Pakar Bagi Trik Berolahraga Selama Puasa

Berpuasa di bulan suci Ramadhan ternyata bukan penghalang untuk tetap berolahraga secara teratur. Faktanya, olahraga yang tepat selama berpuasa dapat menunjang kebugaran tubuh sepanjang Ramadhan.

“Puasa nggak boleh olahraga itu mitos. Kita butuh bergerak termasuk saat puasa,” ujar konsultan gizi Seala Septiani dalam temu media bersama Lazada di Aston at Kuningan Suites, Jakarta.

Pendiri Sana Studio sekaligus instruktur zumba Laila Munaf mengatakan olahraga yang dilakukan saat puasa harus disesuaikan dengan kondisi tubuh. Individu yang terbiasa berolahraga rutin dan memiliki tubuh bugar misalnya, dapat melakukan olahraga kardio saat puasa.

“Tapi intensitasnya lebih diturunkan saat puasa,” ungkap Laila.

Laila juga tidak menyarankan olahraga angkat beban saat perut dalam keadaan kosong. Jika ingin melakukan olahraga angkat beban saat puasa, dianjurkan untuk memilih waktu di mana kondisi perut masih cukup terisi.

“Antara subuh sampai sebelum zuhur. Atau setelah buka puasa,” tambah Laila.

Untuk orang-orang yang hanya ingin menjaga kebugaran tubuh dan tidak ingin menurunkan berat badan, Laila menyarankan olahraga sederhana seperti pilates dan jalan kaki. Meski tidak membuat keringat bercucuran deras, kedua jenis olahraga ini efektif untuk membuat tubuh tetap aktif bergerak dan bugar.

“Sekedar jalan kaki di pagi hari atau menjelang puasa sambil ngabuburit. Agar tetap aktif,” terang Laila.

Para pekerja kantoran pun disarankan Laila untuk tetap bergerak aktif meski dari balik meja. Kursi kantor merupakan salah satu media yang bisa dimanfaatkan oleh pekerja kantoran untuk berolahraga ringan selama berpuasa.

Salah satu gerakan yang disarankan Laila ialah melakukan squat dengan kursi. Pekerja kantoran cukup melakukan gerakan seolah-olah akan duduk di kursi namun berdiri lagi sebelum bagian bokong benar-benar mengenai kursi.

“Inhale (tarik napas) saat gerakan mau duduk, exhale (hembuskan napas) saat mau berdiri,” jelas Laila.

Cara lain untuk berolahraga dengan memanfaatkan kursi ialah dengan mengangkat kaki sambil duduk. Kaki kanan dan kiri dalam posisi lutut tetap tertekuk di angkat ke atas secara bergantian. Untuk meningkatkan kesulitan, gerakan twist atau memutar tubuh bisa ditambahkan saat mengangkat kaki.

“Ini untuk otot perut. Memang nggak langsung bikin sixpack tapi seenggaknya otot di perut dibangunin,” terang Laila.

 

REPUBLIKA

Ramadan, Dibukanya Pintu-pintu Surga

SESUNGGUHNYA Allah Taala mengkhususkan bulan Ramadan di antara bulan-bulan lainnya dengan keutamaan yang agung dan keistimewaan yang banyak.

Allah Taala berfirman,

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu yang hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu. Dan barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al-Baqarah [2]: 185).

Di dalam ayat yang mulia ini, Allah Taala menyebutkan dua keistimewaan bulan Ramadan yang agung, yaitu:

Keistimewaan pertama, diturunkannya Alquran di dalam bulan Ramadan sebagai petunjuk bagi manusia dari kegelapan menuju cahaya. Dengan kitab ini, Allah memperlihatkan kepada mereka kebenaran (al-haq) dari kebatilan. Kitab yang di dalamnya terkandung kemaslahatan (kebaikan) dan kebahagiaan (kemenangan) bagi umat manusia, serta keselamatan di dunia dan di akhirat.

Keistimewaan ke dua, diwajibkannya berpuasa di bulan tersebut kepada umat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, ketika Allah Taala memerintahkan hal tersebut dalam firman-Nya (yang artinya),” Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)

Puasa Ramadan merupakan salah satu rukun Islam [1], di antara kewajiban yang Allah Taala wajibkan, dan telah diketahui dengan pasti bahwa puasa Ramadan adalah bagian dari agama, serta berdasarkan kesepakatan (ijma) kaum muslimin. Barangsiapa yang mengingkarinya (kewajiban puasa Ramadan), maka dia telah kafir.

Barangsiapa yang berada di negeri tempat tinggalnya (mukim atau tidak bepergian) dan sehat, maka wajib menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan. Sebagaimana firman Allah Taala (yang artinya),” Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu” (QS. Al-Baqarah [2]: 185) Dan barangsiapa yang bepergian (musafir) atau sakit, maka wajib baginya mengganti puasa di bulan yang lain, sebagaimana firman Allah Taala (yang artinya), “Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain” (QS. Al-Baqarah [2]: 185)

Dari sini jelaslah bahwa tidak ada keringanan untuk tidak berpuasa di bulan tersebut, baik dengan menunaikannya di bulan Ramadan atau di luar bulan Ramadan kecuali bagi orang yang sudah tua renta atau orang sakit yang tidak diharapkan kesembuhannya. Kedua kelompok tersebut tidaklah mampu berpuasa, baik di bulan Ramadan atau di luar bulan Ramadan. Bagi keduanya terdapat hukum (aturan) lain yang akan datang penjelasannya, in syaa Allah.

Dan termasuk di antara keutamaan bulan Ramadan adalah apa yang dijelaskan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam shahihain dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

“Jika bulan Ramadan tiba, maka dibukalah pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka, dan setan-setan dibelenggu” [2]

Hadis ini menunjukkan atas keistimewaan yang agung dari bulan yang penuh berkah ini, yaitu,

Pertama, dibukanya pintu-pintu surga di bulan Ramadan. Hal ini karena banyaknya amal saleh yang disyariatkan di bulan tersebut yang menyebabkan masuknya seseorang ke dalam surga. Sebagaimana firman Allah Taala,

“Masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan” (QS. An-Nahl [16]: 32).

Kedua, ditutupnya pintu-pintu neraka di bulan ini, disebabkan oleh sedikitnya maksiat yang dapat memasukkan ke dalam neraka, sebagaimana firman Allah Taala,

“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya)” (QS. An-Naziat [79]: 37-39).

Dan juga firman Allah Taala,

“Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan rasul-Nya, maka sesungguhnya baginyalah neraka jahanam, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya” (QS. Jin [72]: 23).

Ketiga, setan-setan dibelenggu di bulan Ramadan. Setan tidak mampu untuk menggoda (menyesatkan) manusia, menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan, atau memalingkan manusia dari amal saleh, sebagaimana yang setan lakukan di selain bulan Ramadan. Tercegahnya manusia -di bulan yang penuh berkah ini- dari melakukan berbagai hal yang keji merupakan rahmat untuk kaum muslimin, sehingga mereka pun memiliki kesempatan untuk mengerjakan berbagai amal kebaikan dan menghapus dosa-dosa mereka.

Dan termasuk dalam keutamaan bulan yang penuh berkah ini adalah dilipatgandakannya amal kebaikan di dalamnya. Diriwayatkan bahwa amalan sunnah di bulan Ramadhan memiliki pahala yang sama dengan amal wajib. Satu amal wajib yang dikerjakan di bulan ini setara dengan 70 amal wajib. Barangsiapa yang memberi buka puasa untuk seorang yang berpuasa, maka diampuni dosanya dan dibebaskan dari api neraka, dan baginya pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala oarang yang berpuasa tersebut sedikit pun.

Semua kebaikan, berkah, dan anugerah ini diberikan untuk kaum muslimin dengan datangnya bulan yang penuh berkah ini. Oleh karena itu, hendaklah kaum muslimin menyambut bulan ini dengan kegembiraan dan keceriaan, memuji Allah yang telah mempertemukannya (dengan bulan Ramadan), dan meminta pertolongan kepada-Nya untuk dapat berpuasa dan mengerjakan berbagai amal shalih di bulan Ramadan.

Sesungguhnya Ramadan adalah bulan yang agung dan mulia, bulan yang penuh berkah bagi umat Islam. Kami memohon kepada Allah Taala untuk menganugerahkan keberkahan bulan Ramadan kepada kami. [3]. [M Syaifuddin Hakim/Muslimorid]

 

– See more at: http://ramadhan.inilah.com/read/detail/2383141/ramadan-dibukanya-pintu-pintu-surga#sthash.NAlqJInl.dpuf

Ramadan, Bulan Bazar Pahala

BULAN Ramadan adalah bulan bazar pahala. Di bulan mulia ini, Allah SWT melipatgandakan perhitungan amal ibadah sekalian hamba-Nya.

Ramadan sekaligus bulan perjamuan Ilahi. Di bulan ini, Allah membentangkan jalan lapang bagi hamba-Nya. Beragam amal ibadah sesuka hati boleh dipilih, semampu hamba bisa menjalankan.

Allah mengungkapkan puasa sebagai ibadah rahasia antara hamba dengan diri-Nya. Di jamuan Ramadan ini, ibadah salat, membaca Alquran, zikir, sedekah meski sebiji kurma, adalah jalan menuju keridaan-Nya.

Kita berusaha memintal benang ibadah demi ridha-Nya, menjalankan ibadah di bulan berkah karena mencintai Sang Kekasih. Simak kisah semut dengan Nabi Daud as berikut, ihwal pecinta yang rela mati demi menggapai kekasihnya.

Suatu ketika, saat melewati padang pasir, Nabi Daud melihat seekor semut mengangkut debu dengan perlahan, dari gundukan kecil dan memindahkannya ke tempat lain. Nabi Daud pun meminta Allah SWT untuk mengungkap rahasia semut itu.

Semut itu berkata, “Saya mempunyai kekasih yang telah menetapkan suatu syarat untuk terjadinya penyatuan kami, yakni dengan membawa semua debu dari bukit itu ke tempat ini.”

“Berapa lama engkau mampu untuk memindahkan gundukan besar debu tersebut? Dan apakah hidupmu cukup untuk melakukan itu?” Tanya Nabi Daud.

“Saya tahu semua ini. Namun kebahagiaan saya terletak di sana, yaitu ketika saya mati di jalan ini,” kata semut. “Karena niscaya saya mati di jalan sang kekasih!”[IslamIndonesia]

 

– See more at: http://ramadhan.inilah.com/read/detail/2382048/ramadan-bulan-bazar-pahala#sthash.j2eH3c01.dpuf

Puasa Terlama 21 Jam Tercepat 11 Jam Sehari, Ini Daftar Negaranya

Muslim di seluruh dunia sedang menjalani ibadah puasa Ramadan 1438 Hijriah atau 2017 Masehi. Selama satu bulan, umat Islam akan menahan lapar dan haus sejak fajar sampai matahari terbenam. Lama berpuasa di tiap negara berbeda-beda karena bergantung pada lamanya matahari menyinari suatu daerah.

Lamanya matahari menyinari suatu daerah, biasanya terkait dengan musim. Musim panas yang saat ini berlangsung di Cina, misalnya. Di sana durasi waktu umat Islam untuk menahan lapar dan minum sekitar 16 jam. Sedangkan di Australia yang kini sedang musim dingin, waktu puasanya relatif pendek sekitar 11 jam.

Durasi puasa di Indonesia tergolong sedang: tidak lama dan tidak pendek, sekitar 13 jam sehari. Berikut ini durasi lama berpuasa di pelbagai negara.

Benua Eropa
Islandia | 21 jam
Finlandia | 19 jam 56 menit
Norwegia |19 jam 48 menit
Rusia | 19 Jam 7 menit
Jerman | 18 jam 51 menit
Inggris | 18 jam 34 menit
Prancis | 17 jam 11 menit
Spanyol | 16 jam 43 menit
Turki | 16 jam 40 menit
Benua Amerika
Greenland | 21 jam 2 menit
Kanada | 17 jam 24 menit
Amerika Serikat | 16 jam 29 menit
Kolombia | 13 jam 33 menit
Peru | 12 jam 42 menit
Argentina | 11 jam 32 menit

Benua Afrika
Nigeria | 13 jam 50 menit
Ghana | 13 jam 43 menit
Kenya | 13 jam 17 menit
Zimbabwe | 12 jam 26 menit

Benua Australia
Selandia Baru| 11 jam 37 menit
Australia | 11 jam 35 menit

Benua Asia
Kazakstan| 18 jam 12 menit
Cina | 16 jam 14 menit
Jepang | 15 jam 45 menit
India | 15 jam 5 menit
Taiwan | 14 jam 47 menit
Hong Kong | 14 jam 35 menit
Brunei | 13 jam 34 menit
Malaysia | 13 jam 29 menit
Indonesia | 13 jam 2 menit

Timur Tengah
Iran | 16 jam 4 menit
Suriah | 15 jam 52 menit
Yordania | 15 jam 42 menit
Mesir | 15 jam 36 menit
Arab Saudi | 14 jam 41 menit
Yaman | 14 jam 18 menit

AHMAD FAIZ | GULFNEWS | ALJAZEERA

Ahli Gizi tak Sarankan Berbuka dengan Teh Manis

Ahli gizi tak menyarankan berbuka puasa dengan teh manis karena hanya mengandung sukrosa.

“Enggak cocok. Teh manis isinya (kandungannya) sukrosa saja. Salah berbuka puasa dengan tes manis, apalagi dengan gula berlebih,” ujar Rita Ramayulis DCN, MKes

Sementara saat berbuka puasa kita perlu segera menaikkan kadar gula darah hingga menjadi stabil. Sukrosa saja tak cukup, tubuh juga butuh glukosa dan fruktosa. Konsumsi kurma sangat disarankan karena kandungan glukosa, fruktosa dan sukrosanya. Di samping itu kurma juga kaya serat, kalium, potassium dan vitamin A.

“Konsumsi kurma basah, kalau enggak ada kurma kering. Satu kurma mengandung glukosa, fruktosa, sukrosa, serat, kalium, potassium dan vitamin A. Perpaduan sukrosa, glukosa dan fruktosa bisa menaikkan kadar gula sekaligus menstabilkannya,” kata Rita.

Perlu juga diingat, ujarnya, cairan elektrolit yang hilang selama berpuasa harus segera diganti saat berbuka. Selain kurma, buah-buahan termasuk air kelapa bagus bagi tubuh karena menyuplai cairan dan elektrolit.

“Buah pisang, semangka dan pepaya bisa menjadi pilihan karena juga mengandung serat, fruktosa, glukosa, kalium dan vitamin A,” katanya.

 

JNE Siapkan Pesawat Khusus Antisipasi Lonjakan Ramadhan

Ramadhan dan Idul Fitri, adalah momen khusus saat kebutuhan pengiriman paket oleh masyarakat meningkat di berbagai daerah. Di momen istimewa yang dirayakan oleh umat muslim ini, pertumbuhan tingkat konsumsi masyarakat di seluruh Indonesia menjadi tradisi dan budaya.

Begitu juga bagi banyak pelaku e-commerce, Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri pun menjadi saat dimana angka penjualan dapat bertambah. JNE jumlah pengiriman pada high season tahun ini mencapai lebih dari 30 persem dibanding hari-hari biasanya yang kini berjumlah rata-rata 16 juta kiriman per bulan. Jenis paket yang dikirimkan pun didominasi oleh pakaian dan makanan yang menjadi komoditi bagi para UKM atau pelaku e-commerce.

Presiden Direktur JNE M Feriadi mengatakan untuk dapat terus memenuhi kebutuhan pengiriman paket perseroan melakukan banyak persiapan di berbagai hal dalam bidang IT, SDM, dan infrastruktur. JNE menambah sebanyak 15 ribu lebih SDM dari sekitar 40 ribu personil yang sudah ada di seluruh Indonesia, sehingga 55 ribu karyawan siap melayani pelanggan dan menangani seluruh aktifitas operasional pada high season kali ini.

Begitu juga dengan 7000 lebih armada yang sudah ada, ditambah sebanyak lebih dari 1500 unit kendaraan, menjadi total sekitar 8500 armada pengantar paket di semua wilayah dari berbagai macam jenis kendaraan, seperti mobil, truk berukuran kecil sampai dengan besar, dan yang lainnya. Untuk menangani kebutuhan pengiriman paket dalam e-commerce agar mendukung peningkatan penjualan para UKM atau aktifitas jual-beli online yang juga bertambah, JNE bahkan menyiapkan pesawat kargo khusus.

Koordinasi dengan berbagai pihak dan booking space juga telah dilakukan, baik dengan airlines maupun pengelola angkutan laut serta darat. Langkah-langkah antisipasi yang dilakukan untuk menghadapi peningkatan jumlah kiriman yang signifikan dalam waktu yang singkat, bukan hanya terkait penuhnya jadwal penerbangan dan padatnya lalu lintas darat maupun laut, namun juga antisipasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengan cuaca seperti gelombang laut yang tinggi sehingga wilayah Indonesia bagian timur tidak dapat dicapai melalui jalur laut, dan yang lainnya.

“Di tahun-tahun sebelumnya, lonjakan terjadi seminggu sebelum Idul Fitri atau H-7 lebaran, tapi saat ini kenaikan sudah terjadi pada minggu kedua bulan Ramadhan” tutur dia berdasarkan rilis yang diterima republika.co.id, Kamis (1/6)

Pesona atau Pesanan Oleh-Oleh Nusantara sebagai produk layanan JNE untuk mendukung para produsen makanan khas dalam negeri pun mencatat pertumbuhan pesanan konsumen untuk para UKM kuliner di berbagai daerah. Penambahannya berjumlah hingga ribuan pesanan setiap tahun saat high season.

 

 

REPUBLIKA

 

________________________

Anda pengguna jasa JNE? Segera download aplikasi Android JNE TARIF OFFLINE dari Albani Studio. Dengan aplikasi ini, Anda bisa ngecek tarif ongkir JNE secara offline atau tanpa koneksi internet. Download di sini!

Telat Sahur? Ini Makanan Praktis dan Bergizi yang Cocok Disantap

Saat telat sahur, makanan apa yang perlu dikonsumsi? Coba saran ahli gizi ini. Selain praktis makanan ini juga bergizi agar tak lemas saat berpuasa.
Bangun mendekati waktu imasak sering kali membuat seseorang menikmati makanan praktis seperti mie instan ataupun segelas air putih. Cukup direbus sekitar 3 menit, semangkuk mie instan sudah bisa disantap.
Tapi bagaimana dengan gizinya? Leona Victoria Djajadi, MND tidak menyarankan untuk sahur dengan mie instan. “Lebih sehat dengan susu dan sereal atau roti sandwich,” jelas ibu dua anak ini kepada detikFood (27/05).
Victoria menambahkan bahwa makanan yang baik untuk berpuasa adalah makanan yang tinggi protein, sementara mie instan proteinnya biasa saja.
Agar bisa tetap sahur dengan makanan sehat selama puasa, sebaiknya Anda memiliki stok sayuran segar di rumah. Untuk sandwich, Anda bisa memilih roti gandum dengan isian telur ceplok dengan tambahan lembaran selada, potongan timun dan juga tomat. Jangan lupa konsumsi susu serta potongan buah yang mengandung tinggi air seperti jeruk, semangka atau melon agar lebih mengenyangkan dan kebutuhan air bisa terpenuhi.
“Bisa juga menikmati oats, granola atau muesli. Overnight oats ataupun chia pudding bisa disiapkan dari malam,” ujar Victoria.
Baik oats ataupun garnola mengandung serat yang sangat baik untuk pencernaan serta memberikan rasa kenyang lebih lama.

Semarak Ramadhan di Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal menyambut Ramadhan 1438 H dengan berbagai kegiatan yang semarak. Menurut Wakil Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) KH Bahrul Hayat, dalam Ramadhan tahun ini Masjid Istiqlal menggelar berbagai kegiatan. Di antara kegiatan itu antara lain, bazar, buka puasa (takjil) bersama untuk 100 ribu orang, santunan 1.000 anak yatim, pesantren Ramadhan untuk Remaja, dan tentu saja ibadah shalat tarawih berjamaah dan I’tikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.

Shalat tarawih berjamaah dilaksanakan setiap hari di lantai utama. Berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, kegiatan bazar dikemas dalam Istiqlal Ramadhan Fair berupa bazar aneka produk yang berlokasi di sekitar area parkir Masjid Istiqlal. Bazar ini menampilkan produk-produk fashion, buku, makanan dan minuman, aksesoris, produk herbal, dan berbagai produk lainnya. Bazar dilaksanakan mulai 19 Mei 2017 hingga 17 Juni 2017.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Istiqlal juga akan menyediakan Takjil Ramadhan bagi sekitar 100 ribu orang selama Ramadhan. Setiap Senin-Jumat disediakan sekitar 3.000 paket takjil.

Sedangkan Sabtu-Ahad biasanya pengunjung jauh lebih banyak sehingga panitia menyediakan antara 4.000-5.000 paket takjil. Banyaknya paket ini sangat tergantung sumbangan dari masyarakat dan perusahaan.

Karena itulah, panitia dengan terbuka dan senang hati menerima berbagai sumbangan, baik berupa uang maupun makanan minuman untuk berbuka. Ibadah memberikan takjil (makanan berbuka) bagi orang yang berpuasa ini sangat menarik karena mendapatkan pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala orang tersebut.

Sebelum buka bersama, diadakan membaca Alquran, zikir, dan tausyiah menjelang berbuka. Sebelum ashar, diadakan pentas seni budaya Islam di koridor Masjid.

Istiqlal juga akan mengadakan Pesantren Ramadhan bagi 1.000 peserta yang terbagi dalam tiga gelombang. Masing-masing gelombang diselenggarakan selama tiga hari dua malam.

Gelombang I diselenggarakan 28-30 Mei 2017 untuk peserta kelas 5-6 SD dan SMP, Gelombang II diselenggarakan 30 Mei sampai 1 Juni 2017 untuk peserta SMP. Gelombang III diselenggarakan 1-3 Juni 2017 untuk peserta tingkat SMA, mahasiswa, dan remaja umum. Pendaftaran peserta bisa dilakukan mulai 20 Mei 2017 bertempat di Bidang Diklat (Tarbiyah) Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), yang terletak di lantai dasar Masjid Istiqlal.

Pada pertengahan Ramadhan, tepatnya 16 Juni 2017, Istiqlal akan mengadakan santunan 1.000 anak yatim yang berada di Jakarta dan sekitarnya. Santunan ini berupa uang dan keperluan ibadah. Santunan ini juga hasil donasi dari para jamaah dan masyarakat.

Pada malam 17 Ramadhan, Istiqlal akan mengadakan peringatan Nuzulul Quran. Peringatan malam turunnya Alquran akan diselenggarakan di lantai utama Masjid Istiqlal. Selama Ramadhan, Istiqlal juga menerima zakat, infaq, dan shadaqah dari masyarakat untuk disalurkan kepada yang berhak.

Kegiatan amaliyah Ramadhan Masjid Istiqlal diakhiri dengan Takbir Bersama pada malam Idul Fitri dilanjutkan dengan Shalat Idul Fitri keesokan harinya. Masjid Istiqlal bisa menampung 16 ribu jamaah di lantai utama. Jika selasar dipergunakan, sebanyak 50 ribu orang bisa ditampung.

Ketua Panitia Amaliyah Ramadlan Masjid Istiqlal, H Wahyono mempersilahkan masyarakat untuk beribadah secara khusyu’ di Masjid Istiqlal. Panitia dan pengelola akan memberikan pelayanan sebaik-baiknya agar kegiatan ibadah di bulan Ramadlan ini bisa memberikan dampak pribadi dan sosial bagi masyarakat muslim khususnya, dan Indonesia pada umumnya.

 

 

REPUBLIKA

Cegah Dehidrasi Selama Berpuasa dengan 4 Cara Ini

Selama berpuasa tubuh tidak mendapatkan pasokan cairan secara cukup. Akan tetapi, Anda bisa menyiasatinya dengan pola makan sehat agar terhindar dari dehidrasi.

Saat puasa, tubuh mengalami proses detoksifikasi. Proses ini sangat bermanfaat untuk membantu regenerasi sel tubuh. Akan tetapi pola serta pemilihan jenis makanan dan minuman yang salah justru bisa timbulkan rasa haus yang berlebihan selama berpuasa.

Mendapatkan cukup air setelah seharian berpuasa sangatlah penting. Karena air diperlukan agar tubuh tetap berfungsi dan bisa menjalankan aktifitas seperti biasa. Jika seseorang mengalami dehidrasi atau kurang cairan maka akan menyebabkan pusing, sakit kepala, lesu dan letih.

Minum delapan gelas per hari itu penting, namun ada hal lain yang perlu diingat untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi secara optimal.

Dikutip dari Star2 (30/05) ada beberapa tips untuk membantu Anda tak alami dehidrasi selama berpuasa.

1. Hindari minuman berkafein

Kebanyakan orang sering menikmati teh ataupun kopi untuk mengembalikan energi ataupun menambah semangat setelah berbuka. Tapi minuman ini mengandung kafein yang dapat memberikan efek diuretik sehingga dapat meningkatkan produksi urin dan membuang garam serta air dalam tubuh.

Terlalu banyak kafein juga bisa mengakibatkan rasa haus. Agar tubuh tetap terhidrasi dengan baik, sebaiknya pilih air putih dan kombinasikan dengan buah manis seperti kurma untuk membantu kembalikan energi setelah berpuasa.

 

2. Konsumsi buah dan sayur

Mengkonsumsi buah dan sayur tidak hanya baik untuk kesehatan tapi juga dapat menghidrasi tubuh dengan baik. Pilihlah buah dan sayur yang memiliki kandungan air tinggi sehingga dapat memberikan pasokan zat gizi serta menyegarkan dahaga dan tetap mengenyangkan.

Beberapa sayur dan buah yang tinggi akan kandungan air adalah semangka, mentimun, seledri, tomat dan belimbing. Kandungan airnya bisa membantu tubuh terhindar dari dehidrasi.

3. Hindari makanan pedas atau asin

Makanan pedas dan asin dapat meningkatkan kebutuhan jumlah air. Jadi sebaiknya batasi konsumsi makanan pedas dan asin.

Saat memasak, usahakan jangan memberi banyak tambahan cabai dan garam. Siasati menambahkan rasa gurih dengan tambahan irisan daun bawang, seledri, bawang putih dan potongan tomat.

 

4. Minum berlebihan sekaligus

Menjelang waktu imsak, biasanya kita meminum air putih bergelas-gelas agar tidak haus saat berpuasa. Padahal saat Anda memasukkan air secara berlebihan tubuh pun akan mengeluarkannya kembali dan justru dapat membuat perut terasa kembung.

Sebaiknya minum dengan porsi cukup dan cukupi kebutuhan cairan secara bertahap. Minumlah air putih ketika bangun tidur dan sebelum makan, saat sahur dan setelah sahur. Jangan lupa imbangi dengan konsumsi sayur dan buah tinggi air.

 

DETIK FOOD

Ayo Kita Tiru Cara Rasulullah Berpuasa,…

Sebagai umat Islam, kita semua tentu bercita-cita bisa beribadah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Shalat seperti yang dicontohkan Rasul, makan, minum, tersenyum, dan amal ibadah lainnya seperti yang diajarkan Rasulullah SAW.

 

Tak mudah mengikuti seperti apa yang diberikan dan disampaikan oleh Rasul SAW. Sebab, beliau adalah teladan terbaik bagi seluruh umat manusia. Beliau adalah pemimpin yang tak ada bandingannya di dunia ini. Banyak orang mengakui keagungan dan kehebatan Rasulullah. Beliau adalah contoh bagi orang kaya dalam kedermawanannya, beliau adalah contoh bagi orang miskin dalam kesederhanaan dan kezuhudannya, dan Rasulullah SAW adalah teladan bagi pemimpin dalam ketegasan dan kebijaksanaannya.

Dalam Alquran, Allah memuji Rasulullah SAW sebagai suri teladan yang baik bagi umat. “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21). Hal ini menunjukkan bahwa akhlak dan pribadinya sangat baik dan mulia.

Bahkan, dalam salah satu hadis yang diriwayatkan dari Aisyah RA dinyatakan bahwa akhlak Rasulullah SAW itu senantiasa merujuk pada Alquran. Karena itu, sudah selayaknya umat Islam mencontoh dan meneladani kepribadian Rasulullah SAW dalam segala hal, termasuk puasa. Berikut beberapa cara yang biasa dilakukan Rasulullah SAW dalam menjalankan ibadah puasa dan menghidupkan Ramadhan.

Berniat puasa sejak malam

Diriwayatkan dari Hafsah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang tidak berniat untuk puasa Ramadhan sejak malam, maka tak ada puasa baginya.” (HR Abu Dawud).

 

Mengawali dengan sahur

Setiap akan berpuasa, Rasul SAW selalu makan sahur dengan mengakhirkannya, yakni menjelang datangnya waktu imsak.

 

Menyegerakan berbuka dan shalat

Dan ketika berbuka itu, Rasul SAW hanya memakan tiga biji kurma dan segelas air putih, lalu segera berwudhu untuk mengerjakan shalat Maghrib secara berjamaah.

Dari Abu ‘Athiyah RA, dia berkata, “Saya bersama Masruq datang kepada Aisyah RA. Kemudian Masruq berkata kepadanya, “Ada dua sahabat Nabi Muhammad SAW yang masing-masing ingin mengejar kebaikan, dan salah seorang dari keduanya itu segera mengerjakan shalat Maghrib dan kemudian berbuka. Sedangkan yang seorang lagi, berbuka dulu baru kemudian mengerjakan shalat Maghrib.” Aisyah bertanya, “Siapakah yang segera mengerjakan shalat Maghrib dan berbuka?” Masruq menjawab, “Abdullah bin Mas’ud.” Kemudian Aisyah berkata, “Demikianlah yang diperbuat oleh Rasulullah SAW.” (HR Muslim No 1242).

 

Memberbanyak ibadah

Selama bulan Ramadhan, Rasul SAW senantiasa memperbanyak amalan, seperti shalat malam, tadarus Alquran, zikir, tasbih, dan sedekah.

 

Iktikaf

Memasuki 10 hari terakhir di bulan Ramadhan, Rasul SAW meningkatkan aktivitas ibadahnya, terutama dengan iktikaf.

 

 

REPUBLIKA