Krisis Da’i di Kepulauan Mentawai

Syiar Islam di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat barangkali terbilang pesat, terbukti dalam beberapa tahun terakhir, ribuan penduduk di sana disyahadat menjadi muallaf. Sayangnya, seiring berkembangnya Islam di bumi Mentawai, pemurtadan juga tak kalah pesat di sana.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Yayasan Islamic Center Siberut, Ramli Muhammad Rais. Menurutnya, meski Islam kian pesat di Mentawai, akan tetapi iman mereka gampang tergoyahkan hingga mereka mudah dimurtadkan.

“Hal itu disebabkan oleh kurangnya bimbingan untuk memahamkan Islam lebih dalam,” tutur Ramli kepada hidayatullah.com, belum lama ini.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa kurangnya sumber daya dari da’i hingga operasionalnya.

“Da’i di sini harus menerobos hutan belantara, melewati tebing berjam-jam hingga bisa ketemu dengan penduduk pedalaman. Setelah mengislamkan mereka, mereka ditinggal tanpa ada bimbingan lanjutan, karena da’i tersebut harus ke tempat yang lain,” terang pria asal Padang itu.

Pasalnya, menurutnya, karena da’i ditempat ini masih sangat sedikit. Hal itulah yang membuat kurangnya pemahaman para muallaf di mentawai mengenai Islam.

“Bahkan di beberapa titik, masih ada muallaf yang pelihara babi, bahkan ada yang masih mengkonsumsinya,” lanjut Ramli.

Ia berharap agar berbagai lembaga dakwah di Indonesia agar mengirim tenaga da’i-nya di Kepulauan Mentawai.

“Di sini sangat krisis da’i, ayo kepada lembaga dakwah segera mengirim tenaganya di sini. Ayo kita selamatkan para muallaf!” harapnya.*/Sirajuddin Muslim

 

HIDAYATULLAH