Dimana Ibunda Nabi Yusuf as?

Mungkin kita heran mengapa dalam kisah Nabi Yusuf as tidak pernah disebutkan tentang ibunda beliau ? Kecuali sempat disinggung sedikit dalam sebuah ayat :

وَرَفَعَ أَبَوَيۡهِ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ

“Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana.” (QS.Yusuf:100)

Dan ibunda Yusuf as juga disinggung dalam mimpi Nabi Yusuf as ketika beliau bermimpi sebelas bintang, matahari dan bulan. Bulan yang dimaksud adalah ibunya.

Dan tidak ada lagi kisah ibunda Yusuf as kecuali dalam dua kisah ini. Padahal jika kita bayangkan, tentu kesedihan seorang ibu akan lebih besar dari kesedihan seorang ayah ketika kehilangan anaknya.

Jawaban singkatnya, bahwa ibu Yusuf as meninggal ketika melahirkan Benyamin, adik Nabi Yusuf as. Dan yang dilihat di dalam mimpi yang digambarkan sebagai bulan yang bersujud kepada beliau adalah ibu tiri yang mengasuhnya. Dan ia adalah ibu dari saudara-saudara yang berencana jahat kepadanya.

Istri Nabi Ya’kub ini memiliki hati yang baik, namun kasih sayangnya kepada anak kandungnya lebih besar sehingga walaupun ia bersedih ketika Yusuf as hilang tapi tidak sebanding dengan kesedihannya Nabi Ya’kub as.

Nah, dari ayat yang disebut di atas tadi kita dapat mengambil makna pemilihan kata yang sangat indah.

وَرَفَعَ أَبَوَيۡهِ عَلَى ٱلۡعَرۡشِ

“Dan dia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana.” (QS.Yusuf:100)

Ayat ini menggunakan kalimat أَبَوَيه bukan kalimat وَالِدَيهِ.

Karena kata “abawaihi” artinya ayah dan ibu yang mengasihnya, sementara “walidaihi” memiliki arti ayah dan ibu yang melahirkannya atau yang bersambung secara nasab.

Kata “abawaihi” artinya dua orang tua tapi lebih dominan kepada ayah. Sementara kata “walidaihi” artinya juga kedua orang tua tapi lebih dominan kepada ibu karena kata ini diambil dari kata “wiladah”yang artinya kelahiran. Dan itu adalah sifat khusus bagi seorang ibu.

Dari sini kita dapat memahami firman Allah Swt.

وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَٰنًاۚ

“Dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.” (QS.Al-Isra’:23)

Ayat ini menggunakan kata “walidaini” sebagai isyarat bahwa hak seorang ibu lebih besar dari hak seorang ayah untuk dijaga, diperhatikan dan disenangkan oleh anaknya.

Begitu indahnya bahasa Al-Qur’an dalam setiap pemilihan katanya.

Semoga bermanfaat.

KHAZANAH ALQURAN