Rangkaian Persiapan Kesehatan Haji 2022

Pusat Kesehatan Haji telah membuat project planning atau persiapan kesehatan haji tahun 1443H/2022M. Rencana ini dibuat setelah Arab Saudi pada 9 April lalu resmi mengumumkan siap menyelenggarakan ibadah haji tahun ini dengan 1 juta kuota.

“Bayangkan betapa hectic nya kita. Tidak mudah menyiapkan persiapan kesehatan haji dalam waktu yang sangat singkat ini,” Kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana pada Republika setelah penutupan pembekalan PPIH Arab Saudi gelombang pertama belum lama ini.

Budi bersyukur meski sangat singkat, Pusat Kesehatan Haji telah berhasil melakukan persiapan. Dengan sudah dilakukan persiapan sebelumnya, Pusat Kesehatan Haji tahu apa yang harus dilakukan ketika ada kepastian penyelenggaraan ibadah haji dari Arab Saudi.

“Alhamdulillah meski waktu persiapan sangat singkat kita sudah memetakan apa yang akan kita lakukan di sana,” ujarnya.

Berdasarkan Flyer Project Planning Operasional Kesehatan Haji 2022 yang sudah diterbitkan di media sosial Pusat Kesehatan Haji. Project pertama dimulai pada 25-26 April dengan agenda Integrasi renops ke dalam materi pelatihan integrasi, pada 26- 27 April membuat SK Lab PCR jamaah haji reguler dan Juknis PCR,  tanggal 27 dilakukan training technical meeting dengan Lakespra. 

Setelah itu,  pada tanggal 29 April sampai tanggal 9 Mei dibuat logistik preparedness dan konsolidasi internal, tanggal 10-13 Mei dilakukan training PPIH kesehatan angkatan I, tanggal 13-15 Mei training PPIH kesehatan angkatan II, tanggal 13-14 Mei dilakukan pencatatan dan pelaporan obat perbekes.

Pada tanggal 16-22 Mei training integrasi PPIH, tanggal 16-17 Mei dilakukan vaksinasi meningitis PPIH, tanggal 23-25 Mei training PPIH Kesehatan Angkatan lll, tanggal 16-30 Mei training integrasi kloter (TKH) dan pengurusan dokumen penugasan, tanggal 26 Mei pemberangkatan tim advanced, tanggal 30 Mei pemberangkatan PPIH Madinah, Tim Mobile Bandara dan Tim Promosi Kesehatan.

Dihubungi terpisah, anggota panitia penyelenggara ibadah haji Arab Saudi dari Pusat Kesehatan Haji Dian Septika Sari mengatakan, tim advance yang berangkat pada tanggal 26 mei ini di antaranya Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana didampingi para koordinator tim.

“Di tim advance ini ada Pak Kapus Budi Sylvana dan para Koordinator tim. Setelah itu tanggal 30 Mei tim PPIH Madinah, Tim Mobile Bandara dan Tim Promosi Kesehatan diberangkatkan dan menyusul pada 8 Juni tim PPIH Makkah berangkat,” katanya.

Dian Septika mengatakan ada tujuh tim dalam penyelenggaraan haji tahun ini yang telah dibentuk Budi Sylvana. Di antaranya:

1. Tim Surveilans. 

Tim ini bertugas menyediakan hasil analisis terhadap data pelayanan kesehatan dan memberikan informasi tentang hasil pelayanan kesehatan jemaah haji baik tingkat kloter, sektor, daerah kerja dan Arab Saudi.

2. Emergency Medical Team (EMT).

Tim ini bertugas memperkuat penyelenggaraan pelayanan kesehatan dengan deteksi dini kegawatdaruratan, emergency response, evakuasi dan rujukan jamaah, dan pencatatan pelaporan.

3. Tim Promosi Kesehatan (Promkes).

Tim ini bertugas memberikan pelayanan dalam bentuk promosi kesehatan(Health Promotion), Perlindungan khusus (Spesific Protection), Diagnosa dini dan Pengobatan yang cepat dan tepat (Early diagnostic & Prompt treatment).

4. Tim Mobile Bandara (TMB). 

Tim ini bertugas melakukan inspeksi, intervensi dan rekomendasi kesehatan lingkungan di Daker Makkah, Madinah dan Bandara.

5. Tim Sanitasi dan Food Security.

Tim ini bertugas menjamin ketersediaan logistik dari tingkat kloter, sektor, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) dan Daerah Kerja (Daker) Jeddah, Makkah dan Madinah.

6. Tim logistik dan bekal kesehatan.

Tim ini bertugas menyediakan pelayanan deteksi dini kegawatdaruratan, tatalaksana kegawatdaruratan, mempercepat proses rujukan dan evakuasi terhadap jemaah yang mengalami gangguan kesehatan di bandara serta melaksanakan promotive preventif pada Jemaah Haji yang baru tiba di Arab Saudi pada fase pra armuzna dan yang akan meninggalkan Arab Saudi pada fase pasca Armuzna , pada fase Armuzna TMB memberikan pelayanan emergensi, rujukan dan evakuasi di pos kesehatan Arafah.

7.Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Tim ini bertugas memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu,  menyeluruh dan berkesinambungan yang didukung oleh manajerial, medical service dan medical support.

Dian mengatakan, PPIH Madinah itu terdiri dari tim KKHI Madinah, tim EMT Madinah,Tim Sanitasi dan Food and Security Madinah, Tim Surveilans Madinah dan Tim logistik dan Bekal Keesehatan Madinah. Sementara PPIH Makkah itu terdiri dari Tim KKHI Makkah, Tim EMT Makkah,Tim Sanitasi dan Food and Security Makkah, Tim Surveilans Makkah dan Tim logistik dan Bekal Kesehatan Makkah. 

“Berapa jumlah personil masing-masing tim di Makkah dan Madinah masih menunggu SK,” katanya.

Sesuai draft rencana operasional (Renops) penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2022 yang diterbitkan Pusat Kesehatan Haji, masing-masing tim memiliki rencan oprasional di lapangan. Semisal rencana operasional surveilans di lapangan.

Konsep operasional kerja tim surveilans adalah memperkuat penyelenggaraan pelayanan kesehatan haji dengan menyediakan hasil analisis terhadap data pelayanan kesehatan dan memberikan informasi tentang hasil pelayanan kesehatan jamaah haji.  Pemberian informask ini dilakukan baik tingkat kloter, sektor, daerah kerja dan Arab Saudi secara menyeluruh.

Kegiatan Surveilans dilakukan melalui proses pengumpulan data, pengolahan data dan penyebaran informasi terkait upaya promotif, preventif, pelayanan kuratif rehabilitatif, upaya emergency, penyelenggaraan sanitasi, pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan, dan penanggulangan penyakit menular. 

Jejaring kerja dalam bentuk koordinasi dan teknis pelaporan kegiatan dengan Tenaga Kesehatan Haji (TKH) kloter, Emergency Medical Team (EMT), Tim Promosi Kesehatan, Tim Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), Tim Mobile Bandara, Tim Sanitasi dan Food Security, serta PPIH Arab Saudi dari Kementerian Agama.

Hasil pengolahan data dan analisis surveilans didokumentasikan dalam bentuk narasi, tabel, grafik, dan/atau gambar. Selanjutnya digunakan sebagai laporan untuk dijadikan bahan pertimbangan tindak lanjut dalam penyelenggaraan kesehatan haji.

Agar rencana operasional dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka dilaksanakan tahapan kegiatan sebagai berikut. 

1. Tahap perencanaan.

a. Membuat rencana operasional surveilans berdasarkan hasil evaluasi penyelenggaraan kesehatan haji tahun sebelumnya. 

 b. Menjelaskan kepada petugas tentang rencana kerja operasional (RKO) yang telah dipersiapkan sejak di Indonesia pada saat pelatihan Kompetensi dan pembekalan Integrasi. 

2. Tahap persiapan: 

a. Gelar rencana operasional kegiatan surveilans sesuai dengan kebijakan pimpinan. 

b. Menyiapkan alat pengolah data, sistem pencatatan dan pelaporan elektronik melalui Siskohatkes, jaringan internet, media komunikasi, mesin cetak, alat tulis dan formulir pencatatan dan pelaporan manual sesuai kebutuhan serta pembagian personil per daerah kerja sesuai penugasan.

c. Mempelajari data dukung regulasi dan kondisi terkini penyakit yang sedang berjangkit, faktor internal dan eksternal Arab saudi yang akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian. 

d. Membuat peta lokasi pemukiman jemaah dan peta kegiatan.

3. Tahap Pelaksanaan.

a. Melakukan pengamatan terus menerus terhadap masalah kesehatan Jemaah Haji; b. Melakukan pengumpulan data secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan data Kesehatan dari sistem komputerisasi haji terpadu bidang kesehatan (siskohatkes), pengolahan, analisa, interpretasi data, dan rekomendasi.

c. Melakukan diseminasi informasi data.

d. Melakukan verifikasi rumor masalah kesehatan.

e. Membuat laporan kejadian khusus, seperti peningkatan kasus masalah kesehatan.

f. Membuat laporan harian penyelenggaraan kesehatan haji, yang setidaknya meliputi jumlah jemaah haji sakit, jenis penyakit, jumlah jemaah wafat dan penyebab wafat. 

4. Tahap pengakhiran.

a. Evaluasi penyelenggaraan surveilans.

b. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan surveilans 

Tujuan dan sasaran operasional:

a. Menurunkan angka kesakitan (morbiditas) Jemaah haji pada penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2022 M/1443 H. 

b. Menurunkan angka kematian (mortalitas) Jemaah haji pada penyelenggaraan kesehatan haji tahun 2022 M/1443 H.

IHRAM