Mengapa Orang Barat Banyak yang Tertarik Masuk Islam?

Orang Barat tertarik masuk Islam puncaknya sejak 11 September.

REPUBLIKA.CO.ID, Mengapa di negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat sekarang banyak orang yang tergerak hatinya ingin mengkaji agama Islam? Fenomena ini terjadi setelah peristiwa 11 September. Bangsa yang berjaya dan maju sedang berbondong-bondong masuk agama Islam, tetapi sebaliknya di negara terbelakang dan miskin banyak orang yang ingin murtad (keluar) dari Islam. 

Mengapa fenomena ini terjadi? Mereka yang mengkaji Islam secara benar menemukan ajaran Islam seimbang dan relevan. Islam tidak mengharamkan kemoderenan, bahkan Islam menjadi penggerak ke arah kehidupan yang maju dan modern. Tetapi Islam juga menyediakan ruang untuk mendidik rohani di tengah kehidupan yang serba materialistis ini.

Islam bersifat mudah dan fleksibel, tata cara ibadahnya diatur oleh disiplin ilmu yang relevan sepanjang zaman. Islam sesuai dengan tabiat manusia yang memerlukan ketenangan dan kedamaian dalam hidup.

Islam bersifat universal, tidak jumud (monoton) dan menolak keras praktek kerahiban. Seorang Muslim ketika dia berdiri sebagai imam shalat, dia juga adalah seorang pemimpin, pengatur, pejuang, dan pekerja yang berdedikasi. Seorang orientalis terkenal, HAR Gibb, tanpa malu-malu memuji ajaran Islam. Dia berkata: ”Islam bukanlah semata-mata ajaran ibadah dan upacara, bahkan Islam meliputi politik dan kenegaraan, sosial dan ekonomi, undang-undang dan kekuasaan, serta perang dan perdamaian. Islam adalah satu sistem yang hidup.”

Inilah di antara daya tarik Islam bagi orang Barat yang berpikiran maju. Mereka menemukan keserasian di antara Islam dan gaya hidup modern yang produktif. Ciri-ciri produktivitas dalam Islam antara lain adalah, meletakkan ibadah dan bekerja sebagai satu visi dan misi kehidupan. Islam menuntut setiap umatnya agar menjadi Muslim yang produktif. Nabi Muhammad SAW bersabda: ”Jika kiamat hampir datang sedangkan di tangan salah seorang dari kamu ada biji benih yang hendak ditanamnya, maka jika dia mampu hendaklah dia menanamnya!” (HR al-Bukhari dan Imam Ahmad). 

KHAZANAH REPUBLIKA