Cerdas Pilih Mainan Hindari Anak dari Kecenderungan LGBT

Orang tua berperan penting untuk membentuk karakter anak sejak kecil dan menghindarkannya dari kecenderungan seksual yang menyimpang. Psikolog pendidikan Alfa Restu Mardhika mengatakan, salah satu contohnya adalah memilihkan anak usia dini dengan mainan sesuai gendernya.

“Seperti kalau anak laki-laki jangan diberikan boneka, namun mobil-mobilan. Dan, kalau anak perempuan, dipilihkan boneka,” ujar dia saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (26/1).

Restu mengatakan, membentuk karakter anak dapat dimulai sejak umur dua tahun sampai lima tahun. Dia mengaku, sebagian individu yang memiliki kelainan saat remaja, terjadi karena pola asuh yang salah. Sebab, anak lahir bagaikan kertas kosong dan murni.

Selain itu, ada anak laki-laki yang lebih suka bermain dengan anak perempuan. Kemudian, anak perempuan lebih suka bermain dengan anak laki-laki saat masih kecil. Padahal, saat usia anak masih berumur dua hingga lima tahun, kecenderungan anak menjadi penyuka sesama jenis dapat dihindari, terutama kalau orang tua jeli melihat pertumbuhan si anak.

“Atau orang tua juga bisa menceritakan, kalau laki-laki itu nanti akan menjadi seorang ayah. Sedangkan, kalau perempuan nantinya akan menjadi ibu,” tutur dia.

Kemudian, kalau memiliki seorang anak laki-laki dan lebih banyak anak perempuan di rumah, tetap saja sebagai orang tua harus bijak memilihkan mainan untuk sang anak. Meskipun saudaranya perempuan dan dia sendiri laki-laki, bermain dan berkumpul di rumah bersama.

Karena dari hal sederhana, juga termasuk sesuatu yang dapat membentuk karakter anak ke depannya nanti. Jika tidak ditangani sejak kecil, sang anak yang salah asuh dapat salah pergaulan dan menjurus ke pelaku LGBT saat remaja.

 

sumber: Republika Online

Cegah LGBT Anak, Orang Tua Harus Lakukan Pendampingan Penuh

TERSEBARNYA fenomena Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) di kalangan anak-anak semakin memprihatinkan dan menyedihkan. Pada masa itu, anak-anak sebenarnya tengah mencari jati diri dan perlu mendapatkan arahan dari orang tua.

Demikian dikatakan Widianingsih, M.Pd Pengasuh Rubrik Me and The Children Islampos pada hari Selasa (26/01/2015).

“Persoalan LGBT pada anak ini memang kompleks, tapi salah satu faktor yang sangat mempengaruhinya adalah orang tua kurang memperhatikan mereka,” ujar penggagas Komunitas Sekolah Orang Tua Smart ini kepada Islampos.

Widia menilai, baik orang tua yang bekerja maupun tidak bekerja, harus memperhatikan bagaimana tahap perkembangan anaknya.

“Kita mengenal yang namanya fitrah seksualitas di mana anak-anak itu sudah mengenal gender yang seharusnya sudah dikenalkan sedini mungkin,” tuturnya.

Lebih lanjut Widia menyatakan, penyimpangan itu muncul biasanya pada saat anak sudah mengenal kasih sayang. Sebenarnya, lanjut Widia, dari usia SD, anak sudah mulai terlihat tentang penyimpangan ini.

Widia menilai apabila orang tua dekat dengan anak dan paham tentang perkembangan anak, akan lebih mudah terdeteksi sedini mungkin.

“Orang tua harus serta merta melakukan pendampingan penuh dengan memberikan arahan dan bimbingan kepada anaknya,” tambahnya.

Dalam Al Quran, Allah berfirman, anak sesungguhnya terlahir dalam keadaan fitrah tergantung orang tuanya yang menjadikan anak tersebut yahudi atau nasrani.

“Berarti dalam hal ini, tergantung bagaimana orang tua mendidik anaknya. Harusnya sejak usia dini, anak sudah dibangun mengenai pendidikan akidah dan bagaimana menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan,” tegasnya.

Lebih lanjut Widia menjelaskan, jika anak-anak mengalami masa labil, mereka tidak diterima di rumah maka mereka akan mencari pelarian.

“Pelarian yang mereka lakukan bisa dengan teman sebaya, mendapatkan sesuatu dari internet, sinetron ataupun bacaan yang masih dapat menerima mereka,” lanjutnya.

 

Widia menambahkan, mengatasi hal ini diperlukan kerja keras, kerja cerdas, dan perlu kerja sama dari semua pihak.

“Semua komponen yang berhubungan dengan anak-anak seperti guru, orang tua dan lingkungan harus benar-benar membangun kecerdasan spiritual,” terangnya.

Semua komponen ini bisa saling menguatkan pondasi akidah, menanamkan nilai-nilai islami sejak dini kepada anak. [ry/islampos]

 

sumber: Islam Pos