Pedoman Bimbingan Manasik Haji Telah Diteken

Jakarta (PHU)—Tahapan persiapan penyelenggaraan ibadah haji tahun 1440H/2019M semakin mendekati puncaknya. Setelah pelunasan Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) tahap kesatu ditutup Senin (15/4/2019) kemarin, kini bimbingan manasik haji mulai dipersiapkan.

Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah melalui Direktorat Bina Haji telah mengeluarkan Surat Edaran tentang Pelaksanaan Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama Kecamatan serta Pembekalan Ketua Regu dan Ketua Rombongan. Surat yang ditandatangani oleh Diretur Bina Umrah, Khoirizi, telah dikirim ke daerah dan ramai beredar di media sosial.

Surat edaran tersebut berisi empat hal pokok. Pertama bimbingan manasik haji dan kedua pembekalan Ketua Regu (Karu) dan Ketua Rombongan (Karom). Ketiga jadwal pelaksanaan dan keempat pelaporan.

“Manasik haji dilaksanakan 10 kali pertemuan , yaitu 8 kali di Kantor Urusan Agama (KUA) kecamatan, dan 2 kali di Kabupaten/Kota untuk wilayah luar Jawa. Sedangkan di pulau Jawa manasik haji dilaksanakan 6 kali di KUA dan 2 kali di tingkat Kabupaten/Kota,” bunyi salah satu ketentuan dalam surat edaran yang di tandatangani d Jakarta, Senin (15/4/2019) kemarin.

Dijelaskan bahwa waktu pelaksanaan bimbingan setiap pertemuan sebanyak 4 jam pelajaran. Sedangkan tiap jam pelajaran telah ditentukan 60 menit.

Materi utama bimbingan manasik bersumber pada Paket Buku Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama. Pengembangan materinya dapat menyesuaikan dengan Keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Nomor 146 Tahun 2019.

“Proses pembelajaran manasik haji dengan metode 30% teori dan 70% berupa praktik atau simulasi,” lanjut ketentuan dalam surat edaran tersebut.

Selengkapnya baca: https://haji.kemenag.go.id/v3/content/surat-edaran-kepdirjen-no-146-tahu…

Mengenai pembekalan Karu dan Karom dilaksanakan 2 kali pertemuan di tingkat Kabupaten/Kota. Materi pembekalan berupa tugas dan fungsi Karu dan Karom dalam pelayanan ibadah haji sejak di embarkasi haji, di perjalanan, dan selama di Arab Saudi.

“Kegiatan pembekalan Karu dan Karom secara nasional dapat dimulai 16 April 2019,” bunyi ketentuan pada angka 3. Jadwal pembekalan Karu dan Karom harus disampaikan kepada DIrektur Bina Haji melalui Kepala Subdit Bimbingan Jemaah Haji.

Terkait dengan pelaporan kegiatan ditentukan berjenjang dalam kurun waktu paling akhir 1 bulan setelah kegiatan. Laporan manasik haji di KUA dilaporkan kepada Kepala Kemenag Kabupaten/Kota. Sedangkan kegiatan pembekalan Karu Karom di Kemenag Kabupaten/Kota diserahkan

 

KEMENAG RI

Buku Manasik Haji Sudah Dibagikan Sejak Februari Lalu

Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag), Khoirizi, mengatakan, buku manasik haji juga sudah dibagikan sejak akhir Februari lalu. Menurutnya, hampir semua provinsi sudah terdistribusi buku manasik haji.

“Jadi mungkin jika ada beberapa yang belum terdistribusi mungkin saja terjadi. Tapi jika melapor, akan segera kita ambil langkah. Saya sampai hari ini belum menerima laporan atau informasi,” ujarnya Kamis, (4/4).

Ia mengatakan, ada beberapa perubahan dalam buku manasik haji tahun ini. Perubahan itu mengikuti kebijakan yang ada. Misalnya, di buku manasik yang lalu, jatah makan jamaah selama di Makkah disebutkan hanya sebanyak 15 kali. Sedangkan haji tahun ini, jamaah mendapat jatah makan 40 kali di Makkah.

Selain katering, dalam manasik haji juga disampaikan soal perubahan dalam akomodasi. Sebelumnya, ia menjelaskan bahwa akomodasi di Madinah dilakukan melalui sewa sistem setengah musim dan pernah dengan sewa jasa layanan.

Namun tahun ini, 70 persen akomodasi dilakukan dengan menyewa hotel dengan sistem satu musim penuh seperti halnya di Makkah. Hal itu agar hotel atau penginapan jamaah bisa dikelola sendiri oleh petugas haji Indonesia.

Sehingga, jamaah tidak lagi menemui kendala seperti tahun-tahun sebelumnya. Misalnya, jamaah belum mendapat hotel saat tiba di Madinah, atau jamaah sudah diminta meninggalkan hotel sebelum selesai Arbain.

Ini Alasan Manasik Haji Dilakukan Lebih Awal

Pelaksanaan manasik haji bagi calon haji mandiri (non-Kelompok Bimbingan Ibadah Haji/KBIH) tahun ini dilakukan lebih awal. Berbeda dengan tahun lalu, di mana manasik haji dilakukan sekitar 1 bulan sebelum keberangkatan kloter perdana jamaah Indonesia ke Arab Saudi.

Direktur Bina Haji Kementerian Agama (Kemenag), Khoirizi, mengatakan manasik haji tahun ini memang dilakukan lebih dini. Ia mengatakan, pelaksanaan manasik haji telah dimulai sejak Januari lalu. Menurutnya, hal ini dilakukan agar jamaah lebih memiliki waktu untuk memahami, mempelajari, dan mendalami manasik haji mulai dari sisi ibadah maupun perjalanannya.

“Dengan memberikan manasik lebih awal dan lebih sering, jamaah lebih tahu apa yang akan mereka hadapi di Tanah Suci. Dengan demikian, jamaah secara awal sudah bisa mengantisipasi segala kemungkinannya,” kata Khoirizi, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (4/4).

Ia menuturkan, memang ada perubahan dalam mekanisme pelaksanaan manasik haji 2019. Sebelumnya, kantor urusan agama (KUA) di tingkat kecamatan akan melaksanakan manasik haji setelah anggaran turun.

Namun tahun ini, menurutnya, pemerintah dalam hal ini Kemenag meminta seluruh stakeholder (pemangku kepentingan) melaksanakan manasik haji sejak awal dan tidak perlu menunggu turunnya anggaran.

Khoirizi melanjutkan, calon jamaah diberi pendidikan dan pemahaman terkait berbagai masalah haji, baik dari sisi ibadah, kesehatan maupun perjalanan. Misalnya, terkait cara atau apa yang harus dilakukan jamaah ketika tiba di Makkah atau saat hendak menunaikan umrah.

Dari segi ibadah, calon jamaah harus memahami makna ibadah haji. Kemudian, dari segi perjalanan, jamaah diharapkan memahami apa yang harus dilakukannya saat di tanah suci. Sementara dari segi kesehatan, calon jamaah akan diimbau untuk mempersiapkan diri. Misalnya, agar mereka rajin berolahraga dan menjaga pola makan serta kesehatan sejak di tanah air.

IHRAM REPUBLIKA

Sejak Dini, Siswa Dididik Rindu Tanah Suci

TK Bina Insani menggelar peragaan  manasik haji untuk para siswanya. Peragaan  manasik haji  yang diikuti siswa TK A dan TK B itu  diadakan di halaman TK Bina Insani, Tanah Sareal, Bogor, Jawa Barat, Jumat (16/10).

Acara yang dibuka oleh Direktur Pendidikan Sekolah Bosowa Bina Insani Sudirman itu juga dihadiri Pengawas TK Kecamatan Tanah Sareal Bogor, Mulyani. “Peragaan  manasik haji ini  bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman pada diri siswa, khususnya mengenai rukun Islam kelima, yakni ibadah haji,” kata  Kepala TK Bina Insani Femy Balti di Bogor, Jumat (16/10).

Femy menambahkan, pihaknya berharap meskipun usia para siswa itu masih sangat muda, namun mereka bisa menangkap semangat tinggi dalam beragama. “Dengan peragaan manasik haji ini, kami berharap para siswa sedini mungkin merindukan Tanah Suci. Setelah mereka dewasa ini, mereka akan berusaha sebaik mungkin untuk menunaikan rukun Islam kelima tersebut,” papar Femy.

Direktur Pendidikan Sekolah Bosowa Bina Insani (SBBI) Sudirman mengemukakan, nilai-nilai agama dan moral harus ditanamkan sedini mungkin kepada para siswa. “Hal itu penting agardalam keseharian para siswa selalu dilandasi nilai-nilai Islam, baik dalam sikap, perkataan maupun perbuatan,” kata Sudirman.

Peragaan manasik haji, kata Sudirman, penting dalam menanamkan nilai-nilai keislaman dan moral kepada para siswa. “Para siswa tidak hanya perlu mengetahui prosesi ibadah haji. Tidak kalah pentingnya adalah memahami filosofi dan pesan dari setiap prosesi atau rukun, wajiba dan sunnah haji tersebut, sehingga berdampak dalam kehidupan mereka,” papar Sudirman.

 

 

sumber: Republika Online