (17/6).

Dia mengutip hadis ketika Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Allah meringankan setengah shalat untuk musafir dan meringankan puasa bagi musafir, wanita hamil, dan menyusui.” (HR An Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Menurut dia, perempuan yang sedang hamil atau menyusui bisa mengganti puasa yang telah ditinggalkan dengan qadha atau membayar fidyah. “Jika memungkinkan qadha, tapi jika tidak memungkinkan boleh dengan membayar fidyah,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, aturan itu memiliki dalil di surat Al Baqarah ayat 184, “… dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya, untuk membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. …Dan puasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Menurut alumnus Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA) tersebut, dari ayat itu bisa dipahami bahwasanya mengganti puasa Ramadhan dengan qadha di hari lain lebih baik dari fidyah. Namun, jika tidak memungkinkan maka boleh dengan memberi makan orang miskin.

Tetapi, lanjut Uswatun, jika perempuan itu ingin tetap berpuasa tidak mengapa selama tidak mengganggu kesehatannya dan kesehatan janinnya. “Perempuan hamil atau menyusui diibaratkan orang sakit. Orang yang sakit bisa mengukur dirinya sendiri apakah mampu berpuasa atau tidak. Akan tetapi, syariat sudah memberi rukshoh kepada mereka untuk tidak puasa.”

 

sumber: Republika Online