Demi Naik Haji, Penjual Bubur Candil Ini Menabung 24 Tahun

BANYUMAS, KOMPAS.com — Sariyah, perempuan berusia 52 tahun asal warga Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, pada tahun 2014 akan menunaikan ibadah haji.

Bukan karena mendapat “durian runtuh”, Sariyah, yang merupakan penjual bubur candil keliling, ini dapat berangkat ke Mekkah. Sebab, dia sudah memulai tekad bisa berhaji sejak 1990. Selama 24 tahun itu pula dia tekun menabung.

“Saya kalau nabung tidak setiap hari, kadang dua atau tiga hari sekali, bahkan jika memang tidak ada sisa uangnya, saya baru satu minggu menabung. Itu pun sekali menabung saya hanya Rp 20.000,” ungkap dia yang ditemui di rumahnya, Minggu (7/9/2014).

“Setiap hari, dari hasil keliling jualan bubur candil sama sepeda biasanya saya dapat Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Ya kadang-kadang malah kurang dari itu,” kata Sariyah.

Namun, dengan tekadnya yang besar, dia berhasil mengumpulkan uang. Pada 2010, dia mendaftar pemberangkatan haji ke Kantor Kementerian Agama Banyumas. Namun, dia harus masuk dalam daftar antrean dan baru akan berangkat haji pada 2014 ini. “Saat itu, saya mendaftar dengan uang Rp 25 juta dan harus mengantre empat tahun,” kata dia.

Meski sudah mendaftarkan diri, Sariyah tetap meneruskan kebiasaannya untuk gemar menabung. “Saya nabung terus karena uangnya kan masih kurang untuk ongkos dan sangu (bekal) haji,” sambung dia lagi.

Satu kunci untuk bisa mewujudkan niat beribadah haji, menurut dia, adalah ketekunan dan selalu berdoa. “Kuncinya hanya satu, niatnya harus sungguhan dan selalu berdoa kepada Allah SWT, lalu kita berusaha,” ungkap dia.

Dulu, sebelum menggunakan sepeda onthel untuk berjualan, dia hanya menggendong barang dagangannya. “Dulu waktu jualan menggunakan gendong, setiap hari penghasilan saya antara Rp 5.000 sampai Rp 7.000. Alhamdulilah sekarang sudah lumayan,” kata perempuan satu anak ini.

Sudah lebih dari 10 tahun, Sariyah harus hidup sendiri sejak suaminya meninggal dunia. Selama itu, dia menggantungkan hidupnya dari pendapatan sebagai penjual bubur candil keliling.

Alhamdulillah dari hasil usaha sebagai penjual bubur candil keliling saya bisa menyekolahkan putra saya,” ungkap dia.

Kini, putra Sariyah satu-satunya, bernama Ilham Setiawan, sudah bekerja dan memiliki keluarga yang tinggal di Jakarta. Sariyah akan menjadi salah satu calon jemaah haji yang bertolak ke Tanah Suci dengan kelompok penerbangan 47. “Berapa pun pendapatan saya setiap hari, saya selalu syukuri,” ujar dia menutup perbincangan.

 

sumber: Kompas.com