Rayulah Tuhan dengan Berbagai Cara

SEPERTINYA ada hikmah yang bisa dipetik dari seorang lelaki anak tunggal yatim yang dituduh setengah stress oleh banyak orang. Ketika bersalaman dengan saya, aura tak begitu biasa memang sudah mulai terasa. Kalau yang lain mencium tangan saya, ini tradisi menyambut penceramah di desa tempat saya ceramah malam ini, lelaki ini justru menciumkan tangannya ke hidung saya. Tak mengapa, tapi banyak orang tertawa dan sebagian agak marah juga. Saya hanya tersenyum saja, hitung-hitung ada materi ceramah baru.

Dia duduk di samping saya lalu dengan terkekeh-kekeh berbicara banyak hal termasuk perjuangannya mendapatkan jodoh. Katanya, berbagai doa pengasihan sudah dibacanya, namun jodoh tak kunjung tiba. Sampai dia mengemis kepada Allah agar mengasihinya yang telah total bertekad mengakhiri kesendirian. Jodohpun tak kunjung datang. Sempat jengkel kepada Allah dengan menuduhNya pilih kasih pada hambaNya, namun kemudian dia bertaubat.

Tak mempan merayu Allah dengan doa pengasihan dan rintihan pengharapan diri, dia mengubah cara rayuannya pada Allah. Doa yang dipanjatkannya diubah redaksinya seperti ini: “Ya Allah, mungkin Engkau jengkel kepadaku karena aku banyak dosa. Mungkin Engkau marah kepadaku karena aku kurang taat. Namun sayangilah ibuku yang sudah sangat berharap memiliki menantu untuk menemaninya dan membantunya. Kalau Engkau tak sudi memberikan jodoh kepadaku, berikanlah menantu untuk ibuku.”

Penasaran juga dengan kelanjutan kisahnya. Lalu dia melanjutkan dengan semangat yang semakin menggebu bahwa akhirnya Allah memperkenankan doa terakhir itu. Allah kirimkan seorang wanita sebagai menantu ibunya yang otomatis adalah isterinya. Dia tak lagi sendiri barokah ibunya yang dijadikan sandarn rayuannya kepada Allah.

“Hahahahaha, Allah itu lucu juga ya.” Demikian kalimat terakhirnya. Orang yang duduk di sebelah saya mulai bisik-bisik pada saya bahwa istri lelaki itu agak aneh juga, mungkin karena doa yang agak aneh. Salam AIM. [*]

 

MOZAIK INILAHcom