Kaji Islam, Mualaf Ku Khie Fung: Agama Paling Rasional

Mualaf Ku Khie Fung mendapat Islam agama paling masuk akal.

Ku Khie Fung masih mengingat betul masa ketika dia merasa terpuruk dan berada di titik nadir hidup. Suka cita masa remajanya seakan sirna begitu saja, begitu sang ayah meninggal dunia apda 1987. 

“Sejak papa meninggal, perekonomian kami seluruhnya dibantu keluarga besar,“ ujar lelaki keturunan Tionghoa itu saat menuturkan kisah hidupnya, sebagaimana dikutip dari arsip Harian Republika.   

A Fung demikian sapaan akrabnya, seakan-akan tak lagi memiliki tujuan hidup. Satu hal yang pasti. Dia, saudara-saudara kandungnya, serta ibunya sendiri tak mungkin terus bergantung pada keluarga besar ataupun jamaat kelenteng dan gereja terdekat.  

Anak kedua dari tiga bersaudara itu nyaris frustrasi dalam menghadapi tantangan hidup. A Fung waktu merasa, keluarga besar dan teman-temannya tak cukup menguatkannya secara psikis. Kebimbangan itu terus menghantuinya hingga beberapa bulan setelah meninggalnya sang ayah.

 Untuk menghormati ayahnya, lanjut A Fung, banyak keluarga yang berdatangan ke rumahnya. Di antara mereka adalah adik ibunya yang saat itu telah menjadi Muslim. Peringatan itu terjadi pada Desember 1987. A Fung mengaku, masih ingat betul pamannya dengan sengaja menduduki meja sesajen untuk ayahnya.  

“Saya marah besar kepada paman saya saat itu karena, bagi saya, ayah merupakan orang yang paling dihormati kami sekeluarga. Menduduki meja tersebut sama seperti menghina ayah saya,” ujar dia. 

Pamannya kemudian memperdebatkan masalah ini. Dia menyarankan A Fung untuk berpikir dengan kepala dingin. Apalagi, pemuda itu sudah dianggap sebagai orang yang berpendidikan. 

Hingga acara peringatan itu usai, wajah kekesalan belum mereda. Pamannya itu pun lantas memberikan kepada A Fung sebuah buku tentang perbandingan agama. Barulah kemudian ida pamit pulang. 

Awalnya, A Fung sekadar melihat-lihat sampul buku tersebut. Namun, lama-kelamaan, timbul minatnya untuk membaca pemberian sang paman. Akhirnya, dia menemukan suatu pemikiran yang membuka kesadarannya.  

A Fung lantas bertanya kepada seorang pendeta yang selama ini membimbingnya. Namun, jawaban yang dia terima tidak dapat memuaskan rasa penasarannya. Justru, dia semakin tertarik dengan Islam, yakni agama yang dipeluk pamannya itu. Kebetulan, rumahnya di bilangan Pagarasih, Bandung, dekat dengan sebuah masjid. 

“Saya kemudian dipertemukan dengan seorang ustadz, namanya Ustaz Ahmad Ilyas Arifin atau Ustadz Asep saya biasa menyapanya. Dia merupakan seorang pegawai Departemen Agama dan sarjana perbandingan agama. Dari dialah saya mendapatkan penjelasan tentang keyakinan dan agama. Ini begitu masuk akal,” tutur dia. 

Sejak akrab dengan Ustadz Asep, A Fung kian mempelajari Islam. Tak jarang, dia melontarkan banyak pertanyaan kepada guru agama tersebut. Bagaimanapun, tak sekalipun A Fung menemukan titik kelemahan dalam ajaran Islam. 

Pada 12 Januari 1988 A Fung telah meyakini dirinya siap memeluk Islam. Dia mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid binaan organisasi Persatuan Islam (Persis) di daerah Penjagalan, Bandung, Jawa Barat. Setelah resmi menjadi seorang Muslim, A Fung mendapatkan nama baru Islam yakni Muhammad Syarief Abdurrahman. 

A Fung menuturkan, waktu itu, dirinya belum berani untuk menyatakan secara terbuka keislamannya kepada keluarga besarnya. Sebab, dia masih khawatir mereka akan menghentikan sokongan ekonomi yang selama ini diterimanya secara rutin jika kabar itu diketahui. Apalagi, dia dan saudara- saudaranya memerlukan biaya untuk hidup sehari-hari dan sekolah.

Namun, kebimbangan itu tak lama dibiarkan. A Fung dan keluarganya yang sudah memeluk Islam akhirnya memutuskan untuk mengmumkan keyakinan barunya itu kepada mereka. 

“Sekitar 1991-1992, saya dan keluarga sempat mengalami kegelisahan. Saat itu, ibu dan adik perempuan saya juga sudah Muslim. Kami bermusyawarah untuk terbuka mengenai agama kami,” ujar dia. 

photo
Ustadz Ku Khie Fung menjalani keislamannya sekarang bersama keluarganya. – (Dok Istimewa)

A Fung menguatkan diri dan keluarganya sesama Muslim. Baginya, kebenaran seharusnya tidak dibiarkan sembunyi-sembunyi seperti halnya menjalani sebuah kebatilan. Dia ingat, pertama kali keluarga besar mengetahuinya sebagai Muslim adalah ketika dirinya membelikan sebuah jilbab untuk ibunya.

Semua terang-benderang setelah ibunya mengenakan jilbab saat bertemu dengan mereka. A Fung ingat, yang pertama kali ibu dan saudarasaudaranya terima dari mereka adalah ujaran intimidatif. Bagaimanapun, A Fung, ibu, dan adik perempuannya tetap bertahan. Sebab, ketiganya sudah bersungguh-sungguh sebagai Muslim.

Sejak saat itu, A Fung dan saudaranya terus bertungkus-lumus untuk mencari nafkah. Dia mulai berjualan apa pun asalkan itu halal, termasuk menjajakan roti sobek dan buah-buahan. A”lhamdulillah, Allah Mahamenolong. Perekonomian keluarga kami kembali bangkit,” kenang dia.

A Fung kemudian meneruskan kuliah di Universitas Bandung. Dia mengambil jurusan Perbandingan Agama. Pada 1997 dia memutuskan menikah. Hingga kini, dia dan istri telah dikaruniai dua orang anak. 

Kehidupannya sebagai Muslim kerap dilalui dengan ujian. Suatu ketika, A Fung memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. 

Dia memilih fokus berdakwah. Suatu hari, anaknya membutuhkan susu. Namun, uang yang dimilikinya hanya tersisa Rp 20 ribu, padahal harga susu saat itu mencapai Rp 47 ribu. 

Kebetulan, kenangnya, saat itu menjelang sholat Jumat. Namanya sudah banyak dikenal sebagai pengisi berbagai kajian keislaman. A Fung pada hari itu kemudian dihubungi pihak masjid untuk mengisi khutbah Jumat. 

Dalam hati, berpikir akan mendapat balasan dari khutbah Jumat. Ternyata, setelah sampai di masjid tersebut bukan aku yang dipanggil. “Ini bukan salah panitia, tetapi aku yang salah lokasi. Jadi, bukannya uang Rp 20 ribu bertambah, justru berkurang,” kata A Fung.

Sampai di rumah, dia pun bercerita kepada istrinya. Tersadarlah dirinya. Dia merasa, peristiwa itu adalah teguran dari Allah SWT. Sebab, niat dakwahnya sudah berbeda, tak lagi lillahi Ta’ala. Dia menyadari, berdakwah tidak boleh dijadikan sebagai sumber penghasilan.

A Fung memiliki filosofi tersendiri dalam dunia dakwah. Menurut dia, seorang dai bagaikan melihat laut yang indah, tetapi hanya dari pinggir pantai. Dai belum sampai menikmati keindahan laut di kedalamannya. Untuk yang sudah mampu menyelam, mereka pasti dapat memegang mutiara yang indah di dasar lautan. Seperti itulah kira-kira dalam mempelajari Islam, simpul A Fung.

Kini, namanya dikenal sebagai pemuka Masjid Lao Tse Kota Bandung, Jawa Barat. Sudah tujuh tahun aktif memimpin takmir masjid tersebut. Sekitar 40 orang sudah dibimbingnya selama ini untuk menjadi mualaf. Sebagian besar mereka adalah orang keturunan Tionghoa.  

KHAZANAH REPUBLIKA

Masjid Sunda Kelapa Islamkan 19 Ribu Orang

Sejak 2003, Masjid Sunda Kelapa fokus pada pembinaan mualaf.

Masjid Agung Sunda Kelapa, Jakarta mempunyai program sertifikasi bagi mualaf sejak 1983. Hingga tahun ini, diperkirakan ada sekitar 19 ribu mualaf yang mengucapkan dua kalimat syahadat di masjid tersebut.

Sekretaris Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Ismed Hasan Putranto menjelaskan mulanya Masjid Sunda Kelapa hanya mengislamkan orang yang ingin masuk Islam saja. Mereka datang dan dibimbing membaca kalimat syahadat. Tapi sejak 2003, masjid mulai fokus pada pembinaan mualaf.

“Sebanyak 19 ribu lebih mualaf tercatat sejak Sunda Kelapa berdiri. Kita tiap hari ada pembinaan dengan ustadz yang siaga membantu pendalaman Islam,” kata Ismed pada Republika.co.id, Rabu (22/4).

Bagi yang memproklamirkan diri sebagai Muslim di Masjid Sunda Kelapa akan mendapat sertifikat. Nantinya, sertifikat ini digunakan mengubah kolom agama di KTP.

“Sertifikat masuk Islam ada juga kami keluarkan buat yang mualaf disini,” ujar Ismed.

Dari Senin hingga Jumat, Masjid Sunda Kelapa membuka pembinaan mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 WIB. Ada beberapa materi yang diberikan kepada mualaf, seperti aqidah, syariat, ibadah, rukun iman, rukun Islam, dan larangan dalam Islam.

“Tidak kami lepas, mereka kami bina terus secara kontinu. Biasanya mualaf tiap seminggu sekali juga ada pertemuan diantara mereka sendiri bikin pengajian, mereka ada komunitasnya,” ujar Ismed.

Masjid Sunda Kelapa menyadari mualaf kerap bermasalah dalam tempat tinggal setelah diusir keluarga. Pengurus masjid tetap berupaya membantu mualaf menemukan tempat bernaung sementara.

Ismed berharap makin banyak jamaah yang membuka pintu bagi mualaf. Sebab sesama Muslim ialah bersaudara, termasuk mualaf.

“Boleh tinggal beberapa hari di masjid, tapi kalau lama tidak bisa. Kami bantu carikan keluarga yang siap tampung dari jamaah lain,” ucap Ismed.

KHAZANAH REPUBLIKA

Mualaf Rasheed: Saya Yakin Allah SWT yang Berikan Hidayah

Mualaf Rasheed meyakini Allah SWT menurunkan hidayah.

RETumbuh menjadi dewasa dalam tradisi agama tertentu ternyata membuat seseorang tak merasakan kepuasan batin. Makin lama dia menyelami ajaran agamanya, makin dalam dia menemukan kehampaan hati.

Hal itu dialami Rasheed asal Florida Amerika Serikat. Sejak kecil dia sudah diarahkan untuk taat menjalani keyakinan orang tua yang setiap akhir pekan selalu memanfaatkan waktu untuk beribadah. Dia pun diarahkan untuk mendalami pesan-pesan dalam kitab yang menjadi pedomannya.

Rasheed diharapkan dapat menjadi insan yang memahami dan menjalankan tradisi agama dari orang tuanya. Apa yang sudah diajarkan dan dijalani ayah dan ibunya harus Rasheed jalani dalam kehidupan sehari-hari.

Meski diarahkan untuk menjalani keyakinan tersebut, Rasheed ternyata menyempatkan diri untuk mempelajari agama lain. Dia tertarik dengan tradisi timur, seperti Buddhisme, Taoisme, dan Hinduisme.

Tentang Islam? Dia belum tertarik. Mungkin karena pengaruh pemberitaan sejumlah media massa di tempatnya yang kerap memberitakan Islam secara negatif. Ditambah lagi dengan analisis sejumlah tokoh dan intelektual yang kerap mendiskreditkan Islam.

Apakah Rasheed ikut menjelekkan Islam? Tidak. Daripada menghabiskan energi untuk mengikuti apa yang mereka lakukan, lebih baik melaksanakan hal lain yang positif. Alhasil, dia tidak mengkaji Islam. Dia biarkan orang lain mendalami risalah Ilahi itu.

Insiden 11 September yang merobohkan World Trade Center (WTC) Amerika Serikat menjadi perhatian berbagai kalangan. Masyarakat umum pun selalu membicarakan kejadian tersebut sambil mengaitkannya dengan Islam. Namun, lagi-lagi Rasheed belum tertarik untuk memeluk Islam.

Suatu ketika teman dekatnya sejak sekolah membuat keputusan penting. Dia memutuskan untuk meninggalkan agama yang selama ini dianutnya dan mengucapkan dua kalimat syahadat, tanda seseorang telah memeluk Islam.

Rasheed bertanya-tanya, ada apa gerangan? Bagaimana bisa memeluk suatu keyakinan yang kerap menjadi sorotan negatif banyak orang. Islam terus mendapatkan nilai buruk dari masyarakat setempat karena selalu dikaitkan dengan terorisme dan radikalisme yang menghantui masyarakat Barat.

Kejadian ini membuatnya menghabiskan banyak waktu untuk mendalami Islam. Ajaran apa itu? Siapa yang membawanya? Bagaimana sejarahnya bisa berkembang? Apa dampaknya bagi peradaban lain?

Rasheed mulai mencari jawaban semua pertanyaan itu secara perlahan. Pencarian ini tidak murni untuk mengkaji Islam, tetapi lebih untuk sebuah ambisi untuk mengembalikan teman akrabnya kepada keyakinan sebelumnya.

Ketika mendalami Islam, dia membuat kajian dan tulisan. Rasheed selalu berdiskusi dengan temannya. Perdebatan muncul di antara keduanya, terutama masalah doktrin-doktrin agama. Kemudian, dia terus berdiskusi mengenai Islam dan makin mendalami ajaran tersebut. Perlahan tetapi pasti, benih cinta kepada Islam mulai tumbuh.

Rasheed mulai mengagumi konsep tauhid yang menyuarakan keesaan Tuhan yang menjadi rujukan seluruh makhluk hidup di berbagai zaman. Bagaimana mungkin Allah memiliki keturunan? Bukankah Dia Mahasempurna sehingga tak satu pun makhluk di alam ini yang menyerupainya.

Sebelumnya dia meyakini Tuhan seperti ajaran agama sebelumnya. Namun, sebenarnya dia tak benar-benar memahami konsep ketuhanan dalam ajaran yang diyakininya. Lalu, bagaimana mungkin seseorang memercayai sesuatu tetapi tidak dapat mengerti tentang hal itu.

Allah telah menurunkan para rasul dan nabi untuk membawa manusia kepada tauhid. Namun, apa yang terjadi? Banyak dari mereka yang justru mengingkari ajakan itu. Bahkan, mereka tidak segan-segan memerangi para nabi dan rasul, seperti yang dilakukan Fir’aun terhadap Nabi Musa AS. Proses diskusi panjang inilah yang membawanya justru memeluk Islam.

Dia akhirnya menyadari bahwa tak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Kalimat syahadat dibacanya pada 2004. “Ya, saya tidak mencari kebenaran seperti yang dilakukan beberapa orang. Namun, saya rasa Allah-lah yang menuntun saya. Alhamdulillah,” tutur dia dalam sebuah wawancara.

Jujur, setelah memeluk Islam hidupnya belum banyak berubah karena dia dibesarkan dengan kebiasaan yang baik. Gaya hidupnya pun tidak banyak berubah. Namun, di dalam Islam dalam satu hari ada banyak ibadah yang dilakukan seperti sholat lima waktu. Dia juga berhenti makan daging babi.  

Sebelum memeluk Islam, dia tidak pernah menjadi pecandu alkohol sehingga gaya hidup peminum memang tidak pernah dilakukannya. Ajaran ini adalah cara hidup yang sempurna.

“Islam satu-satunya cara hidup yang harus diikuti orang. Ini adalah cara hidup yang lengkap yang tidak akan Anda temukan dalam agama lain,” kata dia sebagaimana dikutip dari Youtube.  

Risalah Ilahi ini merupakan yang paling logis dan tidak ditemukan pada agama lain. Islam adalah agama yang masuk akal. Di dalamnya terdapat pedoman hidup yang diperintahkan dan diatur oleh Allah SWT dengan sempurna.  

Bagi mereka yang baru mengenal Islam, Rasheed menyarankan agar yakinlah pada Tuhan dan jangan khawatir. Jika memiliki teman Muslim, mereka dapat mengajari tentang Islam dan selalu bersedia untuk berdiskusi. “Jangan malu untuk meminta diajak ke masjid dan berbicara dengan imam masjid,” kata dia.  

Jika seseorang memutuskan mengambil jalan Islam, selamatlah dia. Islam memiliki doa dan petunjuk agar sukses dalam kehidupan ini maupun akhirat. Rasheed menyarankan beberapa hal bagi mualaf maupun mereka yang baru mempelajari Islam.

Pertama, setiap orang harus mewaspadai informasi apa pun yang didapatkan terkait Islam. Jangan terburu-buru bergabung dengan sekte atau aliran tertentu berslogan dan terkait dengannya. 

Kedua, pelajari informasi yang didapatkan. Tidak perlu terlalu terburu-buru karena informasi pertama biasanya baru permulaan jalan kebenaran yang akan dilalui. Ketika baru mulai, tidak bisa seseorang mencapai kebenaran tertinggi dalam waktu cepat.

Ketiga, maksimalkan waktu dan terus sucikan niat untuk mencari kebenaran. Lakukan segala sesuatu hanya demi Allah, terutama dalam beribadah. 

KHAZANAH REPUBLIKA

4 Cara Tingkatkan Kepercayaan Diri Sebagai Mualaf

Menjadi seorang mualaf tidak luput dari berbagai cobaan.

Setiap bagian diri Anda tahu telah membuat keputusan yang tepat dengan memeluk agama Islam. Anda membaca syahadat dengan perasaan cinta pada Allah SWT dan sukacita.

Anda mengucapkan ‘Saya bersaksi tidak ada Tuhan yang layak disembah selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah’. Kini hatimu bisa menikmati perasaan damai yang menyelinap ke dalam diri.

Jika kamu baru menjadi seorang mualaf, ini empat cara meningkatkan kepercayaan diri sebagai seorang Muslim, dilansir dari About Islam, Senin (2/3).

Prioritaskan iman

Salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan sebagai seorang Muslim baru adalah memprioritaskan iman. Luangkan waktu yang diperlukan untuk mempelajari semua dasar-dasarnya seperti shalat, puasa, membaca Alquran, dan lain-lain.

Dalam kehidupan sehari-hari yang sibuk dan cepat, luangkan waktu khusus untuk mempelajari Islam di dalam dan luar. Usahakan setiap hari mempelajari sesuatu tentang Islam.

Misalnya, satu jam membaca Alquran atau mendengarkan ceramah yang bermanfaat dan dapat memperkuat rasa percaya diri. Bergabung dengan kelas Muslim atau grup belajar dan tempatkan Islam di garis depan dalam hidupmu.

Bayangkan seolah iman kamu sebagai telur yang rapuh. Sehingga kamu tidak akan membuangnya secara kasar dari tangan ke tangan. Sebaliknya, kamu akan memperlakukannya dengan lembut dan hati-hati agar tidak retak.

Ubah yang negatif menjadi positif

Kepercayaan diri kamu sebagai seorang Muslim baru harus dapat menghadapi kritikan terhadap Islam. Apakah kritik itu datang dari orang yang dicintai atau orang asing di jalan. Sebab Muslim sering ditempatkan di bawah pengawasan yang ketat bukan karena kesalahan mereka.

Pengalaman negatif dapat memiliki efek yang membekas pada keyakinan kamu. Maka sangat penting untuk mengubah setiap hal negatif menjadi hal positif. Mungkin akan ada seseorang yang berkomentar kasar tentang Islam atau melakukan sesuatu yang membuat kamu merasa tidak diinginkan karena kamu memeluk Islam.

Sebaiknya kamu mengubah pengalaman negatif ini menjadi pengalaman positif yang bisa diambil hikmahnya. Misalnya, ada seorang siswi Muslim di kelas diasingkan karena mengenakan jilbab. Maka siswi tersebut bisa berkomunikasi ke guru untuk memberikan pelajaran tentang budaya dan toleransi di kelas.

Rayakan Islam

Kamu telah merasakan manisnya iman dan Islam. Kamu baru saja memulai perjalanan di jalan kebenaran. Rayakan Islam kamu setiap hari dengan menyembah Allah. Sembah Allah sendiri tanpa terlihat orang lain. Ini akan membuat kamu merasa lebih dekat dengan Allah.

Luangkan waktu sejenak untuk mengatakan ‘Alhamdulillah’ atau ‘terima kasih Allah’ karena telah memberi hidayah. Seperti yang diungkapkan Allah SWT dalam Alquran; “…Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu…” (Al-Maa-idah ayat 3).

Menjadi seorang Muslim benar-benar mulia dan berharga. Muslim juga diberkati karena memiliki Alquran sebagai pedoman hidup, dan Nabi Muhammad SAW sebagai guru. Maka menjadi seorang Muslim adalah prestasi ajaib yang layak untuk dirayakan.

Yakinlah pada Allah

Bagi seseorang yang baru memeluk agama Islam, biasanya akan mendapat serangan yang memancing emosi dari teman dan orang yang dicintai. Kepercayaan diri kamu sebagai seorang Muslim baru dapat turun drastis.

Maka sangat penting untuk proaktif menjaga kepercayaan diri kamu demi iman dan cinta kepada Allah SWT. Ingat, kamu menjadi seorang Muslim karena memiliki keyakinan mengikuti jalan yang benar. Sekarang kamu harus mempercayakan keyakinan kamu kepada Allah untuk mengangkat kepercayaan diri ketika sedang turun.

Menjadi seorang Muslim baru mungkin akan sering merasa kesepian karena banyak anggota keluarga memutuskan komunikasi. Namun, tidak peduli seberapa kerasnya ujian, yakinlah kamu dijaga oleh Allah. Sebab Allah berkuasa atas segalanya dan mengetahui apa yang terbaik untukmu.

KHAZANAH REPUBLIKA

Bersyahadat 2 Tahun Lalu, Jupiter: Islam Agama yang Sejuk

Ahmad Lukman Jupiter merasakan Islam agama yang damai.

Mualaf asal Belitung Ahmad Lukman Jupiter mengatakan Muslim Tionghoa kini sudah mulai berkembang. “Saya melihat Muslim Tionghoa berkembang cukup baik, mereka banyak berkontribusi dengan banyak menyelenggarakan majelis taklim, membuat kegiatan tentang Islam,” jelas dia ditemui di Kantor DPRD DKI Jakarta, Selasa (17/12).  

Jupiter yang juga menjabat sebagai anggota DPRD DKI Jakarta Komisi C merasa bersyukur telah menjadi bagian dari umat Islam Indonesia. Apalagi sebagai etnis Tionghoa dapat memberikan kontribusi positif bagi umat Islam.  

Berbagai kegiatan yang terkait tentang Islam pun banyak dilakukan oleh Muslim Tionghoa, beberapa di antaranya membantu mualaf yang baru hijrah dan berbagai kegiatan sosial lain. Jupiter pun ikut ambil bagian dalam kegiatan sosial, secara rutin setiap bulan dia menggelar kajian rutin bersama anak yatim piatu di lingkungan rumah. 

Sebagai mualaf dan telah menjadi bagian dari umat Islam dua tahun lalu, Jupiter ingin menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang penuh kasih. “Agama ini merupakan agama rahmatan lil alamin, kasih sayangnya dirasakan secara universal. Saya merasakan Islam merupakan agama yang sejuk dan penuh kedamaian,” kata politisi Partai Nasional Demokrat ini. 

Islam merupakan agama yang menjunjung tinggi kebenaran. Menurut dia, Islam dapat terlihat dari karakter pribadinya yang berhati baik. Islam bukanlah agama yang kaku, meski banyak orang luar yang menganggap bahwa Islam merupakan agama garis keras. Islam menurut Jupiter merupakan agama yang sesuai dengan berbagai zaman dan lingkungan. 

KHAZANAH REPUBLIKA

Youtuber Mualaf Jay Kim: Dulu Takut Masjid, Sekarang Favorit

Youtuber Jay Kim yang kini mualaf sangat gembar mendatangi masjid.

Bagi Anda yang gemar berselancar di jejaring media sosial Youtube, nama Jay Kim (28 tahun) tidaklah asing. Kini youtuber dengan 1,16 juta subscriber itu telah memeluk Islam, Jumat (25/9/2019) di Masjid Agung Itaewon, Seuol. Dia dibimbing langsung Imam Masjid Itaewon, Rahman Lee Ju Hwa. 

Sebenarnya, dia bertemu imam masjid tersebut bukanlah yang pertama kali. Sebelumnya dia beberapa kali mengunjungi Masjid Itaewon untuk shalat dan melihat kehidupan umat muslim di masjid tersebut.  

Jumat, (11/9) tepatnya dia melaksanakan shalat Jumat dan bertemu pertama kali dengan imam masjid di sana. Tujuh bulan lalu adalah pertama kalinya dia datang ke masjid. 

“Awalnya aku takut datang ke masjid, tapi kini majid merupakan tempat favoritku dan aku merasa damai berada di masjid,”ujar pria yang memiliki nama asli Kim Jae han dalam unggahan video di channel youtube pribadinya @jaykim. Ketika datang ke majid dia merasa ada banyak keberkahan dan bertemu Muslim. Jay Kim merasa bahagia karena dapat berkumpul dengan orang-orang baik. “Mereka seperti mendapat cahaya dari Allah,”tutur dia.  

Ketika bertemu imam masjid tersebut, dia menyambutnya karena tertarik dengan Islam. Berbeda dengan yang lain, dia tidak langsung memaksa untuk langsung bersyahadat. 

Dia justru meminta Jay untuk tidak terlalu terburu-tetapi, tetapi kapan saja dia siap untuk membimbingnya bersyahadat. Menurut Imam tersebut melaksanakan perintah Allah sama halnya dengan sebuah keimanan, ini yang harus dipikirkan lebih mendalam.  

Karena banyak orang Korea yang menjadi mualaf karena pernikahan atau penasaran, tetapi mereka jarang shalat dan memilih murtad. Melaksanakan perintah Allah SWT jauh berbeda dengan budaya yang selama ini ada di Korea. “Aku harus benar-benar memikirkannya dan yakin sanggup untuk menjalani perintah Allah, aku dapat bersyahadat kapanpun,” jelas dia. 

Dia memahami bahwa menjadi Muslim harus memiliki dua hal, iman dan ketakwaan. Jadi, sekalipun sangat beriman tetapi tidak melakukan perintah Allah SWT itu tidak akan berhasil, sebaliknya melakukan perintah Allah tetapi tidak beriman itu akan percuma. Iman dan takwa merupakan gabungan untuk menjadi mulim yang sempurna. 

Tidak mudah melakukannya terutama ketika hidup di Korea, tetapi jika memiliki keinginan yang kuat dan iman akan bisa melakukannya dimana saja. Dalam mempelajari Islam juga banyak paham dan luas, sehingga imam tersebut menyarankan untuk berpegang pada hal yang utama yakni Alquran dan hadis.  

Menurut Jay, Islam itu seperti istana, membutuhkan kunci keimanan untuk memasukinya. Namun tak cukup hanya memiliki kunci, sebagai Muslim wajib memiliki petunjuk arah agar dapat berjalan dengan benar, Alquran dan hadis inilah petunjuk arah terebut.

Ketika memiliki keduanya maka mulim akan benar-benar melihat istana yang indah tersebut bertahan lama di sisa hidup bahkan hingga akhirat. Dia tidak benar-benar meyakininya. Ini berawal ketika dia belajar di sekolah dan mempelajari ilmu sains. 

Ilmu Sains mengajarkan berbagai hal yang ada di bumi, bumi yang begitu besar dan isinya membuat Jay berpikir bahwa mereka pasti ada yang menciptakan dan itu adalah sesuatu yang sangat besar dan hebat. Dia meyakininya bahwa ini hanya satu saja yang terhebat, bertentangan dengan keyakinannya. 

Kini dia menemukan jawabannya, Allahlah yang terhebat dan menciptakan bumi serta segala isinya. Semakin lama, dia semakin ingin mencari jati dirinya, seperti untuk siapa dia diciptakan dan akan kemana setelah dia meninggal nantinya.

Setelah dia banyak melakukan penelitian dan mempelajari Islam dari berbagai sumber, Jay kembali menemui Lee Ju Hwa. Dia yakin untuk bersyahadat dan menjalani segala perintah dan larangan Allah. 

Jumat, (25/9), Jay kembali mengunjungi Masjid Besar Itaewon. Sebelum bersyahadat ju Hwa kembali mengingatkan agar Jay benar-benar yakin untuk memeluk Islam. 

Ju Hwa kemudian menjelaskan beberapa hal mengenai kewajiban seorang Muslim. Hal yang paling penting dalam menjadi Muslim adalah meyakini dan menjalani apa yang ada di dalam rukun iman dan rukun Islam. 

Selain itu menjadi seorang Muslim tidak boleh mendapat paksaan dari siapapun. Bersyahadat harus niat dari diri sendiri. Imam Masjid tersebut berharap, bersyahadatnya Jay bukan karena ketenaran, tetapi karena dia meyakini bahwa Islam adalah agama yang benar yang dapat menjadi cara hidupnya  

Ju Hwa pun menasehati, beryahadat di hadapan kamera bisa saja akan ada sebagian orang yang berpikir bahwa ini akan menurunkan nilai religiusnya. Namun Jay juga mendapat pujian karena mampu belajar puasa satu bulan ketika Ramadhan karena telah memiliki keimanan. 

Setelah bersyahadat, dia pun mendapat ucapan syukur dan selamat dari teman dan ustaz yang mendampinginya. Kini dia memiliki nama Muslim Daud Kim, yang memang sebelumnya dia memiliki nama baptis David. Karena di Islam, nama David merupakan Nabi Daud.

Sebagai seorang Muslim, Daud berusaha agar dapat menjadi muslim yang sesuai dengan perintah Allah. Kini dia memiliki pakaian Muslim sehingga tidak bisa sembarangan dalam bersikap.

Dia harus mampu membuktikan Islam sejati dengan menjalani perintah dan menjauhi larangan-Nya. Dia juga disarankan untuk sering-sering mengunjungi masjid sehingga semakin menguatkan keimanannya.

KHAZANAH REPUBLIKA

Suami Istri Meksiko Masuk Islam Berkat Drama Serial Turki

Suami istri masuk Islam disaksikan pemain langsung drama Turki itu.

Sepasang suami istri asal Meksiko terinspirasi untuk masuk Islam setelah menonton serial televisi Turki yang terkenal, ‘Resurrection: Ertugrul’, Selasa (3/12). Keduanya juga telah bertemu dengan salah satu aktornya dalam sebuah acara di Los Angeles, Amerika Serikat. 

“Kami terpengaruh oleh serial TV Turki ‘Resurrection: Ertugrul’ dan aktivitas kemanusiaan Turki di seluruh dunia, dan kemudian memutuskan untuk menjadi Muslim,” kata pasangan Meksiko itu, dilansir dari laman Yenisafak, Rabu (4/12). 

Celal Al, yang memerankan Abdulrahman Alp dalam drama tersebut menghadiri pertemuan tahunan ke-22 Muslim American Society (MAS). Adalah sebuah organisasi Muslim, dan ia turut memberikan pidato tentang serial tersebut dan Turki. 

Al yang merupakan tamu Zakat Foundation, disambut dengan penuh hangat di acara tersebut. Sebuah acara yang memungkinkan umat Islam dari seluruh AS untuk bertemu. Di akhir pertemuan, pasangan Meksiko itu masuk Islam dengan membaca syahadat dibantu Al.  

Setelah menjadi Muslim, Al menghadiahi pasangan itu dua Alquran, satu dalam bahasa Inggris dan satu lagi dalam bahasa Spanyol, serta bendera Turki. “Sangat menyenangkan bagi kami untuk melihat bahwa orang-orang di seluruh dunia sangat tertarik dengan kegiatan kemanusiaan Turki. Saya sangat senang melihat contoh ini di Los Angeles,” kata Al. 

Berlangsung di Anatolia abad ke-13, ‘Resurrection: Ertugrul’, bercerita tentang periode sebelum berdirinya Kekaisaran Ottoman sekitar kehidupan Ertugrul Gazi, ayah dari pemimpin pertama kekaisaran. Serial ini menggambarkan perjuangan Ertugrul, dan prajuritnya melawan sejumlah besar musuh dari Ksatria Templar hingga penjajah Mongol.  

Adapun Turki merupakan salah satu dari lima negara pengekspor serial terbesar di dunia, negara tersebut memikat penonton dari Amerika Latin ke Asia Tengah. Menurut Kementerian Kebudayaan Turki, puluhan serial Turki diikuti lebih dari 500 juta pemirsa di lebih dari 150 negara. 

KHAZANAH REPUBLIKA

Jasmine: Perilaku Luhur Muslim Pikat Aku Masuk Islam

Jasmine takjub dengan perilaku luhur Muslim sebagai cerminan ajaran agama.

Jasmine, panggilan mojang Bandung yang kini tengah menyelesaikan sekolah desainnya di Jepang. Usianya genap 23 tahun pada 20 November lalu, tak dinyana kini telah menjadi Muslimah, cantik dengan jilbabnya.

Sejak lahir hingga SMA, Jasmine menetap di Bandung. Baru setelah lulus SMA di pergi ke Jepang untuk melanjutkan pendidikan. “Di Jepang saya belajar bahasa selama satu setengah tahun terus lanjut belajar desain busana,” jelas dia sebagaimana dikutip dari Harian Republika, Kamis (5/2). 

Jasmine mengakui bahwa dia tidak memiliki keyakinan agama apapun. Karena memiliki lingkungan keluarga Katolik, hanya sebuah rutinitas saja untuk pergi ke gereja. Meski demikian, dia tetap menjalani ritual keagamaan hingga SMA.   

Jasmine memang bukanlah orang yang dekat dengan agama. Namun berbeda setelah dia mengenal Islam, meski sebenarnya Jasmine mengetahui agama Islam sejak kecil. Ini karena asisten rumah tangga hampir seluruhnya Muslim. 

Dia pun sering melihat mereka shalat, demikian juga ketika di sekolah. Ketika mempelajari agama, Islam pun masuk ke dalam pembahasan agamanya meski hanya sekelumit saja.

Teman-teman semasa SMA pun banyak yang beragama Islam, sehingga dia tidak terlalu awam dengan agama ini. Apalagi sejak hidup di Jepang, semakin banyak Muslim yang dekat dengannya, tidak hanya berasal dari Indonesia tetapi juga dari Pakistan dan Suriah.  

Pergaulan dengan Muslim, membuatnya semakin ingin mengenal lebih dalam tentang Islam. Apalagi dengan akhlak muslim yang mereka tunjukkan, membuat Jasmine semakin tertarik dengan Islam. 

Akhlak Muslim yang baik dia lihat secara nyata melalui teman pria yang dekat dengannya. Dia merupakan orang Arab asal dari Suriah.  “Dia orang paling sabar yang pernah saya temui sejauh ini. Saya cinta sama karakter dia dan kasih sayang dia ke keluarganya. Dan saya tahu dia orangnya begitu karena hubungan dia dengan Allah dekat. Dia rajin shalat berjamaah ke masjid dan menjalankan puasa,” kisahnya. 

Akhlak temen Muslimnya yang sesuai dengan ajaran Islam tersebut, justru membuatnya iri. Karena dia selalu bisa bersikap baik dan sabar dalam menghadapi setiap masalah.

Jasmine juga takjub dengan bakti temannya kepada sang ibu. Dia tak pernah lupa untuk menghubungi ibunya setiap hari. Tak lama setelah dekat dengan pria itu, Jasmine pun menyempatkan untuk pulang ke Indonesia, liburan selama dua pekan. Dia pun menceritakan kedekatannya dengan pria Muslim kepada keluarga. 

Keluarga dan temannya sempat mengkhawatirkan Jasmine, karena agama yang dianut pria tersebut. Apalagi jika serius akan menikah tentu harus ikut agama suaminya menjadi Muslim. 

Tanpa pikir panjang Jasmine menyanggupi untuk berpindah agama jika itu memang harus. Tetapi kemudian dia memikirkan ulang jawaban spontannya itu. 

“Tapi mau tidak sepeduli apapun dengan agama, saya tidak bisa mengganti agama karena orang lain. Jika harus saya berpindah keyakinan itu memang demi saya sendiri, karena saya percaya agama ini yang terbaik untuk saya,”jelas dia. 

Sebelum mengakhiri masa liburan di Indonesia, Jasmine menyempatkan diri untuk membeli buku yang bersifat argumentatif tentang Islam, judulnya A World Without Islam (Dunia tanpa Islam) yang ditulis Graham E Fuller, mantan personel CIA yang dulu bertugas di Timur Tengah. “Karena jujur, pandangan saya sebelumnya (sebelum pergi ke Jepang) terhadap Islam itu negatif, kebanyakan saya lihat di berita oknum yang kebetulan beragama Islam itu kerjanya membuat ricuh terus dan ribet,”ujar dia. 

Pandangan dengan Islam berubah sejak di Jepang, karena teman-teman Muslim berbeda dari apa yang dipikirkannya. 

“Mereka baik, karena pandangan dasar saya negatif, saya berusaha lihat secara netral dan cari tahu juga lebih dalam (tentang Islam),” jelas dia. 

Namun isi buku tersebut ternyata menjelaskan bahwa agama bukanlah alasan sesungguhnya terjadi konflik dan terorisme. Sejak saat itu, pandangannya tentang Islam lebih terbuka meski dia belum menamatkan bukunya. 

Setelah membaca buku tersebut, Jasmine membeli Alquran terjemahan, ini berawal dari saran temannya. Mereka menyarankan untuk membaca Alquran sebelum bersyahadat. Jasmine mulai membaca Alquran sesampainya di Jepang. Jasmine merupakan pribadi yang menyukai kebebasan. Dia bukanlah orang yang suka dikekang dengan banyak aturan.

Namun ketika di Jepang yang notabene negara yang lebih bebas justru dia merasa membutuhkan panduan hidup. Jasmine membutuhkan aturan untuk mengingatkan dirinya sendiri. Dia kemudian menemukannya dalam QS Al Baqarah, merasa takjub karena panjangnya surah tersebut tetapi banyak peraturan dalam Islam yang tercantum di dalamnya.

Satu hari dia berada dalam kepenatan dalam hidup, karena kesibukan dan harus hidup mandiri. Sebelumnya Jasmine ditemani adiknya, namun sang adik pulang ke Indonesia.

Perasaannya menjadi sensitif, dan hanya Alquran yang menjadi obat penenangnya. Jasmine rutin membaca Alquran dan dia merasakan hal berbeda ketika membaca firman Allah tersebut.  

“Saat saya membaca Alquran, saya merasa tenang. Mungkin cara penulisan Alquran seperti puisi atau karena bahasa yang dipakai enak (saya beli versi bahasa Inggris) jadi saya merasa tenang aja,”tutur dia.

Dan dari situ mulai ada keinginan dari diri sendiri untuk lebih dekat dengan Allah. Dia juga semakin percaya setelah membaca Alquran bahwa Nabi Muhammad itu benar-benar nyata, karena sebelumnya tidak memikirkan sampai sejauh itu. 

Tak sampai selesai membaca QS al-Baqarah, Jasmine merasa sangat yakin, bahwa dia ingin memeluk Islam. Kira-kira hanya dalam waktu tiga pekan, keyakinan itu datang.  

Tepat pada 23 Agustus 2019, dia bersyahadat, di kamar pribadinya yang hanya beralaskan tatami (tikar bambu khas Jepang) dan futon (kasur lipat yang biasa digunkana orang Jepang). Namun saat itu belum secara resmi disaksikan orang lain, hanya secara pribadi saja.

“Awalnya hanya tertarik kemudian saya jadi jatuh cinta dengan Islam, karena semakin saya pelajari, saya semakin lihat betapa indahnya Islam terutama ajarannya. Tidak seperti orang umum banyak pikirkan, peraturan-peraturan di Islam tidak sesulit itu. Saya merasa kalau saya benar-benar ingin dekat dengan Allah, mungkin Islam jalannya, karena Islam bukan sekadar agama, tetapi juga gaya hidup,” jelas dia.

Kemudian pada (1/9/2019) Jasmine baru ke masjid Kobe, dan bersyahadat dengan dibimbing oleh imam disana. Disaksikan juga dengan sahabatnya Anggi yang juga mengajarinya shalat.

KHAZANAH REPUBLIKA


Mengapa Orang Barat Banyak yang Tertarik Masuk Islam?

Orang Barat tertarik masuk Islam puncaknya sejak 11 September.

REPUBLIKA.CO.ID, Mengapa di negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat sekarang banyak orang yang tergerak hatinya ingin mengkaji agama Islam? Fenomena ini terjadi setelah peristiwa 11 September. Bangsa yang berjaya dan maju sedang berbondong-bondong masuk agama Islam, tetapi sebaliknya di negara terbelakang dan miskin banyak orang yang ingin murtad (keluar) dari Islam. 

Mengapa fenomena ini terjadi? Mereka yang mengkaji Islam secara benar menemukan ajaran Islam seimbang dan relevan. Islam tidak mengharamkan kemoderenan, bahkan Islam menjadi penggerak ke arah kehidupan yang maju dan modern. Tetapi Islam juga menyediakan ruang untuk mendidik rohani di tengah kehidupan yang serba materialistis ini.

Islam bersifat mudah dan fleksibel, tata cara ibadahnya diatur oleh disiplin ilmu yang relevan sepanjang zaman. Islam sesuai dengan tabiat manusia yang memerlukan ketenangan dan kedamaian dalam hidup.

Islam bersifat universal, tidak jumud (monoton) dan menolak keras praktek kerahiban. Seorang Muslim ketika dia berdiri sebagai imam shalat, dia juga adalah seorang pemimpin, pengatur, pejuang, dan pekerja yang berdedikasi. Seorang orientalis terkenal, HAR Gibb, tanpa malu-malu memuji ajaran Islam. Dia berkata: ”Islam bukanlah semata-mata ajaran ibadah dan upacara, bahkan Islam meliputi politik dan kenegaraan, sosial dan ekonomi, undang-undang dan kekuasaan, serta perang dan perdamaian. Islam adalah satu sistem yang hidup.”

Inilah di antara daya tarik Islam bagi orang Barat yang berpikiran maju. Mereka menemukan keserasian di antara Islam dan gaya hidup modern yang produktif. Ciri-ciri produktivitas dalam Islam antara lain adalah, meletakkan ibadah dan bekerja sebagai satu visi dan misi kehidupan. Islam menuntut setiap umatnya agar menjadi Muslim yang produktif. Nabi Muhammad SAW bersabda: ”Jika kiamat hampir datang sedangkan di tangan salah seorang dari kamu ada biji benih yang hendak ditanamnya, maka jika dia mampu hendaklah dia menanamnya!” (HR al-Bukhari dan Imam Ahmad). 

KHAZANAH REPUBLIKA

Kisah Wanita Mualaf Asal Nigeria, 5 Tahun Sembunyikan Keimanan karena Takut Hadapi Reaksi Ibunya

MENGAMBIL keputusan untuk menjadi seorang Muslim, seorang wanita muda Nigeria telah mengungkapkan bahwa ia harus merahasiakan keimanannya selama lima tahun karena takut akan reaksi ibunya. Demikian kabar yang dilansir dari Vanguard Nigeria. 

“Saya butuh lima tahun untuk mengatakan kepada ibu saya bahwa saya seorang Muslim,” tulis wanita tersebut di Twitternya @ ayushhadeyah.

Ayushhadeyah, wanita mualaf asal Nigeria itu membeberkan kisahnya melalui serangkaian cuitan di Twitter. 

“Selama bertahun-tahun aku bertanya-tanya bagaimana dia akan menerimanya .. Jika dia akan mengalami serangan jantung dan mati … aku menunggu dengan ketakutan .. Lalu suatu hari seorang teman mengatakan padaku untuk langsung saja meneleponnya dan memberi tahu. Jika terjadi sesuatu itu karena Allah menghendaki,” tulisnya.

Dalam serangkaian tweet, wanita Muslim itu menceritakan bagaimana ia berhasil memberi tahu ibunya tentang keyakinannya yang baru. Dia menyebut, reaksi pertama dari ibunya adalah kejutan dan penyangkalan. Ibunya juga  mengakhiri sambungan telepon dan menolak untuk mendengar apapun penjelasan sang putri.

“Keesokan harinya … Sebelum aku bisa meneleponnya, dia menelepon untuk berbicara denganku untuk terakhir kalinya tentang hal itu … aku mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang akan berubah pikiran,” tulisnya.

“Memberitahunya apa yang membuatku tertarik pada Islam dan bagaimana aku tidak akan pernah kembali … Beberapa hari kemudian ibuku mulai bersikap normal denganku dan mengatakan padaku bahwa jika itu yang aku yakini maka jadilah itu … Menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan ini pundakku … Tapi saat aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa Allah yang berkuasa.”

Rangkaian tweet itu menuai reaksi positif. Kisah wanita mualaf ini telah dibagikan lebih dari 3000 kali dan disukai lebih dari 8600 kali.

“Kisah ini sangat emosional, saya berdoa dia bergabung dengan Islam di masa depan, dan semoga Allah memperkuat imaan Anda, Anda telah melalui banyak hal, rasa hormat saya kepada Anda,” tulis seseorang.

“Semoga Allah SWT membuka hatinya untuk islam dan menjaga kita semua teguh pada agamanya … ameen,” tambah yang lain.

Berikut ini cerita lengkap tentang wanita mualaf asal Nigeria yang merahasiakan keimanannya selama lima tahun karena takut menghadapi reaksi ibunya itu:

“Saya benar-benar butuh lima tahun untuk memberi tahu ibu saya bahwa saya adalah seorang Muslim … Bertahun-tahun ini saya telah bertanya-tanya bagaimana dia akan menerimanya .. Jika dia akan mengalami serangan jantung dan mati … Saya menunggu dengan ketakutan .. Kemudian satu Suatu hari seorang teman mengatakan kepada saya untuk langsung saja meneleponnya dan memberi tahu .. Jika ada …

Terjadi karena Allah menghendakinya .. Aku memikirkannya malam itu dan kemudian aku memanggil ibuku, ketika teleponnya berdering tanganku gemetar ketakutan … Tapi tetap saja itu tidak menghentikanku … Kemudian ketika dia mengangkat telepon, Aku bertanya padanya apakah dia mencintaiku dan dia berkata tentu saja dia mencintaiku dan …

Dia bertanya kepada saya mengapa saya terdengar seperti itu … Saya mengatakan kepadanya betapa saya mencintainya dan bagaimana tidak ada yang berubah dan saya masih orang yang sama yang dia bawa ke dunia ini … Masih gadis kecilnya yang tidak pernah mengatakan tidak kepadanya. Dan kemudian aku berkata padanya satu-satunya perbedaan antara aku dan kamu

Iman kami dan apa yang kami yakini … Lalu dia bertanya kepada saya apa yang saya maksudkan dengan itu … Kemudian saya memberi tahu dia bahwa selama lima tahun sekarang saya telah menjadi seorang Muslim … Dan dia diam untuk waktu yang lama … Lalu dia berkata kepada saya dia telah mencoba yang terbaik sebagai seorang ibu dan jika ini adalah bagaimana saya ingin membayarnya saat itu

Jadi .. dan dia mengakhiri panggilan .. Saya mencoba memanggilnya dia tidak mengangkat .. Tidak bisa tidur malam itu, saya menangis dan menangis meminta Allah untuk tidak membiarkannya berpikir dan membiarkan sesuatu terjadi padanya … Malam itu aku menangis dengan hati yang berat mengetahui bahwa aku telah menghancurkan ibuku ……

Hal pertama 6 di pagi hari ibuku memanggilku menceritakan semua yang telah dia lalui dan bagaimana aku telah menyakitinya … Dia berkata jika aku bisa menyimpan rahasia ini selama lima tahun maka aku bisa meracuni dia … Dia menangis dan bertanya padaku apa yang belum t dilakukan untuk saya, bagaimana dia telah berbuat salah dengan saya .. Jika dia layak

Apa yang saya lakukan padanya … Saya menangis di telepon dan begitu juga dia sambil melanjutkan …. Tetapi pada tahap ini saya melakukan ini demi Allah … Saya tidak bisa kembali … Kalau saja Islam yang salah tapi itu kebenaran dan cahaya … Saya harus menghadapinya … Jadi dia berkata jika ada

Haruskah bertanya kepada saya apakah saya memiliki seorang ibu saya harus mengatakan kepada mereka tidak ada cos mulai hari ini saya tidak lagi putrinya … Saya menangis dengan sedih ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya akan selalu menjadi putrinya, dan saya tidak akan pernah berhenti mencintainya dan menghormatinya karena itulah yang diajarkan agamaku … aku masih menangis

Ketika dia mengakhiri panggilan … Saya mencoba meneleponnya tetapi dia tidak lagi mengangkat telepon saya …. Lalu aku mengizinkannya untuk suatu saat … Keesokan harinya … Sebelum aku bisa memanggilnya, dia menelepon untuk berbicara denganku untuk terakhir kalinya tentang itu … Aku mengatakan kepadanya bahwa tidak ada yang akan mengubah pikiran saya …

Memberitahu dia apa yang membuat saya tertarik pada Islam dan bagaimana saya tidak pernah kembali … Beberapa hari kemudian ibu saya mulai bersikap normal dengan saya dan mengatakan kepada saya bahwa jika itu yang saya percayai maka jadilah … Menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkan ini dari saya bahu … Tapi saat aku mengatakan pada diriku sendiri bahwa Allah yang berkuasa

Dia mengambil kendali penuh … Ibuku telah menerima siapa aku … Alhamdulillah! Tolong letakkan dia dalam doa-doa Anda sehingga suatu hari dia akan menjadi Muslim juga. Semoga Allah membalas Anda ketika Anda melakukannya …”

Nigeria memiliki populasi Muslim terbesar di seluruh wilayah Afrika Barat. CIA Factbook memperkirakan bahwa 50% orang Nigeria adalah Muslim sementara BBC memperkirakan ini sedikit di atas 50%. []

SUMBER: VANGUARD NIGERIA | ABOUT ISLAM

ISLAMPOS