Uskup Agung Serahkan Palestina pada Umat Islam

KISAH ini memang bukan di masa Nabi melainkan di masa Khalifah Umar, tetapi tetap masih ada benang merahnya. Ketika mengetahui bahwa pasukan muslimin telah berhasil menaklukkan wilayah-wilayah utara, timur dan selatan Jurusalem, maka para petinggi gereja di Jurusalem sepakat untuk menyerahkan Palestina kepada Umar bin Al-Khattab.

Uskup Agung Jurusalem, Patriarch Sophronius, akan menyerahkan pusat ibukota Kerajaan Nasrani itu dengan beberapa syarat, yaitu, penyerahan kota tidak dilakukan dengan jalan peperangan, pasukan Byzantium dibiarkan untuk menuju Mesir, dan Khalifah Umar diminta datang ke Yerusalem untuk serah-terima “kunci kota”. Abu Ubaidah yang menerima utusan gereja itu menyanggupi permintaan yang ada.

Setelah kabar gembira ini disampaikan ke Umar, beliau pun segera menuju Jerusalem. Masyarakat kota Jurusalem terkejut ketika menyaksikan sosok Umar bersahaja. Awalnya mereka menyangka yang naik di punggung unta adalah Umar. Ternyata justru sebaliknya, yang di punggung unta adalah pengawal Umar. Rupanya keduanya bergantian naik unta selama dalam perjalanan. Umar tidak egois membiarkan pengawalnya kelelahan. Kejadian ini menambah kagum penduduk Jurusalem terhadap pemimpin barunya. Apalagi, Umar hanya memakai pakaian lusuh, bekal makanan seadanya, dan satu tikar untuk salat.

Sesampainya di kota, Umar disambut Uskup Patriarch. Umar diajak ke beberapa tempat suci di kota. Uskup membukakan Gereja Makam Suci kala waktu zuhur tiba. Maksudnya, Umar dipersilakan salat dulu di gereja itu. Namun, hal tersebut ditolak Umar.

“Jika saya melaksanakan salat di gereja ini, saya khawatir para pengikut saya yang tidak mengerti dan orang-orang yang datang ke sini di masa yang akan datang akan mengambil alih bangunan ini kemudian mengubahnya menjadi masjid, hanya karena saya pernah salat di dalamnya. Mereka akan menghancurkan tempat ibadah kalian. Untuk menghindari kesulitan ini dan supaya Gereja kalian tetap sebagaimana adanya, maka saya salat di luar,” ucap Umar yang tetap menghormati pemeluk agama lain dalam wilayah perlindungan Islam.

Ketika Umar meminta diantar ke bekas Kuil Sulaiman, dia mendapati reruntuhan itu tidak terawat. Ada banyak kotoran dan timbunan sampah. Umar dan sahabat lainnya membersihkan tempat itu dan menjadikannya tempat salat. Ke depannya, di tempat ini berdiri sebuah masjid atas perintah Umar. Masjid itu dinamai dengan Masjid Umar.

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2347033/uskup-agung-serahkan-palestina-pada-umat-islam#sthash.4FXx0yKr.dpuf

ICIM Dorong Media Islam Suarakan Palestina

Mi’raj Islamic News Agency (MINA) bekerja sama dengan Kantor Berita Antara dan Republika akan menyelenggarakan konferensi media Islam Internasional (Islamic Conference of Islamic Media/ICIM), Rabu hingga Kamis (25-26/5) di Auditorium Adiana, Wisma Antara, Jakarta. Acara ini mengangkat tema seputar bersatunya media Islam dalam membela kepentingan Islam, khususnya Palestina dan al-Quds.

“Kenapa? Karena pemberitaan tentang Palestina termarginalkan, kurang terangkat,” kata Ketua Panitia ICIM Agus Priyono dalam kunjungannya ke Republika.co.id, Jumat (20/5).

Agus mengatakan, selama ini isu-isu tentang Palestina masih menjadi isu sesaat ketika terjadi peperangan. Pemberitaan di negara-negara Islam, bahkan di Timur Tengah terkait isu ini masih sangat minim. Padahal, dalam keseharian kekerasan dan pertumpahan darah terjadi secara terus-menerus.

Penyelenggarakaan ICIM dinilai akan membawa semangat agar media-media Islam melakukan pembelaan terhadap Palestina. Pembelaan ini diwujudkan dalam bentuk pemberitaan yang berimbang.

ICIM juga mengajak media-media Islam untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang berkembang di al-Quds. Menurut Agus, saat ini animo masyarakat Islam lebih banyak tertuju ke kawasan Makkah dan Madinah. Padahal, Masjid al-Aqsa juga merupakan tempat sakral bagi masyarakat Muslim.

Minimnya pemberitaan media tentang al-Aqsa membuat masyarakat Muslim kurang peduli tentang tempat ini. Padahal, Israel terus melakukan upaya untuk memonopoli kawasan tersebut. Akibatnya, hingga kini mayoritas pengunjung al-Aqsa berasal dari kalangan nonmuslim.

“Ini perlu dipahami sehingga pembelaan muncul secara objektif dari semua kalangan masyarakat, khususnya Muslimin sendiri yang lebih terdepan untuk membela kepentingan Islam di dunia. Inilah peran media yang kita harapkan muncul,” ujar Agus.

 

ICIM rencananya akan menghadirkan pembicara-pembicara dari berbagai negara, antara lain Imam Masjid Jamaica Center New York Shamsi Ali, Direktir Modelis Monitor London, praktisi dan akademisi Malaysia asal Nigeria Abdul Malik, Wakil Pemimpin Redaksi (wapemred) Wafa Palestine News Agency, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (wantimpres) bidang Agama Hasyim Muzadi.

Menurut Agus, ada dua hal pokok yang akan dibahas dalam lingkup tema tersebut. Pertama, ICIM berusaha menyamakan persepsi media-media Islam mengenai pembelaan terhadap Palestina dan al-Aqsa. Kedua, penyelenggaraan ICIM diharapkan akan diikuti kesepakatan pembentukan forum atau lembaga internasional yang menyatukan media-media Islam.

Konferensi ini juga diharapkan akan menghasilkan output berupa deklarasi bersama yang melibatkan para pembicara dan tokoh-tokoh yang ditunjuk dari tingkat nasional dan internasional. Deklarasi tersebut akan memuat pernyataan terkait penyamaan persepsi, keberimbangan berita, serta bentuk-bentuk kerja sama yang akan dilakukan media-media Islam.

“Bisa dalam bentuk sharing berita antar media atau pertukaran wartawan,” ujar Agus.

Redaktur Mina Ali Farhan mengatakan, ICIM dilatarbelakangi pertimbangan dari beberapa sisi. Secara konstitusi, konferensi ini menjadi perwujudan alinea keempat UUD 1945 mengenai keterlibatan Indonesia dalam menjaga ketertiban dunia. “Jangan sampai media tidak adil. Media yang sekarang kan sifatnya standar ganda,” kata Ali.

Dari sisi akidah, upaya ini dilakukan sebagai peran dalam menyempurnakan cahaya yang ingin dipadamkan oleh musuh-musuh Islam seperti tercantum dalam QS as-Shaff. Secara historis, kegiatan ini merupakan rentetan dari kinerja yang telah dilakukan sebelumnya.

Goal-nya dalam rangka membebaskan orang-orang teraniaya di Palestina dan mengembalikan orang Palestina bisa iktikaf bersama,” kata dia.

sumber: republika Online

 

Palestina Aman untuk Tujuan Wisata Religi

Project Manager Holy Land Trust Elias D Deis mengatakan Palestina dapat menjadi destinasi wisata religi baik umat muslim maupun kristen.

Selain berkunjung ke Masjidil Aqsa sebagai tempat suci tiga agama, mereka juga dapat mengatur acara pertemuan dengan pemuka agama dan kelompok agama disana serta menginap di rumah penduduk untuk berinteraksi langsung.

“Saya agak heran dengan adanya wisata halal di Indonesia, karena di kami semuanya halal, jadi kami bsia katakan semua keluarga muslim memakan makanan halal, dapat beribadah dan mengunjungi masjid saat shubuh,” jelas dia usai Seminar Pariwisata Halal, Rabu (13/4).

Pihaknya memiliki paket wisata religi selama empat hari. Setelah umrah ke Arab Saudi mereka dapat berkunjung ke Yerusalem selama dua hingga tiga hari lalu pulang ke Indonesia.

Wisata religi ke Palestina sangat diminati terbukti dengan jumlah pengunjung hingga 50 ribu orang. Namun angka ini sempat menurun dari sebelumnya sebanyak 60 ribu karena pemberitaan media yang jauh dari kenyataan.

Banyak turis yang takut datang ke Palestina karena pemberitaan, padahal kenyataannya sangat berbeda. Pihaknya tidak akan membawa turis ke tempat-tempat berbahaya.

Dia menargetkan tahun ini kunjungan wisatawan dapat mencapai 100 ribu orang. Indonesia merupakan target pasar yang besar untuk berwisata ke Palestina.

Setiap tahun 2,5 juta turis datang dari berbagai negara. Dia menilai angka tersebut memuaskan karena adanya keterbatasan dari Israel dan tanpa bandara.

Seluruh akses semuanya dibawah pengawasan Israel termasuk transportasi darat, laut dan udara. Ijin visa pun harus melalui bandara Israel.

Namun demikian, Esia menjamin situasi di Palestina dalam keadaan aman dan berharap semakin banyak turis yang datang. “Kami berahrap turis dari Rumania, Albania, Polandia dan beberapa negara lain datang berwisata,” jelas dia.

 

sumber: Republika Online

Palestina Minta Dewan Keamanan PBB Keluarkan Resolusi Mengutuk Pemukiman Israel

Palestina telah menyampaikan kepada negara-negara Arab usulan resolusi untuk Dewan Keamanan PBB agar mengutuk permukiman Israel.  Diplomat Palestina untuk PBB pada Kamis (7/4/2016) menilai, pembangunan permukiman itu menghalangi tercapainya perdamaian.

Usulan tersebut langsung dikecam Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Netanyahu mengatakan, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengambil langkah yang tak sejalan untuk mengakhiri konflik lewat negosisai.

Palestina menolak memberikan rincian teks lebih jauh. Mereka hanya mengatakan Dewan Keamanan telah sepakat, permukiman merupakan sesuatu yang ilegal.

Dewan Keamanan pernah melakukan voting untuk resolusi terkait permukiman pada Februari 2011. Namun Amerika Serikat kala itu menggunakan hak vetonya untuk membatalkan resolusi yang mengutuk permukiman Israel sebagai tindakan ilegal.

Surat kabar Israel Haaretz mengatakan Palestina ingin Dewan Keamanan melakukan pemungutan suara pada 22 April saat Abbas menghadiri upacara tingkat tinggi di New York. Namun Netanyahu menuduh Abbas menghindari negosiasi langsung. [RN/republika]

 

sumber: Panji Mas

Sekitar Tujuh Ribu Warga Palestina Mendekam di Penjara-penjara Israel

Otoritas pendudukan Israel pada Senin (8/1) mengizinkan puluhan keluarga dari tahanan di Jalur Gaza untuk mengunjungi anak-anak mereka di Eshel” penjara gurun di Israel selatan.

Seorang juru bicara untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC) Suhair Zaqout mengatakan dalam sebuah pernyataan pers Senin (8/1) bahwa 26 keluarga dari tahanan pergi melalui Beit Hanoun Erez” melintasi Jalur Gaza utarapagi ini mengunjungi 21 tahanan di Eshel” Prison.

Keluarga tahanan dari Jalur Gaza mengunjungi kerabat mereka di penjara-penjara Israel, pada hari Senin setiap minggunya. Kunjungan tersebut dikoordinasikan oleh Komite Internasional Palang Merah. Kunjungan bertepatan denganaksi duduk oleh keluarga para tahanan di Tepi Barat Jalur Gaza dan kota Yerusalem, di depan markas Palang Merahdalam solidaritas dengan anak-anak mereka dan menuntut pembebasan mereka secara permanen.

Saat ini terdapat hampir tujuh ribu tahanan Palestina di penjara-penjara Israelsekitar 400 orang dari warga Jalur Gaza,kebanyakan dari mereka adalah orang tua dan pemilik jabatan yang tinggi.

 

 

sumber: alshamtoday.net / BumiSyam.com

[abuharits]

Ada Alasan Banyak Nabi dan Rasul diutus di Syam dan Palestina

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sebanyak 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam Alquran, diutus di empat wilayah, yakni Jazirah Arabia, Irak, Mesir, serta Syam dan Palestina. Nabi dan rasul yang terbanyak adalah diutus di wilayah Syam dan Palestina. Jumlahnya mencapai 12 orang. Mereka adalah Luth, Ishak, Ya’kub, Ayub, Zulkifli, Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakaria, Yahya, dan Isa AS.

Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam kitabnya Athlas Tarikh al-Anbiya wa ar-rusul, menyebutkan, semua nabi dan rasul yang diperintahkan oleh Allah SWT bertugas untuk menyeru umat manusia agar senantiasa beriman kepada Allah dan berbuat kebajikan, serta menjauhi segala keburukan.

Mereka semua membawa bukti-bukti yang nyata. Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS Al-Hadid [57]: 25).

Tentu ada pertanyaan besar, mengapa nabi dan rasul banyak diutus Allah di Syam dan Palestina? Apakah sudah begitu sesatnya umat manusia sehingga Allah mengutus banyak nabi dan rasul pada kedua daerah tersebut? Tak ada keterangan yang kuat mengenai hal ini. Tentu saja, semua itu adalah kehendak (iradah) Allah.

Yang pasti, tujuan nabi dan rasul berdakwah adalah untuk menyeru umat manusia agar kembali ke jalan yang lurus dan senantiasa beriman kepada Allah SWT.

Dan, mengapa pula diutusnya di kedua wilayah tersebut? Dalam Alquran, Allah SWT berfirman bahwa Palestina dan Syam adalah negeri yang diberkahi oleh Allah SWT, selain Makkah dan Madinah.

Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi. (QS Al-Maidah [5]: 21).

Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia. (Al-Anbiya [21]: 71). Mahasuci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya. (Al-Isra [17]: 1).

Semua ahli tafsir sepakat bahwa negeri yang diberkahi dalam ayat di atas adalah negeri Syam dan Palestina. Misalnya, dalam Al-Qur’an Digital disebutkan, yang dimaksud dengan negeri dalam keterangan ayat di atas adalah Syam dan Palestina. Allah memberkahi negeri itu, karena kebanyakan nabi berasal dan negeri ini dan tanahnya pun subur.

Palestina misalnya, disebut sebagai salah satu negeri tertua di dunia. Dan di Palestina, tepatnya Yerusalem, kota ini disebut sebagai Kota Tiga Iman. Demikian Karen Armstrong menyebutnya. Dan Armstrong menyatakan, sebelum abad ke-20 SM, negeri ini telah dihuni oleh bangsa Kanaan.

Prof Dr Umar Anggara Jenie, dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan, Kota Jerusalem merupakan bukti yang paling baik dalam kekunoan permukiman-permukiman bangsa Arab?semistis purba di Palestina?yang telah berada di sana jauh sebelum bangsa-bangsa lainnya datang.

Kota ini didirikan oleh suku-suku Jebus, yaitu cabang dari bangsa Kanaan yang hidup sekitar 5.000 tahun lalu. Yang pertama mendirikan Jerusalem adalah seorang raja bangsa Jebus-Kanaan, ujarnya.

Wajarlah bila di negeri ini banyak diutus para nabi dan rasul, karena merupakan salah satu kota tertua di dunia. Di negeri ini terdapat Haikal Sulaiman dan Kerajaan Daud, juga tempat kelahiran Isa, tempat di azabnya kaum Luth, tempat Zakaria melaksanakan shalat, tempat Rasul SAW melaksanakan Isra dan Mikraj, masjidil Aqsha, dan lainnya. Bahkan, di salah satu menara Masjid di Damaskus, dipercaya sebagai tempat turunnya Nabi Isa di akhir zaman nanti. Wallahu a’lam.

 

sumber: Republika Online