Tiga Tujuan Penting dalam Penciptaan Manusia

Bila kita renungi ayat-ayat Al-Qur’an, akan kita temukan bahwa tujuan penciptaan manusia terbagi menjadi tiga bagian penting.

Tujuan Pertama:

Manusia diciptakan untuk menyembah dan beribadah kepada Allah swt.

Allah swt berfirman :

وَمَا خَلَقۡتُ ٱلۡجِنَّ وَٱلۡإِنسَ إِلَّا لِيَعۡبُدُونِ

“Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku.” (QS.Adz-Dzariyat:56)

Tujuan kedua:

Manuska diciptakan untuk menjadi khalifah di muka bumi.

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي ٱلۡأَرۡضِ خَلِيفَةٗۖ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” (QS.Al-Baqarah:30)

Tujuan Ketiga:

Memakmurkan bumi.

Allah swt berfirman :

هُوَ أَنشَأَكُم مِّنَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱسۡتَعۡمَرَكُمۡ فِيهَا فَٱسۡتَغۡفِرُوهُ ثُمَّ تُوبُوٓاْ إِلَيۡهِۚ

“Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.” (QS. Hud:61)

Manusia diciptakan sebagai pemakmur bumi karena itu syariat sangat melarang dan memerangi semua perusakan di bumi dengan keras.

وَلَا تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik.” (QS.Al-A’raf:56)

إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُصۡلِحُ عَمَلَ ٱلۡمُفۡسِدِينَ

“Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan.” (QS.Yunus:81)

Maka disini menjadi jelas bahwa syariat dan hukum ilahi diturunkan untuk menjauhkan bumi dari kerusakan dan kebejatan. Bukankah ringkasan dakwah Islam adalah mengajak manusia menuju kehidupan yang layak dan damai?

Sebagaimana firman-Nya :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱسۡتَجِيبُواْ لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمۡ لِمَا يُحۡيِيكُمۡۖ

“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruan Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu.” (QS.Al-Anfal:24)

Semoga bermanfaat.

KHAZANAH ALQURAN

Dua Hikmah Penciptaan Manusia

Satu hal yang wajib kita imani bahwa Allah Ta’ala tidaklah melakukan suatu perbuatan yang sia-sia atau sekedar main-main saja tanpa maksud dan tujuan tertentu. Akan tetapi, perbuatan Allah Ta’ala itu dilandasi oleh hikmah, yang bisa jadi kita ketahui atau tidak kita ketahui.

Demikian pula dalam penciptaan manusia, juga memiliki hikmah. Allah Ta’ala memiliki hikmah tertentu dalam penciptaan manusia. Sebagian manusia bisa merealisasikan hikmah penciptaan tersebut. Dan sebagian lagi tidak bisa merealisasikannya, baik karena kebodohannya atau karena kedurhakaannya. 

Dalam tulisan singkat ini, kami akan menyebutkan secara singkat dua hikmah penciptaan manusia.

Hikmah pertama, agar manusia memiliki ilmu tentang Allah Ta’ala

Hikmah penciptaan ini Allah Ta’ala jelaskan dalam firman-Nya,

اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

”Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasannya Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan (agar kamu mengetahui bahwa) sesungguhnya Allah, ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath-Thalaq [65]: 12) 

Dalam ayat di atas, Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi serta di antara keduanya agar hamba-Nya mengetahui (memiliki ilmu) bahwa Dia Maha Mengetahui dan Maha Kuasa atas segala sesuatu

Oleh karena itu, mengenal Allah Ta’ala, melalui ilmu terhadap nama-nama dan sifat-sifat Allah Ta’ala (tauhid asma’ wa shifat), adalah salah tujuan dari penciptaan manusia. 

Allah Ta’ala berfirman di ayat yang lain,

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

”Ketahuilah, bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar (yang berhak disembah) kecuali Allah.” (QS. Muhammad [47]: 19) 

Hikmah kedua, agar manusia beribadah hanya kepada Allah Ta’ala

Hikmah ke dua ini juga telah Allah Ta’ala jelaskan dalam firman-Nya,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51]: 56)

Dalam ayat di atas, makna dari:

لِيَعْبُدُونِ

“beribadah kepada-Ku”, adalah:

لِيُوَحِّدُونِ

“mentauhidkan Aku.” 

Maksudnya, seseorang tidaklah dinilai beribadah kepada Allah Ta’ala sampai dia mentauhidkan Allah Ta’ala dalam ibadah tersebut. Yaitu dengan tidak beribadah kepada selain Allah Ta’ala. 

Jika di satu waktu seseorang beribadah kepada Allah Ta’ala, dan di waktu yang lain dia beribadah kepada selain Allah Ta’ala, maka dia tidaklah dinilai beribadah kepada Allah Ta’ala. Hal ini karena ibadah dia kepada selain Allah itu akan membatalkan ibadah dia kepada Allah. Dengan kata lain, karena dia tidak mentauhidkan Allah Ta’ala dalam ibadah tersebut. 

Oleh karena itu, semakna dengan tafsir di atas adalah memaknai “beribadah kepada-Ku” dengan,

يفردوني بالعبادة

“Meng-esa-kan-Ku dalam ibadah.” [1]

Inilah yang membedakan antara penciptaan manusia dan binatang. Karena hikmah di atas, Allah Ta’ala memberikan akal kepada manusia. Allah juga mengutus rasul kepada manusia dan menurunkan kitab-kitab. Seandainya penciptaan manusia itu sama dengan binatang, tentu diutusnya rasul dan diturunkannya kitab adalah perbuatan sia-sia semata. [2]

Jika kita renungkan lebih dalam lagi, hikmah ke dua ini merupakan konsekuensi dari hikmah yang pertama. Artinya, ketika seorang hamba mengenal Allah Ta’ala, mengenal nama-nama Allah yang husna, dan mengenal kesempurnaan sifat Allah Ta’ala, bahwa tidak ada satu pun makhluk yang mampu menandingi Allah dalam kesempurnaan sifat tersebut, tentu hamba tersebut akan beribadah kepada Allah Ta’ala saja dan tidak beribadah kepada selain-Nya.

Dua hal di atas adalah hikmah, sebab, atau alasan Allah Ta’ala menciptakan manusia. Bisa jadi terealisasi, dan bisa jadi tidak. Oleh karena itu kita jumpai berbagai jenis manusia dalam merealisasikan hikmah penciptaan mereka. Ada di antara mereka yang: (1) tidak beribadah kepada Allah Ta’ala sama sekali, dan tidak pula beribadah kepada selain Allah; (2) tidak beribadah kepada Allah Ta’ala sama sekali, namun beribadah kepada selain Allah; (3) beribadah kepada Allah, dan juga beribadah kepada selain Allah; dan (4) beribadah kepada Allah saja, dan tidak beribadah kepada selain Allah. 

Tidak kita ragukan lagi, yang betul-betul merealisasikan tujuan penciptaan mereka adalah manusia jenis ke empat. Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk dalam hamba-hamba-Nya yang mampu merealisasikan ibadah hanya kepada-Nya semata. Aamiin.

Sebagai kesimpulan, terdapat dua hikmah atau tujuan penciptaan manusia.

Pertama, agar manusia mengenal Allah Ta’ala, yaitu mengetahui kesempurnaan nama-nama dan sifat-sifat-Nya.

Kedua, agar manusia beribadah kepada Allah Ta’ala sebagai tuntutan dan konsekuensi dari pengenalan kepada Allah Ta’ala tersebut

Penulis: M. Saifudin Hakim

Simak selengkapnya disini. Klik https://muslim.or.id/47867-dua-hikmah-penciptaan-manusia.html

Tujuan Allah Menciptakan Manusia

Syekh Qasim Nanotvi R.H. menulis sesuatu yang indah dalam bukunya. Dia menulis: “Wahai manusia, pikirkanlah waktu dimana kalian belum diciptakan. Saat itu matahari sudah ada, bulan sudah ada, langit sudah ada, gunung-gunung sudah ada, sungai dan laut sudah ada. Ketika kalian belum ada, banyak hal yang sudah ada dan sepenuhnya berfungsi.

Kita dapat mengambil kesimpulan dari sini. Kesimpulannya adalah Allah tidak menciptakan kalian untuk benda-benda ini. Alasannya adalah, jika kalian diciptakan untuk mereka, maka tanpa kalian, mereka semua tidak akan bisa berfungsi dengan benar. Itulah mengapa ketika kalian belum ada, semua ciptaan Allah ini bekerja baik-baik saja.

Apa yang akan terjadi jika kalian sudah ada dan semua benda ini belum diciptakan? Jika kalian sudah ada tapi matahari belum ada? Kalian sudah ada tapi bulan belum bersinar? Kalian ada tapi air belum ada? Kalian ada tapi bumi belum ada? Kalian ada tapi tanaman dan hewan belum ada? Dengan begitu, tentu manusia akan mengalami kesulitan.”

Wahai manusia, pahamilah bahwa Allah tidak menciptakan kalian untuk apapun di dunia ini, melainkan segala sesuatunya di dunia diciptakan untuk kalian.”

Sungguh tidak beruntung orang-orang yang menghabiskan hidupnya hanya untuk dunia kemudian meninggal. Dia mendapatkan segalanya di dunia, tapi apa tujuannya karena Allah sebenarnya telah menciptakan semua ini untuk kita? Wahai manusia, sebenarnya Allahmenciptakan kalian untuk apa? Jika kalian memikirkan Al-Qur’an dan hadist Rasulullah S.A.W. kita akan sadar bahwa Allah telah menciptakan segalanya untuk kalian, dan telah menciptakan kalian untuk diri-Nya.

 

sumber: Lampu Islam

Tujuan Pokok dari Penciptaan Manusia

Sesungguhnya kita hidup di dunia ini hanya sebentar saja, ibarat orang yang berteduh di bawah pohon lalu berjalan lagi. Demikian penggalan materi tausyiah bertajuk ‘Tujuan Pokok dari Penciptaan Manusia’ Pimpinan Lembaga Dakwah Kreatif (iHaqi), Erick Yusuf  ketika menghadiri acara pengajian di MT Khoirunnisaa Miftahul Jannah Kota Baru Parahiyangan Bandung Barat. (Selasa,22/9/15).

Segala sesuatu yang Allah ciptakan, baik di langit maupun di bumi pasti ada tujuan dan hikmahnya. Tidaklah semata mata karena hanya suka-suka saja. Tidak ada suatu makhluk hidup yang diciptakan sia-sia. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mukminun:115).

Membahas tujuan utama penciptaan manusia ialah, agar manusia mengetahui tentang Allah dan untuk beribadah kepada Allah semata. Dan Allah Ta’ala berfirman,  “Allah lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Ilmu Allah benar-benar meliputi segala sesuatu.” (QS. Ath Thalaq: 12).

Allah menceritakan bahwa penciptaan langit dan bumi, agar manusia mengetahui tentang ke Maha Kuasaan Allah Ta’ala, bahwa Allah lah pemilik jagad raya ini dengan ilmu Allah yang sempurna. Tidak ada satu pun yang terluput dari ilmu dan pengawasan Allah, karena ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

Dan kemudian, menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Seperti hal nya dalam firman Allah, “Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (QS. Adz Dzariyat: 56).

“Ayat di atas jelas menyebutkan tujuan diciptakan manusia adalah untuk beribadah, hanya menyembah Allah semata. Ayat ini mengisyaratkan pentingnya tauhid, karena tauhid adalah bentuk ibadah yang paling agung, mengesakan Allah dalam ibadah.” tutur Ustadz yang disapa dengan sebutan Kang Erick tersebut.

“Dan selain itu, Ayat ini juga mengisyaratkan pentingnya beramal, setelah tujuan pertama manusia diciptakan adalah agar berilmu. Maka buah dari ilmu adalah beramal. Tidaklah ilmu dicari dan dipelajari kecuali untuk diamalkan. Sebagaimana pohon, tidaklah ditanam kecuali untuk mendapatkan buahnya. Karena ilmu adalah buah dari amal.” kata dia.

 

sumber: Republka Online