Pemeluk Islam di Amerika Serikat Berkembang Pesat

Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Demikian disampaikan ustadz Ehab Abdel Maksoud Abdel Fattah Zeidan dari Islamic Centre AS.

“Perkembangan agama Islam merata di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat,” katanya dalam dialog perkembangan Islam di Amerika Serikat di Masjid Al Hakim Sekip Baru, Kelurahan Sidorejo, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (28/5) malam.

Ia mengatakan perkembangan agama Islam di AS diawali di kota Chicago, Los Angeles, dan Denver. Dia menuturkan berkat dakwah yang dilakukan tim Islamic Centre AS, hampir setiap hari ada orang masuk Islam di AS. Pemeluk agama Islam di AS saat ini mencapai sekitar 20 juta orang.

Ia mengatakan dakwah Islam dilakukan justru di tempat-tempat yang tingkat kriminalitasnya tinggi dan di lokasi tempat orang berlibur dengan telanjang yakni di Pantai Miami.

Menurut dia di Chicago yang merupakan daerah paling tinggi kejahatannya, saat ini terdapat 1.200 masjid. Padahal untuk membangun masjid di AS memerlukan biaya tinggi dan cukup sulit.

 

AKTUAL

Islam Berkembang Pesat di Kawasan Pantai Miami AS

Pemeluk agama Islam di Amerika Serikat (AS) berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir. Ustaz Ehab Abdel Maksoud Abdel Fattah Zeidan dari Islamic Centre AS menyebut jumlah pemeluk agama Islam di AS saat ini mencapai sekitar 20 juta orang.

“Perkembangan agama Islam merata di seluruh dunia, termasuk di Amerika Serikat,” katanya dalam dialog perkembangan Islam di Amerika Serikat di Masjid Al Hakim Sekip Baru, Kelurahan Sidorejo, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (28/5) malam.

Ia mengatakan perkembangan agama Islam di AS diawali di kota Chicago, Los Angeles, dan Denver. Dia menuturkan berkat dakwah yang dilakukan tim Islamic Centre AS, hampir setiap hari ada orang masuk Islam di AS.

Ia mengatakan dakwah Islam dilakukan justru di tempat-tempat yang tingkat kriminalitasnya tinggi dan di lokasi tempat orang berlibur dengan telanjang yakni di Pantai Miami. Menurut dia di Chicago yang merupakan daerah paling tinggi kejahatannya, saat ini terdapat 1.200 masjid. Padahal untuk membangun masjid di AS memerlukan biaya tinggi dan cukup sulit.

“Biaya membuat masjid di AS minimal memerlukan dana sekitar Rp 14 miliar dan harus mengumpulkan orang-orang Islam dalam satu kawasan baru bisa mendirikan masjid,” tuturnya.

Ia menuturkan dengan dakwah yang terus dilakukan di Pantai Miami, mendatangi satu per satu pengunjung di pantai tersebut dan diberikan pemahaman tentang Islam mereka akhirnya masuk Islam. Dia kemukakan dalam perjalanannya berdakwah selama 40 hari dari kota satu ke kota yang lain bisa mengislamkan 140 orang.

Ia menyampaikan sekarang masjid bisa ditemukan di mana-mana di AS, termasuk di Alaska, Honolulu, dan Hawaii. “Bedanya Islam di Eropa dengan di AS, kalau di Eropa pemeluk Islam adalah para pendatang, sedangkan di AS pemeluk Islam kebanyakan orang AS sendiri,” tuturnya.

Menurut dia orang-orang AS tidak ada kebencian terhadap Islam dan Pemerintah AS tidak membeda-bedakan warganya, semua diperlakukan sama. “Salah satu prinsip negara AS adalah melindungi warganya, apa pun agamanya maupun kulitnya,” ujarnya.

Tiga Bukti Jejak Islam di Amerika (2-habis)

Kedua, Tulisan Bilali Muhammad. Bangsa Afrika yang tercatat menjadi ulama dan cendikiawan muslim Amerika pertama. Saat ini terjadi kesalahpahaman tentang Islam di tengah masyarakat Amerika dan komunitas muslim Amerika.

Mereka memandang Islam di Amerika saat ini hanya dikembangkan oleh ulama dan cendikiawan terdidik dari kelompok imigran asal Timur Tengah pada abad modern.

Pemahaman yang keliru tersebut terbantahkan dengan sebuah dokumentasi sejarah oleh seorang ulama dan cendikiawan muslim terdidik dari Afrika Barat bernama Bilali Muhammad.

Ia berasal dari suku Fulbe dan lahir sekitar 1770 Masehi di kota Timbo, sekarang bagian dari negara Guinea. Ia fasih berbahasa Arab dan memaham ilmu Hadist, Syariah dan Tafsir sangat tinggi.

Bilali dibawa ke perkebunan di pulau Karibia pada 1802 dan terus dipekerjakan di Georgia, AS. Sebagai seorang Muslim terdidik dari Afrika Barat, Bilali tidak diragukan lagi membawa pendidikan Islam dengan dia ke Amerika.

Hal ini dibuktikan dengan naskah 13 halaman yang ia tulis dan ia berikan kepada seorang penulis, Francis Robert Goulding, sebelum ia meninggal pada tahun 1857.

Ketgia,  Sumbangan Hukum. Meski kontroversial, Sebuah dekorasi, yang dirancang oleh Adolph Weinman, di dinding utara dari Mahkamah Agung Amerika menggambarkan pembuat hukum besar Abad Pertengahan.

Nabi Muhammad SAW ditampilkan memegang Quran dan pedang. Nabi Muhammad SAW Diakui sebagai Penyumbang Hukum Konstitusi di Mahkamah Agung.

Sebuah dekorasi dinding terpahat di salah satu area Mahkamah Agung Amerika Serikat. Dekorasi tersebut berupa patung dari 18 orang yang dianggap memberi inspirasi besar dalam peletakan hukum konstitusi Amerika Serikat.

Salah satu yang menarik adalah terdapat patung yang disebutkan sebagai Nabi Muhammad SAW yang sedang membawa Al Qur’an.

Walaupun dalam Islam pembuatan patung Nabi Muhammad SAW dilarang, namun kehadiran patung membuktikan bahwa Islam telah memiliki akar kuat dalam sejarah negara ini.

Patung tersebut juga menjelaskan kepastian hukum dalam masyarakat Amerika yang bersumber dari sejarah panjang peradaban dunia.

Ke-18 patung yang dianggap berjasa tersebut adalah Menes, Hammurabi, Musa, Raja Solomon, Lycurgus, Solon, Draco, Konfusius, Oktavianus, Justinian, Nabi Muhammad SAW, Raja Charlemagne, Raja John, Louis IX, Hugo Grotius, William Blackstone, John Marshall, Napoleon Bonaparte.

 

sumber: Republika Online

Tiga Bukti Jejak Islam di Amerika (1)

Banyak bukti sejarah mengungkap jejak-jejak Islam yang telah lebih dahulu hadir di benua Amerika sebelum bangsa Eropa.

Namun relasi sejarah Islam di benua Amerika tersebut sengaja ditutupi untuk menghilangkan eksistensi agama Islam pernah berkontribusi besar bagi ‘Dunia Baru’ hingga dikenal sebagai benua Amerika saat ini.

Beberapa bukti sejarah tersebut ada yang masih bisa ditelusuri secara literatur, bahkan beberapa diantaranya terukir dengan jelas di bangunan bersejarah negara Amerika Serikat.

Dari jejak literasi dan fisik tersebut menjadi bukti bahwa Islam tetap mengakar kuat walaupun berbagai upaya dilakukan untuk menghilangkannya.

Jejak ini bisa dilihat mulai dari Peran penjelajah Muslim yang melakukan penyebrangan ke Dunia Baru, benua Amerika sebelum Columbus hingga Sosok Nabi Muhammad SAW dan Al Qur’an yang menjadi salah satu inspirasi hukum konstitusi di Mahkamah Agung AS.

Berikut ini tiga hal diantara bukti sejarah Islam yang terlupakan di Amerika. Pertama, Peta al-Masudi. Peta dunia al-Masudi dari 956 Masehi, menunjukkan “Tanah tidak Diketahui” melintasi Atlantik dari di Afrika.

Abu al-Hasan al-Masudi sejarawan muslim dari Andalusia mencatat pada 956 Masehi, terjadi sebuah pelayaran oleh beberapa pelaut Andalusia pada 889 Masehi. Pelayaran berbulan dari Andalusia ke arah barat, mereka akhirnya menemukan sebuah daratan besar di laut.

Penemuan daratan tersebut dilanjutkan dengan perdagangan dengan penduduk asli hingga kemudian mereka kembali ke Andalusia. Al-Masudi mencatat lengkap dengan peta bahwa tanah ini berada di seberang lautan, dan menyebutnya sebagai ‘Tanah tidak diketahui’.

Dengan demikian, jelas teori bahwa yang menemukan Dunia Baru, benua Amerika bukanlah Columbus. Cerita penemuan Columbus tersebut hanya untuk mempertahankan superioritas bangsa Eropa dalam penguasaan pelayaran ke wilayah Dunia Baru.

Bahkan setelah pelayaran yang tercatat oleh al-Masudi tersebut terdapat banyak bukti literasi sejarah, bahwa bangsa Arab, Afrika Barat dan Ottoman telah mengarungi samudra atlantik sebelum Columbus dan bangsa Eropa masuk ke benua Amerika.

 

sumber: Republika Online