Doa-doa Ini Akan Membuat Kita Dikejar-kejar Rezeki

Doa-doa tertentu bisa membantu kita mewujudkan harapan, termasuk harapan memperoleh kelancaran dan keberkahan rezeki.

Semua orang ingin mendapat kemudahan dalam urusan rezeki. Nyatanya, harapan tinggal harapan. Jangankan mudah, bisa mendapatkannya saja alhamdulillah. Adakah cara agar kita tak hanya berhasil memperoleh rezeki tapi bahkan dikejar-kejar olehnya?

Ulama-ulama kita mengatakan bahwa ada doa-doa yang bisa kita baca agar Allah melancarkan rezeki kita. Lima di antara doa-doa itu, seperti bisa kita baca dalam buku Risalah Doa & Zikir Keluarga, mudah kita hafalkan.

Kita tidak diwajibkan berada di suatu tempat atau waktu khusus untuk membaca doa-doa ini. Kita hanya dianjurkan membacanya setelah mengerjakan shalat fardhu dan ketika hendak berangkat ke tempat kerja.

Berikut lima doa yang bisa kita amalkan agar rezeki yang kita harap-harapkan mudah terwujud.

Doa Agar Rezeki Lancar

اَللَّهُمَّ يَاغَنِيُّ يَامُغْنِيْ أَغْنِنِيْ غِنًى أَبَدًا وَيَاعَزِيْزُ يَامُعِزُّ أَعِزَّنِيْ بِإِعْزَازٍ عِزَّةَ قُدْرَتِكَ وَيَامُيَسِّرَاْلأُمُوْرِ يَسِّرْ لِيْ أُمُوْرَ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ يَاخَيْرَ مَنْ يُرْجَى يَا اللهُ

Alloohumma yaa ghoniyyu yaa mughnii aghninii ginan abadan wa yaa ‘aziizu yaa mu’izzu a’izzani bi-i’zaazin ‘izzatia qudrotika, wa yaa muyassirol umuuri yassir lii umuurod dun-yaa waddiini yaa khoiro man yurjaa yaa allooh.

“Ya Allah, Dzat Yang Mahakaya dan memberikan kekayaan, berilah kekayaan yang abadi kepadaku. Wahai Dzat Yang Mahamulia dan yang memberikan kemuliaan, berilah kemuliaan kepadaku dengan kemuliaan kekuasaan-Mu. Wahai Dzat yang mempermudah semua urusan, berilah kemudahan kepadaku di dalam semua urusan dunia dan agama, wahai Dzat yang paling diharapkan, ya Allah.”

Doa Agar Rezeki Bertambah

اَللَّهُمَّ زِدْنَا وَلاَ تَنْقُصْنَا وَأَكْرِمْنَا وَلاَ تُوْهِنَا وَأَعْطِنَا وَلاَ تَحْرِمْنَا وَاٰثِرْنَا وَلاَ تُؤْثِرْ عَلَيْنَا وَأَرْضِنَا وَارْضَ عَنَّا

Alloohumma zidnaa wa laa tanqushnaa wa akrimnaa wa laa tuuhinaa wa a’athinaa wa laa tahrimnaa wa aatsirnaa wa laa tu’tsir ‘alainaa wa ardhinaa wardhoo ‘annaa.

“Ya Allah, tambahkanlah rezeki kepada kami, jangan Engkau kurangi. Muliakanlah kami dan jangan Engkau hinakan kami. Berilah kami dan jangan Engkau halangi kami. Pilihlah kami dan jangan Engkau tinggalkan kami, dan janganlah Engkau cegah kami.”

Doa Agar Diberi Rezeki Halal

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِيْ رِزْقًا حَلاَلاً وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلاَ مَشَقَّةٍ وَلاَ ضَيْرٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ

Alloohumma innii as-aluka an tarzuqonii rizqon halaalan waasi’an thoyyiban min ghoiri ta’abin wa laa masyaqqotin wa laa dhoirin innaka ‘alaa kulli syai-in qodiir.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu agar melimpahkan rezeki kepadaku berupa rezeki yang halal, luas dan tanpa susah payah, tanpa memberatkan, tanpa membahayakan dan tanpa rasa lelah dalam memperolehnya. Sesungguhnya Engkau berkuasa atas segala sesuatu.”

Doa Agar Diberi Rezeki yang Berkah

اَللّٰهًمَّ اَصْلِحْ لِيْ دِيْنِيْ وَوَسِّعْ لِيْ فِيْ دَارِيْ وَبَارِكْ لِيْ فِيْ رِزْقِيْ

Alloohumma ashlihli lii diinii wa wassi’lii daarii wa baarik lii fii rizqii.

“Ya Allah perbaikilah agamaku (yang menjadi pokok urusanku) lapangkanlah tempat tinggalku, dan berikanlah keberkahan pada rezekiku.”

Doa Agar Mendapat Rezeki yang Tak Disangka-sangka

رَبَّنَا اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَائِدَةً مِنَ السَّمَاءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا ِلاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِنْكَ وَارْزُقْنَا وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ

Robbanaa anzil ‘alainaa maa-idatan minas samaa-i takuunu lanaa ‘iidan li awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatan minka warzuqnaa wa anta khoirur rooziqiin.

“Ya Tuhan kami, turunkahlah kepada kami suatu hidangan dari langit (yang haru turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan Engkau, berilah kami rezeki, dan Engkau pemberi rezeki yang paling utama.”

***

Jika kita terus mengamalkan doa-doa ini, insya Allah rezeki kita akan dipermudah oleh Allah. Bahkan, Allah mungkin juga akan memberikan rezeki melalui jalan yang tak kita duga-duga.

Jika setelah mengamalkan lima doa di atas rezeki kita masih terasa sulit, mungkin adab berdoa kita yang masih masih perlu diperbaiki. Untuk memahami bagaimana adab-adab berdoa, kita bisa kembali membuka buku Risalah Doa & Zikir Keluarga.

Adab-adab berdoa tersebut di antaranya:

1. Niat yang ikhlas
Berdoa dengan kerelaan hati mengharap ridha Allah Ta’ala. Menyerahkan segalanya hanya kepada-Nya.

2. Tidak sering melakukan dosa
Tidak melanggar apa yang dilarang oleh Allah, seperti mengkorupsi dana masyarakat atau ikut menyebarkan berita bohong (hoax).

3. Disertai keyakinan yang kuat
Harus memiliki keyakinan bahwa doa kita akan dikabulkan oleh Allah, karena Allah Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan setiap doa hamba-Nya.

4. Makanan yang dikonsumsi halal
Kita harus memperhatikan makanan yang kita konsumsi setiap hari. Makanan yang tidak halal tanpa kita sadari ikut mempengaruhi kebersihan hati kita. Hati yang kotor tentu akan sulit untuk ikhlas.

5. Berdoa pada waktu-waktu yang mustajabah
Hendaknya kita berdoa pada waktu-waktu yang mustajabah, di antaranya setelah selesai shalat, waktu antara adzan dan iqomah, dan waktu-waktu yang lainnya.

QULTUM MEDIA

Penyebab Rezeki tak Berkah dan Cara Menghindarinya

Rezeki tak berkah karena banyak faktor salah satunya maksiat.

Allah SWT menjamin rezeki tiap makhluknya. Namun, Allah tidak menjamin keberkahan rezeki yang diperoleh. Apa dan bagaimana mendapatkan rezeki yang berkah? 

Keberkahan sebuah rezeki dilihat dari dua sudut pandang. Pertama, dari mana dan dengan cara apa mendapatkannya. Kedua, ke mana dan bagaimana membelanjakannya. Ukuran utama kualitas keberkahan sebuah rezeki adalah seberapa besar ketaatan keluarga kepada Allah SWT dari penggunaan rezeki yang dihasilkan.

Imam Ibnu al-Qayyim dalam kitabnya al-Da`wa al-dawa` mengatakan, di antara akibat maksiat itu adalah akan menghapuskan keberkahan umur, rezeki, ilmu, amal, dan ketaatan. Secara umum maksiat menghapuskan keberkahan agama dan dunia. Karena itu, orang yang bermaksiat kepada Allah tidak akan mendapat kan berkah dalam umurnya, agamanya, dan dunianya. 

Bahkan, sebagian ulama mengatakan, “Sungguh saya telah bermaksiat kepada Allah, dan saya mengetahui hal itu dari perilaku istri dan binatang tunggangan saya.” Mulailah dengan meningkatkan ketakwaan dalam keluarga. Inilah cara pertama membuka pintu keberkahan langit dan bumi. 

Allah berfirman, “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS al-A’raf [9]: 96). 

Dengan demikian, ketakwaan itu akan mendatangkan banyak keajaiban, seperti ada banyak jalan ataupun solusi dari berbagai kesulitan yang tiba-tiba terbentang dan tercurahnya rezeki dari arah yang tak pernah diduga-duga. 

Allah berfirman, “Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka nya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (di kehendaki)-Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS al-Thalaq [65]: 2-3). 

Pada saat yang sama, perbanyaklah istighfar dan bertobat karena pintu tobat adalah pembersih rezeki dari musibah dan bencana. Beristigfar dan bertobat akan melancarkan saluran rezeki dari sumbatan-sumbatan. Allah berfirman: “Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu. Dan, mengadakan untukmu kebun-kebun serta mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungaisungai.’” (QS Nuh [71]: 10-12)

Di tingkat teknis aplikatif, Rasulullah berpesan dengan ungkapan yang sangat indah dan meyakinkan, “Sesunguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku bahwa tidak ada jiwa yang mati sebelum disempurnakan rezekinya. Maka, bertakwalah kalian kepada Allah dan perbaguslah dalam mencari rezeki. Dan janganlah karena anggapan terlambatnya rezeki yang menjadi hakmu, menjadikannya kamu memintanya dengan cara bermaksiat kepada Allah. Sesungguhnya, ia tidak akan mendapatkan rezeki yang ada pada-Nya kecuali dengan ketaatan.” (HR Ibnu Abi Syaibah).

KHAZANA REPUBLIKA

3 Amalan Sederhana Sehari-hari untuk Lancarkan Rezeki

Terdapat tiga amalan sederhana untuk melancarkan rezeki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jika rezeki sedang tersendat, ada baiknya menjalankan beberapa amalan yang bisa mempermudah datangnya rezeki.

Dijelaskan dalam buku Amalan-Amalan Pembuka Pintu Rezeki oleh Nasrudin Abdulrohim, Syekh al-Zarnuji dalam kitab Ta’limul Muta’allim menulis beberapa amalan yang dapat mendatangkan rezeki.

1. Sholat khusyuk dengan menyempurnakan rukun, wajib, sunnah, dan adab-adab sholat. Sholat merupakan ibadah yang paling penting dan utama. Dengan mendirikan sholat, seseorang berarti telah menjalankan salah satu perintah Allah. Orang-orang yang menjalankan perintah Allah itu adalah mereka yang bertakwa. Allah menjanjikan mereka akan memberikan rezeki dari berbagai arah yang tidak pernah diduga. Allah berfirman dalam surat ath-Thalaq ayat 2-3:

فَاِذَا بَلَغْنَ اَجَلَهُنَّ فَاَمْسِكُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ اَوْ فَارِقُوْهُنَّ بِمَعْرُوْفٍ وَّاَشْهِدُوْا ذَوَيْ عَدْلٍ مِّنْكُمْ وَاَقِيْمُوا الشَّهَادَةَ لِلّٰهِ ۗذٰلِكُمْ يُوْعَظُ بِهٖ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ ەۗ وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Fa iżā balagna ajalahunna fa amsikụhunna bima’rụfin au fāriqụhunna bima’rụfiw wa asy-hidụ żawai ‘adlim mingkum wa aqīmusy-syahādata lillāh, żālikum yụ’aẓu bihī mang kāna yu`minu billāhi wal-yaumil-ākhir, wa may yattaqillāha yaj’al lahụ makhrajā. Wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā.

“Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah.

Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.”

2. Melaksanakan sholat Dhuha

Selain sholat khusyuk, sholat Dhuha juga dianjurkan untuk mempermudah rezeki. Sebab, salah satu keutamaan sholat Dhuha adalah mendatangkan dan mencukupkan rezeki. Rasulullah SAW bersabda:

يابنَ آدَمْ اركْع لِي أربَع ركَعَاتٍ من أوَلِ النَهارِ أكْفكَ آخرَه  “Wahai anak Adam janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya aku cukupi untukmu (kebutuhan) di akhir hari itu.” (HR Ahmad).

Adapun jumlah rakaat sholat Dhuha minimal dua rakaat dan maksimal 12 rakaat yang dikerjakan mulai matahari sudah naik dan habis waktunya saat matahari tepat berada di tengah langit. Di akhirat nanti orang yang sering sholat Dhuha akan dimasukkan ke surga melalui Babudh Dhuha atau pintu Dhuha.

3. Membaca surat al-Insyirah

 Surat al-Insyirah juga dikenal sebagai surat yang memiliki manfaat untuk membuka rezeki dan mempermudah urusan. Ada beragam cara pengamalan surat ini, di antaranya, dibaca setiap selesai sholat fardhu satu kali. Bisa juga dibaca sembilan kali setelah sholat fardhu atau 40 kali usai sholat fardhu selama tujuh hari berturut-turut. 

KHAZANAH REPUBLIKA

Allah Memberi Rezeki Hamba-Nya Sesuai Keinginan-Nya

Allah Swt Berfirman :

ٱللَّهُ لَطِيفُۢ بِعِبَادِهِۦ يَرۡزُقُ مَن يَشَآءُۖ وَهُوَ ٱلۡقَوِيُّ ٱلۡعَزِيزُ

“Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya; Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan Dia Mahakuat, Mahaperkasa.” (QS.Asy-Syura:19)

Ayat ini ingin menjelaskan bahwa Allah Maha Lembut dan penuh belas kasih kepada hamba-Nya. Allah menentukan rezeki untuk hamba-Nya sesuai dengan Ilmu Allah tentang apa yang terbaik bagi mereka. Bukan hanya seperti apa yang diharapkan dan dimohonkan seorang hamba.

Karena terkadang manusia memohon sesuatu, tapi yang diminta itu tidak baik baginya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik baginya.

Allah adalah Sang Pemberi Rezeki yang menjamin semua rezeki hamba-Nya. Dia lah yang paling mengetahuiyang terbaik bagi hamba-Nya saat ini dan akan datang.

Allah Maha Bijaksana sehingga tidak memberi kecuali dengan kebijaksanaan dan tidak menolak kecuali dengan hikmah yang dimilikinya.

Allah memerintahkan kita untuk berusaha mencari rezeki dan Allah menyuruh kita untuk terus berdoa dan memohon kepada-Nya. Bahkan Allah menjanjikan untuk mengkabulkan semua permohonan kita.

Tapi dengan itu semua harus kita yakini bahwa Allah tidak akan pernah memberikan kecuali apa yang Dia inginkan bukan apa yang kita inginkan. Karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik bagi kita.

Karenanya dalam ayat lain Allah mengumpulkan dua Nama-Nya dalam satu ayat yaitu العَليم (Maha Mengetahui) dan الحَكيم (Maha Bijaksana).

إِنَّ رَبِّي لَطِيفٞ لِّمَا يَشَآءُۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلۡعَلِيمُ ٱلۡحَكِيمُ

“Sungguh, Tuhanku Mahalembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Dia Yang Maha Mengetahui, Mahabijaksana.” (QS.Yusuf:100)

Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk kita sehinga dengan Rahmat, Ilmu serta Hikmah-Nya Dia memberi apa yang Dia inginkan, bukan yang kita inginkan.

Karenanya bila sesuatu yang kita harapkan belum tercapai, sadarilah bahwa Allah Maha Tahu dengan itu semua. Jika hal itu baik bagimu maka akan segera terwujud dan bila itu kurang baik maka akan digantikan dengan yang lebih baik.

Semoga bermanfaat..

KHAZANAH ALQURAN

Rahasia Keberkahan Rezeki Menurut Rasulullah SAW

Rasulullah SAW menungkapkan rahasia keberkahan rezeki.

وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ

“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh).” (QS Huud: 6)

Bagi manusia, bekerja menjadi salah satu cara untuk mendapatkan rezeki berupa penghasilan. Rezeki manusia dalam jaminan Allah SWT. 

Sebaik-baik rezeki adalah yang mengandung nilai keberkahan. Maka, jangan hanya mengejar banyaknya rezeki, tetapi kejar berkahnya rezeki.

Bukan banyaknya rezeki yang membuat cukup. Kecukupan berkait soal keberkahan. Ketika rezeki berkah, banyak atau sedikit menjadi lapang. Tetapi, ketika berkah hilang, banyak atau sedikit bisa berujung pada kesempitan hidup. Rasulullah SAW bersabda: 

 اللَّهُمَ قَنِّعْنِي بِمَا رَزَقْتَنِي، وَبَارِكْ لي فِيهِ، 

“Ya Allah, jadikanlah aku merasa cukup dengan apa yang Engkau rezekikan, berikanlah berkah di dalamnya.” (HR Al-Hakim).

Ada dua tipe manusia yang memiliki sudut pandang berbeda tentang rezeki. Pertama, ada manusia yang berpandangan bahwa rezeki mereka murni sebagai hasil kerja keras dan usaha mereka sendiri. Penghasilan yang mereka terima adalah buah dari kompetensi mereka. Semakin kompeten, semakin besar penghasilannya.

Manusia yang menihilkan Allah SWT sebagai pemberi rezeki membuat hatinya mudah khawatir kehilangan rezeki. Hatinya tak pernah tenang karena tak terpaut dengan Allah SWT. Niat bekerja bukan karena Allah SWT. Saat bekerja, semua cara dihalalkan demi mengejar banyaknya rezeki. 

Kedua, ada manusia yang berpandangan bahwa rezeki itu adalah titipan Allah SWT. Niat bekerja karena Allah SWT. Mereka bekerja dengan sungguh-sungguh sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.

Hati mereka tenang karena selalu menyertakan Allah SWT dalam setiap niat dan ikhtiar pekerjaan mereka. Seperti halnya yang disampaikan Imam Hasan Al Bashri, “Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang, karena itu hatiku selalu tenang. Aku tahu amalku tidak akan dikerjakan orang, karena itu aku sibuk beramal.” Bekerja dalam kerangka beramal saleh untuk meraih keberkahan adalah sebaikbaiknya sikap hidup para pencari rezeki. 

Para pencari rezeki yang menyadari bahwa rezekinya titipan Allah SWT akan menjadikan dirinya sebagai perantara bagi kemaslahatan bagi orang lain. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, rezeki yang sudah diperolehnya akan dibagikan kepada orang lain yang membutuhkan. Tak pernah ada kekhawatiran rezekinya akan berkurang atau bahkan hilang.

Para pencari rezeki yang senantiasa mendekatkan diri kepada Allah, bertakwa kepada-Nya, dan berusaha menjadi hamba yang taat, maka Allah SWT akan selalu memberinya jalan keluar dari setiap persoalan hidup dan memberinya rezeki dari jalan tak terduga. Firman Allah SWT,

وَمَن يَتَّقِ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّهُۥ مَخْرَجًا وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ

“…Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukup kan (keperluannya).” (QS at Thalaq: 2-3). 

KHAZANAH REPUBLIKA

Rezeki Allah Tidak Meleset

SAUDARAKU, jika ada yang pernah melintasi jalan Cileunyi ke arah selatan, maka kita akan melihat deretan penjual Tahu Sumedang. Rata-rata mereka melambaikan tangannya ke arah kendaraan yang melintas.

Jika ada kendaraan yang bermaksud membeli, maka kendaraan itu akan menepi kepada salah satu dari mereka. Atau kadang, meski mereka semua melambaikan tangannya, terkadang tak ada satupun kendaraan yang menepi, dan kendaraan justru menepi di penjual ubi cilembu beberapa kilometer dari mereka.

Demikianlah rezeki itu. Allah Swt. yang menghendaki rezeki-Nya bagi kita. Tidak ada yang meleset sedikitpun dari kita. Jikalau Allah menghendaki rezeki tertentu bagi X, dan X sedang duduk bersebalahan dengan Y dan Z, maka rezeki itu tidak akan meleset kepada yang lain selain kepada X. Berjubelnya orang yang berdoa di multazam, tidak akan membuat Allah Swt. keliru memberikan rezeki-Nya. Allah pasti memberikan rezeki-Nya secara tepat dan akurat. Subhaanalloh.

Allah Swt. berfirman, “Jika Allah menimpakan sesuatu kemadhorotan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Yunus [10] : 107).

Jika seluruh jin dan manusia di alam ini bergabung demi untuk menghalangi rezeki Allah terhadap kita, maka mustahil mereka bisa melakukannya. Mustahil ada yang bisa mengganggu kehendak Allah Swt. Demikian juga sebaliknya, jikalau Allah Swt. enggan untuk memberi, maka sampai jungkir balik pun kita memelas bersujud kepada makhluk, maka tetap tidak akan terjadi.

Maka, yakinlah bahwa tak ada penguasa rezeki selain Allah Swt. Oleh sebab itu, jemputlah rezeki dengan cara-cara yang disukai Allah. Bekerjalah dengan jujur, berniagalah dengan jujur, jauhi iri dengki dan dusta. Jikalau kita berjualan buah di antara deretan toko yang lain yang juga berjualan buah, namun malah toko tetangga yang banyak pembelinya, maka tidak perlu jengkel dan kotor hati, karena rezeki Allah tidak akan meleset.

Lebih baik tingkatkanlah kualitas buah yang kita jual dan tingkatkanlah kualitas pelayanan kita kepada konsumen, karena inilah ladang amal sholeh kita. Insyaa Allah, niscaya pertolongan dan kemudahan Allah akan datang kepada setiap hamba-Nya yang berupaya ikhtiar dengan cara-cara yang Allah ridhoi.

Jangankan rezeki di antara deretan toko-toko, rezeki di antara kakak beradik yang satu rumah saja bisa berbeda. Jangankan kakak beradik, anak kembar saja akan berbeda takdir dan rezekinya. Oleh karena itu tidak perlu sibuk mengurusi pemberian Allah kepada orang lain, lebih baik sibuk mengurusi amal sholeh kita kepada Allah Swt. karena itulah yang akan kembali kepada diri kita.

Bersandar dan berharaplah hanya kepada Allah Swt. Berusahalah hanya karena agar Allah ridho. Tidak perlu mengejar kecintaan makhluk kepada kita demi agar rezeki kita bertambah, kejarlah cinta Allah agar Allah mencintai kita dan mencukupi segala keperluan kita dengan cara-Nya yang luar biasa. Wallohualam [*]

Oleh KH Abdullah Gymnastiar

INILAH MOZAIK

Kunci Rezeki itu Tawakal kepada Allah

Kunci rezeki mudah datang adalah dengan seorang muslim bertawakal kepada Allah.

Contohlah bagaimana burung tawakal dalam mencari rezeki.

Hadits Ke-49 dari Jamiul Ulum wal Hikam Ibnu Rajab

الحَدِيْثُ التَّاسِعُ وَالأَرْبَعُوْنَ

عَنْ عُمرَ بن الخطَّابِ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبيِّ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – قَالَ : (( لَو أَنَّكُمْ تَوكَّلُوْنَ عَلَى اللهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرزُقُ الطَّيرَ ، تَغدُو خِماصاً ، وتَروحُ بِطَاناً )) رَوَاهُ الإِمَامُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَالنَّسَائِيُّ وَابْنُ مَاجَهْ وَابْنُ حِبَّانَ فِي ” صَحِيْحِهِ ” وَالحَاكِمُ ، وَقَالَ التِّرمِذِيُّ : حَسَنٌ صَحِيْحٌ .

Hadits Ke-49

Dari Umar bin Al-Khaththab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seandainya kalian benar-benar bertawakal kepada Allah, sungguh Allah akan memberikan kalian rezeki sebagaimana burung mendapatkan rezeki. Burung tersebut pergi di waktu pagi dalam keadaan lapar dan kembali di waktu sore dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dalam kitab sahihnya, dan Al-Hakim. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan sahih). [HR. Ahmad, 1:30; Tirmidzi, no. 2344; Ibnu Majah, no. 4164; dan Ibnu Hibban, no. 402. Syaikh Syu’aib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini kuat dan perawinya tsiqqah, terpercaya, termasuk perawi shahihain, selain ‘Abdullah bin Hubairah yang merupakan perawi Imam Muslim].

Faedah hadits

Pertama: Hadits ini menjadi dalil pokok dalam masalah tawakal.

Kedua: Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “Tawakal itu jadi sebab terbesar datangnya rezeki.” (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:496-497)

Sebagaimana disebutkan dalam ayat,

وَمَنْ يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَلْ لَهُ مَخْرَجًا (2) وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Nabi shallalahu ‘alaihi wa salam membacakan ayat ini pada Abu Dzarr, beliau berkata kepadanya,

لَوْ أَنَّ النَّاسَ كُلَّهُمْ أَخَذُوْا بِهَا لَكَفَتْهُمْ

“Seandainya manusia seluruhnya memperhatikan ayat ini, tentu hal itu akan mencukupi mereka.” Maksudnya, seandainya kaum muslimin merealisasikan takwa dan tawakal dengan benar, urusan dunia dan agama mereka akan tercukupi. (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:497)

Kedua: Inti dari tawakal adalah benar dalam menyandarkan hati kepada Allah dalam meraih maslahat atau menolak mudarat, berlaku dalam perkara dunia maupun akhirat seluruhnya. Dalam tawakal, kita menyandarkan seluruh urusan kepada Allah. Dalam tawakal, kita merealisasikan iman dengan benar yaitu meyakini bahwa tidak ada yang memberi, tidak ada yang mencegah, tidak ada yang mendatangkan mudarat, tidak ada yang mendatangkan manfaat selain Allah. (Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:497)

Ketiga: Mewujudkan tawakal bukan berarti tidak melakukan usaha sama sekali. Karena usaha juga diperintahkan untuk dilakukan. Berusaha sudah termasuk sunnatullah. Karena Allah memerintahkan untuk mencari sebab bersamaan dengan bertawakal kepada-Nya.

Keempat: Menempuh sebab dengan usaha badan kita merupakan bentuk ketaatan kepada Allah, sedangkan tawakal dengan hati (batin) kita adalah bagian dari keimanan kepada Allah. Inilah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al-Hambali rahimahullah dalam Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:498.

Kelima: Buah dari tawakal adalah rida pada qadha’ (ketetapan) Allah. Oleh karenanya, sebagian ulama menafsirkan tawakal dengan rida kepada Allah. Lihat Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 2:508.

Referensi:

  1. Jaami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam. Cetakan kesepuluh, Tahun 1432 H. Penerbit Muassasah Ar-Risalah.
  2. Fath Al-Qawi Al-Matin fii Syarh Al-Arba’in wa Tatimmah Al-Khamsiin li An-Nawawi wa Ibnu Rajab rahimahumallah. Cetakan kedua, Tahun 1436 H. Syaikh ‘Abdul Muhsin bin Muhammad Al-‘Abbad Al-Badr.

Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal

Akhi, ukhti, yuk baca tulisan lengkapnya di Rumaysho:
https://rumaysho.com/25326-kunci-rezeki-tawakal-kepada-allah-hadits-jamiul-ulum-wal-hikam-49.html

Empat Hal Penghambat Rezeki

BERIKUT diantaranya bahaya yang ditimbulkan jika tidur di pagi hari yaitu tidur ketika selesai salat subuh hingga matahari terbit:

[Pertama] Tidak sesuai dengan petunjuk Al Quran dan As Sunnah.

[Kedua] Bukan termasuk akhlak dan kebiasaan para salafush sholih (generasi terbaik umat ini), bahkan merupakan perbuatan yang dibenci.

[Ketiga] Tidak mendapatkan barokah di dalam waktu dan amalannya.

[Keempat] Menyebabkan malas dan tidak bersemangat di sisa harinya. Maksud dari hal ini dapat dilihat dari perkataan Ibnul Qayyim. Beliau rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.” (Miftah Daris Saadah, 2/216). Amalan seseorang di waktu muda berpengaruh terhadap amalannya di waktu tua. Jadi jika seseorang di awal pagi sudah malas-malasan dengan sering tidur, maka di sore harinya dia juga akan malas-malasan pula.

[Kelima] Menghambat datangnya rizeki. Ibnul Qayyim berkata, “Empat hal yang menghambat datangnya rezeki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit salat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat.” (Zaadul Maad, 4/378)

[Keenam] Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat. (Zaadul Maad, 4/222)

[Pembahasan berikut disarikan dari tulisan Ustadz Abu Maryam Abdullah Roy, Lc yang berjudul Tholabul Ilmi di Waktu Pagi dan sedikit tambahan/ Muhammad Abduh Tuasikal]

INILAH MOZAIK

Sulitnya Rezeki Era Pandemi, Ingatlah Tawakal Sayyidah Hajar

Sayyidah Hajar istri Nabi Ibrahim ikhtiar tawakal di tengah kesulitan.

Banyak dari kita di luar sana yang sedang mengalami kesulitan dengan ujian rezeqi yang kita dapatkan dari Allah SWT. Beberapa orang kehilangan pekerjaan. Bisnis beberapa orang sedang menderita atau bahkan sedang bangkrut.

Pendakwah asal Sheffield Inggris, Ustadzah Ameenah Blake asal Sheffield, mengakui memang kita mulai merasa takut namun  itu benar-benar perasaan alami, Allah berfirman dalam Alquran surat Adz-Dzariyat ayat 58: 

إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ “Sesungguhnya Allah Dialah Mahapemberi rezeki yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” 

“Mengapa saya menggunakan ayat-ayat ini di sini? Karena tentu saja Ar-Razzaq adalah hal utama yang kami pikirkan di sini. Tetapi kita juga perlu berpikir mengapa Allah menempatkan dua nama-Nya yang lain bersama dengan Ar-Razzaq,” ujar dia. 

Mereka adalah sifat yang sangat mirip. Sifat Allah SWT Mahapemberi rezeki. Mengapa? Karena ketika kehilangan rezeki, Allah SWT menguji dengan mengambil sesuatu dari kita atau dengan menahannya dari kita. Atau bahkan memiliki perpindahan antara satu jenis rezeki dan jenis rezeki lainnya. 

“Sehingga kita tidak mengetahui masa depan. Kita sering kehilangan kekuatan. Kita kehilangan hati dan merasa lemah secara emosional serta rentan,” ujar dia.

Jadi, dapatkah Anda melihat sekarang bahwa Allah memberi kita harapan dan keamanan bahwa rezeki berasal dari sumber yang kuat?  

“Allah, di sini berkata kepadamu, saudara-saudaraku, jangan khawatir. Santai saja, lakukan hal-hal yang harus kamu lakukan. Cari alternatif rezeki dan Allah adalah Mahakuat yang ada di belakang kita untuk membantu dan mendukung kita,” jelas dia.  

Dalam bahasa Arab, rezeki berarti menerima sesuatu yang bermanfaat bagi kita. Terkadang, sebagian dari kita akan mendapatkan rezeki kita dari tempat yang tidak bagus untuk kita. “Terkadang, Allah akan mengganti rezeki ini dengan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kita,” ujar dia. 

Allah SWT selalu membimbing kita untuk apa yang paling bermanfaat. Nabi Muhammad  SAW mengatakan bahwa, jiwa tidak akan mati sebelum mendapatkan semua ketentuan yang telah ditentukan untuk itu.  

Jadi tidak perlu khawatir tentang ini. Ketika sesuatu hilang kita bisa panik, kita bisa merasakan kehilangan kendali kita bisa merasakan pemikiran negatif yang masuk.  

Ketika ibu kita, Hajar istri dari Nabi Ibrahim AS, berlari di antara pegunungan Safa dan Marwa di tengah panasnya gurun pasir, dia memiliki bayi yang menangis. 

Ketakutan pasti mencengkeramnya, bukan? Tetapi, dia melakukan beberapa hal penting. Dan ini adalah hal-hal yang harus kita lakukan yang kita rasakan dalam posisi ini, dia percaya pada Allah.  

Dia menerima situasi itu. Ketika suaminya, Nabi Ibrahim, berjalan menjauh darinya. Dia tidak berlari mengejarnya. Dia lebih percaya padanya dan lebih dari itu dia percaya pada Allah. Dia memiliki Tawakkal kepada Allah.  

“Saya yakin bahwa dia pasti berdoa dan meminta bantuan kepada Allah. Apakah dia mengharapkan sumur Zamzam muncul? Tidak, tentu saja tidak. Apakah dia mempercayai Tuhannya dalam waktu yang tidak pasti? Dia melakukannya. Apakah dia mendapatkan hasil karena kepercayaan itu? Iya. Lihatlah sekarang apa yang kita peroleh dari kepercayaannya kepada Allah SWT,” jelas dia.  

Terkadang, kita melihat kerugian lebih dari kita melihat keuntungan. Sebenarnya kita menyadari bahwa manfaat yang kita peroleh dari kerugian, bahkan hanya saja kita dipaksa bersandar kepada Allah untuk mendapatkan keuntungan itu. 

Kemudian, kami menyadari bahwa kami telah beralih ke sesuatu yang lebih bermanfaat, apakah itu jenis rezeki yang berbeda atau rezeki yang lebih. Percayalah pada Ar-Razzaq, dia akan menyediakan bagi Anda sama seperti Dia menyediakan bagi hewan-hewan dan burung-burung yang keluar di pagi hari dan kembali dengan bekal.  

Rasulullah SAW memberi tahu kami, “Siapa pun yang bangun dengan selamat di rumahnya dan sehat dalam tubuhnya dan memiliki bekal untuk zamannya, akan memperoleh semua harta duniawi yang dia butuhkan.” (HR Tirmidzi).

Sumber: https://aboutislam.net/counseling/ask-about-islam/4-lessons-from-hajar-in-economic-uncertain-covid-19/     

KHAZANAH REPUBLIKA

Rahasia Magnet Rezeki, Menarik Rezeki dengan Cara Allah

JIKA engkau melihat ada orang yang resah karena rezeki, maka ketahuilah bahwa sebenarnya dia jauh dari Allah. Seandainya ada yang berkata kepadamu, “Besok kamu tak perlu kerja! Cukup kamu kerjakan ini saja! Saya akan memberimu Rp 2 juta,” pastilah engkau akan percaya dan mematuhi perintahnya.

Nah, ternyata ada 12 cara yang bisa menjadi magnet untuk menarik rezeki.

[1]. Letakkanlah sedikit makanan kucing dan semangkuk air di luar rumah untuk kucing-kucing yang datang. [2]. Sisihkanlah sedikit dari hasil gaji atau upah jerih payahmu, untuk di sumbangkan kepada anak yatim dan orang miskin.

Video: https://www.youtube.com/watch?v=6wVYfofGGcU#action=share

ISLAMPOS