Puasa sebagai Zakat Tubuh, Inilah Penjelasan Ilmiahnya

SEGALA sesuatu menuntut dikeluarkan zakatnya. Dan puasa sebagai zakat tubuh.

Zakat harta adalah mengeluarkan sebagiannya (2,5%-20%) untuk orang-orang yang berhak menerima. Zakat ilmu adalah mendakwahkan ilmu itu kepada orang lain.

Zakat (mempelajari) hadits adalah mengamalkannya walau hanya sekali. Zakat rumah ialah merenovasinya atau mengecatnya paling tidak. Zakat kolam adalah dikuras dan dibersihkan.

Zakat mobil adalah diservis dan direparasi. Sedangkan, zakat tubuh adalah berpuasa, diet, dan berpantang untuknya. Rasulullah ﷺ bersabda,

ولكل شىء زكاة وزكاة الجسد الصوم 4 رواه ابن ماجه

“Segala sesuatu ada zakatnya dan zakat tubuh adalah puasa.” (HR Ibnu Majah)

Zakat menurut bahasa berarti ‘suci, subur, berkah, bagus, terpuji, meningkat, dan berkembang’. Sesuai dengan arti ini, segala sesuatu yang telah dikeluarkan zakatnya, maka akan menjadi suci, subur, berkah, bagus, terpuji, berkembang, da meningkat.

Tubuh misalnya, bila telah dizakati dengan puasa, maka tubuh akan menjadi sehat, bersih, bagus, subur, berseri seri, dan indah, karena puasa meningkatkan daya serap makanan, menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh, meningkatkan fungsi organ reproduksi, meremajakan sel-sel tubuh, dan membuat kulit lebih sehat dan berseri.

Meningkatkan Daya Serap Makanan

Berdasarkan ilmu gizi, orang umumnya hanya dapat menyerap gizi sebanyak 35% dari gizi makanan yang dikonsumsi. Dengan berpuasa, penyerapan gizi dapat meningkat hingga 85%.

Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: sebelum diserap, makanan harus mengalami proses perubahan dari padat menjadi komponen-komponen yang amat halus. Perubahanperubahan tersebut terjadi di dalam alat-alat pencernaan.

Seperti diketahui, pada waktu berpuasa alat pencernaan beristirahat selama kurang lebih enam jam. Dengan beristirahat, alat-alat pencernaan menjadi lebih giat dalam mereduksi dan menyerap makanan yang dikonsumsi. Logikanya, bila efisiensi pencernaan bertambah, daya serap tubuh terhadap gizi menguat.

Menyeimbangkan Kadar Asam dan Basa dalam Tubuh

Menurut ilmu tubuh, perbandingan zat kimia yang bersifat alkali dan bersifat asam di dalam tubuh manusia harus seimbang. Dengan menjalani puasa, zat-zat yang bersifat asam di dalam darah akan dapat dikurangi dan dijaga agar sifat alkalinya tetap lemah sehingga tercapai keseimbangan antara keduanya.

Sedangkan, pada saat tidak berpuasa, keseimbangan tersebut dapat tercapai jika makanan dan minuman yang dikonsumsi sesuai dengan perbandingan yang seimbang. Dan, ini cukup sulit.

Meningkatkan Fungsi Organ Reproduksi

Berdasarkan hasil riset di laboratorium hewan Lembaga Penelitian Ternak Amerika Serikat terhadap 864 ekor ayam petelur yang produktivitasnya telah menurun, terbukti bahwa 75% ayam-ayam tersebut dapat kembali bertelur setelah diberi terapi puasa selama sepuluh hari. Sebelumnya ayam-ayam tersebut telah menjalani masa bertelur antara 12-14 bulan.

Peningkatan fungsi organ reproduksi ini erat kaitannya dengan peremajaan (regenerasi) sel yang mendatangkan perubahan pada sel-sel urogenitalis dan jaringan-jaringan organ reproduksi wanita. Terjadi perubahan metabolik pada saat menjalankan puasa, terutama yang dilangsungkan lewat kelenjar-kelenjar endokrin.

Kelenjar endokrin indung telur menghasilkan lebih banyak estrogen dan progesteron. Kadar estrogen dan progesteron yang tinggi itu dapat meningkatkan fungsi organ reproduksi, yang berarti pula meningkatkan kesuburan.

Meremajakan Sel-Sel Tubuh

Organ-organ tubuh terdiri atas jaringan-jaringan yang merupakan kumpulan dari sel-sel sejenis. Ada berbagai sel dalam tubuh manusia, antara lain sel darah, sel tulang, sel saraf, sel otot, dan sel lemak.

Sel-sel tersebut mempunyai bentuk yang beraneka ragam, dari yang berbentuk bulat, bercabang, pipih, hingga bentuk-bentuk lainnya. Ketika menjalani puasa, organorgan tubuh berada pada posisi rileks sehingga sel-sel tersebut memiliki kesempatan untuk memperbarui diri.

Sel-sel baru terbentuk pada lapisan dalam yang kemudian mendesak sel-sel sudah tua untuk keluar. Sel-sel yang sudah tua ini segera mati pada saat mencapai permukaan, dan kemudian mengelupas. yang

Membuat Kulit Lebih Sehat dan Berseri

Setiap saat tubuh mengalami metabolisme energi, yaitu peristiwa perubahan dari energi yang terkandung dalam zat gizi menjadi energi potensial dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata, serta dalam bentuk lemak dan glikogen.

Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan dalam organ-organ tubuh dikeluarkan, sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpannya.

Peristiwa ini lazim disebut peremajaan sel. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan bila orang yang sering berpuasa, kulitnya akan lebih segar dan lembut.

Dr. Muhammad Dawahiri, seorang ahli penyakit kulit dari Universitas Kairo mengatakan, “Hubungan antara makan dan penyakit-penyakit kulit erat sekali. Karena itu, berpuasa (berpantang makan dan minum) untuk suatu masa dapat mengurangi kadar air pada tubuh dan darah. Pada gilirannya akan bisa menurunkan kadar air pada kulit, sehingga pada saat yang sama membuat kulit mempunyai pertahanan yang kuat menghadapi penyakit-penyakit kulit yang diakibatkan oleh bakteri (mikrobia).”

Vladimir Nikitin menyimpulkan bahwa tanpa memperoleh makanan, proses ketuaan manusia akan bisa dihambat. Sarjana biokimia Rusia ini sudah mengadakan eksperimen untuk membuktikan itu.

Tikus-tikus yang biasa hanya berumur dua setengah tahun, dengan jalan menstop suplai makanannya, tikus-tikus itu berhasil “diperpanjang” umurnya sampai empat tahun.*/Ahmad Syarifuddin, Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis (GiP)

HIDAYATULLAH