Lima Akibat Durhaka kepada Ibu, Jangan Coba-Coba!

Berbakti kepada orang tua terutama ibu merupakan kewajiban setiap umat Islam.

Berbakti kepada orang tua terutama ibu merupakan kewajiban setiap umat Islam. Dalam ajaran Islam, jika seseorang durhaka kepada ibunya akan dikenakan ganjaran oleh Allah. Dijelaskan pada buku Dahsyatnya Do’a Ibu oleh Ustadz Syamsuddin Noor, ada lima dampak buruk jika seseorang durhaka kepada sang ibu.

Sia-sia amalan kebajikan

Tsauban r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda : “Tiga macam dosa yang akan menyia-nyiakan segala amal-amal lainnya, yaitu syirik atau mempersekutukan Allah, durhaka kepada ayah ibu, dan lari dari medan perang,” (HR At-Tabrabi). Dari hadits tersebut terlihat amal ibadah seseorang tidak artinya apabila orang tersebut melakukan tiga hal yang disebutkan, salah satunya durhaka kepada ayah dan ibu.

Abu Umamah berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Allah tidak akan menerima amal tiga golongan manusia yang bersifat sharfan (taubat atau hal yang sunah) dan ‘adlan (fidyah atau tebusan), yaitu anak yang durhaka kepada kedua orang tua, orang yang suka memberi namun mengharapkan balasan yang lebih, dan orang yang tidak percaya dengan takdir,” (HR Imam Ibnu Ashim).

Akan dipercepat azab atau bencana di alam dunia

Allah bisa berkehendak untuk menunda azab akibat dosa-dosa hamba-Nya sampai hari kiamat kecuali azab akibat dosa anak yang durhaka kepada orang tuanya. Allah akan mempercepat azab-Nya di alam dunia sebelum ia meninggal.

Ada dua pintu petaka yang disegerakan akibatnya di dunia, yaitu orang yang zalim dan durhaka kepada orang tua,” (HR Al-Hakim).

Al-Hakim dan Al-Ashbahani meriwayatkan semua dosa akan ditunda oleh Allah hukumannya sampai hari kiamat nanti. Terkecuali mereka yang durhaka kepada ayah atau ibu. Maka, Allah akan segera memberi hukumannya di dunia sebelum mereka meninggal.

Aisyah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Amal kebajikan yang disegerakan balasannya di dunia adalah berbakti kepada kedua orang tua dan menyambung tali silaturrahmi. Sedangkan kejahatan yang disegerakan siksaannya adalah berzina, durhaka kepada kedua orang tua, dan memutus silaturahim,” (HR Imam Turmudzi dan Ibnu Majah).

Menghilangkan cahaya keshalehan

Dari kesempurnaan birrul walidaini adalah berbuat baik dan berbakti kepada orang tua ketika keduanya masih hidup dan ketika salah satunya atau keduanya sudah tiada. Jika orang tua sudah tiada, maka kewajiban anak untuk memelihara hubungan dengan orang-orang yang dekat dan dicintai oleh orang tua.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang ingin menyambung hubungan dengan orang tuanya di alam kubur, maka sambunglah silaturrahmi dengan sahabat-sahabatnya setelah ia meninggal dunia,” (HR Abu Ya’la dari Ibnu Umar).

Sementara dari Abdillah bin Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda : “Peliharalah hubungan dengan teman-teman yang dicintai kedua orang tuamu, jangan kamu memutuskannya. Sebab apabila hubungan itu terputus, Allah akan memadamkan nur cahayamu,” (HR Bukhari).

Dari kedua hadits tersebut, dijelaskan hubungan persahabatan orang tua yang terjalin dengan baik, apabila tidak diteruskan oleh anak-anaknya tentu akan hilang jika hubungan tersebut masih kerabat atau keluarga.

Terhalang masuk surga

Ibnu Umar r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Tiga macam dosa yang diharamkan Allah bagi yang melakukannya untuk masuk surga, yaitu 1) orang yang selalu mabuk-mabukan (minum khamer), 2) orang yang mendurhakai ibu dan ayahnya, dan 3) germo (orang yang membiarkan istrinya melacur atau orang yang sengaja memelihara pelacur),” (HR Ahmad, An-Nasai dan Al-Hakim).

Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW bersabda : “Empat macam orang yang selayaknya Allah tidak memasukkan mereka ke surga dan tidak akan memberi pada mereka nikmat surge, yaitu orang yang selalu meminum khamer, pemakan harta riba, pemakan harta anak yatim tanpa hak, dan orang yang durhaka kepada ayah atau ibunya,” (HR Al-Hakim dan Al-Baihaqqi).

Jadi jika seseorang itu taat beragama apabila durhaka kepada orang tua sekecil apa pun kesalahannya, maka ia akan terhalang masuk surga.

Mendapat kutukan Allah

Salah satu perbuatan terkutuk atau dilaknat oleh Allah adalah mendurhakai ayah atau ibu. Sebagaimana tercantum dalam hadits dari Abu Hurairah r.a. berkata Rasulullah SAW bersabda: “Allah telah melaknat tujuh golongan dari atas tujuh lapis langit dan kutukan itu diulang-ulang sampai tiga kali untuk masing-masing. Padahal satu kutukan saja sudah cukup membinasakan, yaitu 1) terkutuklah orang yang berbuat liwath (laki-laki bercinta dengan laki-laki), 2) terkutuklah orang yang menyembelih tidak karena Allah, 3) terkutuklah orang yang bersetubuh dengan binatang, 4) terkutuklah orang yang durhaka kepada ibu bapaknya, 5) terkutuklah orang yang kawin dengan wanita yang dirangkap dengan putrinya (ibunya dikawini dan anaknya dikawini pula), 6) terkutuklah orang yang merusak tanda-tanda atau batas kepemilikan di bumi, 7) terkutuklah orang yang mengaku hubungan maula (majikan) kepada orang yang bukan maula yang memerdekakannya,” (HR At-Thabrani).

Dapat diketahui barangsiapa yang durhaka kepada ibu atau ayahnya sesungguhnya orang tersebut telah melakukan perbuatan yang dikutuk Allah. Kutukan itu akan segara didatangkan oleh Allah di dunia sebelum ajal tiba.

IHRAM