Berusahalah Agar Amal Diterima Allah

SAHABAT, yang paling penting dari amal yang kita lakukan adalah diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Bukan hanya sibuk beramal tapi kita harus sibuk dengan diterima atau tidaknya amal kita oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Jangan memikirkan penilaian makhluk, penghargaan makhluk tapi cukupkan saja agar amalan kita diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Karena tidak ada lagi yang berarti bagi kita selain Allah Subhanahu Wa Ta’ala meridhoi kita.

Hidup ini bukan masalah pintar, terampil dan hebat. Masalahnya cuman satu Allah Subhanahu Wa Ta’ala suka atau tidak kepada kita. Jika Allah Subhanahu Wa Ta’ala suka niscaya akan diberikan yang terbaik, maka kejarlah keridhoan-Nya lewat amal-amal yang disukai oleh-Nya dan Ikhlas melakukannya.

Mudah mudahan diterima semua amal amal kita, karena itulah yang terbaik bagi kita. Aamiin yaa Robbalaalamiin. [*]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

 

Libatkan Allah dalam Segala Hal

SAHABAT, kalau Allah SWT menolong kita, niscaya akan ringan dan mudah bagi kita menjalani hidup ini. Sebesar apapun episode kehidupan yang sedang kita jalani. Sedangkan kalau Allah SWT tidak menolong kita maka pasti berat bagi kita menjalani hidup ini, masalah sekecil apapun akan terasa besar dan rumit.

Oleh karena itu, janganlah takut pada masalah. Namun, takutlah kalau kita tidak ditolong Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah [2] : 153)

Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa selalu melibatkan Allah SWT dalam segala hal, dan termasuk orang-orang yang ditolong oleh Allah SWT.

Aamiin yaa Robbal aalamiin. [*]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

 

Mensyukuri Nikmat dari Allah

SAHABAT yang baik pengundang bertambahnya karunia Allah SWT adalah syukur. Karunia Allah SWT akan bertambah untuk kita dengan jalan memperbanyak syukur, bukan memperbanyak keinginan.

Tentu boleh kita punya keinginan, tapi keinginan itu tidak boleh membuat kita kufur nikmat. Karena tidak sedikit orang yang hanya ingat pada keinginan-keinginan yang belum tercapai padahal sudah banyak kebutuhannya yang Allah SWT cukupkan, bahkan sudah banyak juga keinginannya yang Allah SWT mudahkan.

Semoga kita termasuk hamba-hamba Allah SWT yang ahli syukur, sehingga segala karunia yang Allah SWT berikan kepada kita menjadi jalan untuk semakin dekat dengan-Nya. Aamiin yaa Robbalaalamiin.[*]

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Orang yang Paling Cerdas

SAHABAT, orang yang paling cerdas adalah orang yang paling mengingat kematian dan menyibukkan diri untuk mempersiapkan kematiannya.

Tidak ada seorangpun, sehebat apapun, sepintar apapun, yang bisa mengetahui kapan, dimana dan bagaimana ia meninggal dunia. Oleh karena itu, orang yang menyikapi misteri kematian dengan cara beramal sholih, memaksimalkan waktu yang ia miliki untuk mengerjakan hal-hal yang penuh manfaat bagi dirinya dan bagi banyak orang, inilah orang yang cerdas sesungguhnya.

Orang yang banyak mengingat kematian tidak akan membiarkan waktunya terbuang sia-sia, ia akan menggunakannya untuk beribadah, mengukir banyak prestasi di kehidupan dunia dan husnul khotimah.

Sahabat, semoga kita tergolong hamba-hamba Alloh SWT yang banyak mengingat kematian dan mempersiapkan bekal menuju kehidupan akhirat dengan amal-amal terbaik. Aamiin yaa Robbalaalamiin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Berani Melihat Dosa Sendiri

SAHABAT, semua kepahitan yang terjadi itu pasti diundang oleh dosa kita sendiri. Maka dari itu haruslah kita berani untuk melihat dosa sendiri, karena jika kita tidak pandai melihat dosa sendiri, maka akan sulit untuk bisa mengeluarkan air mata tobat.

Allah SWT berfirman,”Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imron [3] : 135)

Mengakui kekurangan dan kesalahan diri serta meminta maaf atasnya adalah sikap mukmin yang sejati. Sikap yang membuktikan bahwa tidak ada apapun yang ditakuti kecuali Allah SWT. Sungguh mulia sikap yang demikian dan semoga kita termasuk di dalamnya. Aamiin yaa Robbal aalamiin.[*]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Jadilah Orang Baik yang Sejati

ALHAMDULILLAH. Segala puja dan puji hanya milik Allah Swt., Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Karunia-Nya tiada pernah berhenti mengalir kepada seluruh kita meski seringkali kita lupa mengingat-Nya dan lalai beribadah kepada-Nya. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, mudah-mudahan kita menjadi orang baik. Yaitu baik dalam pandangan Allah Swt., karena tidak ada pandangan yang paling sempurna dalam menilai seseorang, kecuali hanya penilaian Allah Swt. Baik dalam pandangan manusia, belum tentu baik dalam pandangan Allah. Karena baik menurut orang itu bisa relatif, sedangkan baik menurut Allah pasti baik yang sejati.

Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa kebaikan seseorang tidak hanya secara lahiriyah saja. Ketika seseorang bertuturkata baik, maka Allah mengetahui niat yang ada di dalam hatinya, apakah baik ataukah tidak. Ketika seseorang berbuat baik, maka sesungguhnya Allah mengetahui apa maksud yang ada di baliknya. Perkataan atau perbuatan yang dianggap baik oleh mata manusia, belum tentu baik menurut Allah. Karena manusia hanya melihat yang tersurat, tak bisa betul-betul melihat yang tersirat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw pernah menyampaikan kisah tiga orang yang mati dengan membawa amal perbuatan yang menurut mereka adalah kebaikan. Pertama, orang yang gugur di medan jihad. Kedua, seorang pembaca dan penghapal Al Quran. Ketiga, orang yang gemar bersedekah.

Ketiga orang ini mengira bahwa amal perbuatannya adalah kebaikan. Namun, rupanya tidak demikian, karena Allah mengetahui isi hati mereka. Yang gugur di medan perang adalah karena ingin dipandang oleh orang lain sebagai pemberani dan pahlawan. Yang pandai membaca Al Quran adalah karena ingin dikagumi orang. Dan yang gemar bersedekah adalah karena ingin dipandang sebagai dermawan. Akhirnya, semua amal perbuatan mereka pun sia-sia di hadapan pengadilan Allah Swt. karena Allah Maha Mengetahui niat di dalam hati mereka.SubhaanAllah.

Allah Swt. berfirman,“Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi hati.”(QS. Faathir [35] : 38).

Oleh karena itu saudaraku, marilah kita senantiasa memeriksa ke dalam hati kita, memeriksa niat kita setiap kali berbuat kebaikan. Jagalah niat kita hanya karena mengharap ridho dan penilaian Allah Swt. Kalaupun perbuatan kita itu diketahui oleh orang lain, maka niatkanlah itu sebagai syiar agar semakin menular kebaikan itu. Semoga Allah Swt. senantiasa memberikan kekuatan kepada kita untuk istiqomah.Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

 

 

Ciri Buta Hati

SAUDARAKU, kita sering merasa prihatin, kasihan, kepada orang yang matanya tidak bisa melihat (tuna netra). Padahal tidak bisa melihat dunia sebenarnya bukan masalah besar. Masalah yang besar itu adalah ketika hati yang buta. Apa hati yang buta itu? Yakni hati yang tidak bisa melihat kebenaran.

Salah satu ciri hati yang buta adalah tidak bisa membedakan mana yang kekal, dan mana yang fana. Kebutaan hati akan membuat seseorang tidak mengenal Allah SWT. Yang dikenalnya hanyalah dunia. Sehingga, orang yang mata hatinya buta, dia lebih sibuk mencari duniawi dibanding kedudukan di sisi Allah SWT.

Hati yang buta adalah disebabkan kemaksiatan dan dosa-dosa yang terus-menerus kita lakukan. Hati yang buta adalah akibat dari dosa yang tidak kita taubati dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dampaknya, ia tidak bisa melihat cahaya kebenaran, ia akan tersesat dalam kehidupan dan celaka pada hari kemudian.

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang buta hati. Kita memohon kepada Allah SWT agar senantiasa diberi petunjuk untuk selalu menjaga diri kita dari berbagai perbuatan yang bisa membutakan mata hati.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Dzikir Gerbang Pertolongan Allah

SAHABAT yang baik, hidup akan terasa berat manakala kita tidak mendapat pertolongan Allah SWT. Kalau Allah menolong kita, maka hidup akan terasa ringan dan mudah. Sedangkan kalau Allah SWT tidak menolong kita, maka sesederhana apapun kejadian dalam hidup ini maka akan terasa berat dan besar. Karena sesungguhnya “Laa haulaa walaa quwwata illaa billaah“, makhluk itu tiada daya dan tiada upaya kecuali atas pertolongan Allah SWT.

Salah satu gerbang pertolongan Allah SWT yang memiliki derajat sangat tinggi adalah dzikrulloh. Inilah amalan terbaik, amalan yang paling mensucikan, amalan yang paling meninggikan derajat, amalan yang lebih baik dari menafkahkan emas dan perak, amalan yang lebih baik dari membunuh atau terbunuh dalam jihad di jalan Allah SWT, itu dzikrulloh taala. Karena seluruh perintah dan larangan Allah SWT, muaranya adalah untuk ingat kepada Allah SWT yang berbuah kepatuhan, ketaatan dan kepasrahan kepada-Nya.

Jadi, kualitas seseorang itu tergantung kualitas dzikirnya. Semakin banyak dzikirnya, maka semakin tinggi kedudukannya di hadapan Allah SWT. Karena Allah SWT, berfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS Al Baqoroh [2] : 152)

Semoga kita termasuk orang-orang yang istiqomah mengamalkan dzikir sehingga mendapatkan derajat yang tinggi di hadapan Allah SWT. dan sangat dekat dengan pertolongan-Nya. Aamiin yaa Robbalaalamiin. [*]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

 

INILAH MOZAIK

Cara Agar Terhindar dari Kesia-siaan

ALLAH SWT berfirman, “Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Yunus [10] : 26)

Dalam ayat yang lain Allah SWT berfirman, “..Dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah SWT menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah [2] : 195)

Dalam dua ayat ini Allah SWT memberikan petunjuk kepada kita bahwa Dia mencintai hamba-hamba-Nya yang berbuat baik. Nah, berbuat baik seperti apa? Yaitu perbuatan baik yang diniatkan lillaahitaala. Kebaikan yang dilakukan dengan mengejar ridho Allah SWT. Kebaikan yang dilakukan dengan maksud supaya semakin dekat dengan Allah SWT. Inilah puncak kebaikan.

Karena ada juga orang yang berbuat baik supaya dianggap baik oleh orang lain. Ada yang berbuat baik supaya orang lain berhutang budi. Begitu banyak orang yang berbuat baik bukan dengan kebaikan yang asli, karena kebaikan yang asli murni hanya satu yaitu kebaikan yang tulus tanpa pamrih kecuali hanya mengharap perhatian dari Allah SWT. Tetaplah berbuat baik meskipun orang lain tidak peduli pada kebaikan kita. Karena Allah SWT senantiasa peduli pada sekecil apapun kebaikan yang dilakukan oleh hamba yang beriman kepada-Nya.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar 

INILAH MOZAIK

Buah dari Perbuatan Kita Sendiri

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Allah Swt. Tiada yang wajib disembah selain Allah. Hanya kepada Allah kita memohon perlindungan dan hanya kepada-Nya kita pasti akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Allah Swt berfirman, “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri..” (QS. Al Isro [17] : 7)

Tidak ada yang tertukar, keburukan yang kita perbuat, pasti akan berbalik akibatnya kepada kita sendiri. Demikian juga dengan kebaikan yang kita perbuat, buahnya akan kembali kepada kita. Oleh karena itu, ketika ada keburukan menimpa diri kita, tidak boleh menyalahkan siapapun kecuali menyalahkan diri sendiri. Boleh jadi ada dosa yang belum kita taubati, boleh jadi ada keburukan kita kepada orang lain dan belum kita meminta maaf kepadanya dan belum memohon ampun kepada Allah Swt.

Prinsip ini semestinya bisa menjadi pegangan bagi kita bahwa jika kita melakukan keburukan, maka sesungguhnya kita sedang menimpakan keburukan kepada diri kita sendiri. Jika hal ini kita yakini, maka kita akan berpikir sekian ribu kali untuk berbuat buruk. Dan yang terbaik adalah manakala kita akhirnya terhindar, selamat dari perbuatan buruk kita sendiri.

Di saat yang sama, kita meyakini bahwa ketika kita berbuat kebaikan, sesungguhnya kita sedang menarik kebaikan untuk datang kepada kita. Sehingga kita semakin bersemangat melakukan amal sholeh, karena inilah yang Allah sukai.

Saudaraku, sesungguhnya janji Allah itu pasti benar. Semoga kita termasuk orang-orang yang selalu mendapat petunjuk Allah sehingga kita menjadi orang-orang yang selamat di dalam hidup kita. Aamiin yaa Robbal aalamiin. [smstauhiid]

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK