Kapan Nabi Isa Turun ke Muka Bumi?

NABI Isa turun di saat kaum muslimin akan memerangi Dajjal di saat shalat Shubuh.

Dari Abu Umamah Al Bahili, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Imam mereka adalah seorang laki-laki yang shalih. Ketika pemimpin mereka hendak maju ke depan untuk mengimami dalam shalat subuh, tiba-tiba turunlah Isa bin Maryam, maka mundurlah imam mereka ke belakang supaya Isa maju untuk mengimami shalat. Isa lalu meletakkan tangannya di antara dua bahunya (pemimpin mereka) sambil berkata, Majulah engkau dan pimpinlah shalat, karena sesungguhnya ia ditegakkan untuk kalian. Akhirnya pemimpin mereka pun mengimami mereka shalat, dan ketika shalat telah usai, Isa berkata, Bukalah pintu. (HR. Ibnu Majah no. 4067. Syaikh Al Albani dalam Shahih Al Jaami Ash Shogir no. 13833 mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Dan ketika mereka sedang mempersiapkan peperangan dan sedang merapikan barisan, tiba-tiba datanglah waktu shalat, dan turunlah Nabi Isa bin Maryam, lalu ia mengimami mereka.” (HR. Muslim no. 2897). Namun bukan yang dimaksudkan dalam hadits ini bahwasanya Isa menjadi imam shalat. Disebutkan dalam hadits lainnya, dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang berperang memperjuangkan kebenaran dan meraih kemenangan hingga hari kiamat.” Nabi shallallahu alaihi wa sallam pun mengatakan, “Kemudia Isa bin Maryam turun ke muka bumi. Lalu pemimpin mereka-mereka tadi mengatakan pada Isa, “Jadilah imam shalat bersama kami.” “Tidak. Sesungguhnya di antara kalian sudah menjadi pemimpin bagi yang lain. Allah betul-betul telah memuliakan umat ini”, jawab Isa.” (HR. Muslim no. 156)

 

INILAH MOZAIK

Siapa Orang yang Disalib Menggantikan Isa?

ADA 3 pendapat manusia mengenai orang yang disalib orang yahudi itu dan berikut statusnya. Pertama, orang yang disalib itu adalah Nabi Isa, dan disalib dalam kondisi kafir, karena tuduhan menyebarkan kesesatan. Ini merupakan anggapan yahudi. Kedua, orang yang disalib itu adalah Nabi Isa, dan disalib dalam rangka menebus dosa semua manusia, ini aqidahnya nasrani.

Ketiga, orang yang disalib bukanlah Nabi Isa, tapi salah satu muridnya yang diserupakan dengan Isa. Sementara Nabi Isa diangkat oleh Allah ke langit. Dan inilah aqidah kaum muslimin yang diajarkan oleh Allah dalam al-Quran. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449). Untuk aqidah yahudi dan nasrani, tidak perlu kita hiraukan, karena mereka sendiri tidak yakin dengan aqidah ini. Allah berfirman menceritakan aqidah mereka,

Ucapan Yahudi: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. an-Nisa: 157).

Siapa yang disalib itu? Terdapat riwayat yang shahih sampai Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau menjelaskan tafsir ayat di atas, “Ketika Allah hendak mengangkat Isa ke langit, beliau menemui para muridnya, dan ketika itu di rumah ada 12 lelaki hawariyin kemudian Isa mengatakan, “Siapakah diantara kalian yang wajahnya digantikan seperti wajahku, lalu dia akan dibunuh menggantikan aku, dan dia akan mendapatkan surga yang derajatnya sama denganku. Lalu berdirilah seorang pemuda yang paling muda usianya, “Saya.”

“Duduk.” Kata Isa. Nabi Isa mengulang lagi tawarannya, dan pemuda itu angkat tangan dan menyatakan “Saya.” Nabi Isa tetap menyuruhnya untuk duduk. Hingga berlangsung sampai 3 kali. Di yang ketiga, pemuda ini angkat tangan, “Saya.” Lalu Isa mengatakan, “Baik, kamu orangnya.” Lalu dia diserupakan dengan Isa dan Isa diangkat melalui lubang angin yang ada di atap, menuju langit. Kemudian datanglah orang yahudi yang mencarinya, mereka langsung menangkap manusia yang mirip itu, dan langsung membunuhnya, lalu mensalibnya. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/449).

Ibnu Katsir berkomentar, “Sanadnya shahih sampai Ibnu Abbas. Demikian pula yang dijelaskan beberapa ulama salaf, bahwa Isa berkata ke mereka, Siapa yang bersedia wajahnya diserupakan dengan wajahku, lalu dia dibunuh menggantikanku dan balasannya dia akan menemaniku di surga.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/450).

Sementara itu, Ibnu Jarir berpendapat bahwa yang diserupakan dengan Nabi Isa adalah semua orang hawariyin muridnya Isa. Ketika orang Yahudi yang mengepung rumah itu menangkap mereka, Yahudi itu kebingungan dan mengatakan, Kalian telah menyihir kami. Tunjukkan mana Isa, atau kami bunuh kalian semua. Kemudian salah satu diantara mereka ada yang maju, karena teringat janji Isa bahwa dia akan mendapatkan surga bersama Isa. Lalu Yahudi itu membunuh orang tadi dan menyalibnya. Namun kata Ibnu Katsir mengomentari riwayat kedua ini, “Konteksnya sangat aneh.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/451)

Apapun itu, berdasarkan riwayat ini, bahwa orang yang disalib, menggantikan Isa adalah orang soleh dan bukan orang jahat. Bahkan dia termasuk manusia yang dijamin surga. Kemudian Ibnu Katsir membantah akidah Nasrani, “Sebagian nasrani menyangka bahwa Yudas yang berkhianat memberi yahudi posisi Isa dialah yang diserupakan dengan Isa, lalu dia disalib. Dia mengatakan, “Saya bukan orang yang kalian cari, justru saya yang menunjukkan kalian posisi orang yang kalian cari.” (Tafsir Ibnu Katsir, 2/452)

Meskipun kami ingatkan, sejarah semacam ini tidak mendesak untuk diketahui muslim, dalam arti iman mereka tetap baik, meskipun mereka tidak mengetahui siapa hakekatnya orang ini. Karena itu, tidak ada penjelasan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengenai orang ini. Intinya, kita meyakini bahwa yang disalib bukanlah Nabi Isa alaihi shalatu was salam. Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

 

MOZAIK

Turunnya Nabi Isa bin Maryam

TERMASUK di antara tanda-tanda kiamat besar ialah turunnya al-Masih Nabi Isa bin Maryam alaihissalam. Alquran dan hadis-hadis telah menunjukkan hal ini. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Tidak ada seorang pun di antara ahli kitab yang tidak beriman kepadanya (Isa) menjelang kematiannya. Dan pada hari kiamat dia (Isa) akan menjadi saksi mereka.” (QS. An-Nisa: 159)

Artinya, tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Nabi Isa alaihissalam menjelang kematiannya dan pada hari kiamat Nabi Isa alaihissalam akan memberi kesaksian kepada mereka. Allah Subhanahu wa Taala berfirman: “Dan sungguh, dia (Isa) itu benar-benar menjadi pertanda akan datangnya hari kiamat. Karena itu, janganlah kamu ragu-ragu tentang (kiamat) itu dan ikutilah aku. Inilah jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf: 61)

Sesungguhnya turunnya Nabi Isa alaihissalam merupakan tanda-tanda kiamat sudah dekat. Terdapat beberapa hadis mutawatir mengenai turunnya Nabi Isa alaihissalam. Sekarang ini Nabi Isa alaihissalam hidup di langit. Allah Subhanahu wa Taala mengangkat ruhnya dan jasadnya kehadirat-Nya. Beliau akan turun ke bumi sebagai hakim yang adil yang menetapkan hukum berdasarkan syariat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam.

Asy-Syaikhani meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Dzat yang menguasai jiwaku. Sungguh, putra Maryam akan turun kepada kalian semua sebagai hakim yang adil. Lalu dia menghancurkan salib, membunuh babi, dan meniadakan pajak. Harta pun melimpah-limpah sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima (pemberian orang lain). Sehingga sujud sekali lebih baik dari pada dunia dan isinya.” Terdapat di dalam hadis-hadis shahih pula bahwa Nabi Isa alaihissalam adalah orang yang akan membunuh Dajjal. Dan setelah misi Nabi Isa bin Maryam alaihissalam selesai, beliau meninggal dunia, lalu kaum muslimin menshalatinya dan dimakamkan di kamar Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang suci.

 

MOZAIK

Ketika Nabi Isa Dialog dengan Mayat Tergeletak

DALAM sebuah perjalanan, Nabi Isa bersama para sahabatnya mendekati suatu desa yang terlihat sepi. Ketika mereka memasuki desa itu, semua penduduknya dalam keadaan tergeletak tak bernyawa, baik yang ada di dalam rumah maupun di luar rumah.

“Mereka tidaklah mati biasa, tapi mati akibat mendapat murka Tuhan. Jika tidak, mereka pasti akan menanam jasad secara bergiliran,” kata Nabi Isa setelah memperhatikan kondisi desa.

“Seandainya kami bisa mengetahui, gerangan apa yang telah menimpa mereka?” tanya sahabat yang berdiri terpaku menyaksikan jasad bergelimpangan.Setelah terdiam sejenak, utusan Allah itu pun berseru, “Wahai penduduk desa!”

Dan para sahabat pun terkejut dengan apa yang dilakukan oleh pembawa ajaran Injil itu. Tidak lama kemudian, salah satu jasad penduduk menjawab seruan putra Maryam. Sahabatnya semakin terkejut.

“Apa yang Anda ingin ketahui wahai Rasulullah?” sahut salah satu jasad.

“Mengapa engkau terbunuh dan bagaimana itu peristiwa ini terjadi?”

“Kami bangun pagi dalam keadaan sehat dan tenang, namun pada malam harinya kami telah dicampakkan ke hawiyah.”

“Apa hawiyah itu?”

“Lautan api dari gunung api yang menggelegak ”

“Lalu mengapa kalian tertimpa petaka semacam itu?”

“Cinta dunia dan ketaatan pada tiran yang membuat kami menerima petaka ini.”

“Sejauh mana kalian cinta pada dunia?” lanjut Isa.

“Seperti cinta bayi pada air susu ibunya. Setiap kali dunia datang pada kami, kami bersenang-senang. Namun ketika dunia menjauh, kami susah hati dan putus asa.”

Ketika para sahabatnya masih diam seribu bahasa menyaksikan dialog agung itu, Isa pun terdiam sejenak. Kemudian Nabiullah itu kembali bertanya, “Sejauh mana ketaatan kalian pada tiran?”

“Apa pun yang mereka katakan, kami menaatinya,” kata jasad itu.

“Mengapa di antara yang mati, hanya engkau yang menjawab?,” tanya Isa kembali.

“Karena mulut mereka telah disumbat oleh api dan malaikat telah ditugaskan untuk mengawasi mereka. Saya adalah penduduk desa ini namun tidak mengikuti perilaku mereka. Meski demikian, ketika azab Tuhan turun, saya pun terkena dampaknya. Kini, saya hanya seperti sebatas rambut yang bergelantung di atas Neraka. Saya sangat takut jatuh ke tengah-tengah api.”

Situasi kembali hening. Lalu manusia mulia yang namanya disebut 25 kali dalam Alquran itu berkata pada para sahabatnya, “Tidur di kandang sampah dan memakan roti kering lebih baik jika hal itu menjadi syarat keselamatan agama seseorang.” []

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2358359/ketika-nabi-isa-dialog-dengan-mayat-tergeletak#sthash.BtITgWQ6.dpuf

Akidah Islam Menolak Isa Disalib, Dia Masih Hidup

ALLAH telah menjelaskan dalam Alquran bahwa orang Yahudi tidak membunuh Nabi Isa ‘alaihi salam. Beliau tidak disalilb. Namun orang lain, yang Allah serupakan dengan Nabi Isa, itulah yang disalib.

Meskipun demikian, Yahudi tetap mengklaim bahwa Nabi Isa telah disalib, dan anehnya, orang nasrani membenarkannya tanpa ada rasa permusuhan terhadap mereka.

Allah jelaskan dalam Alquran:

“Di antara penyebab Yahudi kafir adalah klaim mereka bahwa kami telah membunuh Nabi Isa bin Maryam, sang utusan Allah. Padahal mereka tidaklah membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.” (QS. An-Nisa: 157)

Aqidah kaum muslimin, bahwa Nabi Isa alaihis salam masih hidup dan belum mati. Beliau diangkat oleh Allah jasad dan ruhnya. Sebagaimana yang Allah tegaskan dalam firman-Nya:

“Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisa: 158)

Dua ayat di atas dengan tegas menjelaskan bahwa Nabi Isa tidak dibunuh, tidak disalib, tapi Allah selamatkan jasad dan ruhnya, dengan Allah angkat ke langit. Kemudian di akhir zaman, nabi Isa akan Allah turunkan untuk membunuh Dajjal.

Kehadiran beliau bukan membawa syariat baru, tapi mengikuti syariat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Barulah setelah itu, beliau wafat dan dimakamkan di bumi. Sebagaimana ditegaskan dalam hadis: dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Saya orang yang paling berhak untuk memuliakan Isa bin Maryam, karena tidak ada nabi antara zamanku dengan zaman beliau(kemudian beliau menjelaskan turunnya Nabi Isa, dan melanjutkan sabdanya), Nabi Isa tinggal di bumi dalam kurun waktu sesuai yang dikehendaki Allah, kemudian beliau wafat dan disalati oleh kaum muslimin, lalu mereka memakamkan beliau.” (HR. Ahmad 9349 dan dishahihkan Al-Albani)

Ibnu Athiyah (w. 542 H) beliau mengatakan dalam tafsirnya Al-Muharrar Al-Wajiz:

Umat Islam sepakat untuk mengimani kandungan hadis yang mutawatir bahwa Nabi Isa hidup di langit. Beliau akan turun di akhir zaman, membunuh babi, mematahkan salib, membunuh Dajjal, menegakkan keadilan, agama Nabi Muhammad menjadi menang bersama beliau, Nabi Isa juga berhaji” (Al-Muharrar Al-Wajiz, 3:143)

 

 

Allahu alam. [Ustadz Ammi Nur Baits]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2372443/akidah-islam-menolak-isa-disalib-dia-masih-hidup#sthash.N2bRvymp.dpuf

Rasulullah SAW Paling Mencintai Nabi Isa

TERNYATA Nabi Isa itu paling dicintai oleh Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Dan ada perintah bagi kaum Nashrani untuk mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dan nanti akan dijelaskan pula bahwa agama para nabi itu satu, yaitu Islam dan Tauhid.

Imam Bukhari rahimahullah meriwayatkan di dalam sahihnya:

“Muhammad bin Sinan menuturkan kepada kami. Dia berkata; Fulaih bin Sulaiman menuturkan kepada kami. Dia berkata; Hilal bin Ali menuturkan kepada kami dari Abdurrahman bin Abi Amrah dari Abu Hurairah -radhiyallahuanhu-, dia berkata; Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Aku adalah orang yang paling dekat dan paling mencintai Isa bin Maryam di dunia maupun di akhirat. Para nabi itu adalah saudara seayah walau ibu mereka berlainan, dan agama mereka adalah satu.” (HR. Bukhari dalam Kitab Ahadits al-Anbiya, lihat Fath al-Bari [6/550]. Diriwayatkan pula oleh Muslim dalam Kitab al-Fadhail dengan redaksi yang agak berbeda)

Hadis yang agung ini menyimpan pelajaran berharga bagi kita, antara lain :

-Ibnu Hajar mengatakan, “Makna hadis ini adalah pokok agama mereka -para nabi- adalah satu/sama yaitu tauhid, meskipun cabang-cabang syariat mereka berbeda-beda” (Fath al-Bari [6/549])

-Hadis ini menunjukkan bahwa agama para nabi yang diutus oleh Allah di muka bumi ini adalah tauhid yaitu memurnikan segala bentuk ibadah kepada Allah semata.

-Hal itu sebagaimana firman Allah (yang artinya), “Allah mensyariatkan bagi kalian ajaran agama yang telah Allah wasiatkan kepada Nuh, dan sebagaimana juga Kami wahyukan kepadamu, dan yang Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa, yaitu hendaknya kalian menegakkan agama dan tidak berpecah belah di dalamnya” (QS. as-Syuura : 13).

-Ibnu Katsir menjelaskan di dalam tafsirnya bahwa agama yang diajarkan oleh segenap para nabi itu adalah beribadah kepada Allah semata tiada sekutu bagi-Nya, meskipun syariat mereka berbeda-beda (lihat Tafsir al-Quran al-Azhim [7/147]).

-Hal itu sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah (yang artinya),”Dan tidaklah Kami mengutus seorang rasul pun sebelum engkau (Muhammad) melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa; tidak ada sesembahan yang benar selain Aku, oleh sebab itu sembahlah Aku.” (QS. al-Anbiyaa : 25).

-Hadis ini merupakan bantahan telak bagi kaum atheis yang menolak agama.

-Hadis ini juga merupakan bantahan bagi kaum Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa alaihis salam namun tidak mau tunduk kepada ajaran Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan ia juga menjadi bantahan bagi kaum Yahudi.

-Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Demi Zat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidaklah mendengar kenabianku seorang di kalangan umat ini, Yahudi ataupun Nasrani lalu meninggal dalam keadaan tidak mengimani ajaranku melainkan dia pasti termasuk penghuni neraka.” (HR. Muslim dalam Kitab al-Iman dari Abu Hurairah radhiyallahuanhu).

-Hadis ini merupakan bantahan telak bagi kaum Liberal dan Pluralis (semacam JIL dan begundal-begundalnya) yang mengatakan bahwa semua agama itu benar; maksud mereka Yahudi, Nasrani dan Islam adalah dilandaskan pada monothesime (baca: tauhid) oleh sebab itu ada di antara mereka yang menulis buku dengan judul Tiga agama satu tuhan [?!} dengan alasan bahwa semua agama itu adalah diturunkan oleh Ibrahim alaihis salam.

-Sungguh dangkal akal mereka, sepertinya mereka belum pernah membaca -atau pura-pura tidak tahu- ayat (yang artinya), “Ibrahim bukanlah seorang Yahudi ataupun Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang bertauhid dan muslim, dan dia sekali-kali bukan termasuk golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali Imran : 67).

-Imam Ath-Thabari mengatakan : “Ini merupakan pengingkaran dari Allahazza wa jalla terhadap klaim orang-orang yang mendebat ajaran Nabi Ibrahim dan millah-nya dari kalangan Yahudi dan Nasrani. Mereka mengklaim bahwa Nabi Ibrahim berada di atas millah (agama) yang mereka anut. Ayat ini menjadi penegas sikap berlepas dirinya Ibrahim dari perbuatan mereka. Allah menegaskan sesungguhnya mereka itulah -Yahudi dan Nasrani- yang menyelisihi agama yang beliau bawa. Hal ini menjadi kata putus dari Allah azza wa jalla bagi seluruh pemeluk Islam dan umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang menetapkan bahwa mereka itulah -umat Islam- orang-orang yang benar-benar menganut ajaran agama Ibrahim dan berjalan di atas jalan-jalan dan syariat yang beliau gariskan, dan bukannya para pemeluk agama-agama selain agama yang mereka peluk” (Lihat Tafsir Ath Thabari, Maktabah Syamilah).

-Allah juga berfirman (yang artinya), “Sungguh telah kafir orang yang mengatakan bahwa al-Masih putra Maryam itu adalah Allah, sedangkan al-Masih sendiri mengatakan, Hai bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabb kalian, sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh Allah haramkan surga baginya dan tempat kembalinya adalah neraka, dan sama sekali tidak ada penolong bagi orang-orang yang zalim itu.” (QS. al-Maaidah : 72).

 

sumber:MozikInilah.com

Nabi Isa Disebutkan 25 Kali Dalam Al-Quran

Pak Ustad, Apakah Benar dalam Al-Quran tertulis nama ISA (YESUS) sebanyak 75%? Sedangkan MUHAMMAD hanya 2%?

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Sebenarnya nabi Isa ‘alaihissalam bukan disebutkan 25 persen di dalam Al-Quran, tetapi nama nama beliau disebutkan sebanyak 25 kali. Sedangkan nama Muhammad SAW hanya disebutkan 4 kali dalam Al-Quran.

Jauh lebih banyak nama Nabi Isa ‘alaihissalam yang disebutkan namanya dari pada nama Nabi Muhammad SAW. Semua ini menunjukkan banyak hal. Di antaranya:

1. Kedudukan Nabi Isa ‘alaihissalam sangat tinggi dalam Islam

Kedudukan nabi Isa memang sangat tinggi dalam Islam. Sampai-samapi Al-Quran menyebut namanya puluhan kali.

Dan memang sesungguhnya Nabi Isa memang benar-benar seorang nabi yang wajib diimani dan dihormati. Tentunya dengan nabi-nabi yang lainnya.

Sudah seharusnya para pemeluk kristiani pun menghormati nabi Muhammad SAW. Sebab umat Islam tidak kurang hormatnya kepada nabi mereka. Walau pun tidak harus menjadikan sang Nabi sebagai tuhan.

Namun penghormatan kepada nabi Isa dalam pandangan Islam berbeda dengan pandangan kristiani. Islam tidak menuhankannya, Islam hanya mengakuinya sebagai manusia biasa, namun beliau menerima wahyu dan syariah yang berlaku untuk kaumnya saja.

Adapun untuk umat Islam, yang dijadikan sandaran dalam hukum syariah adalah sikap dan teladan Nabi Muhammad SAW.

2. Adanya Keterkaitan antara Isa dan Muhammad

Sebenarnya hubungan antara agama yang dibawa nabi Isa dengan yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW berasal dari sumber yang sama. Kecuali kemudian orang-orang sesat menyelengkan peninggalan beliau dan menggantinya dengan agama yang mereka karang sendiri.

Dan karena hubungannya sangat dekat, tidak aneh kalau nama Nabi Isa diulang-ulang sebagai 25 kali dalam Al-Quran.

Bahkan hubungan Islam dengan nabi Musa dan umatnya juga sangat erat. Tahukah anda, berapa kali kata Musa terulang-ulang di dalam Al-Quran?

Jawabnya adalah kata Musa diulang sebanyak 131 kali.

3. Yang Penting Bukan Berapa Banyak Penyebutannya

Selain itu buat umat Islam, tidak ada masalah bila nama nabi Muhammad SAW hanya disebut 4 kali saja di dalam Al-Quran. Sebab yang penting bukan penyebutannya namanya, melainkan kita semua tahu bahwa ke-114 surat dan 30 juz dalam Al-Quran memang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW.

Jadi kalau keseluruhan Al-Quran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, buat apa lagi nama beliau harus selalu disebut-sebut.

Dan yang penting, kemuliaan suatu makhluq tidak ditentukan dari berapa kali namanya disebutkan di dalam Al-Quran. Tahukah anda, berapa kali kata Syaithan disebutkan di dalam Al-Quran? Jumlahnya tidak kurang dari 62 kali.

Apakah kita akan menghormati syaithan? Tentu saja tidak.

Tahukah Anda berapa kali kata Iblis diulang-ulang di dalam Al-Quran? Jawabnya adalah 11 kali. Apakah kita akan menghormati iblis hanya karean namanya diulang 11 kali dalam Al-Quran? Tentu saja tidak.

Di sisi lain, sebenarnya setiap kali ada ayat Al-Quran yang dimulai dengan kata Qul (katakanlah), itu merupakan dialaog Allah kepada beliau SAW untuk mengatakan sesuatu atau menyampaikan sesuatu. Dan kalau dihitung-hitung, jumlahnya mencapai 300 lebih.

Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ahmad Sarwat, Lc

Tanggal 22 Ramadan, Allah mengangkat Nabi Isa ke langit

Sejarawan Islam dan ulama banyak mempercayai Nabi Isa as diangkat Allah ke langit pada tanggal 22 Ramadan Nabi Isa as diangkat ke langit setelah perbuatan zalim yang dilakukan kaum Yahudi kepadanya.

Hasan Al Bashri dalam riwayatnya berkata,”Usia Nabi Isa ketika diangkat ke langit 34 tahun. Ada yang berpendapat 33 tahun,” Rabu (8/7).

Ahli sejarah Islam dan para ulama mempunyai pendapat berbeda-beda mengenai peristiwa pengangkatan itu. Dikutip dalam buku Peristiwa Penting di Bulan Ramadan, Wahb bin Munabbih menceritakan saat Nabi Isa as bersama para pengikutnya masuk ke sebuah rumah lalu didatangi segerombolan kaum Yahudi.

Kemudian Allah menampakkan mereka ke dalam wujud Nabi Isa as. Lalu kaum Yahudi menangkap orang yang mengaku sebagai Nabi Isa as, “Yahudi terperdaya dan mereka menduga telah membunuh Isa,”.

Ibnu Katsir meriwayatkan saat itu ibunda Maryam masih hidup. Bahkan Maryam menemui anaknya sebelum Nabi Isa as benar-benar diangkat. Nabi Isa as sengaja diutus Allah menemui ibundanya untuk mengucapkan kata perpisahan dan penjelasan dirinya diangkat ke langit.

Sibel Eraslan menjelaskan, bahwa yang disalib adalah Yahuda yang berkhianat karena menjual berita. Isa yang akan naik ke langit dengan baju pintalan Maryam tersenyum kepada Maryam. Kemudian ia mengangkat jari telunjuknya dan mengucapkan salam dengan menganggukan kepala.

“Wahai ibu jangan menangis, sungguh telah datang waktu yang ditentukan bagi Kalamullah. Mohon relakan diriku jangan engkau mencegahku” kutip Sibel dalam buku Maryam.

Maryam pun ikhlas seikhlas dirinya mendapatkan Nabi Isa as tanpa ayah. Sambil mendekap sahabatnya, Maryam merelakan anak semata wayangnya pergi menghilang ke angkasa

 

sumber: Merdeka.com