Bus Shalawat Siap 24 Jam Mengantar Jemaah Haji Salat ke Masjidil Haram

Bagi pondokan jemaah haji Indonesia yang letaknya lebih dari 1,5 kilometer dari Masjidil Haram, akan disediakan transportasi khusus bernama bus shalawat. Bus itu akan melayani jemaah selama 24 jam, terutama di waktu-waktu salat fardlu.
Pada Minggu (14/8/2016), dilakukan uji coba penggunaan bus shalawat yang akan melayani jemaah. Bus tersebut berasal dari perusahaan Rawahl dan berwarna hijau. Hadir dalam uji coba tersebut, Kabid Transportasi Daker Makkah Subhan Cholid, Kepala Daerah Kerja Makkah Arsyad Hidayat, acting Konjen RI di Jeddah Dicky Yunus, dan staf teknis Perhubungan KJRI Jeddah Nahnudin, serta puluhan petugas transportasi yang akan bertugas di halte-halte bus shlawat.
Total ada 131 petugas yang direkrut dari untuk para petugas transportasi, mereka datang dari petugas Jakarta, mahasiswa Indonesia dari berbagai dan para mukimin di Arab Saudi. Mereka nantinya akan membantu para jemaah di setiap halte, agar bisa pergi dan pulang sesuai tujuannya.
“Pekerjaan kita ringan. Tapi akan berlangsung cukup lama. Jadi jangan jenuh, kalau ada jemaah, dibantu. Insya Allah, pahala membantu orang berhaji akan sama dengan orang yang berhaji,” kata Kepala Bidang Transportasi Daker Makkah, Subhan Cholid, saat memberikan arahan pada para petugas transportasi di terminal Syib Amir.
Tim kemudian berkeliling ke sejumlah halte yang akan dilewati bus shalawat. Mulai dari pemondokan di sektor 6 dan 7 dicek lokasi haltenya. Nanti, di halte-halte tersebut akan ada umbul-umbul dan bendera Indonesia serta Saudi agar mudah dikenali.
Rencananya, akan ada 314 bus shalawat khusus untuk melayani jemaah Indonesia. Bus-bus itu akan dikerahkan secara bertahap sesuai dengan jadwal kedatangan jemaah haji Indonesia. Bus akan mulai beroperasi pada 18 Agustus 2016 ketika jemaah kloter 1 tiba di Makkah.
“Kita akan kerahkan 4 bus nanti pas kloter PDG 01 tiba,” kata Subhan.
Total ada 11 rute bus yang akan dilewati jemaah. Rute tersebut memiliki ciri warna stiker bus tertentu. Berikut daftarnya:
Rute 1: Aziziah Janubiah-Mahbas Jin (biru muda)
Rute 2: Aziziah Syimaliah 1-Mahbas Jin (kuning)
Rute 3: Aziziah Syimaliah 2-Mahbas Jin (merah)
Rute 4: Mahbas jin-Bab Ali (putih)
Rute 6: Stustag Raudhah-Syib Amir (ungu)
Rute 7: Syisyah 1-Syib Amir (hijau)
Rute 8: Syisyah 2-Syib Amir (abu-abu)
Rute 9: Raudhah-Syib Amir (pink)
Rute 10: Bibaan/Jarwal-Rea bakhas/Jiad (hitam)
Rute 11: Misfalah/Nakkasah-Rea bakhas/Jiad (cokelat)
Subhan mengimbau agar para jemaah tidak perlu khawatir ketinggalan bus. Setiap 3-4 menit, bus akan melintas di halte-halte yang sudah ditentukan petugas, terutama pada jam-jam salat fardlu. Jemaah juga diminta bersiap dua-tiga jam sebelum waktu salat untuk berangkat ke Masjidil Haram.
“Kalau waktu salat Dzuhur, silakan bersiap mulai pukul 10.00 waktu sini,” kata Subhan.

Layanan bus shalawat akan dihentikan mulai tanggal 5 Dzulhijjah. Menjelang puncak haji, jemaah bisa ke Masjidil Haram dengan angkutan umum atau istirahat di pondokan untuk mempersiapkan fisik menjelang wukuf di Arafah.

Tidak Melayani Umrah
Yang perlu diperhatikan oleh jemaah, bus shalawat tidak melayani kebutuhan umrah sunah. Bus hanya bisa dipakai oleh jemaah saat umrah wajib, ketika jemaah tiba di Makkah pertama kali.
Lalu, bagaimana bila ada jemaah ingin umrah sunah? Subhan mengatakan, ada sejumlah angkutan yang bisa dipakai untuk mengambil miqat atau tempat niat umrah. Salah satunya adalah angkutan umum di Masjidil Haram yang mengantar ke Tan’im. Tarifnya 2-4 riyal.
“Ada juga untuk rombongan minimal 15 orang mau umrah. Itu biasanya nanti datang ke pondokan-pondokan ada,” tambah Subhan.

(mad/dhn)

 

sumber: Detik.com

Cara Aman Berbelanja di Tanah Suci

Berbelanja oleh-oleh menjadi tradisi bagi para jamaah haji. Banyak pusat perbelanjaan yang dapat didatangi para jamaah haji di sela-sela waktu luangnya beribadah.

Namun, berburu buah tangan di Tanah Suci gampang-gampang susah. Berikut sejumlah tips cara aman berbelanja di Tanah Suci yang dirangkum dari berbagai sumber.

Pertama, buatlah daftar belanjaan. Hal ini penting, khusunya untuk menyesuaikan dengan keuangan anda. Belanjalah barang yang sekiranya tidak dapat anda jumpai di Tanah Air. Anda harus ingat, kapasitas maksimal bagasi masing-masing jamaah haji, yakni 32 kilogram.

Kedua, tukarkan uang anda dengan riyal. Akan lebih mudah dan nyaman jika belanja menggunakan mata uang setempat di Tanah Suci.

Ketiga, datanglah ke pusat oleh-oleh atau perbelanjaan bersama beberapa teman. Seperti, di Makkah, Madinah, Jeddah, pedagang musiman, dan sekitar hotel. Yang perlu diingat, jangan sampai kegiatan belanja mengganggu waktu ibadah anda.

Keempat, berani menawar barang. Ada baiknya, datanglah ke beberapa toko atau gerai sebelum anda memutuskan membeli suatu barang. Hal itu untuk memastikan kisaran harga barang tersebut.

Jangan segan untuk menawar harga. Sebab, tidak jarang banyak pedagang yang mencari untung saat musim haji. Mulailah menawar di bawah 50 persen dari harga yang disebut pedagang.

Jangan takut mengenai bahasa. Anda dapat berkomunikasi dengan bermacam cara, misalnya dengan jari atau kalkulator. Pun tidak sedikit para pedagang yang mengerti bahasa Indonesia. Selain itu, jangan lupa cek ke aslian apakah barang yang akan anda beli.

Kelima, jangan membawa uang banyak saat belanja. Hal ini untuk menghindari kemungkinan pemalakan terhadap jamaah haji. Selain itu, jangan menggunakan perhiasan, pakaian atau riasan yang mencolok.

 

sumber:Jurmal haji Republika

Ini Kiat Agar Jamaah tak Terpisah dari Kelompoknya

Setiap kali musim haji tiba, kerap kali kita mendengar calon jamaah tersasar dari kelompoknya. Nah, untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya calon jamaah haji membaca tips dari Pembimbing Haji Travel Maktour Ustaz Faishol:

1. Saat ke Masjid Nabawi, Masjidil Haram, datanglah bersama rombongan.  Usahakan, ada salah satu teman yang sudah berpengalaman, misalnya pernah umrah.

2. Jika ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram atau yang lain, selalu ingat di pintu mana dia masuk, perhatikan nomor pintunya. Jadi, setelah selesai beribadah dapat keluar di pintu yang sama.
3. Selain itu, bagi jamaah gelombang pertama dari Jakarta langsung menuju Madinah untuk langsung umrah di Masjid Bir Ali, harap memperhatikan nomot pintu. Tidak sedikit jamah yang tercecer di masjid itu akibat tidak memperhatikan nomor pintu.
4. Kemudian perhatikan lagi, bus yang mengantarkan jamaah haji.
5. Para jamaah haji diimbau tidak keluar dari lingkungan tenda saat berada di Arafah. Kendati, ingin bersilaturahmi di tenda kerabat, fokus saja mempersiapkan diri saat di Arafah. Banyak orang keluar tenda, akhirnya tidak bisa kembali karena ada jutaan orang di Arafah.
6. Kemudian, saat turun di Musdalifah usahakan bersama-sama jamaah lain.
7. Jangan terlalu jauh meninggalkan rombongan. Kalau ke toilet dengan ketua regu atau rombongan agar lebih terkoordinasi, sehingga ketua rombongan tak merasa kehilangan di mana posisi jamaah berada.
8. Saat melontar jumrah di Akobah, usahakan tetap bersama rombongan. Karena kondisi di sana sangat padat sekali.
Buatlah tempat untuk janjian bertemu setelah selesai melontar jumrah. Ketua rombongan akan mengabsen bersama berapa orang. Berangkat dan pulang bersama
9. Untuk di Masjidil Haram, saat tawaf dan sai, usahakan tetap berkelompok. Usahakan ibu-ibu berada di tengah, sementara bapak-bapak mengelilinginya. Dan selalu ada bagian depan dan belakang.
Bagian depan mengarahkan jalur tawaf, sementara yang belakang mengawasi jamaah. Jadi ritme tawaf harus mengikuti orang yang paling lambat jalannya. Tidak boleh terlalu cepat, harus mengikuti kecepatan orang-orang tua.
Jika sudah tercecer.
1. Cari saja orang Indonesia atau petugas PPIH yang biasa memakai seragam biru bertuliskan Indonesia, datangi saja petugas itu.
2. Kemana pun, usahakan tetap membawa identitas, karena ada nama, nomor maktab, hingga nomor rumah. Sehingga, akan memudahkan petugas untuk mengembalikan atau mengantar.
3. Di Masjidil Haram, banyak petugas yang siaga di depan pintu. Jika ada orang Indonesia yang keluar akan ditanya, apakah ibadahnya sudah lengkap dan di mana akan bertemu dengan rombongan.
4. Bagi jamaah yang kehilangan rombongan, bisa menghubungi maktab atau posko kloter. Sebutkan saja nama dan di mana jamaah haji itu hilang.

Tips Nyaman Saat Terbang ke Tanah Suci

Perjalanan dari Tanah Air ke Tanah Suci memakan waktu sekira sembilan jam. Tidak semua calon jamaah haji (calhaj) pernah menaiki pesawat.

Berikut sejumlah tips yang diperlukan para calon jamaah haji agar nyaman saat penerbangan haji.
Pertama, bebaskan tempat duduk di pesawat dari barang yang mengganggu. Keberadaan barang itu membuat posisi duduk jamaah tidak nyaman.
Bila membawa tas pinggang selain koper dan tas ransel atau tas tenteng, usahakan membawa tas pinggang ukuran sedang atau kecil, jangan terlalu besar, agar bisa ditaruh di bawah kursi. Barang bawaang cukup ditempatkan di koper dan ransel aau tas tenteng.
Kedua, berkenalan dengan jamaah lain di sekitar tempat duduk, khususnya yang satu baris. Lama perjalanan sangat membosankan.
Mengobrol, diskusi atau bertanya dengan teman sekitar kursi duduk pesawat bisa mengurangi kebosanan. Beberapa pesawat ukuran besar tidak menyediakan layar hiburan.
Ketiga, cukup mengonsumsi air dan makanan. Perjalanan yang lama membuat tubuh merasa lelah, lapar dan haus. Bantulah dengan memperbanyak mengonsumsi air secara cukup dan makanan. Supaya tubuh tidak mengalami dehidrasi dan tetap nyaman setelah tiba di bandara Jeddah atau Madinah.
Keempat, gunakan waktu untuk tidur yang cukup dan cermat. Meski selama perjalanan tidak harus tidur terus. Pintar memanfaatkan masa tidur dengan baik. Jika tidur berlebihan, tubuh juga tidak nyaman.
Kelima, bila ingin buang air, jangan ditahan, segera ke toilet. Minta bantuan pramugari atau pramugara bila belum bisa mengoperasikan tombol-tombol di toilet. Jangan ditahan, bisa sakit.
Keenam, bila waktu shalat dan ingin melaksanakan shalat di pesawat, sebaiknya bertayammum, karena air kran di pesawat terbatas, sehingga tidak memungkinkan untuk berwudhu. Shalat dengan cara duduk di kursi.
Redaktur : Agung Sasongko
Reporter : Umi Nur Fadhilah

Jangan Grogi Saat Ibadah Haji

Grogi adalah hal yang seringkali terjadi saat seseorang menunaikan ibadah haji. Perasaan grogi kebanyakan timbul karena baru pertama kali menginjakkan kaki di Rumah Allah SWT dan menyaksikan peninggalan-peninggalan bersejarah sejak masa nabi-nabi di waktu lampau.

Selain itu, ternyata ada juga jamaah haji yang grogi dan bahkan merasa takut karena berkaitan dengan banyaknya mitos-mitos. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa kegiatan yang biasa dilakukan di Tanah Air akan mendapatkan pembalasan di Tanah Suci.

Padahal, menurut KH Didin Hafidhuddin, Makkah dan Madinah itu adalah daarul amal, bukan tempat pembalasan. Karena itu, Kiai Didin menegaskan hal yang digembar-gemborkan itu hanya mitos yang dibesar-besarkan.

Dia pun merasa heran mengapa banyak sekali orang yang menakut-nakuti para jamaah dalam menjalankan ibadah haji. Apalagi, katanya, ibadah haji itu bukan hanya panggilan agama, melainkan juga panggilan hati dan para jamaah dianggap sebagai tamu Allah.

Kiai Didin mengingatkan, tidak perlu ada kekhawatiran dalam menjalankan ibadah haji. Untuk itu, seorang calon haji wajib pasrah, memasrahkan semuanya kepada Allah SWT. Apa pun yang akan terjadi kepada dirinya, kata Didin, merupakan takdir dan tidak harus dikaitkan dengan pembalasan.

Selain itu, setiap calon haji pun harus berangkat dengan niat yang baik. Yakni, niat untuk beribadah hanya kepada Allah SWT dan menjalankan sunah Rasulullah. Niat itulah yang harus ditanamkan agar mencegah terjadinya rasa khawatir atau grogi. “Kalau sudah begitu, tinggal manfaatkan saja semua waktu yang ada,” katanya.

Kiai Didin kembali menegaskan bahwa tidak pada tempatnya jika seorang jamaah merasa grogi, takut, atau ragu-ragu. Grogi, kata dia, bisa menimbulkan dampak yang cukup fatal, seperti lupa bacaan-bacaan doa, atau bahkan berakibat pada kesehatan fisik. Padahal, menurut dia, satu hal yang harus diingat jamaah adalah mendapatkan kesempatan untuk beribadah haji merupakan kenikmatan yang tak terhingga. “Jadi, jangan grogilah,” pesannya.

Info haji

Sumber: Pusat Data Republika

Cara Aman Berbelanja di Tanah Suci

Berbelanja oleh-oleh menjadi tradisi bagi para jamaah haji. Banyak pusat perbelanjaan yang dapat didatangi para jamaah haji di sela-sela waktu luangnya beribadah.

Namun, berburu buah tangan di Tanah Suci gampang-gampang susah. Berikut sejumlah tips cara aman berbelanja di Tanah Suci yang dirangkum dari berbagai sumber.

Pertama, buatlah daftar belanjaan. Hal ini penting, khusunya untuk menyesuaikan dengan keuangan anda. Belanjalah barang yang sekiranya tidak dapat anda jumpai di Tanah Air. Anda harus ingat, kapasitas maksimal bagasi masing-masing jamaah haji, yakni 32 kilogram.

Kedua, tukarkan uang anda dengan riyal. Akan lebih mudah dan nyaman jika belanja menggunakan mata uang setempat di Tanah Suci.

Ketiga, datanglah ke pusat oleh-oleh atau perbelanjaan bersama beberapa teman. Seperti, di Makkah, Madinah, Jeddah, pedagang musiman, dan sekitar hotel. Yang perlu diingat, jangan sampai kegiatan belanja mengganggu waktu ibadah anda.

Keempat, berani menawar barang. Ada baiknya, datanglah ke beberapa toko atau gerai sebelum anda memutuskan membeli suatu barang. Hal itu untuk memastikan kisaran harga barang tersebut.

Jangan segan untuk menawar harga. Sebab, tidak jarang banyak pedagang yang mencari untung saat musim haji. Mulailah menawar di bawah 50 persen dari harga yang disebut pedagang.

Jangan takut mengenai bahasa. Anda dapat berkomunikasi dengan bermacam cara, misalnya dengan jari atau kalkulator. Pun tidak sedikit para pedagang yang mengerti bahasa Indonesia. Selain itu, jangan lupa cek ke aslian apakah barang yang akan anda beli.

Kelima, jangan membawa uang banyak saat belanja. Hal ini untuk menghindari kemungkinan pemalakan terhadap jamaah haji. Selain itu, jangan menggunakan perhiasan, pakaian atau riasan yang mencolok.

Ini Kiat Agar Jamaah tak Terpisah dari Kelompoknya

Setiap kali musim haji tiba, kerap kali kita mendengar calon jamaah tersasar dari kelompoknya. Nah, untuk menghindari hal tersebut, ada baiknya calon jamaah haji membaca tips dari Pembimbing Haji Travel Maktour Ustaz Faishol:

1. Saat ke Masjid Nabawi, Masjidil Haram, datanglah bersama rombongan.  Usahakan, ada salah satu teman yang sudah berpengalaman, misalnya pernah umrah.

2. Jika ke Masjid Nabawi dan Masjidil Haram atau yang lain, selalu ingat di pintu mana dia masuk, perhatikan nomor pintunya. Jadi, setelah selesai beribadah dapat keluar di pintu yang sama.
3. Selain itu, bagi jamaah gelombang pertama dari Jakarta langsung menuju Madinah untuk langsung umrah di Masjid Bir Ali, harap memperhatikan nomot pintu. Tidak sedikit jamah yang tercecer di masjid itu akibat tidak memperhatikan nomor pintu.
4. Kemudian perhatikan lagi, bus yang mengantarkan jamaah haji.
5. Para jamaah haji diimbau tidak keluar dari lingkungan tenda saat berada di Arafah. Kendati, ingin bersilaturahmi di tenda kerabat, fokus saja mempersiapkan diri saat di Arafah. Banyak orang keluar tenda, akhirnya tidak bisa kembali karena ada jutaan orang di Arafah.
6. Kemudian, saat turun di Musdalifah usahakan bersama-sama jamaah lain.
7. Jangan terlalu jauh meninggalkan rombongan. Kalau ke toilet dengan ketua regu atau rombongan agar lebih terkoordinasi, sehingga ketua rombongan tak merasa kehilangan di mana posisi jamaah berada.
8. Saat melontar jumrah di Akobah, usahakan tetap bersama rombongan. Karena kondisi di sana sangat padat sekali.
Buatlah tempat untuk janjian bertemu setelah selesai melontar jumrah. Ketua rombongan akan mengabsen bersama berapa orang. Berangkat dan pulang bersama
9. Untuk di Masjidil Haram, saat tawaf dan sai, usahakan tetap berkelompok. Usahakan ibu-ibu berada di tengah, sementara bapak-bapak mengelilinginya. Dan selalu ada bagian depan dan belakang.
Bagian depan mengarahkan jalur tawaf, sementara yang belakang mengawasi jamaah. Jadi ritme tawaf harus mengikuti orang yang paling lambat jalannya. Tidak boleh terlalu cepat, harus mengikuti kecepatan orang-orang tua.
Jika sudah tercecer.
1. Cari saja orang Indonesia atau petugas PPIH yang biasa memakai seragam biru bertuliskan Indonesia, datangi saja petugas itu.
2. Kemana pun, usahakan tetap membawa identitas, karena ada nama, nomor maktab, hingga nomor rumah. Sehingga, akan memudahkan petugas untuk mengembalikan atau mengantar.
3. Di Masjidil Haram, banyak petugas yang siaga di depan pintu. Jika ada orang Indonesia yang keluar akan ditanya, apakah ibadahnya sudah lengkap dan di mana akan bertemu dengan rombongan.
4. Bagi jamaah yang kehilangan rombongan, bisa menghubungi maktab atau posko kloter. Sebutkan saja nama dan di mana jamaah haji itu hilang.

Mencegah Dehidrasi di Tanah Suci

Musim haji akan berlangsung pada musim panas. Berbeda dengan cuaca di Indonesia, cuaca di Tanah Suci butuh perhatian lebih. Misalnya masalah dehidrasi.

Berikut tips Mencegah dehidrasi di Tanah Suci

  • Pastikan anda mengonsumsi atau minum air minimal 3-4 liter sehari
  • Bawalah air minum ke manapun Anda pergi selama di Tanah Suci
  • Perhatikan warna urin (air kencing). Warna kuning pekat, berarti anda perlu mengonsumsi banyak air putih. Kuning keputihan, Anda perlu minum air putih secukupnya. Bila warna bening (jernih), kondisi anda cukup baik.
  • Tetap makan dan perhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi. Jangan menunda untuk mengonsumsi jatah makanan yang baru dibagikan.
  • Istirahat yang cukup ketika berada di penginapan (pemondokan)
  • Segera konsultasi ke petugas di kloter atau dokter, bila ada gangguan kesehatan.
  • Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran
  • Hindari kegiatan yang tidak berhubungan dengan rangkaian ibadah, terutama saat berada di tempat (udara) terbuka.

Kloter Pertama Haji Siap Berangkat

Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Ahda Barori mengatakan keberangkatan kloter pertama jamaah haji sudah siap. Ia mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) embarkasi sudah berada di asrama haji masing-masing.

Mereka sudah mengadakan rapat koordinasi tentang kesiapan melayani calon jamaah haji di embarkasi, baik menerima dari daerah masing-masing maupun memberangkatkan ke Tanah Suci.

“SPMA (Surat Panggilan Masuk Asrama) untuk calon jamaah haji yang akan diberangkatkan pada hari pertama sudah dibagikan semua. Hari senin besok, 8 agustus, calon jamaah haji sudah mulai masuk asrama, dan akan berada di asrama selama kurang lebih 24 jam, kemudian baru diberangkatkan ke Arab Saudi,” kata Ahda, Ahad (7/8).

Ia mengatakan sembilan embarkasi akan berangkat lusa Selasa (9/8).  Ahda mengatakan pada hari itu akan diberangkatkan sebanyak 11 kloter yaitu Banjarmasin 1 kloter, Jakarta-Bekasi satu kloter, Batam satu kloter, Surabaya satu kloter, Medan satu kloter, Padang satu kloter, Ujungpadang satu, sedangkan untuk Jakarta-PondokGede dan Solo dua kloter

Ia menuturkan embarkasi Padang berangkat pukul 06.25 WIB, embarkasi Jakarta-Pondok Gede berangkat pukul 08.15 WIB, Embarkasi Batam jam 09.30 WIB, Embarkasi Makasar jam 09.40 WITA, Embarkasi Jakarta-Bekasi dan Surabaya jam 10.30 WIB, Embarkasi Medan  pukul 12.30 WIB, embarkasi pukul Solo jam 16.40 WIB, dan Embarkasi Banjarmasin jam 23.30 WITA.

Ahda mengatakan tiga embarkasi baru akan memberangkatkan pada tanggal 10 Agustus. Tiga embarkasi tersebut yaitu: Balikpapan jam 01.25 WITA, Palembang jam 08.30 WIB, dan Aceh jam 19.20 WIB.  Sementara Embarkasi Lombok baru akan memberangkatkan pada gelombang kedua yaitu 23 Agustus nanti, K-01 jam 09.05 WITA.

Ahda mengatakan pada pemberangkatan gelombang pertama  Garuda Indonesia akan mengangkut calon jamaah haji sebanyak 39.881 jemaaah dalam 102 kloter. Sedang Saudi Airlines akan memberangkatkan 47.435 jemaah dalam 110 kloter.‎

Pada pemberangkatan gelombang kedua, Garuda Indonesia akan mengangkut jemaah haji sebanyak 39.139 jemaah dalam 103 kloter. Sedangkan SV akan memberangkatkan 30.665 jemaah dalam 69 kloter.

“Jamaah yang diangkut Garuda total 79.020 dalam 205 kloter, Saudi Airlines 78.100 dalam 179 kloter  estimasi jamaah reguler dan petugas kloter yang akan diberangkatkan sebanyak 157.120 dalam 384 kloter,” katanya.

Ahda menjelaskan Saudi Airlines akan mengakut jammah untuk Embarkasi Jakarta-Bekasi (JKS), Surabaya (SUB), Batam, Palembang dan Banjarmasin. Selebihnya calon jmaah haji dibawa oleh Garuda‎.‎

 

sumber: Republika Online

Mau Terhindar dari Penipuan Travel Umrah, Baca Tips Berikut

Anggota Komisi VIII DPR, Khatibul Wiranu, meminta masyarakat tidak mudah tertipu dengan biro perjalanan penyelenggara haji dan umroh bodong alias tidak punya izin dari Kementerian Agama.

Sebagai negara dengan umat Islam terbanyak di dunia, hal ini dipandang sangat serius.  “Saat ini, banyak travel haji dan umroh bodong, hampir 2.000-an jumlahnya. Saya minta masyarakat untuk berhati-hati menggunakan travel itu bila ingin pergi haji dan umroh,” kata dia, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (6/1).

Ia memberikan trik agar masyarakat tidak tertipu dengan travel bodong, apalagi menjelang puasa ini, yang merupakan bulan atau waktu untuk berumrah.

“Calon jamaah harus memastikan biro perjalanan itu punya izin atau tidak, jangan percaya dengan sistemMulti Level Marketing (MLM), yang dengan down payment Rp2 juta, lalu dicicil dan berangkat lima tahun kemudian,” kata dia.

“Kalau punya rombongan lebih dari 20 orang yang ingin umrah, tidak perlu daftar ke biro perjalanan tertentu, tapi lapor ke Kementerian Agama, akan difasilitasi,” kata politisi Partai Demokrat itu.

Saat ini, Kementerian Agama hanya memberikan izin kepada 562 biro perjalanan untuk bisa menyelenggarakan haji dan umroh.

Menurut dia, masalahnya ada di Kementerian Agama, karena dirrektorat jenderal yang mengurus PHU itu orangnya tak banyak, sekitar 10 orang dan tidak ada petugas yang bisa mengawasi di tingkat provinsi dan kabupaten/kota,” kata Wiranu.

Karena banyaknya penyelenggara haji dan umroh yang tidak mempunyai izin namun tetap beroperasi, ia meminta Kementerian Agama berkerjasama dengan Kepolisian Indonesia segera melakukan penertiban.

“Dibubarkan, langsung di eksekusi. tidak hanya dengan menempatkan papan nama saja, yang ini sah, yang ini tidak sah. Sebab jamaah umroh sangat banyak dan itu dimanfaatkan oleh penyelenggara haji dan umrah bodong,” katanya.

 

sumber: Republika Online