Khutbah Jumat: Bersatu Melawan Ideologi Komunisme

Di bawah ini salah satu contoh Khutbah Jumat bertemakan Komunisme. Khutbah Jumat ini kami buat untuk membantu para penceramah dan dai agar lebih mudah dalam menyampaikan dakwah dan sejarah tentang Gerakan G30S PKI.

Khutbah Jumat Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن

عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Hidayatullah.com | SALAH  satu ideologi di muka bumi yang merusak kehidupan dan ketenteraman umat manusia adalah komunisme. Sebagai sebuah ideologi, komunisme tidak pernah mati. Di Tanah Air kaum komunis pernah nyaris berkuasa. Mereka melakukan penyusupan, adu domba, sabotase, yang semuanya dilakukan dengan menghalalkan segala cara serta kebrutalan.

Dalam catatan sejarah, kaum anti Tuhan dan agama ini menunggangi slogan sebagai pembela kaum miskin, merekayasa pertentangan, menciptakan kekacauan dan kegelisahan di mana-mana. Dari sekian keunggulan kalangan komunis baik komunis tua atau komunis muda (gaya baru) adalah agitasi dan propaganda melalui media massa, baik cetak maupun elektronik. Misalnya, akhir-akhir ini kita sering mendengar pernyataan dari keturunan PKI bahwa mereka adalah korban kekejian, pembantaian, dan pertarungan antar elit ketika itu. Padahal justru kaum komunis lah yang melakukan kekejian dan pembantaian di luar peri kemanusiaan.

Di Madiun dan 23 tempat di sekitarnya, antara September-November 1948, terjadi pembantaian terhadap masyarakat anti PKI. Para kiai, ulama, dan santri di pesantren Sabilil Muttaqien di Magetan menjadi sasaran kekejaman PKI. Dan masih banyak lagi catatan kekejaman kaum komunis yang penuh dengan bau amis darah orang-orang yang tidak bersalah.

Taufiq Ismail, mengutip sejumlah peneliti, menemukan angka 110 juta korban pembantaian partai Marxis-Leninis-Stalinis-Maois-Pol Potis sedunia. Jika diperinci rata-rata terjadi pembantaian di bawah rezim komunis sebanyak 1.621.621 orang setahun, 135.135 orang sebulan, 4.504 orang sehari, 187,6 orang per jam, 3 orang per menit, 20 detik per orang, dalam kurun 74 tahun di 76 negara dari 1917-1991.

Dalam buku Benturan NU-PKI 1948-1965 yang ditulis H. Mun’im DZ, penerbit PBNU, disebutkan sejumlah kegiatan kelompok PKI di bidang seni yang menajiskan agama dan Tuhan. Mereka membuat pementasan sandiwara ludruk Matine Gusti Allah, dimana pembawa acara menutup dengan kata-kata, “Bengi Iki Gusti Allah wis mati, sesuk ora ana Gusti Allah (Malam ini Allah sudah mati. Besok tak ada lagi Allah).” Mereka juga pementasan yang dengan sengaja mengina dan melecehkan Tuhan, seperti Gusti Allah Dadi Manten (Allah menjadi pengantin), Rabine Gusti Allah (Perkawinan Allah), Gusti Allah Mantu (Allah bermenantu), Rabine Malaikat (Malaikat Menikah) dan masih banyak lainnya.

Hadirin yang Dimuliakan Allah

Sebagai umat Islam kita tidak boleh lengah dan menganggap bahwa ajaran komunisme sudah mati terkubur. Sebab sebagai sebuah isme (paham) komunisme akan tetap ada. Ia selalu eksis dan selalu diusahakan untuk disebarkan dengan berbagai sarana terlebih di era teknologi yang maju seperti sekarang ini.

Dalam beberapa dekade ini tampak adanya upaya membangkitkan gerakan komunis. Bisa kita lihat dari terbitnya sejumlah buku yang ditulis oleh keturunan anggota PKI atau simpatisannya. Buku-buku yang dimaksud adalah Aku Bangga Jadi Anak PKI (2002), Anak PKI Menjadi Anggota Parlemen (2005), Lima Puluh Tahun Anak PKI (2008), Gerakan Rakyat dan Perubahan (2012), termasuk sebuah buku berjudul Yang Berlawan: Membongkar Tabir Pemalsuan Sejarah PKI (2006), yang isinya pembenaran akan perjuangan PKI.

Upaya menghidupkan ajaran komunis juga dilakukan dengan menyisipkannya di dalam pelajaran PKn, pada Lembaran Kerja Siswa di sebuah SMU di Sukabumi. Di dalamnya tertulis kalimat, “Indonesia mengembangkan sendiri ideologi yang dinilai tepat dengan kondisi bangsa Indonesia yang dinamakan Komunis.”

Jama’ah Salat Jum’at Hafidzakumullah

Jika kita menyelami lebih jauh ideologi atau ajaran komunisme kita temukan bahwa paham ini masuk di sejumlah bidang yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat.

Dari aspek falsafah ajaran komunisme berisi atheisme, anti Tuhan dan anti agama. Dari segi politik, ajaran komunisme anti demokrasi. Dari sisi sosial, ideologi komunisme menganjurkan pertentangan dan perjuangan klas. Di lapangan ekonomi komunisme menghilangkan hak perseorangan. Dengan demikian ajaran atau ideologi komunisme tidak saja berlawanan dengan ajaran Islam pada khususnya, akan tetapi merupakan tantangan dan serangan terhadap hidup keagamaan pada umumnya.

Oleh karena itu, bagi umat Islam perlu menggarisbawahi hal-hal sebagai berikut :

Pertama, paham komunisme hukumnya kufur dan haram bagi umat Islam menganutnya.

Kedua, jika ada oknum dari umat Islam menganut ideologi atau ajaran komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, maka dia telah keluar dari Islam atau murtad. Dia telah menjadi kafir. Karenanya, tidak sah menikah dan menikahkan orang Islam, tidak boleh saling mewarisi, dan haram mengurus jenazahnya secara Islam.

Ketiga, jika ada diantara umat Islam yang bergabung atau menjadi simpatisan ideologi komunis tidak dengan keyakinan dan kesadaran, dia telah terjatuh pada kesesatan. Wajib bagi umat Islam untuk menyerukan kepada mereka agar meninggalkan ajaran komunisme. Sebab seseorang yang mengaku sebagai Muslim, namun juga mengikuti ajaran komunis atau bersimpati, maka ini termasuk dari bentuk kemunafikan yang besar. Kaum munafik pada lahirnya adalah orang-orang yang mengaku beragama Islam, namun batinnya condong kepada kekufuran, sebagaimana firman Allah SWT :

وَإِذَا لَقُوا۟ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قَالُوٓا۟ ءَامَنَّا وَإِذَا خَلَوْا۟ إِلَىٰ شَيَٰطِينِهِمْ قَالُوٓا۟ إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِءُونَ

“Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.” (QS: Al-Baqarah : 14)

Keempat, meski Republik Indonesia bukan negara Islam namun haram bagi umat Islam memilih kepala negara, kepala daerah, dan pejabat-pejabat yang berideologi komunisme.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Demikianlah sejumlah paparan terkait bahaya ajaran dan ideologi komunisme. Bumi Pertiwi menjadi saksi kebengisan kaum palu arit dalam melakukan pembantaian dan pembunuhan massal terhadap orang-orang yang menentangnya.

Sejarah kelam ini tidak boleh terulang kembali. Kita tetap harus waspada dan mengajarkan kepada anak cucu kita tentang kekejaman kaum komunis yang dulunya bergabung dalam sebuah partai, Partai Komunis Indonesia (PKI).

Semoga Allah SWT melindungi diri kita dan keluarga dari perbuatan yang keji agar kita selamat dari berbagai hukuman yang sangat menakutkan di akhirat itu.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتِلَاوَتِهِ إِنَّهُ تَعَالَى هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah Jumat Kedua

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ، اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا. اَمَّا بَعْدُ  فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَر، وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى عَنْهُ وَزَجَر.

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآء مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيْن، وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.

اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَسُوْءَ اْلفِتَن وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.

عِبَادَاللهِ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

__________

Penulis khutbah jumat ini merupakan pengajar di Pesantren Daruttauhid Malang dan Anggota Bidang Dakwah Rabithah Alawiyah Jawa Timur

HIDAYATULLAH

Tujuh Permintaan Umat Islam Terkait Bangkitnya Ideologi PKI

Berikut ini tujuh permintaan Umat Islam terkait masalah PKI dan kader-kadernya yang ingin membangkitkan kembali PKI dengan ideologi Komunisme/atheismenya yang sangat bertentangan dengan Ideologi Negara NKRI yang berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa. Yang disampaikan oleh FUI saat bertemu dengan Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu pada hari ini Jumat (13/5/2016).

Pertama, dalam menangani masalah yang berkaitan dengan PKI, pemerintah harus memuli dari kasus pemberontakan-pemberontakan PKI sejak 1946, bukan hanya setelah 1965.

Kedua, merealisasikan penegakan UU NO 27/1999 Jo PS 107A-E KUHP Jo PS 169 KUHP.

Ketiga, dalam membuat program GBN oleh Kemenhan memasukkan Kurikulum Ketahanan Ideologi, Khususnya Menajamkan Bahaya Ideologi Komunis

Keempat, melibatkan para Ulama dan pesantren dalam Program Bela Negara.

Kelima, menghentikan rencana dan wacana permintaan maaf pemerintah kepada PKI

Keenam, pencarian kuburan massal dihentikan serta menyatakan bahwa PKI adalah pelaku kejahatan kemanusiaan.

Ketujuh, pemerintah menginstruksikan TVRI untuk memutar kembali film g 30 s/pki

“Insyaallah umat Islam siap Berjihad Bersama TNI untuk menghadapi PKI dan seluruh underbouw-nya dan  meminta kepada Pemerintah agar tidak meminggirkan umat Islam dalam berbagai kebijakannya termasuk dalam menuduh umat Islam sebagai teroris.” ujar KH. Muhammad Al Khaththath Sekretaris Jenderal FUI.

Selanjutnya kepada seluruh komponen bangsa FUI mendesak untuk melakukan taubat secara nasional dengan kembali Allah SWT dan menciptakan suasana kehidupan masyarakat yang bertakwa kepada Allah Tuhan Yang Maha Kuasa agar terbuka pintu-pintu keberkahan bagi kehidupan di negeri ini sebagaimana firman Allah SWT:

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf 96).[RN]

MUI Peringatkan Pemerintah Tak Boleh Lengah Soal PKI

Sekjen MUI Anwar Abbas berpendapat, Partai Komunis Indonesia (PKI) pernah melakukan makar dan pembunuhan terhadap para jenderal pada 1965. Sehingga PKI dilarang hidup di bumi Indonesia.

“Namun menurut saya pendekatan yang harus kita lakukan tidak hanya bersifat security approach, tapi juga pendekatan keadilan. Ideologi PKI itu akan tumbuh dengan  subur di tengah-tengah masyarakat yang miskin dan sarat dengan ketidakadilan,” katanya, Rabu (11/5).

Sekarang di negeri kita, ujar Anwar, kemiskinan merebak, kesenjangan sosial meningkat. Ini membuat sebagian masyarakat akan kecewa kepada  pemerintah dan akan melihat ideologi Pancasila tak lagi dapat memberikan jawaban dan solusi terhadap masalah yang ada.

Akibatnya, terang dia, kalau datang orang menawarkan ideologi komunisme yang menjanjikan keadilan dan pemerataan akan membuat mereka tertarik untuk ikut bergabung di dalamnya. Karena itu pemerintah dan masyarakat tak boleh lengah dalam menghadapi fenomena ini karena kalau gerakan ini semakin membesar maka bisa merubuhkan ideologi Pancasila.

“Bila ideologi Pancasila rubuh maka NKRI juga akan rubuh. Ini jelas tak kita inginkan,” ujar Anwar.

 

 

sumber: Republika Online