Bagaimana Kita Memilih Jalan Hidup?

 Allah Swt Berfirman ;

فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖ – وَمِنۡهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ – أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ نَصِيبٞ مِّمَّا كَسَبُواْۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

Maka di antara manusia ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,” dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.

Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya.

(QS.Al-Baqarah:200-203)

Ayat ini menggambarkan kepada kita tentang bermacam kondisi manusia dalam kehidupan ini.

(1). Ada yang memiliki pandangan yang sangat dangkal, sehingga ia hanya memikirkan urusannya di dunia dan melupakan akhirat.

فَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا

“Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan) di dunia,”

Ambisinya hanya meraih dunia dan menjadikannya sebagai tujuan akhir dalam hidupnya. Mungkin ia akan meraihnya, namun semua itu fana dan hanya sementara.

Setelah meraih dunia lalu apa? Di akhir ayat tersebut di jawab :

وَمَا لَهُۥ فِي ٱلۡأٓخِرَةِ مِنۡ خَلَٰقٖ

“Dan di akhirat dia tidak memperoleh bagian apa pun.”

Dia tidak mendapatkan bagian apapun di akhirat karena memang dia tidak pernah memikirkan dan mempersiapkannya. Maka pada akhirnya mereka termasuk dalam golongan yang disebutkan dalam Firman-Nya :

خَسِرَ ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةَۚ ذَٰلِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِينُ

“Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata.” (QS.Al-Hajj:11)

(2). Di sisi lain ada manusia-manusia yang memiliki pandangan yang jauh. Mereka berusaha meraih kehidupan dunia dan menikmati apa yang telah diberikan Allah kepadanya, namun mereka juga selalu mengingat akhirat sebagai rumah abadinya, tempat ia kembali nanti. Dunia bagi mereka hanya rumah singgah dan akhirat adalah tujuan utama yang sebenarnya.

وَمِنهُم مَّن يَقُولُ رَبَّنَآ ءَاتِنَا فِي ٱلدُّنۡيَا حَسَنَةٗ وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِ حَسَنَةٗ وَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

Dan di antara mereka ada yang berdoa, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.”

Mereka berjuang meraih dunia, namun hanya sebagai kendaraan untuk meraih tujuan yang lebih besar yaitu akhirat. Mereka selalu khawatir dengan siksaan akhirat sehingga berhati-hati dalam setiap langkahnya.

Mereka lah orang-orang yang bahagia di dunia dan lebih berbahagia lagi kelak di akhirat.

أُوْلَٰٓئِكَ لَهُمۡ نَصِيبٞ مِّمَّا كَسَبُواْۚ وَٱللَّهُ سَرِيعُ ٱلۡحِسَابِ

Mereka itulah yang memperoleh bagian dari apa yang telah mereka kerjakan, dan Allah Mahacepat perhitungan-Nya.

Maka lihatlah kepada diri kita, berada di posisi mana kita sekarang?

KHAZANAH ALQURAN

Jalan Hidup Tak Selalu Lurus Kadang Belok Mendadak

Kiai Semar melanjutkan dawuh: “Hidup ini unik, dan seringkali sulit ditebak. Ada orang yang dipenjara dan dihinakan dengan putusan kejam para hakim yang biasa terima suap. Sekeluar dari penjara, orang itu menjadi jauh lebih mulia dibandingkan para hakim laknat itu yang akhirnya terhina karena tertangkap KPK.” Unik, bukan? Jangan sedih kalau kalian dihinakan kini, yang penting tetap bersama Allah maka kamu akan menjadi mulia. Sudah, sana pulang, jangan lupa selalu rajin ke pengajian. Salam saya ke pengasuh Pondok Pesantren Kota Alif Laam Miim itu ya.” Salam, AIM. [*]

Oleh : KH Ahmad Imam Mawardi 

INILAH MOZAIK