Dua Strategi Bentengi Jamaah Haji dari Risiko Penyakit

JAKARTA — Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementrian Kesehatan Fidiansyah mengungkapkan jamaah haji Indonesia memang rentan akan risiko penyakit.  Karena itu,  Kementerian Agama memprioritaskan jamaah haji Indonesia yang sudah lanjut usia (lansia).

“Jamaah haji kita ini sudah tergolong resiko tinggi itu di atas 50 persen,  karena iklim yang tinggi, maka kekuatan fisik juga membutuhkan kebugaran,” ujar Fidiansyah Selasa (9/6)

Fidiansyah menyebut dua strategi untuk mencegah atau setidaknya dapat mengurangi resiko kesehatan jamaah menurun saat di tanah suci, terutama saat di Arofah melihat bulan-bulan haji jatuh pada musim kemarau. Fidiansyah menjelaskan ada dua startegi yang disiapkan, yaitu program Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan progam pembinaan.

Dimaksud dengan Program BHPS ini adalah untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti makan harus bergizi, kemudian sebelum makan harus cuci tangan terlebih dahulu, minum minimal dua liter air mineral setiap hari, menggunakan penutup hidung atau master, kebersihan lingkungan jiga, tidak merokok, dan istirahat cukup.

Istirahat cukup artinya, merupakan imbauan dari kementerian kesehatan supaya para jamaah untuk tidak memforsir tenaganya untuk melakukan semua ibadah-ibadah sunnah, namun harus disiapkan istrahat untuk menjaga stamina tubuhnya menghadapi wukuf di Arofah nanti.

“Jika kemudian seluruh jamaah haji memperhatikan himbauan ini, tentu saja saya berharap program PHBS ini dapat melindungi jamaah dari resiko berat kesehatan,” kata dia.

 

Redaktur : Agung Sasongko
Reporter : c30

sumber: Republika Online