Perempuan Mualaf Belgia Jadikan Rumahnya Pusat Studi, Ribuan Orang Berhasil di Islamkan

Seorang perempuan mualaf muda di Belgia, Veronique Cools, menjadikan rumahnya sebagai pusat studi agama Islam. Lewat cara tersebut, wanita itu telah berhasil membantu seribu orang di negaranya meraih hidayah Islam.

Cools sendiri mulai menjadi Muslimah di usia yang sangat muda. Ketertarikannya terhadap Islam berawal dari keinginannya untuk meneliti berbagai agama yang ada. Dalam perjalanan spiritualnya itu, Cools berkenalan dengan banyak Muslim. Sampai akhirnya, ia jatuh cinta kepada Islam.

Setelah memutuskan menjadi mualaf, Cools kemudian menjadikan rumahnya sendiri sebagai pusat pembelajaran Islam bagi orang-orang yang ingin mendalami agama samawi itu. Langkah tersebut ternyata mampu membantu banyak warga Belgia mengubah prasangka mereka terhadap Islam.

“Prasangka buruk (orang-orang Barat terhadap Islam) itu berasal dari ketidaktahuan mereka akan ajaran Islam yang benar,” kata Cools, seperti dikutip laman About Islam.

Setelah delapan tahun berjalan, pusat studi Islam yang dikelola secara swadaya oleh Cools kini memiliki lebih dari seribu anggota. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan Belgia. “Sebagai Muslimah, saya merasa dituntut untuk menjelaskan wajah Islam yang sesungguhnya kepada masyarakat. Alhamdulillah, banyak yang akhirnya tersadarkan bahwa prasangka buruk mereka terhadap Islam selama ini ternyata keliru,” ujarnya.

Jumlah Muslim di Belgia saat ini diperkirakan mencapai 450 ribu jiwa. Angka tersebut mencapai 4,5 persen dari total penduduk negara yang berjumlah 10 juta penduduk jiwa itu. Kebanyakan Muslim yang tinggal di Belgia berasal dari Maroko. Sementara, sekira 120 ribu di antara mereka adalah keturunan Turki.

Di ibu kota Belgia, Brussels, jumlah Muslim diprediksi mencapai 20 persen dari total populasi di kota itu. Saat ini, tercatat ada 77 masjid dan mushala di Brussels. Sementara, untuk di seluruh wilayah Belgia, terdapat lebih dari 300 masjid dan mushala. [RN/republika]

 

sumber:PanjiMas

 

Patut dicontoh,….

Siapa yang Disebut Mualaf?

Istilah mualaf merujuk pada Alquran surah at-Taubah ayat 60, berlaku untuk umum. Kata mualaf, menurut Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yunahar Ilyas, tidak hanya diperuntukkan bagi Muslim yang baru memeluk Islam, tetapi juga dipakai untuk mendekati mereka yang non-Muslim.

“Konsepsi mualaf bersifat umum,” kata Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu. Berikut petikan perbincangan wartawan Republika, Nashih Nashrullah, dengan sosok yang juga menjabat ketua MUI Pusat tersebut:

Siapa yang disebut mualaf?

Mualaf artinya luas. Konsep mualaf umum, tidak hanya yang baru masuk Islam, bahkan mereka yang belum masuk Islam pun bisa dikategorikan mualaf, jika memang akan didekati hatinya, bahkan non-Muslim yang kita perlu dekati dia, untuk beri perlindungan ke umat Islam, bisa dianggap sebagai mualaf. Konsepsi mualaf yang bersifat umum, ini seperti juga ditegaskan dalam surah at-Taubah ayat 60. Zakat tidak hanya yang masuk Islam, tetapi siapa saja yang akan didekati hatinya untuk kepentingan Islam. Tapi, pemahaman yang jamak dipahami masyarakat kita, mualaf hanya baru masuk Islam. Karena itu, bagi saya Yusuf Islami, bukan mualaf.

Seperti apa potret mualaf di era awal dakwah?

Hampir semua mualaf, sahabat generasi awal mualaf, jadi seperti Abu Bakar, Umar bin Khatab, ketika itu bisa dikatakan semua mualaf. Jadi jika dicermati, mereka dirangkul dari segi perhatian. Rasulullah SAW mendidik mereka. Itu nomor satu. Yang kita kurang adalah sisi ini, yakni pembinaan. Memang ekonomi dan finansial perlu, tetapi jangan lupakan pendidikan dan pembinaan.

Apakah ada pembatasan ‘usia’ mualaf?

Pembatasan itu tidak ada. Karena itu, menurut saya, perlu ada pembatasan waktu disebut mualaf. Berpatokan dengan kebijakan Umar bin Khatab, tiga tahun tidak layak disebut mualaf. Seperti kebijakan Umar menghadapi dua sahabat yang tetap ingin dianggap mualaf. Mereka tidak lagi meminta hak zakatnya, kecuali karena alasan lain, misal atas pertimbangan kefakiran atau kemiskinan. Jika alasan mualaf dengan pengertian baru masuk Islam, tampaknya tidak. Saya tidak menemukan angka pembatasan memang. Bagi saya pribadi, berpikir tiga tahun cukup. Pertama masuk Islam mualaf, kalau sudah lewat tiga tahun saya kira tidak mualaf lagi. Di Indonesia, kadang 25 tahun pun berislam pun masih dianggap mualaf.

Kini, pembinaan mualaf menjadi tanggung jawab bersama?

Benar, semuanya bisa berkontribusi. Pertama, meminta lembaga dakwah, ormas, memberi perhatian kepada mualaf. Artinya, yang baru masuk Islam, dibimbing keislamannya. Kedua, dibantu problem hidup, karena masuk Islam, dapat masalah. Akan lebih baik lagi tugas ini dikerjakan oleh pemerintah, seperti Kementerian Agama. Ada Dirjen Bimas Islam, misalnya. Di AS, urusan mualaf diurus oleh Islamic Centre New York. Demikian juga di Jeddah, lembaga swasta atau pemerintah berbondong-bondong membina mualaf.

 

 

Sumber: Koran Republika

4 Mualaf ini Pengaruhi Sejarah Dunia

Di balik prestasi Islam yang gegap gempita, sejumlah mualaf ikut serta ambil peran di dalamnya. Laman lostislamichistory.com memuat beberapa mualaf yang menorehkan tinta emas dalam sejarah dunia.

*  Berke Khan  

Berke Khan merupakan cucu sang penakluk dari Mongol, Genghis Khan. Berke merupakan tokoh penting bagi Mongol pada pertengahan 1200 M. Sama seperti kebanyakan Mongol lainnya, Berke adalah seorang pagan.

Ia merupakan pemimpin tentara Mongol, Golden Horde, yang dikirim untuk  menaklukkan wilayah Pegunungan Utara Caucasus dan Eropa Timur yang kala itu dikuasai Kipchak Turk. Pasukan yang dipimpinannya bahkan sudah merambah hingga Hungaria.

Berkeberkenalan dengan Islam di Bukhara dalam perjalanan kembali ke Mongol. Di sana, ia menjadi petinggi Mongol pertama yang menjadi Muslim. Meski sempat menimbulkan ketegangan, jejak Berke lalu diikuti banyak anggota pasukannya.

Mendengar serangan atas Baghdad oleh sepupunya, Hulagu Khan, pada 1258 M, Berke berjanji untuk menghentikan Hulagu yang telah menghabisi banyak nyawa Muslim tak berdosa. Bekerja sama dengan     Kesultanan Mamluk di Mesir, Berke berhasil menghentikan pasukan  Hulagu dan mempertahankan wilayah Mesir, Syria, dan Hijaz dari serangan Hulagu.

* Zaganos Pasha ( W 1461 M)

Keturunan Yunani atau Albania ini ditempatkan dalam pasukan elite Janisaary yang berada di bawah komando Dinasti Turki Utsmani. Seperti Janissary lainnya, Zaganos Pasha diajarkan Islam, administrasi sipil, dan seluk-beluk militer. Ia kemudian ditunjuk menjadi pembimbing dan penasihat Mehmed II muda, yang kelak menjadi sultan ketujuh dalam Dinasti Turki Utsmani.

Saat Mehmed II menjadi sultan, ia menunjuk Zaganos Pasha menjadi penasihat, terutama dalam rencana penaklukan Konstantinopel pada 1453 M. Saat penaklukan Konstantinopel berjalan, Zaganos Pasha diberi tugas sebagai kepala pasukan di bagian utara kota. Pasukannya     termasuk yang pertama kali berhasil menaklukkan benteng     Konstantinopel.

* Ibrahim Muteferrika (1674 M-1745 M)

Dinasti Turki Utsmani pernah mengalami stagnansi inovasi. Ibrahim Muteferrika, seorang berdarah Hungaria yang kemudian menjadi Muslim, berperan penting dalam memecah kebekuan itu. Ia menjadi duta Dinasti Turki Utsmani bagi Prancis dan Swedia. Kembali ke Istanbul, ia membawa ide Renaisans dan penggunaan mesin cetak. Ia berhasil mengopi atlas, kamus, dan buku-buku religius.

Di antara banyak karya yang dicetaknya, ada atlas buatan ahli geografi terkenal Katip Çelebi yang membuat ilustrasi dunia dengan detail dan tingkat presisi yang mengagumkan saat itu. Muteferrinka juga menulis dan mencetak buku-buku dengan berbagai topik, seperti sejarah, teologi, sosiologi, dan astronomi.

* Alexander Russel Webb (1846 M-1916 M)

Pada akhir abad ke-19, jurnalisme menjadi bagian penting yang efektif dalam memengaruhi masyarakat Amerika Serikat. Alexander Russel Webb, termasuk salah satu orang yang berperan di dalamnya. Ia menjadi jurnalis dengan karya yang banyak dibaca publik.

Mulai tak yakin dengan agama Kristen yang dianutnya, Webb mulai mempelajari agama lain dan menaruh ketertarikan pada Islam. Saat ditunjuk Departemen Luar Negeri AS untuk bekerja di Kedutaan Filipina pada 1887, ia mulai berkorespondensi dengan Muslim di India.

 

 

sumber: Republika Online

Sempat Terpuruk, Blake Ferguson Bangkit dengan Islam

Perkenalan pemain liga rugbi asal Australia Blake Ferguson dengan Islam membuatnya menemukan kembali tujuan hidup. Setelah menjalani kehidupan yang penuh duri, kemunduran, dan kecemasan, atlet kelahiran 20 maret 1990 ini merasakan kedamaian menjalani agama Allah SWT.

Ferguson ialah atlet rugbi yang bermain untuk Sydney Roosters, Cronulla-Sutherland Sharks, dan Canberra Raiders dari NRL. Kariernya cukup gemilang sejak 2009.

Bahkan, pada 2012 pria yang akrab disapa Fergo ini memiliki musim terbaiknya di lapangan. Ia mewakili Tim Liga Rugby New South Wales dan memperkuat skuat nasional Tim Liga Rugby Australia.

Namun, puncak ketenaran itu justru membuatnya terbuai popularitas. Bukannya mempertahankan prestasi, justru ia melakukan beberapa pelanggaran yang memicu kemunduran kariernya.

Pelanggaran disiplin muncul pada akhir 2012. Ia dipecat dari posisi pemain bintang Canbera oleh Raiders kehidupannya di luar lapangan. Pada November 2012, Fergo digiring oleh staf keamanan VIP setelah adanya laporan bahwa ia meludahi penonton dalam acara festival musik. Raiders menolak berkomentar terkait insiden tersebut. Namun, mereka menyadari insiden itu bentuk pelanggaran disiplin internal.

Pelanggran disiplin Fergo tak berhenti sampai di situ. Pada 17 Juni 2013 ia ditangkap dan didakwa  polisi atas tindakan tidak senonoh terhadap seorang perempuan di Klub Malam Sutherland Shire. Kasus ini sempat menyeret Fergo ke pengadilan.

Namun, Fergo membantah tudingan tersebut. Ia mengatakan keliru menghampiri perempuan yang ingin ia temui. Akibat banyaknya pelanggaran disipilin internal ini, Fergo dipecat oleh Canberra Raiders pada 6 September 2013. Fergo juga terungkap memiliki ketergantungan dengan alkohol dan obat-obatan dan melakukan pelanggaran dalam mengemudi kendaraan.

Diselamatkan

Pelanggaran demi pelanggaran membuat kariernya terpuruk. Ia dipecat oleh timnya. Pada saat yang sama, media semakin memperburuk citranya dengan mengatakan bahwa Fergo tidak pantas menggunakan jersey dan bermain untuk skuat New South Wales (NSW). Ia merasa kehidupannya hancur.

Begitu ia dijatuhkan dari skuat NSW, sepupu sekaligus sahabat Fergo, Anthony Mundine, yang merupakan juara petinju Australia tidak membuang waktu dan bergegas membantu Fergo. Mundine segera menemui Fergo dan berjanji untuk tinggal di sisinya sampai hal-hal menjadi lebih baik.

Mudine menolak tuduhan yang menyebutkan saudaranya tersebut sebagai seorang pecandu alkohol. Ia hanya mengatakan bahwa ia akan membantu Fergo melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.

Melalui Mudine itulah, pria kelahiran Bankstown Australia ini mengenal Islam. Mudine membimbing Fergo dengan pola kesederhanaan, kebaikan, dan kasih sayang.

Mudine adalah orang yang sangat religius dan sosok yang benar-benar peduli dengan cobaan hidup dan masa-masa sulit yang dihadapi Ferguson. Ia ingin membantu Ferguson menyadari potensi besar yang kian terkubur akibat deraan hidup yang menghampirinya.

“Ia hanya melihat ke depan untuk mengubah arah hidupnya. Saat ini, ia dalam keadaan yang baik, tidak minum, dan tidak ada obat,” ujar Mundine, seperti dilansir islamforchristans.com.

Akhirnya, setelah melewati sekian proses, pria berusia 25 tahun itu memutuskan menjadi Muslim pada 8 November 2013. Ia bersyahadat di Masjid Zetland, Sydney.

Lebih baik

Setelah memeluk Islam, Ferguson mengaku menjalani kehidupan dengan lebih baik. Ia menyadari kesalahan masa lalu dan berusaha memperbaikinya. Fergo  memilih tidak banyak berkomentar terkait keputusannya menjadi mualaf. Baginya, masalah agama merupakan kehidupan pribadinya dan tidak untuk khalayak banyak.

Beberapa sahabat terdekat mendukung keputusan Fergo memeluk Islam. Mereka bahkan memberikan semangat agar Fergo dapat kembali mencapai puncak kariernya. Sahabat terdekatnya meyakini bahwa Ferguson akan menjadi atlet rugbi terbaik dengan keyakinan baru yang ia anut saat ini.

Pada Mei 2014 Ferguson menandatangani kontrak dengan Tim  Sydney Roosters. Sekarang, Fergo menjadi pemain bek di tim ini menggantikan Roger Tuivasa-Sheck. Berkat jasa Fergo, Tim Sydney Roosters berhasil mengalahkan South Sydney Rabbitohs.

Namun, pada akhir Juni 2014, Fergo kembali harus menyelesaikan kasus hukumnya yang lama terkait pelecehan terhadap perempuan. Ini artinya ia harus menunggu sampai musim 2015 agar dapat bermain untuk klub barunya.

 

Republika Online

Dengarkan Lantunan Alquran, Lori Ferry Zouiten Menangis

“Bagaimana perasaan Ibu jika seandainya aku pindah ke agama lain?” Pertanyaan itu pernah diungkapkan Lori Ferry Zouiten kepada ibunya bertahun-tahun yang silam. Ketika itu, sang ibu hanya menjawab bahwa selama agama yang dijalankannya masih sejalan dengan iman kristiani, tidak ada yang perlu dipersoalkan.

Sejak kecil, Lori selalu dididik untuk mencintai gereja. Hingga menginjak usia dewasa, tidak pernah ada niat dalam hatinya untuk berpindah keyakinan. Namun, entah mengapa, pertanyaan semacam itu tiba-tiba saja melintas di dalam benaknya yang saat itu masih berumur 16 tahun.

“Di kemudian hari, saya baru menyadari bahwa pertanyaan itu merupakan sebuah firasat terhadap peristiwa penting yang saya alami pada tahun-tahun sesudahnya,” ujar perempuan asal Amerika itu membuka kisahnya, seperti dikutip I Found Islam.

Tak Beribadah

Lori dibaptis dan dibesarkan sebagai seorang Nasrani. Meski demikian, keluarganya tidak beribadah di gereja yang sama setiap pekannya. Lori dan saudara perempuannya memilih bergabung dengan jemaat gereja Methodist. Sedangkan, ayah, ibu, dan saudara laki-lakinya pergi ke gereja Katolik.

Sewaktu masih muda, Lori sangat aktif dalam program-program di gereja, seperti paduan suara, kelompok remaja, sekolah Minggu, dan membaca Bibel selama kebaktian. “Kami semua mengikuti kebaktian setiap Ahad,” ujarnya.

Saat berusia 18 tahun, Lori meninggalkan kampung halamannya yang berada di Negara Bagian Wisconsin. Ia pindah ke Longmeadow, Massachusetts, untuk bekerja sebagai perawat pribadi kepada Keluarga Nuger yang beragama Yahudi.

Tugas Lori yakni merawat anak mereka yang mengidap cerebral palsysejak lahir. Yakni, semacam gangguan yang memengaruhi sejumlah fungsi otak dan sistem saraf, seperti kemampuan untuk bergerak, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir.

Selama bergaul dengan keluarga Nuger, Lori kerap mengamati aktivitas keagamaan mereka. Menurut dia, keluarga itu tidak terlalu religius dalam kesehariannya. Walaupun demikian, mereka tetap pergi ke sinagoge setiap kali merayakan Paskah dan Yom Kippur (hari-hari besar dalam agama Yahudi).

Belakangan, Lori juga mengetahui bahwa salah satu menantu Nuger ternyata  seorang Kristen yang berpindah agama menjadi Yahudi. “Ketika itu saya masih tidak habis pikir, bagaimana seseorang bisa menyangkal keimanan yang sudah menjadi bagian dari kehidupan mereka sebelumnya?”

Menikah

Pada 1993, hubungan kerja Lori dengan keluarga Nuger berakhir. Ia pun kemudian berkenalan dengan Zouhair, lelaki Muslim yang kemudian menjadi suaminya. Selain kecerdasannya, yang membuat Lori jatuh hati kepada Zouhair ketika itu penampilannya yang menarik. “Kami menikah setelah saling mengenal selama enam bulan,” ujar Lori.

Sebelumnya, Lori tidak memiliki pengetahuan apa pun tentang Islam, kecuali penolakan agama ini terhadap Yesus Kristus (Isa AS). Setelah bertemu Zouhair, ia akhirnya mengetahui bahwa kaum Muslimin ternyata tetap mengimani Yesus.

Namun, bukan sebagai anak Tuhan, melainkan seorang nabi yang harus dihormati, seperti halnya Ibrahim, Musa, dan Muhammad SAW. Setelah menikah, Lori pun berhenti makan daging babi dan menjauhi minuman beralkohol. “Sikap itu untuk menghormati suami saya,” kata Lori.

 

Memilih Islam

Keingintahuan Lori terhadap Islam semakin besar sejak hidup bersama Zouhair. Karenanya, ia mulai meneliti secara online ajaran agama yang dibawa Nabi Muhammad SAW tersebut. Perempuan itu juga mencoba berdialog dengan sejumlah mualaf untuk membantunya menemukan jawaban atas berbagai pertanyaan yang masih mengganjal di dalam kepalanya.

Dari penelitian yang dilakukannya tersebut, Lori akhirnya menemukan bahwa ajaran Islam ternyata sangat dekat dengan Kristen. Kaum Muslimin juga mengimani Taurat, Zabur, dan Injil sebagai kitab suci yang diturunkan Tuhan kepada para nabi. Namun, di dalam Islam tidak dikenal konsep trinitas, karena sifat-sifat Tuhan tidak sama seperti makhluk yang bisa berkembang biak.

Selain itu, kaum Muslimin juga mengimani Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir yang dipilih Allah untuk membawa peringatan dan kabar gembira kepada umat manusia. Setelah mempelajari Islam secara sungguh-sungguh, Lori akhirnya berkesimpulan bahwa semua yang diajarkan agama itu memang masuk akal baginya.

Lori kemudian mencoba mendengarkan lantunan ayat-ayat suci Alquran lewat internet.

Bagaimana kesannya? Wow! Betapa indah dan merdu lantunan Alquran itu. Ini membuat air matanya menetes ketika mendengarnya meski ia tidak tahu maknanya karena diucapkan dalam bahasa Arab. “Saya merasakan kedamaian yang belum pernah saya rasakan sebelumnya,” kata ibu dua anak tersebut.

Perjalanan Lori mencari hidayah Islam akhirnya mencapai puncaknya. Hari itu, sekitar pukul dua dini hari, Zouhair baru saja pulang kerja. Lori memberitahu sang suami bahwa ia telah mempelajari Islam tanpa sepengetahuan laki-laki itu. “Saya katakan kepada Zouhair, saya ingin menjadi seorang Muslimah,” ujarnya.

Air mata sang suami pun keluar karena merasa terharu mendengar pengakuan istrinya tersebut waktu itu. Zouhair tersenyum dan kemudian memandu Lori mengucapkan dua kalimat syahadat.

 

sumber: Republika Online

Apakah Mualaf Wajib Mandi Ketika Masuk Islam?

DARI Abu Hurairah radhiyallahu anhu dalam kisah islamnya Tsumamah bin Utsal dimana Nabi shallallahu alaihi wasallam menyuruhnya untuk mandi.” (HR Abdurrazaq dan asalnya muttafaq alaih)

Para ulama berbeda pendapat, apakah orang kafir yang hendak masuk islam wajib mandi atau tidak. Yang kuat -wallahu alam- tidak wajib dengan alasan sbb:

1. Banyak sahabat yang masuk islam. Kalaulah setiap yang masuk islam wajib mandi, tentu akan dinukil kepada kita secara mutawatir.

2. Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mengirim Muadz ke Yaman untuk menyeru kepada islam. Namun beliau tidak diperintah oleh Nabi untuk menyuruh agar orang yang mau masuk islam mandi.

Al Khathabi rahimahullahu berkata, “Mayoritas ulama berpendapat tidak wajib mandi (untuk masuk islam).” [Abu Hamzah Suparwan]

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2311128/apakah-mualaf-wajib-mandi-ketika-masuk-islam#sthash.hPKguKkc.dpuf

Setelah Bersyahadat, Dedi tak Ragu Jalankan Puasa Ramadhan

Keinginan mulia Dedi Setiawan untuk memeluk Islam akhirnya terwujud. Pria kelahiran Tanjung Karang 06 Februari 1970 ini mengaku telah lama tertarik pada Islam. Hal ini disebabkan karena Islam adalah agama yang mengajarkan kebenaran.

Menurutnya, kebenaran Islam tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, misalnya saat berpuasa di bulan suci ramadhan. Puasa bukan menjadikan seseorang jatuh sakit, tapi sebaliknya menurut Dedi justru puasa menjadi salah satu cara agar tetap sehat.

Orang yang berpuasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena menjalankan diet sehat yang seimbang di antara waktu puasa, maka orang yang berpuasa akan mendapatkan kekebalan tubuh.

“Kita makan tiga kali sehari. Memakan lemak, makanan yang mengandung kolesterol, dan zat-zat berbahaya seperti penyedap makanan dan lainnya. Ini tentu tidak baik bagi kesehatan,” paparnya seperti dilansir annaba-center.com, Rabu (13/7).

Dedi menjelaskan, dengan berpuasa tubuh kita secara alami melepaskan racun dan mengurangi timbunan lemak jahat yang tidak baik bagi tubuh. “Sebab itulah puasa menjadi cermin akan kebenaran sebuah agama, khususnya Islam karena agama mengajarkan sesuatau yang benar dan baik bagi penganutnya.”, terang Dedi

 Sebagai seorang Katholik yang kini memeluk Islam, Dedi begitu kritis akan ajaran yang ada pada Katholik dan membandingkannya dengan Islam hingga akhirnya ia memantapkan diri untuk memeluk Islam karena ia menganggap Islam-lah agama yang benar.

Tanpa menunggu waktu lama, setelah mendengarkan penjelasan lebih lanjut mengenai Islam yang disampaikan oleh pimpinan Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan Annaba Center Indonesia, KH. Syamsul Arifin Nababan, Dedi kemudian mengucapkan kalimat syahadat.

 Pria yang berprofesi sebagai karyawan swasta ini merasa lega akhirnya bisa bersyahadat dihadapan Kiai Nababan. Usai pensyahadat tersebut, Kiai Nababan menjelaskan bahwa sebagai seorang muslim, kini Dedi memikul tanggung jawab untuk melaksanakan yang ada pada rukun Islam dan wajib beriman kepada yang ada pada ruku iman.

“Pak Dedi, setelah mengucapkan kalimat syahadat, pak Dedi berkewajiban untuk mengerjakan yang ada pada rukun Islam. Sholat wajib lima kali sehari semalam, mengerjakan puasa di bulan suci ramadhan, membayar zakat karena dalam rezeki yang diberikan oleh Allah terdapat hak orang-orang yang tidak mampu, dan kalau ada kelapangan rizki serta memiliki kemampuan, pak Dedi wajib pergi haji sekali seumur hidup.”, ucap Kiai Nababan.

 

sumber: Republika Online

Centro Islamico Saksi Warga Hispanik Bersyahadat

Berdiri di depan tempat shalat, Alfonso Flores, muslim Hispanik berusia 29 tahun, berpelukan dan berjabat tangan dengan muslim lain di Centro Islamico, Houston. Centro Islamico merupakan pusat komunitas muslim Hispanik pertama di Cinco de Mayo.

Flores baru saja mengucapkan dua kalimah syahadat pada Sabtu (9/5) di masjid Centro Islamico. Masjid yang berada di Cinco de Mayo ini memang merupakan temat berkumpul muslim keturunan Amerika Latin.

Sebagian besar mereka berasal dari keturunan Kolombia, Puerto Rico, Meksiko dan Kuba, yang memilih menjadi seorang muslim di Amerika Serikat. “Kami seperti keluarga di sini,” kata Ana Ortiz, Muslim asal New Jersey yang juga keturunan Puerto Rico dilansir dari TheGuardian, Senin (9/5).

Sejak dibuka pada 30 Januari 2016 lalu, 18 muslim Hispanik telah melakukan syahadat di masjid ini. Saat ini ada lebih dari 55 juta warga keturunan Hispanik di AS, dan beberapa diantara mereka merupakan bagian dari lebih dari tiga juta muslim yang saat ini ada di AS.

Diperkirakan jumlah muslim keturunan Amerika latin di AS akan terus bertambah dari 30 ribuan menjadi 300ribuan dalam satu dekade terakhir. Ini terlihat dari semakin banyaknya masjid berdiri dari komunitas muslim Hispanik.

Centro Islamico Houston adalah satu diantara beberapa masjid pertama dari kalangan Hispanik, setelah sebelumnya berdiri New Yosk Islamica pada pertengahan 1990an, yang kemudian ditutup pada 2005.

“Kami sebelumnya berkumpul di masjid yang berbeda. Tapi kemudian kami memutuskan untuk mengumpulkan orang orang Hispanik dan belajar tentang Islam di Centro Islamico,” kata Magidel Morris.

Bagi muslim Hispanik lain seperti Jalil Navarro, kehadiran Centro Islamico ini adalah tempat belajar tentang Islam bagi mereka yang sangat awam. “(Latin) ingin belajar tentang Islam dengan bahasa Spanyol, tapi terkadang di beberapa masjid tidak ada muslim yang melayani mereka jika hanya menggunakan bahasa Inggris,” kata dia.

Ken Chitwood seorang mahasiswa doktoral dari Universitas Florida dalam risetnya menuliskan, di Centro Islamico mereka benar-benar bisa menjadi wadah para mualaf keturunan latin mengintegrasikan dirinya dalam Islam.

Dalam penelitan Chitwood menemukan bahwa kebayanakan muslim latin berasal dari Amerika Tengah dan Selatan dengan prinsip agama Katolik yang kuat. “Ada semacam pengembaraan spiritual yang terjadi pada mereka,” kata dia. Beberapa mereka mengalami ketidakpuasan spiritual dari keyakinan sebelumnya dan mencari nilai ketuhanan baru.

“Kami memiliki akar seorang muslim, yang akhirnya Islam mengubah hidup saya,” kata Navarro yang telah tiga tahun memeluk Islam.

 

sumber: Republika Online

Wah, Maher Zain Ternyata Mualaf!

NAMA Maher Zain dikenal sebagai musisi yang beragama Islam. Namun, tak banyak yang tahu bahwa ternyata Maher merupakakn seorang mualaf.

Asal dari Swedia

Maher Mustafa Maher Zain (bahasa Arab: ماهر زين – lahir di Tripoli, Lebanon, 16 Juli 1981; umur 34 tahun). Ia adalah seorang penyanyi, penulis lagu, dan produser musik asal Swedia berdarah Lebanon. Dari banyaknya penggemar di halaman facebooknya, Maher Zain menjadi bintang dalam musik Islam modern. Ia Merilis album perdananya berjudul Thank You Allah tahun 2009 oleh Awakening Records dan menjadi album yang sukses sekaligus mengangkat kembali pamor musik Islam di dunia. Album keduanya yang berjudul Forgive Me dirilis tahun 2012 oleh label yang sama.

Keluarga Maher pindah ke Swedia ketika ia berumur 8 tahun. Ia menyelesaikan kuliahnya dan mendapat gelar sarjana dalam bidang Teknik penerbangan. Setelah lulus, Maher memasuki industri musik di Swedia dan bekerja dengan Nadir Khayat (RedOne), produser musik Swedia Kelahiran Maroko pada tahun 2005. Setelah RedOne pindah ke New York tahun 2006, ia pergi ke Amerika Serikat dan memasuki industri musik di sana. Ia menjadi produser rekaman dengan penyanyi R&B asal Amerika Kat DeLuna.

Maher memutuskan untuk kembali ke Swedia dan berpindah karir menjadi seorang penyanyi dan penulis lagu yang bernafaskan islami serta religius.

Banting haluan jadi musisi religi

Pada bulan Januari 2009, Maher bekerjasama dengan perusahaan musik islam Awakening Records danmulai membuat proyek album perdananya dan akhirnya pada tanggal 1 November 2009, album perdana Maher dirilis dengan nama Thank You Allah. Album tersebut berisi 13 lagu dengan 2 lagu tambahan. Album ini dirilis kembali dalam versi perkusi dan versi bahasa Prancis yang ada di salah satu lagu tersebut.

Menurut Maher, ia memeluk Islam pada akhir tahun 2007, tepatnya bulan Ramadhan. “Sebelumnya saya sangat tersesat dan serba bingung. Saya mulai mempertanyakan hal-hal seperti kenapa kita ada di dunia ini? Apa yang harus kita lakukan di sini? Apa tujuan kita hidup?” tuturnya. “Saya juga banyak berpikir tentang kematian, tentang kehilangan orang tua dan saudara-saudara. Banyak sekali pikiran gila yang berkecamuk di benak saya, dan saya yakin banyak juga orang yang mengalami hal seperti ini. Ditambah lagi saat itu saya berada di lingkungan yang buruk, dikelilingi teman-teman yang buruk pula. Alhamdulillah setelah saya memutuskan untuk memeluk Islam, saya mulai mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tadi. Sedikit demi sedikit saya mulai memahami.”

Lantas apa yang ia dapatkan setelah memeluk Islam? “Setelah saya memeluk Islam, saya sadar bahwa banyak sekali yang bisa saya bagikan kepada anak-anak muda seusia saya dan yang berada di situasi yang sama dengan saya. Saya ingin bisa menginspirasi mereka. Karena itulah akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan industri musik pop dan memilih jalan ini,” ujarnya lagi.

Orang yang religius

Sebagai penyanyi lagu religi, Maher mengaku sebagai seorang yang religius. “Tapi apa sih definisi religius itu? Shalat, puasa, tentu saya jalankan. Tapi bagi saya Islam adalah jalan hidup. Bukan sesuatu yang saya jalankan sebagai sampingan. Islam is the way I’m living. Berbuat baiklah pada sesama, hormati semua orang, jangan pernah sakiti orang tuamu bahkan dengan satu kata, apa pun yang diajarkan Islam, semuanya adalah hal yang baik. This is what Islam is for me and I’m trying to live it everyday,” ujar Maher.

Maher saat ini tinggal di Swedia. Menurut Maher, tentu saja agak lebih sulit dibandingkan muslim yang tinggal di Indonesia atau negara lain yang mayoritasnya pemeluk Islam. “Tapi alhamdulillah Islam sudah mulai berkembang di Swedia. Anak-anak muda muslim di sana sudah bisa memberi gambaran seperti apa Islam yang sesungguhnya dan orang-orang di sana pun sudah bisa melihatnya. Tentunya masih ada yang berpandangan negatif, tapi kami berusaha selalu mentolerir,” terangnya lagi. []

 

 

Sumber: Islam Pos

 

Jepretan Hidayah Peter Sanders

Fotografer profesional asal Inggris ini memutuskan menjadi Muslim saat ia berusia 24 tahun. Pria kelahiran 1946 ini memulai kariernya sebagai fotografer internasional sekitar 1960-an.

Saat itu, ia menjadi fotografer untuk orang-orang terkenal dalam bidang musik, seperti Bob Dylan, Jimi Hendrix, The Doors, The Who, dan The Rolling Stones.

Menjelang akhir 1970-an, Sanders mulai merasa bosan dengan aktivitas yang ia jalani. Ia akhirnya memutuskan untuk melakukan perjalanan spiritual ke India. Sanders langsung mengemas barangnya dan melakukan perjalanan ke India. Di sana, ia memutuskan untuk mencari seorang guru spiritual.

Sesampainya di India, Sanders akhirnya menemukan seorang guru spiritual yang ia cari.  Guru tersebut beragama Hindu. Namun, menurutnya, kualitas ajaran yang dimiliki guru itu sama dengan seorang Muslim.

 

Belajar ke Saudi

Ia  belajar di India sekitar enam bulan. Dan, ketika ia memutuskan untuk kembali lagi ke Inggris, beberapa temannya telah menjadi Muslim.

Namun, ada juga beberapa teman dekatnya yang justru semakin bergantung pada narkoba dan alkohol. “Seolah-olah Tuhan berkata kepada saya, arah mana yang akan saya pilih?” ujarnya.

Pria kelahiran London ini dulunya tidak mengenal Islam sama sekali. Keputusannya menjadi Muslim ia ambil tanpa banyak mengetahui tentang hal itu.

Akhirnya, Sanders memutuskan untuk pergi ke Arab Saudi. Di pusat kelahiran Islam itu, ia menemukan keindahan spiritual Islam dan meninggalkan kesan yang tak terhapuskan kepadanya.

Naik Haji

Perkenalannya dengan Islam terbilang singkat. Sanders hanya perlu waktu tiga bulan untuk berikrar syahadat. Setelah kembali ke Inggris, ia memeluk Islam dan Abdul-Adheem merupakan nama Muslimnya.

Berada di bawah naungan Islam, Sanders benar-benar tertarik menunaikan haji, meski ia tak cukup memiliki biaya. Guru spiritualnya mengetahui niatan Sanders, lalu memberinya tiket pergi haji. Sayangnya, sang guru wafat dalam perjalanan menuju tanah suci, Makkah.

Niat mulia itu terlaksana pada 1971. Kesempatan ini ia manfaatkan untuk diabadikannya melalui jepretan foto. Ia sempat mendapat kesulitan izin mengambil gambar, apalagi ia seorang mualaf dan orang bule.

Sanders tak berhenti bersyukur saat seseorang menjaminkan diri kepadanya dan siap bertanggung jawab.

 

Jepretan Dakwah

Dalam proses usaha memperoleh izin ini, ia teringat pernyataan penyair yang menjadi penyemangatnya, yaitu: “Untuk melihat realitas Madinah, yang kita butuhkan lebih dari lensa kamera, tetapi juga memerlukan visi.” Seakan ingin memiliki visi ini, Sanders berusaha menyampaikannya kepada orang lain melalui hasil jepretannya.

Iktikadnya itu membuahkan hasil. Gambar-gambar yang ia ambil muncul di berbagai media internasional, seperti Sunday Times Magazine, The Observer, dan jurnal utama lainnya.

Bagi Peter Sanders, iman dan fotografi menjadi bagian penting dalam perkembangan spiritualnya. Dulu, ia memotret orang-orang terkenal di industri musik.

Namun, sekarang dengan kamera yang ia miliki, ia juga memotret situs-situs suci umat Islam di dunia. Baginya, perjalanan hidupnya lebih dari perubahan fokus untuk lensa kameranya.

Fotografi pada dasarnya, menurut Sanders, adalah sarana untuk menumbuhkan semangat Islam. Semenjak memeluk Islam, ia telah menghabiskan 30 tahun mendokumentasikan tradisi Islam tradisional yang kian menghilang dari bumi.

Sanders sempat menjalani satu proyek yang merupakan kompilasi dari album fotografi dan ulama besar. Ia berharap dapat mengumpulkan dana untuk memublikasikan hasil karyanya ini.

 

Karya Sanders dalam bidang fotografi sudah tidak diragukan lagi. Beberapa karyanya mendapat penghargaan di tingkat internasional. Bahkan, fotografer dunia juga memuji hasil karya fotografer Muslim ini.

Pakar seni asal Jepang, Tsuyoshi Kawasoe, menyebut hasil karya Sanders menciptakan rekor dan berbeda. Ia mampu menghasilkan karya yang menggambarkan tradisi Muslim tradisional.

Komitmen dan cinta Sanders terhadap budaya Islam tradisional telah membawanya ke tempat yang diimpikan banyak fotografer.

Menurut Kawasoe, Sanders selalu menganut prinsip bahwa fotografi adalah perpanjangan dari hidupnya.

Fotografi adalah proses yang indah dan karunia dari Allah yang telah memungkinkan ia untuk belajar banyak tentang diri sendiri dan dunia sekitar. “Foto-fotonya sangat luar biasa indah,” katanya.

Penulis asal Amerika Michael Sugich menilai, Sanders adalah satu-satunya fotografer yang saat ini memiliki rencana sistematis dan pengabdian yang besar, khususnya di dunia Islam, karena ia adalah seorang Muslim. Berkat pemahaman mendalam tentang budaya dan kesopanan spiritual, ia mampu menjangkau lokasi yang sulit disentuh fotografer Barat lainnya.

Ia telah meninggalkan catatan yang tak terhapuskan, puitis, dan menggairahkan dari waktu yang luar biasa dan budaya yang kaya serta menarik. “Ia menangkap keindahan spiritual ciptaan sendiri,” katanya. Sanders menerbitkan buku fotografi pertamanya yang berjudul, In The Shade of The Tree.

 

sumber: Republika Online