Dua Ayat Agung yang Bikin Rasul Menangis Terisak

SEMOGA Allah Taala melimpahkan salam dan selawat kepada manusia yang paling agung di langit dan bumi-Nya ini. Ialah manusia yang paling sayang dan sangat besar cintanya kepada umatnya, terlebih orang-orang yang mengimani ajarannya yang mulia.

Diriwayatkan dari sahabat mulia Amr bin Ash Radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam menundukkan wajah, mengangkat kedua tangannya, lalu berdoa dengan iringan isak tangis, sedih yang memilukan. “Ya Allah, ummatku, ummatku,” ujar sang Nabi.

Melihat dan mengetahui apa yang terjadi pada hamba-Nya yang paling mulia itu, Allah Taala mengutus malaikat Jibril Alaihis salam untuk bertanya. “Wahai Jibril,” Firman-Nya kepada imam para malaikat ini, “Pergilah kepada Muhammad dan tanyakan padanya, apa yang membuatnya menangis?” Dan Allah Taala Maha Mengetahui.

Kepada malaikat yang mengantarkan wahyu itu, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa sallam mengisahkan sebab tangis pilunya. Ialah dua ayat agung yang baru saja dia baca. Dua ayat yang sangat menyentuh hati imampara Nabi Allah dan Utusan-Nya Taala.

Malaikat Jibril kembali menghadap kepada Allah Taala, lalu memberitahukan jawaban Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa sallam, dan Dia Maha Mengetahui. Mendengar penuturan malaikat Jibril Alaihis salam, Allah Taala berfirman, “Kembalilah kepada Muhammad, sampaikan padanya, Kami akan menjadikanmu ridha kepada umatmu, dan umatmu ridha kepadamu. Kami tidak akan berbuat buruk kepadamu, tidak pula kepada umatmu.”

Mahasuci Allah Taala dengan segala karunia-Nya. Mahabenar Allah Taala dengan segala titah, perintah, dan karunia-Nya. Sungguh, Dia Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang telah mengutus kepada kita seorang Nabi dan Rasul yang sangat menyayangi umatnya, melebihi sayangnya para umat kepada dirinya.

Dua ayat yang membuat Nabi Shallallahu Alaihi Wa sallam berlinang tangis ialah ayat tentang Nabi Ibrahim Alaihis salam bersama umatnya dan ayat tentang Nabi Isa Alaihis salam yang memohon ampunan untuk umatnya.

“Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barangsiapa yang mengikutiku, sesungguhnya orang itu termasuk golonganku. Dan barangsiapa yang mendurhakai aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ibrahim [14]: 36)

“Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau. Dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (Qs. al-Maidah [5]: 118). []

INILAH MOZAIK

Ketika Rasulullah Menangis

Suatu ketika Rasulullah terdiam karena menerima wahyu dari Malaikat Jibril. Wajahnya tiba-tiba berderai air mata. Para sahabat bertanya, ada apa gerangan? Rasulullah belum menjawab.

Abdurrahman bin Auf pergi ke rumah Fatimah az-Zahra, anak Rasulullah. Sahabat itu memberitahukan keadaan Rasulullah yang sedih. Istri Ali bin Abi Thalib itu langsung menyambangi ayahnya dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Nabi Muhammad menjelaskan dia baru saja menerima wahyu tentang neraka, Sesungguhnya neraka jahannam adalah tempat akhir yang dijanjikan untuk mereka semua.

Bagi Rasulullah, surah al-Hijr ayat 43 begitu menyeramkan. Sebab ketika menerima wahyu itu, Nabi tak kua sa membayangkan manusia tersiksa di dalam neraka untuk mempertanggungjawabkan dosa-dosanya.

Seperti apakah pintu-pintu neraka itu? tanya Fatimah. Rasulullah ke mudian menjawab, yang paling ringan setara dengan 70 ribu gunung dari api. Pada setiap gunung terdapat 70 ribu lembah api. Setiap lembah itu memiliki 70 juta sumber api yang masing-masing berisi sejuta kota.

Setiap kota itu mempunyai 70 juta istana api yang di dalamnya terdapat sejuta rumah api. Setiap rumah dipenuhi 70 juta ruangan api yang berisi 70 juta pe ti api. Ada juga beragam siksaan di sana.

Mendengar penjelasan itu, Fatimah tak kuasa menahan tangis. Dia mengatakan, betapa malangnya orang yang masuk neraka. Para sahabat sempat berpikir, seandainya mereka tidak menjadi manusia, pasti tak akan menyentuh neraka. Abu Bakar misalkan, sempat berangan-angan menjadi burung yang terbang kemana pun. Burung dapat hinggap di satu pohon untuk beristirahat atau makan dan minum. Kemudian terbang lagi menuju kejauhan.

 

REPUBLIKA

Ketika Rasulullah Menangis

Sebuah tangisan adalah rahmat dan setiap manusia pasti pernah menangis, begitu juga dengan Rasulullah Muhammad SAW. Di saat-saat tertentu, beliau juga pernah menumpahkan kesedihannya dengan menangis.

Dikisahkan bahwa saat Perang Uhud berakhir, pasukan Quraisy pulang ke Makkah, lalu beliau menyuruh para sahabatnya untuk mengumpulkan syuhada yang gugur di medan perang tersebut. Salah satu dari para syuhada adalah paman Nabi sendiri, Hamzah.

Para sahabat menemukan jasad Hamzah dengan kondisi mengenaskan. Rasulullah SAW melihatnya, dan beliau menangis sedih dengan kondisi pamannya tersebut.

Ibnu Mas’ud menuturkan, “Kami belum pernah melihat Rasulullah SAW menangis sesedih itu. Beliau meletakkan jasad Hamzah ke arah kiblat. Kemudian, beliau berdiri di sampingnya dan menangis tersedu-sedu.”

Hamzah meninggal dalam kondisi perut berlubang ditembus lembing milik Wahsyi dan dadanya terkoyak lebar disobek pisau milik Hindun yang kemudian memakan jantungnya dan memuntahkannya lagi.

Rasulullah juga pernah menangis saat kehilangan anaknya Ibrahim. Abdurrahman ibnu Auf bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau menangis?”

Rasulullah SAW menjawab,”Sesungguhnya tangisan adalah rahmah. Kedua mata ini menangis ketika hati berduka. Dan tidak tidaklah kami mengatakan apa-apa kecuali apa-apa yang diridhai Tuhan kami. Wahai Ibrahim, kami sungguh berduka dengan kepergiaanmu.”

Selain itu, Ibnu Mas’ud juga menuturkan dalam sebuah hadis, yaitu saat Rasulullah SAW duduk bersama Abdullah Ibnu Mas’ud dan menyuruhnya untuk membacakan surah Al-Nisa’ dari awal surah hingga ayat 41.

Saat mendengar ayat itu dibacakan, Rasulullah SAW berujar, “cukup!”. Lalu, Ibn Mas’ud pun menghentikan bacaannya dan melihat kedua mata beliau meneteskan air mata.

 

 

sumber: Republika Online