Cara Rasulullah Membendung Islamofobia

Bagaimana cara Rasulullah membendung Islamofobia? Islamofobia merupakan sebuah term atau istilah baru yang digunakan sebagai sebutan kontroversial yang merujuk pada prasangka, diskriminasi, ketakutan, dan kebencian terhadap agama Islam dan umat Islam secara umum.  

Hal ini muncul dari pandangan mereka yang sudah menganggap agama Islam sebagai ajaran terorisme yang di dalamnya hanya mengajarkan kekerasan dan pertumpahan darah antarmanusia.

Meski istilah islamofobia muncul beberapa tahun terakhir, pada dasarnya istilah ini sudah menjadi salah satu ciri orang-orang sejak zaman Rasulullah. Mereka yang belum tersentuh hidayah dalam dirinya, seolah sangat membenci ajaran dan dakwahnya, bukan karena dakwah Rasulullah keras, tidak! Namun mereka belum bisa melepaskan diri dari ajaran nenek moyangnya.

Berbeda dengan islamofobia yang ditampakkan zaman ini. Semua muncul dan lahir memang disebabkan oleh beberapa kelompok yang berlagak paham ajaran Islam, padahal kenyataannya tidak, kemudian berdakwah sesuai pemahamannya dan mengklaim dirinya sebagai kelompok yang paling benar, sementara yang lain, salah! Kafir! Bid’ah! Murtad!

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak dan latar belakang ormas yang juga sangat banyak, sangat mungkin di dalamnya marak islamofobia. Satu agama dengan aliran yang berbeda, bisa sangat mungkin untuk memandang Islam dengan cara yang berbeda pula. Nah, dari sinilah celah maraknya Islamofobia di Indonesia.

Orang yang belum pernah mengenal Islam, kemudian melihat interaksi dan perbuatan umat Islam yang menampakkan Islam tidak sesuai dengan ajaran suci Islam itu sendiri, seperti moderat, lembut, toleransi, seimbang, dan adil, akan menganggap bahwa ajaran ini adalah agama terror dan pertumpahan darah. 

Cara Rasulullah Membendung Islamofobia; Keteladanan 

Jika membaca dan menelaah teks-teks hadis dan penjelasan-penjelasan para ulama dalam hal ini, sebetulnya Rasulullah sangat mewanti-wanti umat Islam untuk selalu berpegang teguh pada ajaran Islam yang mudah dan lembut, termasuk dalam mengaplikasikan ajarannya, agar orang-orang yang belum mengenal Islam tidak akan takut, membenci, dan tidak mengira sebagai agama terror.

Di antara teks-teks hadis yang memerintahkan umat Islam agar selalu menampakkan Islam dengan cara yang mudah nan lembut adalah sabda Rasulullah dalam riwayat Anas bin Malik, yaitu:

يَسِّرُوا وَلاَ تعَسِّرُوا، وَبَشِّرُوا وَلاَ تُنَفِّرُوا

“Mudahkanlah, jangan mempersulit. Sampaikanlah kabar gembira, dan jangan membuat orang lain lari.” (HR. Anas bin Malik)

Imam Nawawi dalam kitab Fathu al-Bari Syarah Shahih al-Bukhari menjelaskan bahwa faedah adanya lafal “wala tu’aasiru” yang artinya jangan mempersulit adalah sebagai penegasan. Sebab, jika redaksi hadisnya sebatas “yassiru” yang berarti mudahkanlah, maka umat Islam hanya akan memberikan kemudahan dan juga akan sering mempersulit orang lain.

Selain itu, hadis ini juga menjadi sebuah pedoman bagi para pendakwah-pendakwah Islam khususnya, dan semua kaum muslimin pada umumnya agar tidak memberatkan dan menakut-nakuti orang lain agar mereka tidak membenci dan lari dari ajaran Islam,

لَا تُشَدِّدُوْا عَلَيْهِمْ وَلَا تُلْقُوْهُمْ بِمَا يَكْرَهُوْنَ لِئَلَّا يَنْفِرُوْا مِنْ قَبُوْلِ الدِّيْنِ

“Janganlah kalian memberatkan mereka, dan jangan menjerumuskan mereka pada hal-hal yang mereka benci, agar tidak menjauh dari menerima agama Islam.” (Imam al-Manawi, Faidhu al-Qadir, [Beirut, Darul Kutub Ilmiah: 1994], juz IV, halaman 433).

Demikian apa yang Rasulullah ajarkan kepada para pejuang Islam saat itu. Para sahabat dituntut untuk benar-benar menyampaikan ajaran Islam dengan penuh kelembutan. Tujuannya? Agar tidak muncul Islamofobia sebagaimana yang marak diperbincangkan saat ini.

Selain hadis Rasulullah, Al-Qur’an juga memberikan sebuah peringatakan kepada umat Islam tentang hal ini, Allah berfirman:

فَبِما رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ

“Maka disebabkan rahmat dari Allah engkau (Muhammad) dapat berprilaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan bagi mereka.” (QS. Ali Imran: 159).

Demikian tulisan perihal Islamofobia yang sedang ramai dibahas di media sosial, serta cara terbaik agar Islamofobia tidak muncul. Pun cara Rasulullah membendung Islamofobia.  Wallahu A’lam bisshawab.

BINCANG SYARIAH

Islamofobia, Industri Bernilai Jutaan Dolar

Council on American-Islamic Relations (CAIR) dan University of California baru-baru ini mengeluarkan laporan bersama terkait ‘industri’ Islamofobia. Menurut laporan tersebut lebih dari 200 juta dolar Amerika Serikat dihabiskan untuk mempromosikan “ketakutan dan kebencian’ pada Muslim di AS antara tahun 2008 hingga 2013.

Laporan yang dirilis Senin (20/6) lalu tersebut, mengidentifikasi 74 kelompok yang mendanai dan memupuk Islamofobia di As. Mereka termasuk kelompok feminis, Kristen, Zionis dan organisasi media terkemuka.

“Ini merupakan keseluruhan dari industri itu sendiri. Ada orang yang menghasilkan jutaan dolar per tahun dari mempromosikanIslamofobia. Mereka sering menampilkan diri sebagai ahli pada urusan Islam padahal mereka bukan,” kata juru bicara CAIR Wilfredo Amr Ruiz kepada Aljazirah, Kamis (23/6).

Menurut Ruiz mereka-mereka ini yang menciptakan lingkungan ketidakpercayaan di kalangan masyarakat AS. Mereka mengklaim umat Islam bukan bagian dari masyarakat AS dan Muslim tak akan pernah bisa menjadi warga negara yang setia.

Ruiz mengatakan Islamofobia memaparkan dua bahaya utama yakni peningkatan kejahatan dan undang-undang anti-Islam. Ruiz mencontohkan tahun lalu di Florida terjadi peningkatan kejahatan berlandaskan kebencian terhadap Muslim sebanyak 500 persen. Banyak masjid telah dirusak dan ada sejumlah ancaman bom terhadap kelompok-kelompok Islam.

“Dan pemerintah Florida bahkan mencoba melarang buku-buku sekolah yang memuat referensi apapun mengenai Islam dalam sejarah,” ujar Ruiz.

 

sumber: Republika Online