Tiga Bentuk Rezeki

ALHAMDULILLAH. Puji dan syukur hanya kepada Allah Swt, Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki kepada seluruh makhluk. Hanya kepada Allah kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah kepada kekasih Allah, baginda Nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, kita yakin Allah Maha Pemberi Rezeki. Jika kita mentafakuri bagaimana Allah mencukupi rezeki kita, maka rezeki bisa kita klasifikasikan kepada tiga.

Pertama,rezeki yang dijamin oleh Allah Swt. Misalnya adalah rezeki penguat tubuh. Rumusnya, ada nafas ada rezeki. Jadi sepanjang kita masih bernafas, maka sepanjang itu pula rezeki kita terjamin. Minimal adalah udara. Sewaktu kita masih berada di dalam rahim ibu, rezeki kita terjamin. Rezeki yang mendatangi kita, bukan sebaliknya.Maasyaa Allah!

Setelah kita dewasa, rezeki itu tersebar di berbagai tepat di bumi ini. Tinggal kita memilih, mau yang halal atau yang haram. Mau memilih susu atau memilih minuman keras. Mau memilih daging sapi atau daging babi.Insyaa Allah,kita adalah orang-orang yang hanya memilih yang halal sebagaimana petunjuk Allah Swt.

Kedua,rezeki yang digantungkan. Rezeki Allah itu sudah pasti ada, tinggal kita ikhtiar menjemputnya. Nah, kalau ikhtiar kita sesuai dengan jalan Allah, maka Allah akan memberi petunjuk untuk sampai kepadanya. Dalam ikhtiar kita, Allah akan berikan rasa tenang dan semua proses yang kita jalani menjadi amal sholeh.

Sedangkan ikhtiar yang menyalahi jalan Allah, seperti mencuri atau menipu, maka sejak prosesnya sudah diliputi dengan kegelisahan, tidak menjadi amal sholeh, dan jika bertemu dengan rezeki maka jatuhnya menjadi haram. Oleh karena itu, tinggal kita memilih apakah mau mengambil cara yang halal atau cara yang haram.

Ketiga,rezeki yang dijanjikan. Ada orang yang khawatir jika rezekinya sedikit. Tidak apa-apa rezeki sedikit, yang terpenting adalah berkah dan senantiasa dicukupkan oleh Allah Swt, tidak pernah kekurangan, bahkan masih bisa berbagi kepada sesama. Inilah rezeki orang yang pandai bersyukur. Allah Swt menjanjikan bahwa rezeki orang yang bersyukur akan dilipatgandakan, sebagai mana firman-Nya,“Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu..”(QS. Ibrohim [14] : 7)

Ketika mendapatkan rezeki, ada rasa senang. Disisihkan sebagian untuk bersedekah. Mungkin rumah tidak besar, harta tidak banyak, tapi membantu orang lain tidak pernah berhenti. Inilah yang membuat rezeki yang sedikit namun mengalir terus beserta manfaat dan keberkahannya. Karena rezeki itu ada tiga; yang dimakan menjadi kotoran, yang dipakai menjadi usang, dan yang disedekahkan di jalan Allah Swt.

Demikianlah, Allah Swt. melimpahkan rezeki kepada seluruh makhluk-Nya. Semoga kita termasuk orang-orang yang pandai bersyukur atas setiap rezeki yang kita peroleh.Aamiin yaa Robbal aalamin.

 

Oleh : KH Abdullah Gymnastiar

MOZAIK

Ini Rezeki Istimewa bagi Orang yang Istimewa Pula

BERIKUT ini adalah beberapa cara Allah dalam memberikan rezeki kepada semua makhluknya menurut Alquran:

1. Tingkat rezeki pertama yang dijamin oleh Allah

“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yang bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.” (QS Hud: 6)

Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Hal tersebut adalah rezeki dasar yang terendah.

2. Tingkat rezeki kedua yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan.

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS An-Najm: 39)

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika seseorang bekerja selama dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, seseorang akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu seorang muslim atau kafir.

3. Tingkat rezeki ketiga adalah rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur.

” Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim: 7)

Inilah rezeki bagi orang yang disayang oleh Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yang dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. Tingkat rezeki keempat adalah rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah Ta’ala.

“. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS Ath-Thalaq: 2-3)

Peringkat rezeki yang keempat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin pada saat seseorang berada dalam kondisi sangat sangat membutuhkan.

 

MOZAIK

Kisah Orang yang Salat Subuh Berjamaah Dilapangkan Rezekinya

Kisah nyata berikut ini sunguh mengharukan.

Adalah Ammar Mustafa adalah seorang pria muslim berkulit hitam yang bekerja di salah satu hotel di Riyadh. Ammar merupakan warga datangan yang berasal dari negara Sudan, Afrika.

Ia datang ke kota Riyadh lima tahun yang lalu hanya dengan bermodalkan tekad yang kuat untuk mencari kehidupan di kota ini dengan meninggalkan keluarganya.

Saat berangkat ke kota Riyadh, Ammar hanya bermodalkan visa tanpa membawa apa-apa, itu pun karena Negara Saudi Arabia menggratiskan visa untuk negara-negara arab lainnya, termasuk Sudan.

Ketika menginjakkan kaki di kota Riyadh, Ammar berharap mendapat kehidupan yang lebih baik di kota ini.

Ammar bekerja berpindah-pindah dikarenakan gaji yang ia peroleh tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, bahkan untuk membayar apartemen tempat dimana ia tinggal pun ia tidak mampu hingga ia memilih tinggal di apartemen temannya.

Tapi satu hal yang selalu dilakukan Ammar, salat Subuh datang lebih awal dan melantunkan azan.

Setiap hari ia melakukan hal tersebut selama 5 tahun.

Meskipun dalam hal pekerjaan ia tidak kunjung beruntung.

Ia berpindah-pindah dan memilih melakukan apa saja demi mendapatkan uang yang halal demi keluarganya di Sudan.

Nasib Ammar masih belum baik, bulan pertama ia di Riyadh, ia tidak mendapatkan apa-apa, begitu juga dengan bulan kedua, ketiga dan seterusnya semakin berat.

Hingga lima tahun berlalu, Hidup Ammar pun masih belum berubah, ia tetap belum mendapatkan hasil yang memuaskan untuk mengirimkan uangnya kepada keluarganya.

Ia berpindah-pindah tempat di sudut-sudut kota Riyadh dan bekerja dibawah terik matahari.

Dengan sabar ia mencari pekerjaan, hampir di setiap tempat ia cari namun tidak membawa hasil.

Ammar pantang menyerah, ia lewati hari harinya dengan menahan lapar dan dahaga sambil terus berikhtiar mencari sesuai nasi untuk keluarganya.

Sayangnya, akhirnya 5 tahun berlalu, Ammar memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya walau dengan perasaan malu baik kepada teman-temannya maupun kepada keluarganya di Sudah karena pulang tidak membawa apa-apa.

Setelah menceritakan kepada temannya tentang keinginannya untuk pulang walau tidak membawa uang, akhirnya ia mendapatkan satu tiket penerbangan ke Sudan yang dia beli dari uang hasil pemberian temannya.

Setelah mendapatkan tiket, dan jadwal penerbangannya masih satu minggu lagi.

Untuk menunggu waktu berangkat, ia merenung dengan nasibnya yang tak kunjung mendapatkan uang selama 5 tahun tinggal di kota Riyadh.

Satu hari jelang kepulangannya. Ammar memilih berdiam di masjid, dari salat zuhur ia telah berdiam. Setelah salat Zuhur selesai, ia masih bingung mau kemana lagi sedangkan penerbangan masih lama. Kemudian ia kembali masuk masjid dan mengambil Al-Qur’an lalu membacanya dengan tiada putus sampai waktu azan Ashar tiba.

Begitu juga ketika salat Maghrib dan Isya, ia masih tetap berada di dalam masjid tersebut sambil membaca Qur’an. Ia pun memutuskan untuk tinggal di dalam masjid hingga waktu keberangkatannya tiba.

Saat waktu salat tiba, Ammar pun mengumandangkan azan dengan suara indahnya untuk membangunkan orang-orang yang ada di kota itu. Hingga jadwal penerbangan tiba, Ammar siap-siap berangkat ke bandara 3 jam sebelum penerbangan.

Sebelum meninggalkan kota Riyadh, ia pamit kepada teman-temannya, pengelola masjid kemudian mencari bus untuk menuju ke bandara yang berjarak 30 menit dari pusat kota.

Ketika sampai di bandara, Ammar duduk termenung sambil menunggu jadwal masuk ke dalam bus, memikirkan nasibnya yang 5 tahun tinggal di kota ini tanpa mendapatkan apapun.

Ia pun berpikir bagaimana dengan tanggapan keluarganya di Sudan, karena ia akan pulang tapi tidak membawa uang, sama ketika ia membulatkan tekadnya untuk pergi ke Kota Riyadh ini.

Tiba-tiba lamunannya terhenti ketika ia mendengar suara dari speaker pesawat yang memanggil namanya.

Ammar kaget ketika ia didatangi oleh sekelompok orang berbadan tegap yang menghampirinya lalu membawanya masuk ke dalam mobil tanpa memberi tahu maksud dan tujuan mereka.

Hanya satu kata yang mereka ucapkan yakni “Prince (putra raja) memanggilmu”
.

Amar semakin kaget karena hendak dihadapkan dengan putra raja tanpa ia tahu apa tujuannya. Rasa kagetnya pun sirna tatkala ia sampai di masjid yang selama seminggu ia tinggali. Ternyata pengelola masjid tersebut menceritakan bahwa Prince (Putra Raja) merasa kehilangan dengan azan fajar yang biasa ia kumandangkan.

Rupanya Azan yang dikumandangkannya setiap fajar itu selalu membangunkan Putra Raja untuk melakukan salat Subuh berjamaan di masjid itu. Hingga Putra raja merasa kehilangan ketika Ammar hendak meninggalkan kota Riyadh.

Ammar pun disambut dengan baik oleh putra raja. Lalu ia menceritakan alasan kenapa ia begitu tergesa-gesa ingin meninggalkan Riyadh. Putra raja pun bertanya “Berapa gajimu dalam satu bulan”.

Ditanya begitu, Ammar bingung karena selama ini gaji yang ia terima tidak menentu.

“Berapa gajimu yang paling besar dalam sebulan yang pernah kamu peroleh?” tanya putra raja.

Dahi Ammar berkerut sambil mengingat-ingat kembali gaji terbesarnya selama lima tahun belakangan.

“Hanya SR 1.400″, jawab Ammar dengan nada malu.

Putra raja lalu memerintahkan sekretarisnya untuk menghitung uang lalu memberikannya kepada Ammar.

Jumlah uang yang diterima Ammar sebesar 84 ribu Real atau setara dengan Rp 184.800.000.

Putra raja lalu menghampiri Ammar seraya berkarta ” Aku tahu keluargamua menantimu di Sudan”.

“Kini pulanglah, temui istri dan anakmu dengan uang ini. Lalu kembalilah kesini setelah 3 bulan. Akan saya siapkan tiketnya untukmu dan keluargamu kembali kesini. Jadilah bilal di masjidku dah hiduplah bersama kami Palace ini”

Tak terasa air mata Ammar menetes di pipi tanpa terbendung lagi.

Ia memang membutuhkan uang itu untuk keluarganya. Keyakinan Ammar bahwa Allah memperhatikannya selama ini. Berkat kesabaran Ammar, kini nasibnya berubah dalam sekejap.

Kini Ammar hidup dengan banyak harta karena tinggal di rumah di Palace milik Putra Raja.

Dan kini ia bekerja sebagai Muadzin di Masjid Putra raja di Arab Saudi dengan gaji besar. (Bangka Pos/ewis herwis)

 

TRIBUN NEWS

Perjalanan Rizki

ALHAMDULILLAH. Segala puji hanya milik Alloh Swt. Semoga Alloh Yang Maha Kaya, senantiasa membimbing kita agar bisa istiqomah dalam ikhtiar menjemput rezeki yang halal. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah kepada baginda nabi Muhammad Saw.

Saudaraku, setiap hari setiap pagi dan setiap saat kita menikmati rezeki yang begitu berlimpah dari Alloh Swt. Jika kita tafakuri bagaimana rezeki itu sampai ke tangan kita, maka betapa kita akan mendapatkan hikmah yang luar biasa. Karena perjalanan rezeki itu sangat kompleks, tidak terkejar oleh akal kita, dan tidak sesederhana apa yang terlihat oleh mata.

Satu contoh sederhana misalnya sambal. Betapa kompleks sambal yang kita nikmati itu. Dari mana cabenya, bagaimana proses tanam hingga panennya. Bagaimana pula Alloh mengatur sedemikian rupa tanaman cabe itu tumbuh dan selamat dari hama. Kemudian, berjumpa dengan gula, garam, bawang merah dan bawang putih. Dan akan semakin kompleks jikalau kita telusuri pula satu-persatu perjalanan setiap bahan-bahan tersebut. Maasyaa Alloh.

Alloh Swt. berfirman, Dan berapa banyak binatang yang tidak (dapat) membawa (mengurus) rezekinya sendiri. Alloh-lah yang memberi rezeki kepadanya dan kepadamu dan Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al Ankabut [29] : 60)

Barangkali kita setiap makan hanya sempat berpikir bagaimana rasa makanan itu, penampilan makanan itu, harganya, dan bagaimana menghabiskannya. Namun, jikalau kita lihat lebih dalam lagi, akan nampaklah kasih sayang Alloh yang pasti akan membuat hati kita luluh karena tak dapat menyangkal betapa karunia Alloh itu tidak terhingga.

Semoga kita senantiasa dibimbing oleh Alloh sehingga kita menjadi hamba-hamba yang bersyukur. Aamiin yaa Robbal aalamiin.

 

KH Abdullah Gymnastiar

[smstauhiid]

Inikah 10 Dosa Penghalang Rezeki Anda?

SETIAP manusia bahkan setiap makhluk melata di muka bumi ini pasti diberi rezeki oleh Allah Subhanahu wa Taala.

Firman Allah SWT, “Dan tak ada satupun makhluk melata di bumi kecuali Allah-lah yang memberikan rezekinya.”(QS. Hud: 11)

Namun ada kalanya seorang muslim seret rezekinya. Misalnya bertahun-tahun tidak mendapat penghasilan padahal telah berusaha. Mencari pekerjaan nggak dapat-dapat. Buka usaha selalu rugi.

Bisa jadi itu ujian, namun jika pernah melakukan salah satu dari 10 dosa ini, menurut Al-Ustadz Yusuf Mansur itu adalah hukuman yang harus bertobat dulu kepada Allah Subhanahu wa Taala.

Berikut ini adalah 10 dosa yang menghalangi rezeki:

  1. Syirik kepada Allah, menyekutukan Allah
  2. Meninggalkan atau melalaikan shalat
  3. Berbuat zina
  4. Durhaka kepada orangtua
  5. Memakan uang haram
  6. Berjudi
  7. Minum khamr atau minuman keras
  8. Memutuskan silaturahim
  9. Suka ghibah
  10. Kikir alias pelit

Jika 10 dosa itu tidak pernah dilakukan tetapi rezekinya terkesan sulit alias seret, insya Allah itu adalah ujian dari Allah sebagaimana anak yang tak pernah melakukan kesalahan ia mengikuti ujian untuk naik kelas. Dari kelas 4 ke kelas 5, dari kelas 5 ke kelas 6, dari kelas 6 lulus SD menuju SMP.

Jika ujian, maka solusinya hanya sabar. Namun jika pernah melakukan salah satu dari 10 dosa penghalang rezeki tersebut, langkah pertama adalah bertobat. Tobat nasuha. Tobat sungguh-sungguh terlebih dahulu, menyesal dan tidak akan mengulanginya. Setelah itu baru sabar. Insya Allah dengan demikian rezeki kembali lancar.

 

[Bersamadakwah]

Rezeki Selalu Datang Tepat Waktu

DI antara konsep rezeki yang sering dilupakan adalah tentang waktu; rezeki tidak mungkin datang terlambat atau lebih awal dari waktu yang dijadwalkan. Ia senantiasa hadir tepat waktu ketika seorang hamba membutuhkannya.

Akan tetapi, meyakini konsep ini tidaklah semudah mengatakan atau menuliskannya. Banyak di antara kita yang kurang bahkan tidak percaya sehingga menaruh kekhawatiran berlebihan, tidak pada tempatnya. Alhasil, di tahap ini, banyak di antara mereka yang galau itu mengupayakan rezeki dengan jalan lain yang tidak disyariatkan.

Akhirnya, mereka menempuh jalan yang diharamkan. Dalihnya, “Lantaran jalan halal sukar ditempuh atau ditemukan, jalan haram adalah pilihan yang sukar ditolak.” Apalagi ketika mengatasnamakan kebutuhan atau cinta yang salah. Kali ini, persoalannya semakin rumit.

Jalan haram ini tidak hanya ditempuh oleh mereka yang berdasi dan kantornya elit. Bahkan, kalangan alit yang naiknya sepeda onthel sekali pun, bisa diuji dengan persoalan ini. Meskipun, jalan ceritanya sama sekali tak serupa.

Bagi kalangan berdasi, ujiannya bisa bernama kebutuhan yang dipaksakan. Sebab teman-temannya bermobil mewah dan huniannya mahal, mereka pun merasa kudu menyesuaikan diri. Akan semakin rumit ketika ianya sering ditanya soalan aset dan semua hal terkait kepemilikan harta.

Belum lagi tuntutan pasangan hidup yang kudu terlihat sepadan. Sebab istri si anu mengendarai mobil sport keluaran terbaru dan membeli tas dengan harga tas ratusan juta rupiah, maka ia pun menuntut suaminya untuk menyetarakan derajat. “Pah,” kata si istri di suatu malam, “Bu Anu sudah ganti mobil tiga kali lhodalam sebulan ini.”

Nah, lantaran orientasi hidup yang salah inilah, masalah akan bermunculan satu persatu hingga menggunung. Pasalnya memang, kejahatan kelas kakap selalu dimulai dengan aksi kelas teri yang diiringi degup jantung nan kencang lantaran khawatir ketahuan.

Padahal, andai ia memahami konsep rezeki yang senantiasa tepat waktu itu, tak perlulah paksakan diri dengan sesuatu yang haram. Sebab, proses yang halal pastilah menenangkan dan membawa keberkahan. Halal dan berkah inilah yang mustahil dibeli dengan sebanyak apa pun bilangan mata uang.

Jika yakin bahwa rezeki pasti tepat waktu, maka ia akan berpikir, “Jika memang ganti mobil tiga kali dalam sebulan adalah yang terbaik bagiku, Allah Taala pasti akan memberikannya.” Tentu, bukan dalam rangka bermewah-mewahan. Toh, mobil bisa dijual dan uangnya dibagikan kepada fakir miskin atau mereka yang membutuhkan.

Lagi-lagi, harta memang akan berdampak amat positif di tangan orang-orang yang shalih, berapa pun jumlahnya.

 

[bersamadakwah ]

 

 

Benarkah Jin Bisa Menutup Jodoh dan Rezeki?

BEBERAPA kali saya mendapati pertanyaan tentang hal ini yakni klaim sebagian orang bahwa mereka mampu melakukan hal yang sangat luar biasa yakni menutup jodoh dan rezeki orang lain.

Atau pernyataan sebagian orang bahwa jin telah menutup jodoh dan rezeki seseorang. Klaim ini terdengar sangat menakutkan terutama bagi orang-orang yang kebetulan sedang mengalami kesulitan rezeki, terlilit utang atau mereka yang kebetulan belum bertemu dengan jodohnya padahal usia telah beranjak semakin tua.

Sedemikian luar biasanya kah kemampuan jin dan dukun itu hingga mampu mencegah datangnya rezeki dan jodoh padahal keduanya adalah takdir alias wilayah kekuasaan ALLOH. Mungkinkah jin dan dukun itu mengintervensi kekuasaan Alloh swt? Disinilah pemahaman dan akidah kita dipertaruhkan.

Baiklah, mari kita lihat penjelasan Alquran tentang fenomena mencegah atau menutup rezeki, dan jodoh.

QS. Al Mulk : 21 “Atau siapakah yang dapat memberimu rizki jika DIA menahan rezeki NYA ? bahkan mereka terus menerus dalam kesombongan dan menjauhkan diri dari (kebenaran).

QS. Al Fajr : 16″Namun apabila Tuhan mengujinya dan membatasi rezekinya, maka dia berkata, Tuhanku telah menghinakanku.

QS An Naba : 8″Dan kami menciptakan kamu berpasang- pasangan.

Jika kita renungkan 3 ayat di atas maka akan terlihat dengan sangat jelas bahwa rezeki dan jodoh adalah wilayah kekuasaan Alloh SWT, DIA-lah yang memiliki rezeki, DIA yang membagikannya dan DIA pulalah yang berkuasa menahan atau membatasinya. Demikian juga dengan jodoh adalah kekuasaan NYA. Keduanya mutlak milik NYA tanpa ada yang dapat mengintervensi. 3 ayat diatas sangat gamblang bagi kita.

Fenomena terhalanginya rezeki memang benar adanya dan terlihat dari ayat di atas, tetapi yang mampu melakukannya adalah Alloh SWT, sang Pemilik rezeki, bukan jin apalagi dukun. Ayat-ayat tersebut sangat jelas menyebutkan siapa penguasa rezeki dan jodoh itu. Kemampuan dukun dan jin untuk menutup rezeki tidak pernah disinggung dalam ayat itu atau ayat ayat lain. Karena memang mereka tidak pernah mampu melakukannya.

Terhalangnya rezeki, benar adanya dan dijelaskan dalam ayat di atas. Pertanyaannya, mengapa Alloh menutup, menghalangi atau membatasi rezeki kita?

QS Nuh : 10-12″Maka aku berkata kepada mereka, “mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, sungguh, DIA Maha Pengampun.” “Niscaya DIA akan menurunkan hujan yang lebat dari langit kepadamu” “Dan DIA memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan kebun-kebun untukmu dan mengadakan sungai-sungai untukmu.”

Ayat di atas menjawab pertanyaan kita mengapa jodoh dan rezeki kita terhalang. Ayat tersebut menjelaskan hikmah istighfar dan memohon ampun yakni dapat mendatangkan hujan, mendatangkan rezeki, memiliki keturunan, menyuburkan lahan. Intinya adalah kemudahan dan jalan keluar atas permasalahan hidup kita terselesaikan dengan istigfar dan tobat kita.

Jika pemahaman ini kita balik maka sebenarnya yang menyebabkan rezeki kita terhalang, munculnya kesulitan hidup adalah karena dosa dan kesalahan kita kepada Alloh SWT. Jika kita membaca keseluruhan ayat dalam Surat Nuh mulai ayat 1, maka kita akan mendapati bahwa perintah istigfar tersebut karena adanya dosa dan kedurhakaan yang dilakukan oleh umat Nabi NUH as.

Silahkan anda buka kitab kitab para ulama tentang hikmah tobat dan istigfar, maka kita akan menemukan hikmah yang kurang lebih akan senada dengan surat Nuh di atas.

Inilah penghalang rezeki yang hakiki. Karena dosa kitalah, yang membuat Pemilik rezeki menahan rezekiNYA.

Lalu bagaimana penjelasan terhadap anggapan bahwa jin dapat menghalangi jodoh dan rezeki kita ?

Anda mungkin akan mengernyitkan dahi membaca penjelasan saya setelah ini, atau bahkan tertawa. Iya, karena memang diluar dugaan kita..inilah yang sebenarnya dilakukan oleh jin itu. Jin itu tidak sedramatis yang kita bayangkan.

1. Menghalangi jodoh

Sebenarnya yang dilakukan jin pada 2 orang laki-laki dan wanita yang akan menikah atau sedang taaruf adalah seperti ketika anda sedang dimintai pendapat teman anda tentang wanita yang ingin dinikahinya atau ingin didekatinya. Apakah anda bisa membayangkannya?

Ok contoh riil begini. Teman wanita anda sedang minta pendapat anda tentang seorang laki-laki yang akan meminangnya. Padahal anda menyukai wanita itu, dan anda tidak termasuk orang yang jujur. Kira-kira apa yang akan anda katakan? Saya yakin anda akan mengatakan pada wanita itu bahwa lelaki yang akan meminangnya bukanlah jodoh yang tepat, bahkan bila perlu anda akan menjelek-jelekkannya. Intinya agar wanita itu semakin ragu dan mengurungkan niatnya.

Jika anda kebetulan mengenal si laki-laki maka mungkin anda akan mendatangi rumah si laki-laki itu dan berusaha untuk membuat laki-laki tersebut membatalkan pinanganya, dengan cara menyampaikan berita bohong dan keragu-raguan. Targetnya sama yakni si laki-laki itu mengurungkan niatnya.Nah, pahamkah anda sekarang?Jadi, sebenarnya persis seperti itulah yang dilakukan jin untuk menghalangi perjodohan.

Jika gangguan jin terjadi pada salah satu, yaitu si lelaki atau wanitanya saja maka jin itu akan berupaya membuat ragu agar pernikahan tidak terjadi, mungkin membuatnya selalu bimbang, membuatnya sulit memahami orang lain hingga sulit berteman, sulit bergaul, lebih nyaman berteman dengan sesama jenis, atau membuatnya tiba-tiba membenci laki-laki yang berusaha mendekatinya.

Jika gangguan jin terjadi pada kedua orang tersebut sekaligus maka jin itu tidak hanya membisikkan keraguan tetapi jin itu bisa menampakan diri dalam wajah si laki-laki atau si perempuan sehingga ketika mereka bertemu wajah seolah berubah. Jika jin berulah di tubuh si perempuan maka mungkin si laki-laki akan melihat wajah wanita tersebut aneh atau menakutkan, atau mengeluarkan bau tidak sedap, atau bahkan jin si perempuan itu akan datang dalam mimpi si laki-laki dan jin itu mengancam jika sampai pernikahan terjadi.

Jika si laki-laki termasuk orang yang baik dan tidak ada gangguan jin dalam tubuhnya maka laki-laki itu tidak akan melihat penampakan wajah yang dilakukan oleh jin yang ada dalam tubuh wanita itu.

Saya pernah menemui seorang wanita yang salah satu keluhannya adalah wajahnya terlihat tua oleh sebagian orang. Tetapi selama proses ruqyah saya tidak melihat wajah tua itu, wajahnya terlihat biasa saja. demikian pula dengan orang-orang yang hadir di dalam ruqyah itu, mereka tidak melihatnya.

Dari kejadian itu saya mengambil kesimpulan bahwa jin lebih mudah berulah pada orang yang sudah ada jin dalam tubuhnya. Oleh karena itu, jika anda seorang wanita yang sedang mengalami gangguan jin, dan suatu saat ada seorang laki-laki ingin melamar anda, tiba tiba dia mengurungkan niat karena melihat wajah anda aneh, atau tiba-tiba ia membenci anda maka bersyukurlah. Karena laki-laki tersebut termasuk mudah dikerjai oleh jin dan kemungkinan besar dalam tubuhnya juga sedang terdapat jin.

Jika kita perhatikan penjelasan diatas maka sebenarnya yang dilakukan oleh jin itu tidak lebih canggih dari yang kita lakukan untuk menggagalkan niat seseorang. Jin itu sama sekali tidak bisa mencegah takdir. Jin itu hanya berupaya agar tubuh yang ditempatinya selalu ragu, tidak mantap, membenci setiap lawan jenis yang berusaha mendekatinya, membuatnya mudah salah paham dengan lawan jenis hingga tidak bisa berteman dengan lawan jenis. Atau dia berusaha menampakan diri pada orang yang berusaha mendekati tubuh yang ditempatinya. Terutama jika orang yang ditampaki tersebut sedang mengalami gangguan jin pula. Karena jin jauh lebih mudah menampakkan diri pada orang yang ada gangguan jin dalam tubuhnya.

Namun jika wanita atau laki-laki itu berpegang teguh pada syariat, mengikuti pendapat hasil musyawarah, mengikuti orang tua dan istikhoroh maka pernikahan tetap bisa terjadi walaupun bujukan jin itu tetap ada. Jadi jin itu hanya membisikan sedangkan keputusan ada ditangan wanita atau lelaki itu. Jika pemahamannya kuat, maka dia akan mengabaikan bisikan itu.

Misalnya, bisikan jin dalam batinnya mengatakan batalkan pernikahan, tiba-tiba membenci si pelamar bahkan dia melihat wajah lelaki itu menakutkan. Tetapi semua orang mengatakan bahwa lelaki itu saleh, nasabnya baik, orang tua juga berpendapat baik, musyawarah keluarga mengatakan laki-laki itu baik, semua teman mengatakan lelaki itu baik. Maka jika wanita itu berpegang teguh pada syariat yakni mengikuti hasil musyawarah, maka dia tetap akan menerima lelaki itu menjadi suaminya walaupun bisikan jin itu ingin menggagalkan dan walaupun wajah lelaki itu nampak buruk. Musyawarah adalah bagian dari syariat dan dapat menjadi hujjah / dasar perbuatan sedangkan perasaan tidak dapat menjadi dasar perbuatan. Tentu dengan catatan bahwa musyawarah tersebut dilakukan dengan ikhlas, memohon pertolongan Alloh, jernih, obyektif dan dengan data informasi yang lengkap dan valid.

Jadi kemampuan jin itu hanyalah sebatas memberikan keraguan dalam batin kita sebagaimana bujuk rayu seseorang pada diri kita, dia tidak pernah mampu menghalangi jodoh kita dalam arti sebenarnya. Karena jodoh adalah ketetapan dan kekuasaan ALLOH SWT.

2. Menghalangi rezeki

Jika kita memahami pembahasan di atas maka kita akan memahami cara kerja jin untuk menghalangi rezeki kita. Cara kerjanya sama seperti menghalangi jodoh.

Jin itu berupaya membisikkan keraguan, kebimbangan dalam melangkah dan memulai usaha, sulit untuk berpikir jernih dalam mencari rezeki, ada dorongan sangat kuat untuk mencari rezeki dari kerja yang haram, sulit bergaul, sulit konsentrasi, mudah putus asa, fisik lemah, mudah salah paham, mendorong agar tidak amanah, dan lain-lain. Intinya jin itu berupaya agar kita lemah dalam berikhtiar mencari rezeki.

Jadi itulah ulah yang dilakukan jin, sungguh mereka tidak pernah bisa menghalangi rezeki kita dalam arti sebenarnya. Karena rezeki ada dalam kekuasaan NYA. Maka jika kita sedang menghadapi kesulitan, sebenarnya bukanlah ulah jin tetapi mungkin karena ada dosa dan kedurhakaan kita kepada sang Pemilik Rezeki baik dosa yang kita sadari maupun tidak kita sadari. Langkah terbaik adalah memperbanyak tobat dan istighfar bukan melakukan ritual tolak bala, ritual membuang sial, ruwatan atau menggunakan jimat keberuntungan. [konsultasiruqyah]

MOZAIK

Allah Memberi Rezeki Melalui Empat Cara Ini

BERIKUT ini adalah beberapa cara Allah dalam memberikan rezeki kepada semua mahkluknya menurut Alquran:

1. Tingkat rezeki pertama yang dijamin oleh Allah

“Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia) yg bergerak di atas bumi ini yang tidak dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS. Hud: 6).

Artinya Allah akan memberikan kesehatan, makan, minum untuk seluruh makhluk hidup di dunia ini. Hal tersebut adalah rezeki dasar yang terendah.

2. Tingkat rezeki kedua yang didapat sesuai dengan apa yang diusahakan.

“Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm: 39).

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan apa yang dikerjakannya. Jika seseorang bekerja selama dua jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih sungguh-sungguh, seseorang akan mendapat lebih banyak. Tidak pandang dia itu seorang muslim atau kafir.

3. Tingkat rezeki ketiga adalah rezeki lebih bagi orang-orang yang pandai bersyukur.

” Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Inilah rezeki bagi orang yang disayang oleh Allah. Orang-orang yang pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak.

Itulah Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yg dapat hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.

4. Tingkat rezeki keempat adalah rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah SWT.

“. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:2-3)

Peringkat rezeki yang keempat ini adalah rezeki yang istimewa, tidak semua orang bisa meraihnya. Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-sangka. Mungkin pada saat seseorang berada dalam kondisi sangat sangat membutuhkan.[]

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2359556/allah-memberi-rezeki-melalui-empat-cara-ini#sthash.ifd9Ngkk.dpuf

Salat Melancarkan Rezeki, Meleburkan Dosa

ORANG yang meninggalkan salat telah melakukan dosa yang sangat besar. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam:

“Sesungguhnya pembeda antara seseorang dengan kesyirikan atau kekafiran adalah meninggalkan salat.”

Orang yang meninggalkan salat bukanlah orang yang bertakwa kepada Allah. Allah subhaanahu wa taaala menyebutkan kaitan yang erat antara salat dan rezeki seseorang di dalam ayat berikut, Allah subhaanahu wa taaala berfirman:

“(131) Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada apa yang telah kami berikan kepada golongan-golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia untuk kami cobai mereka dengannya. dan karunia Tuhan kamu adalah lebih baik dan lebih kekal. (132) Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan salat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kami-lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.” (QS Thaha: 131-132).

Ayat tersebut dengan jelas menyebutkan bahwa orang yang mengerjakan salat kemudian memiliki kesabaran yang kuat ketika mengerjakannya, maka dia akan diberikan rezeki oleh Allah tanpa bersusah payah mencarinya. Dan ini adalah ganjaran bagi orang yang bertakwa kepada Allah subhanahu wa taala.

Di dalam kisah Nabi Syuaib alaihissalaam, Allah subhaanahu wa taaala menyebutkan perkataan Nabi Syuaib setelah kaumnya memahami bahwa salatlah yang menahan diri beliau untuk melakukan perbuatan mungkar:

“Syuaib berkata: “Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika Aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya Aku dari pada-Nya rezeki yang baik (patutkah Aku menyalahi perintah-Nya)?” (QS Huud: 88).

Nabi Syuaib alaihissalam menjelaskan kepada mereka bahwa dengan salat dan penjelasan yang nyata dari Rabb-nya, maka Allah memberikan kepadanya rezeki yang baik dan halal. Berbeda dengan apa yang mereka lakukan. Mereka sibuk mencari harta-harta haram.

Akan tetapi, sebagian orang tidak mempercayai adanya kaitan yang erat antara salat dengan rezeki seseorang. Ini tidak jauh berbeda dengan apa yang dikatakan oleh kaum Nabi Syuaib alaihissalaam:

“Wahai Syuaib! Kami tidak paham banyak hal dari apa yang kamu katakan.” (QS Huud: 91).

Hal ini dikarenakan terikatnya hati-hati mereka dengan dunia lebih besar daripada keterikatan mereka dengan salat.

Bertobat dari meninggalkan salat

Orang-orang yang belum bisa mengerjakan salat lima waktu sudah sepantasnya bertobat kepada Allah dengan segera. Sesungguhnya Allah subhaanahu wa taaala Maha Mengampuni hamba-hambanya yang bertaubat kepada-Nya.

Di antara hal-hal yang dapat meleburkan dosa adalah mengerjakan salat lima waktu. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallaahu anhu bahwasnya dia mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

“Bagaimana menurut kalian jika di depan pintu seorang di antara kalian terdapat sungai yang setiap hari dia mandi di dalamnya. Apakah akan tersisa kotoran di tubuhnya?” Para sahabat menjawab, “Tidak tersisa kotoran sedikit pun di tubuhnya.” Beliau berkata, “Seperti itulah shalat lima waktu, Allah bisa menghapuskan dosa-dosa dengannya.”

Allah subhaanahu wa taaala menjanjikan rezeki yang berlimpah untuk orang-orang yang mau bertobat kepada Allah subhanahu wa taala. Allah subhaanahu wa taaala berfirman:

“(10) Maka aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu! Sesungguhnya dia adalah Maha Pengampun, (11). Niscaya dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, (12) Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuuh: 10-12). []

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2365975/salat-melancarkan-rezeki-meleburkan-dosa#sthash.kc5bZzPu.dpuf

 

Baca juga: Menjaga Sholat dan Melancarkan Rezeki

Allah Menahan Rezeki Orang Berbuat Maksiat

DOSA yang dilakukan oleh seseorang dapat berpengaruh terhadap rezeki yang Allah berikan kepadanya. Allah menahan rezeki orang-orang yang berbuat maksiat. Allah subhaanahu wa taaala berfirman:

“Jikalau penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi.” (QS Al-Araf : 96)

“Dan sekiranya ahli kitab beriman dan bertakwa, tentulah kami tutup (hapus) kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah kami masukkan mereka kedalam surga-surga yang penuh kenikmatan. Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Alquran) yang diturunkan kepada mereka dari Tuhan-nya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka.” (QS Al-Ma-idah: 65-66)

 

 

“(2) Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (3) dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS Ath-Thalaq: 2-3)

Ayat-ayat di atas menunjukkan kaitan yang besar antara rezeki seseorang dengan ketakwaannya kepada Allah subhanahu wa taala. Orang yang berbuat maksiat kepada Allah bukanlah orang yang bertakwa kepada-Nya.

 

 

– See more at: http://mozaik.inilah.com/read/detail/2366174/allah-menahan-rezeki-orang-berbuat-maksiat#sthash.obWwA02e.dpuf

 

—————————————————————
Umrah resmi, Hemat, Bergaransi
(no MLM, no Money Game, no Waiting 1-2 years)
Kunjungi www.umrohumat.com
atau hubungi handphone/WA 08119303297
—————————————————————