Penjajah Zionis Serbu Masjid Al-Aqsha, 110 Orang Korban

Pasukan penjajah Israel hari Ahad (13/09/2015) pagi, mengepung Kota Tua (Baldah Qadimah) di al Quds dan mendirikan pos-pos pemeriksaan militer di gerbang-gerbangnya.

Pasukan dalam jumlah besar menyerbu area masjid al Aqsha dan Mushala al Kibli. Mereka menghujani para jamaah di dalam masjid al Aqsha dengan tembakan meriam suara, gas dan peluru karet. Sehingga sejumlah jamaah mengalami luka.

Menurut sumber-sumber di al Quds dikutip PIC, jumlah korban yang terluka akibat penyerbuan ini mencapai 110 orang.

Sejak pagi pasukan penjajah Zionis melarang semua kaum perempuan dan laki-laki di bawah usia 50 tahun, semua pelajar sekolah syariat, para penjaga dan pegawai wakaf untuk masuk ke masjid al Aqsha.

Menurut Pusat Informasi Urusan al Quds dan al Aqsha, pasukan penjajah Zionis menyerbu mushalat al Kibli hingga berjarak beberapa meter.

Mereka menghujani para jamaah yang beri’tikaf di dalamnya dengan gas beracun dan peluru karet. Sehingga mengkibatkan banyak jamaah mengalami sesak nafas dan terluka. Anggota pasukan Zionis juga menyerang para penjaga masjid al Aqsha dengan brutal dan menangkap salah seorang dari mereka.

Asap membumbung di sisi selatan mushalat al Kibli. Kebakaran meletus di sisi selatan mushala al Kibli. Kaum laki-laki dan anak-anak yang ada di dalam masjid al Aqsha segera memadamkannya.

Sejak pagi, sejumlah warga Palestina dari al Quds dan wilayah Palestina terjajah tahun 1948 telah bersiaga di sekitar masjid al Aqsha di depan puluhan pos militer yang didirikan pasukan penjajah Zionis di sekitar masjid al Aqsha, di samping para jamaah yang sudah beri’tikaf di dalam masjid sejak Sabtu malam.

Di area masjid al Aqsha saat ini sedang terjadi konfrotnasi sengit antara pasukan penjajah Zionis dan para jamaah. Pasukan penjajah zionis mengeluarkan mereka dengan paksa dari dalam masjid al Aqsha.

Menteri Pertanian Zionis Ory Ariel bersama sekitar 40 pemukim Yahudi menyerbu masjid al Aqsha dengan mendapatkan penjagaan dan perlindungan ketat dari pasukan penjajah Zionis.

“Kami tidak bisa menggambarkan kehancuran yang terjadi pada mushalat al Kibli. Dan kami tegaskan bahwa kehancuran saat ini belum pernah terjadi sejak pembakaran yang dilakukan teroris Yahudi pada 21 Agustus 1969,” ujar seorang jamaah di dalam masjid al Aqsha dikutip PIC.

Menurut keterangan para saksi mata, pasukan penjajah Zionis mencegah bantuan medis mendekati lokasi dan mengevakuasi korban. Pasukan Zionis menyita alat pemadam kebakaran yang ada. Mereka menghancurkan semua jendela mushala al Kibli. Sebagian serdadu berusaha naik ke atas mushalat al Kibli dan menguasai para jamaah yang ada di dalamnya.

Lebih serius, pasukan polisi penjajah Zionis mencegah para pegawai dan penjaga masjid al Aqsha masuk ke dalam masjid. Mereka mengusir siapa saja yang ada di dalamnya dan menyerang Direktur Wakaf di al Aqsha, Syaikh Umat Kiswani, dan penjaga utama.

Di sekitar masjid al Aqsha, konfrotnasi meletus sengit, tempatnya di pintu Hitah, antara anggota kepolisian penjajah Zionis dan para pemuda yang dicegah masuk masjid al Aqsha.

Sebaliknya, polisi penjajah Zionis mengizinkan puluhan pemukim pendatang Yahudi untuk masuk masjid al Aqsha melalui pintu barak masjid (al Magharibah) dengan mendapatkan penjagaan dan perlindungan ketat, di antara mereka ada Menteri Pertanian Zionis Ory Ariel.

Kecaman Meluas

Sejumlah tokoh dan lembaga Islam Arab dan Palestina mengecam kejahatan terakhir penajajh Israel terbaru di Al-Quds dan Masjid Al-Aqsha.

 

Esesco, organisasi pendidikan, pengajaran dan kebudayaan Islam mengutuk penyerbuan tentara Zionis ke Masjid Al-Aqsha.

Dalam keteranganya, Esesco menganggap tindakan tentara Zionis tersebut sebagai sebuah kejahatan teroris yang harus dikecam oleh Negara manapun atau organisasi apapun di dunia, disamping memberikan sangsi kepada para pelaku.

Sementara itu, Kepala Urusan Agama Turki, Muhammad Cormakh mengecam penyerbuan pemukim dan serdadu ke pelataran Al-Aqsha dan melakukan penodaan terhadap Masjid Kiblati.

Anggota Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas Izet Rasyq mengatakan bahwa penyerbuan dan penodaan yang dilakukan Menteri Pertanian Zionis dan para gerombongan pemukim Yahudi ke masjid al Aqsha hari Ahad (13/09/2015), adalah kejahatan perang, yang bertujuan mengukuhkan rencana penjajah membagi masjid menjadi dua; antara kaum Muslimin dan orang Yahudi secara waktu dan tempat.

“Kebrutalan dan kejahatan penjajah Zionis terhadap masjid al Aqsha dan pembakaran mushala al Kibli pada hari ini (Ahad, red), merupakan eskalasi berbahaya dalam serangkaian kejahatan penjajah Zionis terhadap masjid al Aqsha dan tempat-tempat suci di Palestina,” ujar Rasyq.

“Penyerbuan Mushala al Kibli dan pengusiran penjaganya, serta laragan bagi para penuntut ilmu untuk masuk ke dalamnya, merupakan kejahatan yang melanggar semua garis merah. Kami tidak akan membiarkan pembagian al Aqsha terjadi, apapun yang harus ditanggung,” tambahnya.*

Rep: Panji Islam

Editor: Cholis Akbar

sumber: Hidayatullah.com