Ketentuan Malam Pertama Bagi Pengantin Baru Menurut Sunnah Rasulullah

Menjadi pengantin baru adalah dambaan bagi setiap insan. Pada saat itu, akan muncul rasa bahagia yang tidak terkira. Perasaan bahagia itu akan tidak lengkap rasanya jika tidak dilengkapi dengan ‘ritual’ malam pertama.

Setelah mengadakan pesta pernikahan, pengantin baru tentu sangat menantikan malam pertama, terlebih saat malam pertama mereka akan tidur ditemani oleh pasangan. Malam pertama merupakan malam yang istimewa, mendebarkan, sekaligus yang paling ditunggu-tunggu karena pada saat itu pasangan suami istri telah sah untuk melakukan aktivitas yang selama ini dilarang oleh agama, yakni bercumbu hingga melakukan kontak seksual lainnya.

Dalam islam, penyaluran hasrat biologis baik pada malam pertama hingga selanjutnya merupakan ibadah yang mengandung pahala. Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Abu Dzar ra yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالُوا لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ « أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

Artinya: “Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya lebih banyak mendapat pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami shalat, mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa, dan mereka bershodaqoh dengan kelebihan harta mereka”. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankah Allah telah menjadikan bagi kamu sesuatu untuk bershodaqaoh? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah shodaqoh, tiap-tiap tahmid adalah shodaqoh, tiap-tiap tahlil adalah shodaqoh, menyuruh kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah kemungkaran adalah shodaqoh dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah shodaqoh“. Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang di antara kami memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang haram, dia berdosa. Demikian pula jika ia memenuhi syahwatnya itu pada yang halal, ia mendapat pahala”.  (HR. Muslim)

Bagi sebagian pasangan, malam pertama menjadi waktu yang tidak terlupakan sehingga wajib untuk mempersiapkan segala sesuatunya agar pasangan sama-sama merasakan kebahagiaan. Terdapat beberapa ketentuan yang berkaitan dengan adab saat akan melakukan peraduan cinta (berjima’) menurut sunnah Rasulullah yakni sebagai berikut :

Mandi atau membersihkan diri

Dalam Kitab Qurratul ‘Uyun tentang malam pertama yang merupakan karya dari Syaikh Muhammad al-Tahami menjelaskan bahwa pasangan suami istri hendaknya membersihkan diri sebelum melaksanakan malam pertama. Hal tersebut sebaiknya dilakukan supaya kondisi fisik menjadi lebih fresh, bersih, dan menghilangkan rasa lelah setelah seharian berdiri di pelaminan menyalami para tamu undangan.

Berhias dan memakai wewangian

Setelah mandi, khusus untuk para wanita dianjurkan untuk berhias dan memakai wewangian agar suami semakin tertarik dan merasa senang kepada sang istri. Jika suami senang kepada istri dalam melayaninya, maka akan menjadi pahala dan amal ibadah bagi sang istri.

Melakukan pemanasan

Pemanasan dalam berjima’ kedudukannya sangatlah penting, yakni dengan melakukan cumbuan dan ciuman untuk membangkitkan syahwat pasangan. Rasulullah menganjurkan hal ini, “Janganlah salah seorang di antara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu memberikan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu,” (HR. Tirmidzi)

Menurut berbagai penelitian cumbuan dalam jima’ dapat melegakan perasaan, membuat bahagia serta membangkitkan hasrat pasangan.

Membaca doa

Pasangan suami istri dianjurkan membaca doa sebelum melakukan hubungan suami istri agar ketika sedang berjima’ terhindar dari adanya gangguan setan. Terlebih doa dilantunkan supaya calon keturunan yang dihasilkan juga dijauhkan dari gangguan setan yang terkutuk. Adapun doanya sebagai berikut:

بِسْمِ اللهِ اَللّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari (gangguan) setan dan jauhkanlah setan dari rezeki yang Engkau anugerahkan kepada kami.”

Membaca doa ketika suami mengeluarkan air mani

Ketika suami mengeluarkan air mani, hendaklah berdoa agar air mani yang dikeluarkan bisa memberikan keturunan yang baik. Adapun doa ketika mengeluarkan air mani yaitu:

اَللّهُـــمَّ اجْعَــلْ نُطْفَتَــنَا ذُرّ ِيَّةً طَيِّــبَةً

Artinya: “Ya Allah jadikanlah nutfah kami ini menjadi keturunan yang baik (saleh).”

Jika istri haid saat malam pertama, maka hanya diperbolehkan bermesraan

Saat malam pertama, bisa jadi sang istri mengalami datang bulan. Jika hal itu terjadi, maka istri harus menyampaikannya kepada suami dengan harapan suami mampu menahan diri. Tetapi hal itu bukan berarti suami ‘tidak berkutik’ untuk melakukan kontak seksual dengan istrinya.

Suami dibolehkan mencumbu istrinya, asalkan tidak sampai penetrasi atau memasukkan kemaluannya, apalagi sampai menyetubuhi istri di duburnya hal itu merupakan haram hukumnya. Rasulullah melarang hal tersebut, “Benar-benar terlaknat orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya.” (HR. Ahmad)

Doa Setelah Selesai Berhubungan

Setelah selesai melakukan hubungan badan, suami istri diharuskan berdoa dengan mengucapkan hamdalah. Doa ini bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah yang telah memberikan kenikmatan ketika melakukan hubungan intim suami istri. Adapun doanya yaitu:

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ خَلَقَ مِنَ المْـَــاءِ بَشَـــرًا

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air mani ini menjadi manusia (keturunan).”

Mandi junub setelah berhubungan suami istri

Setelah berhubungan suami istri, umat muslim diwajibkan untuk melakukan mandi besar/junub agar dapat melaksanakan ibadah wajib kembali seperti sholat fardu.

Crusita Maharani S

BINCANG MUSLIMAH

BINCANG MUSLIMAH

Pengertian Sakinah Mawaddah Wa Rohmah – Doa bagi Pengantin

Pengertian Sakinah Mawaddah Wa Rohmah 

UNGKAPAN Sakinah Mawaddah Wa Rohmah hampir dipastikan selalu muncul dalam acara pernikahan.

“Semoga menjadi keluarga yang Sakinah Mawaddah Wa Rohmah”. Demikian yang sering diucapkan mereka yang menghadiri pernikahan atau mendengar temannya menikah.

Harus diingat, cara mengucapkannya yang benar adalah Sakinah Mawaddah Wa Rohmah, bukan Sakinah Mawaddah dan Wa Rohmah, karena Wa di depan kata Rohmah artinya “dan”.

Ungkapan sakinah wawaddah warahmah diambil dari ayat Al-Quran yang sering dicantumkan dalam undangan pernikahan karena memang menggambarkan sebagian tujuan atau fungsi pernikahan dalam Islam.

 
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
Demikian sekilas ulasan tentang Pengertian Sakinah Mawaddah Wa Rohmah. Wasalam.